Daddy I Love You

Daddy I Love You

DILY Bab 1 ~ Cemburu

Seorang gadis cantik berusia 17 tahun, terlihat asik menonton sebuah drama di layar laptop miliknya.

Suasana rumah yang lumayan sepi membuat gadis cantik bernama Ayana mulai di runduh rasa bosan. Di lihatnya jam yang terletak di dinding sudah menunjukkan waktu hampir tengah malam.

Akan tetapi, matanya belum juga merasakan kantuk.

"Bosan di kamar cuma nonton terus, kalau ngga baca novel, ya baca komik. Itu saja yang aku lakukan tiap hari." Gumamnya menatap malas ke arah pintu kamar

Gadis cantik itu berjalan keluar dari kamar menuju lantai bawah mengggunakan lift.

_Tring_

Pintu lift terbuka. Ayana melangkah keluar menuju dapur yang terletak lumayan jauh.

Ketika langkahnya semakin mendekati dapur, samar-samar dia mendengar suara seorang wanita tengah tertawa.

Karena penasaran, Ayana melangkahkan kakinya pelan mengikuti arah suara yang tadi di dengar. Ada perasaan tidak biasa timbul di dalam hati saat sampai di ruangan yang begitu privat.

Sebuah ruangan besar, dimana sang pemilik rumah sering menyelesaikan pekerjaan kantor.

"Ritz, jangan melakukannya disini. Bagaimana kalau nanti ada yang mendengar dan melihat kita." Tegur Maira, mencoba menahan sang kekasih yang mulai melakukan sesuatu padanya

"Memangnya siapa yang akan melihat kita? Jam segini Ayana sudah tidur, semua pelayan berada di gedung belakang, jadi tidak ada siapaun lagi selain kita berdua." Ritz tidak menggubris ucapan kekasihnya

Maira hanya diam, meladeni sikap pria yang kini telah menjadi tunangannya dan sebentar lagi mereka mungkin akan melangsungkan pernikahan.

Ruangan kantor yang tidak tertutup rapat membuat aktifitas kedua orang dewasa itu sangat jelas terdengar sampai keluar ruangan. Hal itu berhasil mengusik gadis cantik yang entah mengapa justru penasaran dengan apa yang mereka lakukan.

Posisi Ayana hanya berjarak sekitar tiga meter dari pintu yang sedikit terbuka, dia dapat dengan jelas menyaksikan adegan panas pasangan dewasa tersebut.

Meski hanya sebatas yang wajar tanpa melakukan hubungan yang lebih, namun semua itu bisa membuat gadis cantik dengan pikiran yang masih terlalu polos sedikit ternoda.

Ayana begitu syok dengan apa yang dilihatnya barusan. Seorang pria yang begitu dia sayangi terlihat sangat mesra dengan wanita yang tidak lain merupakan tunangannya.

Ada sedikit rasa sakit yang hinggap dihatinya kalah harus kembali melihat kedekatan pasangan dewasa tersebut.

"Daddy." Gumamnya lirih tanpa sadar air mata sudah jatuh membasahi pipi

Bagaimana dia akan bertahan dengan status seorang anak meski hanya anak angkat. Menjalani hidup dengan tenang bersama pria yang telah menolong dan merawatnya sejak berusia 10 tahun, ternyata mampu menimbulkan perasaan lain di hati Ayana.

Pernah berapa kali Ayana menatap kagum penuh perasaan pada Ayah angkatnya, dan semuanya di simpan gadis itu dengan rapih dalam hati.

Apa yang akan dikatakan Daddy nya jika mengetahui gadis kecil yang telah ia anggap seperti anak sendiri justru memiliki perasaan yang lain terhadapnya. Mungkin saja Ayana akan kehilangan sosok yang begitu dia sayangi jika pria tersebut mengetahui gadis kecil yang ia rawat selama 7 tahun malah menyukainya.

Masih terdengar suara tawa dan candaan dari ruangan Daddy nya, membuat hati Ayana merasakan sakit. Dari pada harus menyaksikan kemesraan yang tidak pantas di lihat, dia memilih kembali masuk ke dalam kamar dengan perasaan yang campur aduk antara kesal dan cemburu.

