Ritz sengaja membawa putrinya keluar rumah, suasana malam yang cukup indah dengan bintang yang bertaburan di langit, menambah keindahan malam hari.
Pria itu rencananya akan membawa Ayana ke suatu tempat, ponselnya yang sejak tadi sore terus bergetar tidak di hiraukannya sama sekali.
Rupanya, sang kekasih sudah beberapa kali menghubungi Ritz, mulai dari mengirim pesan biasa, watsapp dan telefon tetap saja tidak mendapatkan balasan.
"Ritz kemana sih, apa ia lupa kalau malam ini akan ada makan malam dengan orang tuaku?"
Maira sungguh dibuat kesal dengan sikap acuh kekasihnya, untuk pertama kalinya dalam hidup wanita itu bertemu dengan pria tampan yang dingin dan juga angkuh.
Jika bukan karena sesuatu, tidak mungkin Maira mau berpura-pura baik dan bersikap lembut selama ini.
"Awas saja sampai ia tidak datang," Maira yang kesal langsung membuang asal ponselnya ke ranjang.
Dia memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk berendam di dalam bathup.
🍀
Ritz sengaja mengubah ponselnya ke mode diam.
Ia ingin malam ini tidak ada gangguan sama sekali dari siapapun, baginya yang paling penting adalah putri kesayangannya.
Ayana turun dari lantai atas lengkap dengan gaun indah sebatas lutut, bagian atas bahunya sedikit terbuka. Kulit mulus putih bersihnya sangat kontras dengan warna gaun yang senada seperti kemeja yang dikenakan Ritz, warna putih dan biru adalah pilihan keduanya untuk acara kencan malam ini.
Mata Ritz menatap takjub kearah putrinya, tanpa sadar senyum terukir indah di bibirnya.
Entah kenapa sejak kejadian tadi sore, jantung Ritz tidak berhenti berdetak kencang. Seperti ada perasaan lain yang mulai timbul di dalam hatinya, tidak tahu perasaan apa itu.
_Inikah putri kecil yang aku rawat? Bahkan dia sudah terlihat lebih dewasa sekarang_.
Hati Ritz sedikit tergerak, tidak tahu apa yang ia rasakan saat ini.
"Sudah siap sayang?" tanya Ritz melihat Ayana sudah berada tepat di hadapannya.
"Udah dong, gimana Dad. Ayana cantik tidak?"
Gadis itu memperlihatkan gaun indahnya dengan berputar, senyum manisnya tidak lepas dari bibir mungil kemerahan yang kadang suka mengeluarkan kalimat pedas.
Ayana memang terlihat sangat cantik dan lebih dewasa.
"Cantik, benar-benar sangat cantik." Puji Ritz berkata jujur
"Rasanya baru saja kemarin Daddy membawamu kemari, sekarang kamu sudah tumbuh menjadi gadis yang beranjak dewasa."
Mendengar pujian Daddy nya membuat Ayana tersipu malu, sebenarnya dia hanya iseng saja memoles wajahnya dengan make up natural.
"Cium Daddy boleh ngga sih?" goda Ayana memancing Daddy nya.
Melihat Pria itu hanya diam tanpa merespon ucapannya.
Ayana dengan berani mendekat sampai tepat di hadapan Ritz.
Wajah keduanya hanya berjarak beberapa senti saja, Ayana begitu nekat. Tanpa aba-aba bibirnya telah mendarat sempurna di bibir Ritz yang tertutup rapat.
Tidak tahu dari mana datangnya keberanian gadis itu, dengan santainya mengecup singkat bibir tipis milik sang Daddy.
Ritz yang sedikit kaget hanya terdiam kaku, ia begitu serius menatap kagum kecantikan putrinya tanpa sadar jika gadis itu telah melakukan sesuatu. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja tubuhnya sangat sulit di gerakkan.
Ritz seakan lupa caranya untuk bergerak, matanya terus menatap intens wajah Ayana yang sangat jelas dan dekat. Hanya bisikan kecil yang dapat ia dengar, kenekatan Ayana sungguh di luar kendalinya.
"Daddy, maafkan Ayana." Bisik Gadis itu yang detik berikutnya kembali mendaratkan bibirnya
_Masa bodoh dengan ciuman pertama_. Bathin Ayana
Dia benar-benar memberikan ciuman pertamanya pada Ritz yang jelas-jelas bukan kekasihnya.
Awalnya hanya ciuman biasa saja. Entah bagaimana caranya secara refleks Ayana mulai me-***** lembut bibir Ritz yang sejak tadi hanya diam terpaku.
Sungguh benar-benar gadis yang sangat berani, dalam hati Ayana selalu berdo'a semoga kegilaannya kali ini tidak membuat sang Daddy marah besar. Ciuman yang hanya berlangsung satu menit saja dengan cepat di sudahi Ayana, tidak tahu sudah semerah apa kedua pipinya saat ini.
Sadar akan apa yang di lakukannya barusan adalah salah, dengan panik Ayana berlari keluar menuju pintu utama.
Radit yang kebetulan baru saja tiba, sampai dibuat kaget hampir saja menabrak Ayana.
