Di sebuah kediaman Mewah.
Berkumpulah sebuah Keluarga Konglamerat yang saat ini hendak meminang seorang Gadis cantik yang merupakan Putri dari seorang Pengusahawan. Dan Gadis itu bernama Jolie Ananda.
Gadis dewasa yang berumur 22 Tahun yang merupakan seorang Wanita Karir.
"Jolie! Apa kau mau menikah dengan Putra ku Adriansyah Manggarai?" tanya Ayah nya Adrian yang bernama Sudarsono Manggarai.
Semua pandangan orang-orang pun langsung tertuju kepada sesosok Jolie yang saat ini sedang duduk di sofa tunggal.
Maria memegang lembut tangan Putri nya itu.
Untuk sejenak Jolie memandang ke arah Adrian yang saat ini juga sedang menatap ke arah nya dengan tatapan yang tajam.
"Saya menerima lamaran Adriansyah Manggarai."
Setelah mendengar ucapan Jolie. Semua orang yang berada di sana langsung tersenyum dan merasa lega.
"Sesuai kesepakatan. Pernikahan antara Putra tunggal dari Keluarga Manggarai, yaitu Adriansyah Manggarai, dan juga Putri dari Keluarga Ananda, yaitu Jolie Ananda akan di laksanakan 1 minggu lagi." ucap Bapak Sudarsono dengan sebuah senyuman yang mengembang di bibirnya.
(: Happy or Sad ):
Dapur.
"Cieee! Yang bentar lagi mau nikah." goda Samuel yang merupakan Adik Laki-laki nya Jolie.
Jolie hanya memiliki satu saudara kandung, dan saudara kandung itu adalah Samuel Ananda yang saat ini masih duduk di bangku kelas 3 SMA.
"Ck! Kamu apaan sih Muel?" gerutu Jolie.
"Ngapain senyum-senyum gitu?"
"Samuel!" pekik Jolie hendak memukul Adik nya menggunakan pisang yang saat ini tengah di pegang nya.
Namun Samuel sudah terlanjur lari, hingga membuat Jolie hanya bisa menghentak-hentakan kaki nya di lantai.
Jolie kembali duduk di kursi meja makan, dan mengupas kulit Pisangnya, dan setelah itu Jolie baru memakan nya dengan penuh kekesalan.
(: Happy or Sad ):
Panas nya terik matahari, serta banyak nya kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. Membuat suasana Kota menjadi begitu sangat padat, dan tak jarang pula sering terjadi nya kemacetan.
Jolie berjalan ke luar dari Perusahaan milik Papa nya, yang saat ini sedang di pegang kendali oleh nya. Karena Samuel masih Sekolah. Jadinya Nanda menyerahkan Perusahan nya kepada Sang Putri terlebih dulu.
Tin...Tin...Tin... 'Suara klakson mobil langsung menghentikan langkah kaki Jolie.'
Jolie memandang ke arah mobil yang saat ini tengah berhenti di hadapan nya.
Kaca mobil pun terbuka, dan tampaklah Adrian yang saat ini sedang menatap ke arah nya.
"Masuk!" perintah Adrian.
"Ya" balas Jolie.
-
Setelah Jolie masuk kedalam mobil, Adrian pun langsung menjalankan mobil nya.
Di sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil sangat hening, dan juga senyap.
Hingga akhirnya setelah beberapa menit kemudian. Mobil yang di kendarai oleh Adrian sampai di sebuah Restoran mewah.
Jolie hendak turun dan sudah membuka pintu mobil.
"Jolie!" bentak Adrian.
Mendengar suara bentakan Adrian, membuat Jolie pun harus terpaksa mengurungkan niat nya untuk turun dari dalam Mobil.
"Kenapa?" tanya nya.
"Siapa yang suruh kamu turun? Aku gak nyuruh kamu turun. Jadi diam aja disini!" perintah Adrian.
Setelah itu Adrian pun langsung keluar dari mobil meninggalkan Jolie sendirian.
*A few moments later*
Adrian kembali masuk ke dalam mobil dengan membawa sekantong Plastik, dan Jolie yakin kalau itu adalah makanan yang di pesan dari Restoran.
Adrian pun langsung saja kembali menjalankan Mobil nya, dan suasana di dalam mobil masih tetap sama, dan tidak ada yang membuka pembicaraan di antara kedua nya.
