Rio Ferdinand : Perang Internal
Di malam yg tak ada awan mendung , cerah mempesona khatulistiwa. Tak ada satu mahluk pun yg menyangka bahwa di tengah lapangan bola , ada dua orang pria yg sedang adu mulut. Atau lebih tepatnya , kedua Dewata yg menyamar menjadi dua orang pria . "Jangan begitu Gatot ! kau tak bisa mengingkari hal ini !." Seorang pria tua namun perkasa sedang berdiri di depan pria yg bernama gatot itu. Pria tua itu bermata biru langit yg sangat cerah. Namun jika kalian melihat jauh kedalam pupil matanya, terdapat warna kelabu bagaikan mendungnya langit ketika hendak menimbulkan sebuah badai dahsyat.
"Aku tak mengerti apa apa... " pria berotot itu menggelengkan kepala dan mengangkat tangannya tanda menyerah .
Sang pria tua itu berjalan mendekati si Gatot dan mencengkram pundak Gatot .
"Ku perintah kan, kepadamu ! aku sang Dewa langit, dan raja para Dewa dari negri Olympus. Memerintahkan kau untuk mencari sumber kekuatan dari Olympus , yaitu tungku perapian Hestia. Jika tidak.."
"Jika tidak?" sela sang Gatot.
"Aku akan mengumumkan deklarasi perang terhadap kaum Nusantara Garuda!" bersamaan dengan perkataan trakhir, langit menyambarkan petir dan kilat tiada henti sampai paling tidak sekitar tiga menit. Tentu dengan mata sang pria yg menyala nyala berwarna biru langit .
"Tunggu ! apakah ada jalan damai yg lain?" Gatot menawar .
"Jika kau mau. Simbol di balas simbol. Berikan emas Monasmu dan aku akan melupakan kejadian ini." Dan bersamaan dengan petir yg menyambar di antar mereka, aku terbangun dari mimpiku.
"Rio!! bangun ! kerjakan soal no 40 bagian sejarah!" terdengar suara risau dari beberapa siswa di kelasku.
Aku yg baru saja bangun dari tidur ku, berdiri dan maju ke depan papan tulis. Aku mengambil spidol dan menulis jawaban no 40 :
Jawaban: Ada di halaman 31 bait pertama. Lalu kemudian aku kembali ke meja dan duduk.
"Apa apaan jawabannya ini ?!" guruku masih mempermasalahkan tentang jawabanku yg simple.
"Kenyataan bu, coba ibu buka halaman itu, itulah jawabannya" sahutku.
"Kamu memang pintar, tapi bisakah kau menuliskannya agar yg lain tau jawabnnya ?" protesnya.
"Mereka kan punya buku dan bisa membaca , tinggal mereka buka halaman itu dan pasti tau jawabannya. Ini bukan mate-matikan yg perlu di jelaskan dan di pahami. Tidak ada rumus yg terkandung di dalam bait perbait tulisan itu." tambahku.
"Kalau kau tidak mau menuruti ibu, silahkan keluar!" teriak sang guru .
"Ok.." aku pun menurutinya dan keluar dengan langkah menyeret dan mulut yg menguap.
Aku tidak mau di anggap bodoh, dan aku maju untuk menjawab. Tapi ini memang sesuai rencana ku, aku lagi malas mengikuti presentasi ulang dari jilid yg sama dan pelajaran yg sama. Bukan menambah ilmu, malah membuat pelajaran itu menjadi suntuk dan membosankan untuk diikuti.
Oh iya, aku belum memperkenalkan diriku ke kalian ya?. Ok para pembaca budiman yg dengan sabar menunggu sang MC termalas yg ada di dunia pernovelan. Aku akan memperkenalkan diri .
Nama: Rio Ferdinand Sinaga
Usia : 16 tahun
Zodiak : Aries ♈
Hoby: rebahan, game , nonton anime, music dan lain sebagainya..
Status. :Pelajar tercerdas kedua di sekolah .
Tambahan : tidak jomblo.
Sudah semua kan.?
Yah sesuai yg di atas. Aku tidak jomblo. Aku mempunyai pacar seorang kakak kelas. Baru jadian tahun kemarin sih... tapi , yah bodynya bagus (walaupun aku sama sekali belum bereksplorasi sampai jauh terdalam). Aku tidak selalu nonton anime ( karena takut di bilang wibu akut) aku juga menonton film lain seperti Avengers, dan film luar Negri yg lainnya.