🍀

Ayana membaringkan tubuhnya di atas ranjang berukuran king size.

Pikirannya kembali mengingat saat dimana lima tahun yang lalu mendapatkan kembali ingatannya yang sempat hilang akibat kecelakaan.

Flashback On.

#Lima Tahun Lalu

Alfaritz membawa Ayana ke rumah sakit guna melakukan pemeriksaan rutin.

Ingatan gadis itu perlahan membaik, membuat pria itu harus memastikan kondisi Ayana agar baik-baik saja.

"Devan, bagaimana dengan kondisinya?" tanya Ritz saat seorang Dokter yang merupakan sahabatnya baru saja selesai memeriksa keadaan Ayana.

Pria itu tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Ritz, terdengar helaan napas berat keluar dari mulutnya membuat Ritz semakin penasaran.

"Katakan secepatnya Devan! Kamu tentu tahu apa yang paling aku benci," sentak Ritz begitu tidak sabaran ingin mengetahui seperti apa kondisi anak angkatnya itu.

"Ckck, kau sungguh tidak sabaran sekali, Ritz." Cebik Devan menatap kesal pada sahabatnya tersebut

"Tenang saja. Sejauh ini sudah lebih baik dari pada sebelumnya. Ayana perlahan bisa mengingat kembali masa lalunya, jangan biarkan otaknya berpikir terlalu keras, sebab itu akan mengakibatkan otaknya bekerja tidak stabil. Selanjutnya, tetap pastikan Ayana rutin meminum vitamin yang telah aku berikan."

"Dan satu hal lagi," sambungnya sedikit terjeda.

"Ada apa, Van?" Tanya Ritz khawatir.

Devan mentap serius ke arah sahabatnya, ada sedikit kekhawatiran yang muncul di hatinya. Tetapi sebagai seorang Dokter, ia harus profesional dan tentunya menjalankan tugas sesuai dengan aturan.

"Jangan sampai kau menyakiti hati dan perasaannya, bukankah kau mengatakan padaku jika Ayana adalah gadis yatim piatu? Yang dia butuhkan sekarang adalah perhatian dan kasih sayang dari orang terdekat, dan aku harap kau bisa memberikan semua itu Ritz." Jelasnya

Alfaritz menyimak setiap ucapan dari sahabatnya yang mengatakan soal kondisi Ayana.

"Apa ada efek samping yang muncul jika tanpa sengaja gadis itu terluka?" tanyanya memastikan.

"Tentu saja ada. Benturan di kepalanya cukup keras, meski dikatakan sudah sembuh dan ingatannya juga sudah pulih. Tidak menutup kemungkinan bila mendapat tekanan terlalu serius dari luar yang mengakibatkan otaknya befikir terlalu keras, pasti akan ada efek samping. Misalnya, gadis itu akan tiba-tiba depresi atau mungkin menjadi pendiam dan sulit di ajak bicara."

"Ini hanya perkiraan dariku saja, kau juga tidak mungkin akan menyakiti hati gadis kecil itu, kan?"

"Ingat Ritz. Saat kau bertekat membawanya kesini, artinya semua yang berkaitan dengannya akan berada dalam pengawasan mu. Kau juga mengganti nama gadis itu bukan? Jadi jangan biarkan otak dan hatinya sampai terluka walau hanya sedikit."

Devan berbicara panjang lebar bukan sekedar menjelaskan efek samping yang akan di derita Ayana, melainkan segala sesuatu yang mungkin saja akan membahayakan kondisi mental gadis itu.

Dan tanpa mereka sadari percakapan yang masih berlangsung telah di dengar oleh Ayana.

Jangan anggap remeh umurnya yang baru berusia 12 tahun. Di usia yang masih sangat kecil saja cara kerja otak Ayana sangat cepat dan mampu mengingat setiap kejadian yang di lihat, di dengar, atau di rasakan oleh gadis itu.

Flashback Off.

🌸

Lamunan Ayana langsung buyar kala merasakan sesuatu menyentuh pipinya.

Gadis itu menoleh ke arah samping, di mana pria tampan yang membuatnya cemburu beberapa waktu lalu, tengah berbaring menghadapnya dengan tatapan yang begitu lembut.