"Woy, gadis kecil kalau jalan hati-hati." Teriaknya lumayan kuat
Pria itu kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah untuk bertemu dengan Ritz.
"Presdir, ada apa dengan Nona muda? kenapa gadis itu berlari keluar rumah?" tanyanya penasaran.
Radit sudah berada dihadapan atasannya yang hanya diam berdiri. Ia yang bingung langsung menepuk bahu kiri Ritz sedikit kuat.
"Kakak, apa yang terjadi? Kau baik-baik saja kan?"
Tepukan di bahunya membuat Ritz tersadar, matanya menatap kearah Radit yang melambaikan tangan di depan wajahnya.
"Hey Kak, jangan buat aku khawatir." Radit masih melambaikan tangannya di wajah sang kakak
Ritz menggeplak lumayan kuat tangan adik sepupunya tersebut, sebelum ia duduk bersandar di sofa.
"Aku tidak apa-apa, masalah kantor bagaimana?" jawab Ritz berusaha menormalkan detak jantungnya karena ulah Ayana.
_Ada apa dengan gadis itu? Apa dia sadar yang di lakukannya barusan?_ Ritz berbicara dalam hati
"Aman Kak. Oh iya. Kakak mau kemana sudah rapih begini?" Radit penasaran melihat penampilan rapih sang kakak sepupu
"Makan malam di luar."
"Dengan gadis kecil?" tanya Radit lagi.
"Hmm, tolong kamu urus Maira! Jangan biarkan wanita itu berulah lagi. Sudah cukup dia membuat keributan di kampus Ayana tadi siang." Balas Ritz sontak membuat Radit kaget
"Uhuk, uhuk, serius Kak?"
Pria itu tersedak air yang baru saja ia minum ketika mendengar jika tunangan dari Kakak sepupunya pergi ke kampus Ayana.
"Apa yang wanita gila itu lakukan di kampus gadis kecil? Belum kapok juga dia sebelumnya hampir saja kehilangan setengah rambutnya."
Radit benar-benar kaget, apa Maira sudah lupa bagaimana dulu Ayana mengamuk hanya karena barangnya di rusak. Gadis cantik namun nekat itu takan pernah takut sama sekali dengan tunangan Daddy nya.
"Sudahlah jangan banyak tanya, lakukan saja apa yang aku katakan!"
Ritz bangkit dari duduk, kaki panjangnya melangkah dengan santai keluar rumah meninggalkan adik sepupunya yang di penuhi tanda tanya besar.
"Huu, giliran masalah gadis kecil pasti Kakak sangat cepat. Ngga takut apa, kalau tiba-tiba sampai jatuh cinta."
Radit kadang suka bingung dengan sikap sang kakak yang sering berubah-ubah.
Tidak ingin ambil pusing, Radit dengan satu toples berisi cemilan di pelukannya memilih masuk ke dalam kamar untuk mulai menjalankan misi.
.
.
Di dalam mobil, Ayana tidak berhenti merutuki kebodohannya sendiri. Apa yang akan dikatakan Daddy nya nanti.
"Aarrghh, bodoh, bodoh, bodoh."
"Kamu benar-benar bodoh Ayana, bisa-bisanya nih mulut ngga ada Akhlak."
"Astaga, apa yang harus aku lakukan?"
Ayana menjerit kuat di dalam mobil, aksi gilanya tanpa sadar di lihat dan di dengar Ritz yang belum lama sampai.
Pria itu sengaja berhenti di depan pintu mobil saat mendengar umpatan yang keluar dari mulut Ayana.
Dan. Sebuah deheman lumayan keras Ritz mampu mengagetkan Ayana dari kegilaannya.
"Kyaa, Daddy." Teriak gadis itu begitu panik
"Daddy sejak kapan di situ?" Tanyanya antara malu dan terkejut.
Ayana berusaha menormalkan detak jantungnya yang tidak karuan, adapun sopir yang sudah berada dibalik kemudi menahan diri agar tidak tertawa.
"Issh, kenapa Paman ngga kasih tahu Ayana kalau Daddy sudah datang." Kesalnya pada pria tua yang duduk dibalik kemudi
"Nona Muda lah yang tidak mendengar saat saya memanggil tadi," sahut pria tua itu membela diri.
"Iya kah? Duh mati aku, sudah terlanjur basah sekalian ajah nyebur."
Ayana langsung diam saat Ritz masuk ke dalam mobil, bayangan dimana begitu beraninya dia mencium pria itu kembali terlintas.
_Mati aku, mana berani aku natap wajah Daddy kalau sudah begini._
Tanpa di sadarinya, sejak masuk mobil gerak-geriknya tidak lepas dari lirikan ekor mata Ritz, entah apa yang di gumamkan putri angkatnya tersebut .
🍃🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
COOL_I4N
konsep cerita nya sbnr nya sdh bagus thor. tp makin kesini kok ayana nya makin agresif agak kurang suka thor bacanya
2023-09-27
1
Stanalise (Deep)🖌️
ohhhh Daddy sweet banget ya Allah.... pen nyakar
2022-10-20
0
Stanalise (Deep)🖌️
Jangan ganggu momen dulu te
2022-10-20
0