Setelah beberapa saat. Mobil Adrian pun berhenti di depan sebuah Kedai kopi (Cafe) sederhana yang ada di pinggir jalan.
"Tunggu bentar! Jangan kemana-mana! Kalau sempat kamu beranjak dari sini, akan aku pastikan kamu gak akan bisa jalan lagi." ancam Adrian.
Setelah itu Adrian langsung saja keluar dari mobil, dan masuk ke dalam Kedai Kopi tersebut.
Terlihat begitu banyak pengunjung yang sedang berbaris untuk menunggu pesanan kopi mereka.
Tanpa mau berfikir, Adrian pun langsung menerobos barisan orang-orang, dan membuat posisi Adrian saat ini berada di barisan yang paling depan.
"Nayla!" seru Adrian.
Seorang wanita muda dan juga manis yang saat ini sedang sibuk membuat kopi, langsung saja menghentikan aktivitas nya, karena mendengar suara seseorang yang memanggil nama nya.
Wanita itu pun memandang ke arah Adrian.
"Ya' Ampun! Aku gak sadar kalau kamu udah nongol di depan aku."ucap wanita itu sambil tersenyum.
Wanita itu ternyata adalah Gadis yang di panggil nama nya tadi oleh Adrian.
Dan nama Gadis manis itu ternyata adalah Nayla.
"Makanya jangan terlalu fokus jualan nya." kata Adrian.
"Ya' Namanya aku juga kerja Tuan. Oh' Ya Tuan! Tuan mau pesan apa?"
"Ekhem!"
Ting...Ting...Ting... Ting...
"Gilang! Kamu apaan sih? Berisik tau! Sini lonceng nya." protes Nayla dan langsung mengambil Lonceng yang ada di tangan Gilang.
Dan meletakan lonceng nya di atas meja.
Gilang adalah seorang Pria yang berumur sekitar 25 tahunan, yang juga bekerja sebagai Barista sama seperti Nayla.
"Makanya Nay! Jangan pacaran aja! Liat tuh pelanggan pada protes gara-gara Cowok tajir kamu itu nerobos sesuka dengkul nya aja." ketus Gilang.
Nayla menepuk jidatnya.
"Oh' Iya! Ya Ampun! Awas kamu minggir." kata Nayla dengan mendorong tubuh Adrian hingga membuat Adrian pun menjadi tersingkir dari hadapan nya.
Gilang rasanya saat ini hendak tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi masam yang di tunjukan oleh Adrian.
"Sayang" rengek Adrian.
"Apaan?" tanya Nayla, tapi dengan mata yang masih fokus dengan Kopi yang sedang di buat nya saat ini.
"Ayolah!"
"Aku masih kerja Sayang jangan di ganggu mendingan kamu pulang aja sana." ucap Nayla yang langsung menyerahkan secangkir Cappucino yang baru saja di buat nya tadi kepada salah satu pelanggan yang ada di barisan.
"Kamu ngusir aku?" tanya Adrian yang langsung kembali lagi menerobos barisan orang-orang.
"Iya! Aku ngusir kamu. Nanti kalau Ibu tau aku bisa di marahin." marah Nayla dengan bercak pinggak.
"Gak akan ada yang berani marahin kamu."
"Pak! Jangan main serobot-serobot aja dong! Kami udah dari tadi nungguin pesenan, eh! Kamu malah main potong-potong aja." protes salah satu Pria Remaja yang hendak memesan Kopi.
"Adrian! Mereka udah marah. Mending kamu awas dari pada nanti kamu di keroyok sama mereka." kata Nayla pelan.
"Ini gak adil! Ini udah jadwal makan siang Nay. Masak kamu kerja terus? Udahan dong kerjanya." balas Adrian dengan mengedipkan sebelah matanya ke arah Nayla.
Membuat Nayla pun langsung melotot kan mata nya.
"Ya' Ampunnnnnnn!" teriak Nayla yang sudah kesal akibat ulah Adrian.
Semua orang pun langsung spontan menutup kedua telinga mereka karena jeritan Nayla yang begitu memekakkan.
"Iya, iya! Kita makan siang dulu." ucap Adrian menutup mulut Nayla menggunakan tangan nya.