"Daddy." Panggilnya lirih

"Hmm, kenapa belum tidur?" tanya Ritz saat posisi Ayana sudah berhadapan dengannya.

"Tidak bisa tidur," jawab Ayana jujur walau sebenarnya di hatinya masih menyimpan sakit tanpa sengaja melihat sang Daddy begitu mesra dengan kekasihnya.

"Coba lihat sudah jam berapa sekarang!" titah Ritz seraya melirik kearah jam yang tergantung di dinding.

"Sudah lewat tengah malam."

Ayana menjawab dengan malas, enggan menatap kedua manik mata Daddy nya.

Melihat ada perubahan sikap yang terlihat dari Ayana, membuat pria itu yakin jika yang tadi di lihatnya berdiri tidak jauh dari ruangan kerja adalah gadis itu.

_Astaga Ritz, apa yang sudah kau lakukan?_ Rutuknya berbicara dalam hati

Merasa begitu tidak enak aktifitas yang dilakukan tadi bersama sang kekasih justru tanpa sengaja di lihat oleh gadis kecil yang begitu ia sayangi.

Ritz terlalu ceroboh sampai lupa kalau Ayana akan terbangun di malam hari karena mendadak gelisah, bahkan tidak jarang gadis itu akan masuk kedalam kamarnya untuk tidur sambil memeluknya.

Tidak ingin membuat pikiran Ayana terusik, mau tidak mau malam ini Ritz ikut tidur di kamar putri angkatnya yang masih saja bersikap manja meski sudah beranjak dewasa.

Ritz dapat merasakan punggung Ayana yang bergetar sedikit kuat seakan menahan isak tangis yang keluar dari bibir mungilnya.

Ada rasa penyesalan hinggap di hati pria itu ketika mengetahui putri yang ia angkat mulai beranjak dewasa, nyatanya semakin bergantung dan mudah tersakiti.

🍃🍃🍃🍃🍃

Terpopuler

Comments

Stanalise (Deep)🖌️

Stanalise (Deep)🖌️

Ibu nya Ayana kemana ya Thor

2022-10-19

1

Stanalise (Deep)🖌️

Stanalise (Deep)🖌️

Wahh bahaya nih bahaya

2022-10-19

0

Stanalise (Deep)🖌️

Stanalise (Deep)🖌️

Percayalah santai itu tanpa ada beban idup itu hal yang diidam-idamkan orang dewasa.

2022-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 DILY Bab 1 ~ Cemburu
2 DILY Bab 2 ~ Masalah Di Kampus
3 DILY Bab 3 ~ Seperti Apa Rasanya
4 DILY Bab 4 ~ Sekalian Ajah Nyebur
5 DILY Bab 5 ~ Istimewa Dan Romantis
6 DILY Bab 6 ~ Siap Sayang
7 DILY Bab 7 ~ Berebutan Perhatian
8 DILY Bab 8 ~ Mencoba Mengalah
9 DILY Bab 9 ~ Berbicara Serius
10 DILY Bab 10 ~ Mendapat Hukuman
11 DILY Bab 11 ~ Rasa Yang Berbeda
12 DILY Bab 12 ~ Tidak Ingin Egois
13 DILY Bab 13 ~ Tidak Ada Yang Berubah
14 DILY Bab 14 ~ Kedatangan Eyang
15 DILY Bab 15 ~ Permintaan Eyang
16 DILY Bab 16 ~ Membuat Kesepakatan
17 DILY Bab 17 ~ Demi Daddy
18 DILY Bab 18 ~ Rumah Eyang
19 DILY Bab 19 ~ Mendapat Hukuman
20 DILY Bab 20 ~ Pertemuan Dengan Keluarga Maira
21 DILY Bab 21 ~ Rumah Sakit
22 DILY Bab 22 ~ Begitu Memperhatikan
23 DILY Bab 23 ~ Lamaran di Tunda
24 DILY Bab 24 ~ Penjelesan Nyonya besar Bachtiar
25 DILY Bab 25 ~ Maira Datang Ke Kantor
26 DILY Bab 26 ~ Kenakalan Ayana
27 DILY Bab 27 ~ Membuat Rencana
28 DILY Bab 28 ~ Marahanya Jangan Lama-lama
29 DILY Bab 29 ~ Cemburu
30 DILY Bab 30 ~ Marah Tak Beralasan
31 DILY Bab 31 ~ Salah Paham
32 DILY Bab 32 ~ Bertengkar
33 DILY Bab 33 ~ Mengalah
34 DILY Bab 34 ~ Tidak Nyaman
35 DILY Bab 35 ~ Kebenaran
36 DILY Bab 36 ~ Nyaris Kecoplosan
37 DILY Bab 37 ~ Pasti Kembali
38 DILY Bab 38 ~ Posesif
39 DILY Bab 39 ~ Siapa Namamu?
40 DILY Bab 40 ~ Hampir Saja
41 DILY Bab 41 ~ Flashback
42 DILY Bab 42 ~ Flashback
43 DILY Bab 43 ~ Rasa Sakit
44 DILY Bab 44 ~ Terungkap
45 DILY Bab 45 ~ Terlalu Berlebihan
46 DILY Bab 46 ~ Merindukan Mu
47 DILY Bab 47 ~ Melepas Rindu
48 DILY Bab 48 ~ Bidadari Ku
49 DILY Bab 49 ~ Menyelidiki
50 DILY Bab 50 ~ Shopping
51 DILY Bab 51 ~ Sampai Kapan
52 DILY Bab 52 ~ Sudah Pernah
53 DILY Bab 53 ~ SURPRISE
54 DILY Bab 54 ~ Happy Birthday
55 DILY Bab 55 ~ Will You
56 DILY Bab 56 ~ Bukan Candaan?
57 DILY Bab 57 ~ Terima Atau Tidak
58 DILY Bab 58 ~ Jangan Pernah Di Lepas
59 DILY Bab 59 ~ Kaget
60 DILY Bab 60 ~ Jangan Bangun
61 DILY Bab 61 ~ Masalah
62 DILY Bab 62 ~ Milik Ku
63 DILY Bab 63 ~ Siapa Yang Hamil?
64 DILY Bab 64 ~ Hukuman
65 DILY Bab 65 ~ Keluar Kota
66 DILY Bab 66 ~ Apartement
67 DILY Bab 67 ~ Cemburu
68 DILY Bab 68 ~ Makan Malam
69 DILY Bab 69 ~ Pesan Singkat
70 DILY Bab 70 ~ Bukankah
71 DILY Bab 71 ~ Panggilan Sayang
72 DILY Bab 72 ~ Melihat Pertunjukkan
73 DILY Bab 73 ~ Sedikit Sibuk
74 DILY Bab 74 ~ Bibi Cantik
75 DILY Bab 75 ~ Mabuk
76 DILY Bab 76 ~ Singanya Marah
77 DILY Bab 77 ~ Boleh
78 DILY Bab 78 ~ Kalung Itu?
79 DILY Bab 79 ~ Manja Sekali
80 DILY Bab 80 ~ Besok Pulang
81 DILY Bab 81 ~ Kembali
82 DILY Bab 82 ~ Bersiap Pulang
83 DILY Bab 83 ~ Kenzi Alvarendra
84 DILY Bab 84 ~ Ayah Biologis
85 DILY Bab 85 ~ Jangan Gegabah
86 DILY Bab 86 ~ Gavril Anggara Dawson
87 DILY Bab 87 ~ Jauh Lebih Cantik
88 DILY Bab 88 ~ Naik 7 Kilo
89 DILY Bab 89 ~ Apa Aku Salah
90 DILY Bab 90 ~ Hanya Ingin Sendiri
91 DILY Bab 91 ~ Mau Peluk
92 DILY Bab 92 ~ Nikahi Saja
93 DILY Bab 93 ~ Wanita Serakah
94 DILY Bab 94
95 DILY Bab 95
96 DILY Bab 96 ~ Skandal
97 DILY Bab 97
98 DILY Bab 98
99 DILY Bab 99
100 DILY Bab 100
101 DILY Bab 101 ~ Putri Pengusaha
102 DILY Bab 102
103 DILY Bab 103
104 DILY Bab 104 ~ Boneka Beruang
105 DILY Bab 105 ~ Panggil Mami
106 DILY Bab 106 ~ Bertemu Mami
107 DILY Bab 107 ~ Ibu Dan Anak
108 DILY Bab 108 ~ Air Mata Seorang Ibu
109 DILY Bab 109 ~ Kelamaan Mikir
110 DILY Bab 110 ~ Jaga Dia Baik-baik
111 DILY Bab 111 ~ Tunggu Daddy Pulang
112 DILY Bab 112 ~ Cium Boleh
113 DILY Bab 113 ~ Temani Daddy Lembur
114 DILY Bab 114 ~ Melupakan Pesan
115 DILY Bab 115 ~ Ingin Bertemu Dengannya
116 DILY Bab 116 ~ Curang
117 DILY Bab 117 ~ Kabarnya Sekarang
118 DILY Bab 118 ~ Buat Kesalahan
119 DILY Bab 119 ~ Bukan Ikut Kita Berdua
120 DILY Bab 120
121 DILY Bab 121
122 DILY Bab 122
123 DILY Bab 123
124 DILY Bab 124
125 DILY Bab 125
126 DILY Bab 126
127 DILY Bab 127
128 DILY Bab 128
Episodes