Aktor kesukaan dari Jepang: Sugiono, kalau Korea aku cuman suka dengan aktor yg bernama Madong Seok. Yah itu aja . Selebihnya aku tidak suka. (hampir aku ingin bilang kresek) jika dari India aku suka ... hmm... apa ya, Shahrukh Khan . Salman Khan. Amir Khan. Yah itu doang. Kalau Barat , aktor yg paling ku suka adalah Robert Downey. China atau Taiwan? Donien dan Jackie Chan.
Yah itulah.
Makanan favorit: burger dan risoles. Wah ini makanan yg paling ku suka .
Minuman : air putih
Ok sekian untuk perkenalan, tak ada lagi yg perlu di bahas. Karna aku MC termalas. Aku juga malas memperkenalkan diriku.
"Oi Rio..! kau di suruh keluar lagi ya?" tanpa kusadari temanku David , ia sudah berada di samping ku. Ia adalah temanku dari SD hingga sampai sekarang. Kami memang menjadi sahabat sejak aku dibully di SD. Namun pembulian itu hanya sampai aku jelas 5 SD. Karna aku mulai memberanikan diri untuk adu jotos ketika usia segitu.
"Mau ke kantin?" ajak David.
"Boleh.." rencana awalnya sih... aku ingin ke Rooftop sekolah. Tapi, setelah ia mengajak aku untuk ke kantin. Aku merasakan perutku juga lapar .
"Hati hati nak! banyak yg mencurigaimu..."
Aku menoleh ke kanan ke kiri ... kalimat di atas adalah bisikan dari seseorang yg aku sendiri tidak tau..
David berbalik ke arahku. "Kenapa Yo?" ia terheran heran.
"Ah.. itu, tadi aku dengar suara orang berbisik..." aku kembali mengedarkan pandanganku ke segala arah. Namun aku sama sekali tidak melihat siapa pun.
Pembaca budiman, satu yg perlu ku peringatkan kepada kalian. Jangan sekali kali menonton film horor jika sendirian. Tapi jika mental kalian kuat, ya silahkan. Ketika aku kembali melangkah, aku benar benar mendengar lagi suara itu. Namun , apa yg kulihat dan yg kudengar serta ku rasakan di detik ini... semuanya bertentangan.
Suara yg tadi, itu seperti sebuah peringatan dan petunjuk. Seperti lebih bersahabat. Namun yg kurasakan sekarang adalah, aura mencekam yg sangat mencekik leher kalian. Saking mencekiknya, kujamin kalian tidak akan bisa bernapas dalam waktu bermenit menit. Dan ketika aku melihat ke bagian Rofftop sekolah , tepat di bagian yg tak disinari cahaya matahari. Aku melihat sebuah wajah yg sangat rusak untuk di lihat. Matanya sungguh besar. Saking besarnya, sampai sampai kalian mengira bahwa mata itu hampir copot dari tempatnya. Pipinya keriput dan giginya terlalu kuning dan bertaring. Ada banyak gumpalan darah beku disela-sela giginya. Rambutnya yg kriting dan berantakan bak sapu ijuk kelas, memberikan aku pemikiran bahwa ia bukanlah mahluk yg bisa dilihat dengan kasat mata.
Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku, aku bergetar atas kengerian bentuk mahluk itu. Tapi, sebentar aja sih... cuman karna kaget .
Untuk kedepannya aku mengoloknya dengan mengeluarkan lidahku dan memberikan simbol jari tengah. Ia mengernyit. Mungkin dia tidak tahu apa itu arti dari jari tengah.
Aku kembali berjalan santuy di samping David. Sembari mendengarkan ia bernyanyi seperti kicauan burung gagak, aku mengambil sebungkus permen dan membukanya. Baru beberapa langkah setelah berbelok di koridor UKS. Aku kembali melihat sesosok wanita yg berdiri di depan wastafel sekolah. Biar ku tebak, apa setan setan di sekolah ini baru bermunculan karna gabut?