Setelah itu Adrian pun langsung membalikan tubuh nya. Menghadap ke arah Orang-Orang yang tengah berbaris di depan meja kasir.
"Buat Bapak, Ibuk, Adek, Kakak, Tante Om-Om. Silahkan di pesan sesuka hati kalian biar nanti saya yang bayar yah! Mau pesen Roti, atau Kopi terserah." ucap Adrian dengan berteriak.
Semua orang pun langsung bersorak senang. Rasa kesal di awal, kini langsung berubah menjadi gembira di akhir. Karena Pria dewasa yang menerobos barisan mereka tadi, ternyata adalah sesosok Pria Tajir, yang mau meneraktir mereka.
Setelah itu Adrian pun langsung beralih menatap ke arah Gilang.
"Seperti biasa" ucap Adrian dengan memainkan kedua alis nya.
Gilang langsung membanting Apron nya (Celemek) di atas meja kasir.
"Jangan cemberut! Dapat pahala nanti Gilang." kata Nayla dengan tersenyum.
"Nanti aku bayar 2 kali lipat." sambung Adrian.
Nayla dan juga Adrian pun langsung berjalan ke arah meja Cafe dan duduk secara berhadap-hadapan di sana.
"Makasih banyak karena kamu mau berbagi." ucap Nayla dengan kedua tangan yang di taruh di atas dagu.
"Sama-sama" balas Adrian.
"Aku bawa makanan buat kamu." ucap Adrian menyerahkan makanan yang Ia beli dari Restoran tadi.
"Ya' Ampun Sayang! Kamu beli makanan di Restoran lagi kan? Seharusnya gak perlu karena aku udah bawa bekal dari Rumah."
"Sekali-kali makan enak Nay! Jangan di tolak dong!"
"Yaudah deh! Gimana kalau aku kasih sama Rian aja?"
"Jangan dong Sayang! Kan aku beliin nya buat kamu, bukan buat Rian. Lagian aku juga udah beliin makanan khusus buat adik kamu."
"Yaudah deh!" balas Nayla tersenyum.
"Ibuk Barista! Itu Apron nya di buka dulu." kata Adrian.
"Oh' Iya! Aku lupa. Hehe!"
"Sayang! Aku pamit yah! Ada urusan Kantor yang belum selesai. Dan maaf! Karena gak bisa nemenin kamu makan siang."
Padahal baru saja Nayla hendak membuka kotak makanan nya, dan juga belum lagi 1 menit Adrian duduk di hadapan nya. Tetapi kekasih nya itu malah sudah mau pergi meninggalkan nya begitu saja.
Adrian pun langsung bangkit. Namun Nayla malah memegang tangan Adrian.
"Aku berhentiin Aktivitas kerja aku demi kamu. Tapi kamu ninggalin aku gitu aja. Kamu tega! Kang Gosting tau gak." ketus Nayla.
Adrian tertawa kecil melihat tingkah Kekasih nya itu.
"Eng-Engak, engak! Aku cuman bercanda kok! Yaudah sana buruan! Aku tau kamu kesini cuman pengen mastiin supaya aku gak telat makan kan? Nanti kamu takut Asam Lambung aku kambuh. Makasih banyak yah atas perhatian nya." ucap Nayla lagi sambil tersenyum manis ke arah Adrian.
Bukan nya pergi. Tapi Ardian malah kembali duduk di tempat nya semula.
"Kok gak jadi pergi?" tanya Nayla heran.
"Kamu bawel yah!" ketus Adrian.
"Hahaahaha!" Keduanya pun sama-sama tertawa.
"Kamu kirimin uang buat Rian kan?" tanya Nayla di sela-sela aktivitas makan nya.
"Iya! Dia pasti ngomong yah ke kamu?"
"Ya' Ampun Adrian! Kamu ngapain kasih Adik aku uang? Liat aja, nanti aku bakalan marahin dia waktu pulang kerja."
Adrian menggenggam erat tangan Nayla.
Dengan pandangan keduanya pun langsung bertemu.
"Jangan marahin Rian lah! Adik kamu kan Adik aku juga. Kan bentar lagi kita bakalan Married."
"Tapi aku malu!" lirih Nayla.
Adrian mengelus lembut pipi Nayla.
"It's oke! Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Jadi Plis izinin aku buat ngebahagiain kamu! Biarkan Rian jadi tanggung jawab buat aku."
"Adrian!" panggil Jolie.
Nayla dan juga Adrian pun langsung spontan menoleh ke arah suara yang memanggil nama Adrian.
"Dia siapa?" tanya Jolie.
"Loh! Adrian dia siapa?" tanya Nayla gantian.
"Sayang kenalin! Dia Jolie Sekretaris aku. Bahkan aku ternyata sampai lupa, ninggalin dia di Parkiran mobil." ucap Adrian kepada Nayla.
"Ya' Ampun! Kamu jahat banget Adrian." balas Nayla sambil tersenyum.
"Siapa nama Sekretaris kamu?" tanya Nayla.
"Dia Jolie Ananda! Panggil aja Jolie."
"Jolie! Sini duduk! Gabung aja , gak papa. Ini kebetulan Adrian beli makanan banyak. Karena juga gak mungkin aku ngabisin nya sendirian." kata Nayla tersenyum ramah.
Nayla pun langsung bangkit untuk mengambil satu buah kursi, lalu meletakan nya di samping Kursi yang di duduki nya tadi.
Jolie pun duduk di samping Nayla, dan untuk sejenak Ia memandang wajah Adrian yang saat ini masih cuek dengan memakan sebungkus Roti cokelat.
(: Happy or Sad :)
Di dalam Mobil.
"Dia siapa Adrian?" desak Jolie.
"Dia Nayla Agung Kirana." jawab Adrian cuek.
"Iya! Aku tau namanya, tapi bukan itu yang mau aku tau. Yang mau aku tau itu! Nayla Agung Kirana itu siapa nya kamu? Kalian punya setatus apa? Bahkan kalian sempat panggil sayang-sayang loh tadi di depan aku. Aku Tunangan kamu Adrian! Kamu gak ngehargain aku, padahal aku diem aja waktu ngeliat kalian berdua mesra-mesraan gitu."
"Kenapa kamu gak marah di saat Tunangan kamu mesra-mesraan sama wanita lain? Hm! Berarti kamu gak cinta kan sama Calon Suami kamu?"
Bukan nya menjawab pertanyaan Jolie, Adrian malah kembali bertanya dengan pandangan mata yang masih fokus kedepan. Tanpa mau menoleh ke arah Jolie, dan Adrian lebih memilih untuk fokus mengemudikan mobil nya saja.
"Aku bukan wanita yang gak punya Adab dan Atitude Adrian! Aku diem aja karena aku bukan tipe wanita yang akan marah, akan berantem, dan akan jambak-jambakan hanya demi merebutkan seorang Pria. Yang aku butuhkan sekarang hanyalah sebuah penjelasan! Aku butuh penjelasan kamu Adrian." tekan Jolie.
"Bagus! Pantas aja kamu sukses memajukan Perusahaan Ayah kamu."
"Siapa dia?" tanya Jolie untuk kesekian kali nya.
Adrian pun langsung memberhentikan Mobil nya di pinggir jalanan yang sunyi.
"Nayla Agung Kirana adalah Cinta pertama ku. Dia Kekasih ku! Aku sangat mencintai nya, dan juga rasa sayang ku terhadap nya sangat lah besar. Aku pertama kali bertemu dengan nya di saat ban mobil ku bocor di tengah-tengah jalan. Dan kebetulan waktu itu Nayla lewat, karena habis pulang kerja. Karena hari sudah malam, dia pun menawarkan ku untuk menginap di Rumah nya. Dari situ lah awal kenal aku dengan Nayla. Dia dan adik nya Rian hanya hidup Sebatang Kara.
Ayah Nayla berselingkuh, dan pergi meninggalkan Ibu nya Nayla. Dan secara bersamaan di saat itu lah Ibu Nayla pun meninggal dunia akibat tekena Serangan Jantung setelah mendengar kabar Suami nya telah berselingkuh selama ini.
Di umur Nayla yang masih 15 tahun Ia harus berjuang membanting tulang untuk mencukupi kehidupan, dan menyekolahkan Adik nya. Dan dari situlah awal mula aku menaruh rasa terhadap nya." jelas Adrian panjang lebar.
"Rasa apa? Rasa Simpati, Kasihan? Atau Cinta?" tanya Jolie dengan pandangan mata kedepan.
Setelah mendengar kejelasan dari Adrian. Tiba-tiba saja Firasat nya menjadi sangat tidak enak saat ini.
Adrian langsung menatap Jolie.
"Ketiga nya." jawab Adrian.
"Berapa umur nya?"
"20"
Jolie pun memandang ke arah Adrian.
"Lalu selanjut nya? Jangan bilang kalau kamu akan membatalkan pernikahan kita demi dia? Aku bener-bener gak sanggup untuk itu, aku bener-bener gak siap Adrian." ucap Jolie dengan derai air mata.
"Memang nya kenapa kalau aku batalin Pernikahan kita?" tanya Adrian dengan ekspresi dingin.
Jolie menggelengkan kepala nya.
"Plis! Aku gak bisa, dan gak akan pernah mau. Aku tetep bakalan mau nikah sama kamu, aku cinta sama kamu Adrian! Bisa gak sih? Kamu itu jangan bercanda di waktu kayak gini."
"Aku gak pernah bercanda ke siapa pun Jolie." tekan Adrian.
"Kamu tega! Kenapa gak dari awal kamu nolak Pertunangan kita? Dan di saat acara Pernikahan kita bakalan di selenggarain 2 hari lagi, baru kamu ngomong kalau kamu punya Pacar."
"Karena aku sengaja! Aku sengaja ngebuat Wanita Penggoda kayak kamu harus menderita. Dan menyesal karena udah mencintai ku. Kamu salah Jolie! Kamu salah karena udah mencintai Pria yang tidak tepat." balas Adrian dengan penuh penekanan.
"Aku bukan Wanita Penggoda Adrian! Tutup mulut kamu!" bentak Jolie.
"Hh!" Adrian hanya bisa tersenyum miris.
Jolie mencengkram kerah kemeja Adrian.
"Bilang kalau kamu gak akan pernah ngegagalin Pernikahan kita kan?" tekan Jolie dengan air mata yang terus mengalir.
"Kalau kamu bukan Wanita Penggoda! Kamu gak akan pernah ngemis-ngemis kayak gini. Dan dari sini aku semangkin yakin kalau kamu memang gak pantas buat jadi pendamping hidup aku." ucap Ardian pelan namun penuh dengan penekanan.
"Aku gak akan pernah mau ngemis cinta ke kamu, kalau bukan karena Papa, Adrian! Kamu tau kan kalau Papa aku punya riwayat penyakit jantung? Dan itu sama aja bakalan ngebuat Papa mati.
Dia lah orang yang paling menantikan soal Pernikahan ini terjadi." bentak Jolie dengan nafas yang memburu.
Ia sudah tidak tau lagi harus berkata apa?
"Hiks...Hiks... Hiks..."
Jolie menutupi wajah nya menggunakan kedua tangan nya.
"Dari awal aku memang udah gak sukak ngeliat kamu yang selalu ngikutin aku kemana pun. Bahkan kamu sampai-sampai ngikutin aku ke Rumah Sakit waktu itu buat apa? Padahal waktu itu kita baru kenal, dan kamu malah seenak nya aja buat cari tau tentang aku. Atupun jangan-jangan soal Perjodohan ini adalah karena ulah kamu? Iya Kan?" tekan Adrian.
"Aku gak pernah ngikutin kamu, Aku gak pernah ngerusak Privasi kamu, dan aku bukan Wanita Penggoda, seperti yang kamu bilang Adrian. Dan soal Perjodohan kita berdua, itu memang murni dari rencana kedua orang tua kita. Bahkan kamu tau sendiri kan? Kalau Om Darsono yang minta aku supaya mau nikah sama kamu. Tapi kamu malah nuduh yang enggak-enggak, dan kamu malah ngefitnah aku sebagai wanita Penggoda. Asal kan kamu tau! Aku gak ada waktu buat ngegodain kamu Adriansyah Manggarai." bentak Jolie.
"Plis, aku mohon sama kamu, jangan tinggalin aku!" mohon Jolie dengan terisak.
"Apa ini yang kamu maksud? Mana kata-kata lantang yang kamu sebutkan tadi? Kemana kata-kata yang kamu bilang kalau kamu gak bakalan mau ngerebutin satu orang Pria."
"Tapi aku udah terlanjur jatuh cinta sama kamu Adrian. Cuman kamu satu-satu nya harapan buat aku, cuman kamu satu-satu nya kebahagiaan buat aku."
Adrian menggelengkan kepala nya menatap Jolie dengan tatapan miris.
"Cinta? Kita baru kenal loh! Baru 1 hari, itu udah kamu bilang cinta."
Jolie memegang tangan Adrian
"Kita bukan baru ketemu 1 hari Adrian, kamu lupa waktu dulu kita ketemuan di Bali? Dan bahkan kita sampai ketemu lagi di Amerika. Dan sejak kita ketemu di Bali waktu itu, aku udah mulai cinta sama kamu. Kalau soal 1 hari aku bisa cinta sama kamu! Itu hal yang wajar Adrian. Kamu sendiri sama Nayla bisa kan jatuh cinta dalam waktu yang singkat? Terus kenapa aku enggak! Aku seriusan cinta sama kamu, kamu cinta pertama buat aku Adrian! Aku kepingin banget hidup bahagia meskipun hanya terjadi sekali dalam seumur hidup aku.
Dan kebahagiaan buat aku itu kamu." ucap nya pelan dengan di iringi sebuah tangisan.
"Kamu salah Jolie! Itu bukan Cinta tapi Obsesi. Kamu terlalu Obsesi sama aku, sampai-sampai kamu pun bahkan ngikutin aku sampai ke Amerika. Oke! Fine! Waktu kita ketemuan di Bali, aku anggap itu memang pertemuan yang tidak di ingin kan. Tapi apa kamu yakin? Waktu kita ketemu lagi di Amerika itu, karena bukan di sengaja." tekan Adrian dengan tangan yang mengepal.
"Sumpah demi apapun! Kita berdua ketemuan di Amerika itu bukan karena aku ngikutin kamu, itu aku bener-bener gak sengaja! Semuanya berada di luar kendali aku Adrian. Aku punya alasan yang gak bisa buat aku ucapin ke kamu."
"Alasan nya adalah karena kamu memang mau ngikutin aku! Kamu terlalu Obsesi Jolie! Kamu tau aku paling benci dengan nama nya Wanita Penggoda. Kalau kamu bukan Wanita Penggoda, kamu gak akan pernah ngelakuin hal menjijikan kayak gitu. Itu sama aja kamu ngerusak Privasi aku! Kamu Munafik! Kamu sampai pesen kamar di Hotel yang sama, dan kamu juga bahkan ada di Rumah Sakit New York dan bertepatan di saat aku lagi ngejenguk Papa yang waktu itu mengalami kecelakaan. Apa itu yang kamu bilang gak ngikutin aku? Dan bahkan aku udah tau dengan jelas semuanya, tapi kamu masih bisa ngelak Jolie! Di saat aku pulang ke Indonesia kamu bahkan ikut pulang dengan menaiki Pesawat yang sama." bentak Adrian.
Jolie hanya bisa menggelengkan kepala, dan menangis.
"Kamu gak percaya sama aku?" tanya Jolie dengan suara yang serak.
"Buat apa aku percaya sama Wanita Kotor, dan Penggoda kayak kamu."
"1 hal yang ingin aku ucapin ke kamu! Kalau semua pertemuan yang terjadi di antara kita berdua itu semua nya berada di luar kendali aku Adrian. Kamu akan tau semuanya di saat waktu nya tiba." ucap Jolie pelan.
Jolie hendak turun dari mobil, namun Adrian langsung menarik tangan Jolie, hingga membuat Jolie pun kembali duduk ke posisi awal
"Kamu mau kemana?" tanya Adrian dengan wajah dingin nya.
"Lepas Adrian! Aku mau pulang. Tenang aja! Kamu mau ngebatalin Pernikahan kita kan? Aku bakalan ngomong ke Papa dengan cara baik-baik. Dan aku yakin kalau Papa pasti bakalan mau ngertiin semua nya."
Adrian tidak menjawab, dan memilih untuk melajukan mobil nya.
Di sepanjang perjalanan Jolie hanya bisa terdiam dengan menatap ke arah luar jendela, meskipun suara isakan masih keluar dari bibir nya.
(: Happy or Sad ):
Restoran.
"Makan lah!" perintah Adrian kepada Jolie yang saat ini duduk di depan nya.