Updated 128 Episodes

1
DILY Bab 1 ~ Cemburu
2
DILY Bab 2 ~ Masalah Di Kampus
3
DILY Bab 3 ~ Seperti Apa Rasanya
4
DILY Bab 4 ~ Sekalian Ajah Nyebur
5
DILY Bab 5 ~ Istimewa Dan Romantis
6
DILY Bab 6 ~ Siap Sayang
7
DILY Bab 7 ~ Berebutan Perhatian
8
DILY Bab 8 ~ Mencoba Mengalah
9
DILY Bab 9 ~ Berbicara Serius
10
DILY Bab 10 ~ Mendapat Hukuman
11
DILY Bab 11 ~ Rasa Yang Berbeda
12
DILY Bab 12 ~ Tidak Ingin Egois
13
DILY Bab 13 ~ Tidak Ada Yang Berubah
14
DILY Bab 14 ~ Kedatangan Eyang
15
DILY Bab 15 ~ Permintaan Eyang
16
DILY Bab 16 ~ Membuat Kesepakatan
17
DILY Bab 17 ~ Demi Daddy
18
DILY Bab 18 ~ Rumah Eyang
19
DILY Bab 19 ~ Mendapat Hukuman
20
DILY Bab 20 ~ Pertemuan Dengan Keluarga Maira
21
DILY Bab 21 ~ Rumah Sakit
22
DILY Bab 22 ~ Begitu Memperhatikan
23
DILY Bab 23 ~ Lamaran di Tunda
24
DILY Bab 24 ~ Penjelesan Nyonya besar Bachtiar
25
DILY Bab 25 ~ Maira Datang Ke Kantor
26
DILY Bab 26 ~ Kenakalan Ayana
27
DILY Bab 27 ~ Membuat Rencana
28
DILY Bab 28 ~ Marahanya Jangan Lama-lama
29
DILY Bab 29 ~ Cemburu
30
DILY Bab 30 ~ Marah Tak Beralasan
31
DILY Bab 31 ~ Salah Paham
32
DILY Bab 32 ~ Bertengkar
33
DILY Bab 33 ~ Mengalah
34
DILY Bab 34 ~ Tidak Nyaman
35
DILY Bab 35 ~ Kebenaran
36
DILY Bab 36 ~ Nyaris Kecoplosan
37
DILY Bab 37 ~ Pasti Kembali
38
DILY Bab 38 ~ Posesif
39
DILY Bab 39 ~ Siapa Namamu?
40
DILY Bab 40 ~ Hampir Saja
41
DILY Bab 41 ~ Flashback
42
DILY Bab 42 ~ Flashback
43
DILY Bab 43 ~ Rasa Sakit
44
DILY Bab 44 ~ Terungkap
45
DILY Bab 45 ~ Terlalu Berlebihan
46
DILY Bab 46 ~ Merindukan Mu
47
DILY Bab 47 ~ Melepas Rindu
48
DILY Bab 48 ~ Bidadari Ku
49
DILY Bab 49 ~ Menyelidiki
50
DILY Bab 50 ~ Shopping
51
DILY Bab 51 ~ Sampai Kapan
52
DILY Bab 52 ~ Sudah Pernah
53
DILY Bab 53 ~ SURPRISE
54
DILY Bab 54 ~ Happy Birthday
55
DILY Bab 55 ~ Will You
56
DILY Bab 56 ~ Bukan Candaan?
57
DILY Bab 57 ~ Terima Atau Tidak
58
DILY Bab 58 ~ Jangan Pernah Di Lepas
59
DILY Bab 59 ~ Kaget
60
DILY Bab 60 ~ Jangan Bangun
61
DILY Bab 61 ~ Masalah
62
DILY Bab 62 ~ Milik Ku
63
DILY Bab 63 ~ Siapa Yang Hamil?
64
DILY Bab 64 ~ Hukuman
65
DILY Bab 65 ~ Keluar Kota
66
DILY Bab 66 ~ Apartement
67
DILY Bab 67 ~ Cemburu
68
DILY Bab 68 ~ Makan Malam
69
DILY Bab 69 ~ Pesan Singkat
70
DILY Bab 70 ~ Bukankah
71
DILY Bab 71 ~ Panggilan Sayang
72
DILY Bab 72 ~ Melihat Pertunjukkan
73
DILY Bab 73 ~ Sedikit Sibuk
74
DILY Bab 74 ~ Bibi Cantik
75
DILY Bab 75 ~ Mabuk
76
DILY Bab 76 ~ Singanya Marah
77
DILY Bab 77 ~ Boleh
78
DILY Bab 78 ~ Kalung Itu?
79
DILY Bab 79 ~ Manja Sekali
80
DILY Bab 80 ~ Besok Pulang
81
DILY Bab 81 ~ Kembali
82
DILY Bab 82 ~ Bersiap Pulang
83
DILY Bab 83 ~ Kenzi Alvarendra
84
DILY Bab 84 ~ Ayah Biologis
85
DILY Bab 85 ~ Jangan Gegabah
86
DILY Bab 86 ~ Gavril Anggara Dawson
87
DILY Bab 87 ~ Jauh Lebih Cantik
88
DILY Bab 88 ~ Naik 7 Kilo
89
DILY Bab 89 ~ Apa Aku Salah
90
DILY Bab 90 ~ Hanya Ingin Sendiri
91
DILY Bab 91 ~ Mau Peluk
92
DILY Bab 92 ~ Nikahi Saja
93
DILY Bab 93 ~ Wanita Serakah
94
DILY Bab 94
95
DILY Bab 95
96
DILY Bab 96 ~ Skandal
97
DILY Bab 97
98
DILY Bab 98
99
DILY Bab 99
100
DILY Bab 100
101
DILY Bab 101 ~ Putri Pengusaha
102
DILY Bab 102
103
DILY Bab 103
104
DILY Bab 104 ~ Boneka Beruang
105
DILY Bab 105 ~ Panggil Mami
106
DILY Bab 106 ~ Bertemu Mami
107
DILY Bab 107 ~ Ibu Dan Anak
108
DILY Bab 108 ~ Air Mata Seorang Ibu
109
DILY Bab 109 ~ Kelamaan Mikir
110
DILY Bab 110 ~ Jaga Dia Baik-baik
111
DILY Bab 111 ~ Tunggu Daddy Pulang
112
DILY Bab 112 ~ Cium Boleh
113
DILY Bab 113 ~ Temani Daddy Lembur
114
DILY Bab 114 ~ Melupakan Pesan
115
DILY Bab 115 ~ Ingin Bertemu Dengannya
116
DILY Bab 116 ~ Curang
117
DILY Bab 117 ~ Kabarnya Sekarang
118
DILY Bab 118 ~ Buat Kesalahan
119
DILY Bab 119 ~ Bukan Ikut Kita Berdua
120
DILY Bab 120
121
DILY Bab 121
122
DILY Bab 122
123
DILY Bab 123
124
DILY Bab 124
125
DILY Bab 125
126
DILY Bab 126
127
DILY Bab 127
128
DILY Bab 128

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!