Wanita itu tentu bukan manusia. Ia sama seperti sebelumnya, pipi kanan kiri agak keriput dan dahi yg lumayan mengkerut. Aku pura pura gak liat, namun sepertinya hal seperti itu tidak mempan. Ia tau kalau aku bisa melihatnya. Ketika aku berpapasan, kepalanya berputar mengikuti arah jalanku. Sumpah, ada apa dengan mahluk sekolah sini? kok bisa kulihat?.
****
"Weh... ada kanjeng Rio toh." Mpok Sum. Adalah pedagang kantin yg paling tengil dan rada rada mesum. Pakaiannya yg selalu terbuka pasti mengundang banyak syahwat siswa sekolah ini. Banyak pasangan pasangan yg dirusak oleh si Mpok satu ini .
"**** seperti biasa ya Mpok" hari ini ia memakai daster kain tipis dan tembus pandang berwarna biru muda, karna tipis dan tembus pandang, aku dengan mudah melihat warna bra yg di pakainya itu berwarna coklat. Dasternya tak di kancing semua, ia sengaja membuka kancing kedua agar belah dadanya nampak jelas di mata kaum Adam.
"Iya dong.. kan Mpok emng ****.. mau mesan apa nih?" mpok menghampiriku yg duduk di kursi. Ia membelai leherku dan berbisik di telingaku "atau mau yg VIP?" lalu ia mengecup bagian belakang telingaku.
Aku yg sudah mempunyai pacar tak terlalu menggubris hal itu. Untuk memperjelas, aku menggeleng dan memesan segelas pop ice coklat di blender dan memakai taburan choco chips extra.
"Is hari ini kanjeng Rio gak asik" celetuknya dengan nada merajuk.
"Kan Mpok tau sendiri klo aku ada pacar, jadi gak mempan lha Mpok. " Aku mengulum senyuman untuk si Mpok.
"Au ah. " Si Mpok malah beneran ngambek.
Menurut kalian, wahai pembaca budiman. Apa yg kalian lakukan jika si Mpok ada di depan kalian dan menawarkan hal tadi. Si Author ku sengaja gak sepenuhnya memperjelas keadaan. Takut nanti diantara kalian ada yg meng*c*k Jhonny nya .
"Mpok , aku juga pesan kentang gorengnya dua porsi." David kaget .
"Biar aku traktir hari ini ." Ujarku seraya berdiri dan mencengkram bahu David.
"Aku mau ke toilet." Itulah yg ku katakan dengan suara. Dan ini lah yg ku bisikkan.
"Aku merasakan yg gak beres " lalu pergi meninggalkan David.
Jujur, aku dan David memang merasa mulai dari tahun kmi menginjak usia 15 itu, kami merasakan hal hal yg tak beres. Dimulai dengan mimpiku tentang para Dewa Dewi atau dunia yg tak ku kenal, sampai mimpi mimpi David tentang mahluk mitologi yg tidak pernah kami pelajari dipelajaran sejarah dan mitologi. Ada banyak sekali. Jika ini memang pengaruh dari film film horor atau bergenre petualangan dan fantasi... kami sudah pasti mengenali apa apa saja yg kami lihat di dalam mimpi, namun alhasil kami sama sekali tidak tahu menahu apa apa tentang mimpi mimpi kami. Dan baru saja hari ini, aku bisa melihat hal hal gaib tersebut. Terlebih lagi, aku masih penasaran, siapa kah yg membisikan tentang hal berbahaya tadi.
Kucoba kembali ke koridor tempat aku melihat sosok wanita itu berada, dan ternyata ia masih berdiri disana. Ku hampiri ia "Hallo .. aku akui aku bisa melihatmu, tapi bisa kah kau jelaskan kenapa?." Aku berharap ia tidak tahu.. tapi malah sebaliknya , ia mengangguk.
"Mereka mengira kau adalah pelakunya... darah campuran suci dan kotor. Serta campuran urat nadi biru dan darah Dewa Dewi."
Aku mengernyit.
"Maaf, tapi bisa kau jelaskan?" aku ingin berbicara lebih banyak lagi sebelum akhirnya bel berbunyi, tanda istirahat tiba.
"Maaf, kami hanya bisa melindungi mu dengan cara yg kurang efektif" .