Jolie dari tadi hanya terdiam dan tidak berniat memakan makanan yang sudah terhidang di hadapan nya.
Adrian pun mengambil sepiring Chicken Fried Steak. Adrian memotong nya secara perlahan, lalu mengarahkan garpu yang sudah ada potongan daging ayam nya ke arah mulut Jolie.
"Buka mulut mu!" perintah nya.
Namun Jolie malah menggelengkan kepala nya, dan membuang muka nya.
Dengan penuh kesabaran Adrian pun pindah posisi duduk, menjadi di samping Jolie.
"Aku tidak lapar" kata Jolie.
"Kau sangat pandai berbohong Wanita Penggoda! Bagaimana mungkin kau tidak lapar? Ini sudah malam. Sementara saat di Cafe tadi kau hanya minum kopi, dan tidak memakan apapun. Kau lihat lah kekasih ku itu! Dia sangat baik bukan? Dia menawari seorang Wanita yang akan merebut lelaki yang sangat di cintai nya. Dan bahkan dia sama sekali tidak curiga kalau aku akan meninggalkan nya, dan 2 hari lagi akan menikah dengan mu. Maka makan lah! Kalau kau gembung dan Masuk Angin, aku tidak akan jadi menikah dengan mu."
"Kau meninggalkan ku mungkin akan lebih baik! Kau mencintai nya bukan? Kalian saling mencintai, tidak ada alasan bagi ku untuk melanjutkan Pernikahan yang tidak di inginkan oleh mu ini. Aku tidak ingin bahagia di atas penderitaan orang lain."
Jolie menghapus air mata nya sejenak.
"Hanya ini perjuangan mu untuk mendapatkan cinta dari lelaki Impian mu? Dan bahkan kau mengatakan kepada ku tadi kalau aku lah Kebahagiaan bagi mu."
"Ya' Aku memang mengatakan nya! Tapi kebahagiaan ku sekarang udah gak berpijak ke kamu. Setelah aku tau semuanya bahwa ternyata kamu mencintai seorang wanita lain. Nayla! Aku yakin dia adalah cinta pertama bagi mu kan? Karena memang aku sempat mencari informasi tentang mu kalau kau adalah Pria Arogant, dan sangat membenci Wanita Murahan, dan Penggoda." balas Jolie dengan pandangan yang masih fokus ke depan.
Sementara Adrian saat ini masih menatap Jolie dengan tatapan Intens.
"Menikahlah dengan Nayla! Tinggalkan saja aku seorang diri! Sebelum semuanya terlambat. Dan aku akan mencari Kebahagiaan, dan Impian ku yang baru."
"Impian? Kebahagiaan?" tanya Adrian dengan alis yang bertaut.
"Ya' Dari kecil aku mempunyai Impian untuk menikah dengan seorang Pangeran, dengan acara Pernikahan yang sangat megah dan mewah. Aku ingin menikmati kehidupan dengan penuh rasa Kebahagiaan meskipun hanya 1 kali dalan hidup ku. Meskipun hanya sebentar! Aku sangat menginginkan Impian itu. Menikah dengan orang yang aku cintai, hidup bahagia, memiliki seorang Bayi yang sangat Imut dan menggemaskan. Itulah hal yang sangat aku damba-dambakan sejak dulu. Dan di saat aku bertemu dengan mu, aku berfikir! Mungkin kamu adalah Pangeran yang selalu ada dan muncul di setiap Mimpi ku. Tapi seperti nya kamu benar! Aku salah! Bukan kamu Pangeran itu. Aku mencintai mu, tapi Cinta mu bukan untuk ku." lirih Jolie.
"Pengeran" ucap Adrian pelan.
"Pangeran yang mencintai ku dengan sepenuh hati nya, dan bisa memberi ku sebuah kebahagiaan meskipun hanya sekejap." balas Jolie.
"Kenapa kau selalu berkata tentang waktu yang sebentar? Dengan seolah-olah bahwa kau tidak ingin hidup Bahagia untuk selamanya."
Jolie tersenyum.
"Itu semua terjadi sebentar aja udah ngebuat aku bahagia. Aku gak bisa ngebayangin akan sebahagia apa aku nantinya kalau semua Impian aku terwujud di waktu yang sangat lama. Tapi Takdir punya jalan cerita nya sendiri Adrian."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!