Wow... aku di lindungi oleh mahluk halus?. Ketika banyak siswa siswi keluar kelas, wanita ini semakin memudar dan melambaikan tangannya ke arahku. Aku hanya bisa mengedikkan bahu karna tak tahu harus merespon apa. Haruskah aku berterima kasih? harus kah aku bergaul dengan mahluk halus? ntahlah aku tak mengerti.
"Hey.. dapat sesuatu?." Tanya David ketika aku kembali duduk di sebelahnya .
"Gak, maksudnya ,.. aku gak ngerti. Aku bisa berkomunikasi dengan mereka seperti anak Indigo. Cuman ..ya, aku tak mengerti apa maksud mereka." David memegang jidatku, ia menggeleng "Padahl tidak demam".
Aku memaki dia. "Anak ngent*d" ku getok kepalanya "Aku gak ngigau setan!" seketika sesosok hantu yg aku liat sedang menjilati makanan siswa menoleh kepadaku
Bukan kmu yah... kmu hantu, lain setan. Ujarku di dalam hatiku.
Entah kenapa dia mengangguk dan melanjutkan aktivitas nya.
Hah? WTF?
"Coba kamu ceritakan.." ujar David penasaran. Akhirnya aku pun menceritakan tentang hal hal yg tidak masuk akal manusia biasa.
Ia menyimak dengan khitmat, seperti mendengar tausyiah dari Ustadz Ustadz ternama di dunia. Kalem dan hanya merespon dengan anggukan. "Jadi.." selanya ketika aku sudha mencapai di akhir bagian cerita fantastisku. "Kmu ingin mencari tau apa arti dari kata kata Dedemit ini?."
Aku mengangguk ,"Ya . begitu sih... tapi klo kmu skip, gkpp." Aku bukanlah orang yg suka dengan hal hal berbau mistis. Aku ini biasanya lebih suka hal yg lebih realita. Tapi, jika ini mengganggu.. ya aku harus cari tau .
"Hoi! minggir !!." Bentak seorang kakak kelas ku. Ia ingin aku menyingkir dari kursi ini. "Belum selesai" jawabku singkat.
"Hah? perlu kah aku perduli?" jawabnya dengan nada tinggi dan memukul meja. Serentak seluruh kantin menoleh ke arah kami.. termasuk hantu yg sedang menjilati makanan siswa siswi.
"Hmm.." Aku yg risih, berdiri dan memukul mata sebelah kirinya, menyikut lehernya, dan menendang perutnya hingga ia terpental sekitar dua meter.
"Aku paling benci di ganggu." Aku kembali menikmati kentang goreng ku.
"Anj*nk, Bangs*t. Mau ku kasih paham kah aku ini siapa hah?" teriaknya sambil berdiri. Tangan kanannya masih mengusap mata kirinya.
"Sini kau bangs*t." Ia kembali berdiri di depanku dan menarik kerah bajuku. Aku melakukan lompatan kecil dua kali, dan mengangkat kaki ku setinggi tingginya hingga ujung runcing sepatu sekolahku menghantam pelipis kirinya secara fatal. Ketika ia hendak tumbang , kutarik kerah lehernya. Lalu ku hajar bagian yg tadi aku tendang, sedetik setelahnya aku hajar ulu hatinya dengan siku ku. Ketika kulihat urat matanya membiru dan pupil matanya mulai memudar, kulepaskan cengkraman Tanganku di kerah bajunya. "Aku tak suka jam makan ku diganggu. Jangan mentang mentang kalian kaya kalian jadi belagu, ngerti?" aku kembali duduk dan menikmati kentang goreng ku yg sudah mulai memudar kehangatannya.
"Jadi? kau mau kemana nanti?" David mempertanyakan soal rencana ku tadi.
Aku mengedikkan bahu "Mungkin ke Rooftop ."
Aku penasaran dengan sikap mahluk halus yg di Rooftop, dan aku masih bingung kejadian akhir akhir ini, di mulai dengan aku yg lebih mudah bernafas di dalam air, menarik nafas di udara... daya tekanan jantung lebih kuat, detak nadi yg lebih ketat, pendengaran yg akurat. Walaupun agak sedikit beberapa jerawat. Tak perlu gawat, karna masih ada obat jerawat, di toko toko terdekat.
Apasih? ah ntahlah...
***
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments