DILY Bab 3 ~ Seperti Apa Rasanya

Sepulang dari kuliah, Ayana memilih untuk tetap berada di dalam kamar.

Kekesalannya terhadap tunangan Daddy nya belum juga hilang, bahkan sejak tadi perasaannya mulai tidak enak.

"Awas saja kalau sampai ngadu yang ngga benar ke Daddy."

Gadis itu sangat hapal tabiat Maira jika sudah membahas soal dirinya di hadapan Ritz.

🍀

Tepat jam 4, Ritz akhirnya pulang ke rumah.

Masalah di perusahaan yang tinggal sedikit sudah ia serahkan pada Asisten nya.

"Radit, aku balik duluan. Sisanya aku serahkan padamu!" Ritz berpamitan pada Asisten nya tersebut

"Siap Presdir," sahut Radit sebelum atasannya keluar dari ruangan.

Ritz yang sudah tiba di lobi segera masuk ke dalam mobil miliknya

Kereta besi itu melesat dengan kecepatan sedang keluar dari area parkiran meninggalkan perusahaan.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, ia terus menghubungi putrinya. Tetapi, tidak ada jawaban dari gadis itu membuatnya sangat khawatir.

Bukan Ritz tidak tahu kejadian di kampus. Beberapa mata-mata yang ia suruh memantau Ayana sudah melaporkan masalah itu padanya.

"Pak, tolong cepat sedikit!" titahnya pada sang sopir agar melajukan mobil.

Selang lima belas menit kereta besi itu sudah masuk di halaman rumah, Ritz yang turun lebih dulu bergegas masuk ke dalam rumah sambil berlari.

Suasana yang lumayan sepi membuat Ritz mencari beberapa pelayan untuk menanyakan keberadaan Ayana.

"Nona muda sejak pulang kuliah tidak pernah keluar dari kamar, Tuan."

"Benar Tuan Muda, tidak ada yang berani untuk mengetuk pintu kamar Nona muda."

Mendengar penjelasan beberapa pelayannya, Ritz langsung naik ke lantai atas menuju kamar Ayana.

.

.

_Tok tok tok_

Hampir lima menit lamanya belum ada respon dari dalam kamar, membuat Ritz yang khawatir jangan sampai terjadi sesuatu langsung saja mendobrak pintu sedikit keras.

BRAK

Ayana terlonjak kaget saat keluar dari kamar mandi.

Dia yang baru saja selesai membersihkan diri karena gerah, dibuat heran dengan kelakuan sang Daddy.

"What are you doing, Dad?"

Gadis itu menatap keheranan seakan meminta sebuah jawaban.

"Kenapa Daddy ketuk pintu dari tadi ngga di buka?" sahut Ritz balik bertanya.

"What?" Pekik Ayana.

"Sejak kapan Daddy masuk kamar Ayana harus ketuk pintu dulu?" Dia tidak sadar kalau pintu kamarnya terkunci tadi.

"Kamu masih nanya Daddy kenapa ketuk pintu?" Ayana sampai menganggukan kepalanya bingung.

"Mana Daddy tahu, kalau tidak di kunci Daddy ngga mungkin sampai harus ketuk pintu bahkan dobrak langsung pintunya." Kesal Ritz mendadak atmosfer di dalam kamar berubah dingin

Ayana tercengang mendengar jawaban Daddy nya, sekarang dia baru ingat kalau tadi sepulang kuliah memang sengaja mengunci pintu kamar.

Gadis itu tidak suka di ganggu jika moodnya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Ayana lupa kalau tadi di kunci."

Ritz yang paham tidak lagi bertanya, ia memilih duduk di tepi ranjang putrinya sembari melihat ponsel, ada beberapa email yang masuk di kirim oleh Radit.

Ayana yang berjalan kesana kemari hanya mengenakan bathrope mengalihkan fokus pria itu dari layar ponselnya.

DEG

Jantung Ritz berdetak cepat, posisi Ayana yang duduk di meja rias sangat jelas terlihat betapa mulusnya kaki jenjang yang putih bersih milik gadis itu.

Ayana lupa jika sekarang dia bukan lagi gadis kecil berusia di bawah sepuluh tahun, tindakannya saat ini bisa saja menimbulkan masalah.

"Daddy baru pulang?" tanyanya tanpa menoleh kearah Ritz.

Entah dia yang bodoh atau bagaimana, sudah tahu apa yang di buatnya saat ini tentu tidak baik untuk Daddy nya.

Ritz masih diam membisu duduk tegap di atas ranjang, matanya terus menatap intens bagian tubuh putrinya yang terlihat. Ia mencoba tetap sadar jangan sampai berbuat yang tidak-tidak, pikiran kotornya di buang jauh-jauh.

Dan baru saja Ayana ingin berganti pakaian, dengan cepat pria itu mencegahnya.

"Apa yang kamu lakukan, sayang?" kaget Ritz langsung berdiri.

Wajahnya beralih kearah lain agar tidak melihat tubuh Ayana, dimana bagian bahu gadis itu setengah terbuka.

Apa anak ini sudah gila? Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan. Dia bukan pura-pura polos atau bodoh kan? Bathin Ritz

"Ada apa Daddy?" Ayana pura-pura tidak tahu.

Dia nekat berjalan mendekat kearah Ritz, senyum penuh arti menghias di bibir indahnya.

"Are you okay, Dad?"

Ayana sengaja. Dia ingin melihat sampai mana sikap Ritz ketika melihat putri angkatnya dalam keadaan yang terbilang cukup mengacaukan akal sehat pria itu.

"Jangan berulah Sayang." Tekan Ritz tanpa menoleh

"Kenapa, hmm?" tanya Ayana dengan suara sedikit menggoda.

Wajah Ritz berubah jadi masam, entah apa yang akan terjadi nanti jika Ayana masih bersikap seperti itu.

"Gantilah bajumu, sayang! Jangan sampai Daddy menghukum mu." Titah Ritz tidak main-main

"Ngga mau Daddy, sayang." Tolak Ayana berbisik di telinga kiri pria itu

Ingin rasanya dia tertawa ketika melihat wajah pucat pasi milik Ritz, katakan saja Ayana nakal sudah berani berlaku tidak sopan.

Sebuah kecupan lumayan lama mendarat sempurna di dekat bibir Ritz yang merah dan tipis, Ayana benar-benar sudah gila. Bagaimana kalau sampai pria itu akan marah?

"Dad," panggil Ayana begitu lembut.

"Hmm," Ritz tidak berani menatap putrinya.

Detak jantungnya begitu cepat seakan habis berlari.

"Lihat sini!" pinta Ayana memegang pipi kanan Daddy nya untuk di hadapkan dengannya.

Pria itu mengalah, tangan lembut Ayana di biarkannya terus berada di pipi hingga tatapan mata keduanya saling bertemu.

Ada desiran aneh dapat Ritz rasakan, manakala melihat senyum manis Ayana dengan jarak yang cukup dekat.

"Sayang," kepala Ritz mendadak sakit.

"Ssht. No, Daddy. Jangan menghindar!" Ayana menahan tubuh Ritz agar tetap berdiri di tempatnya.

Jemari lentiknya menyusuri setiap inci wajah tampan milik pria itu, mulai dari kening, mata, hidung, pipi, dagu dan terakhir turun ke bibir.

"Seperti apa rasanya, Dad?" tanya Ayana tanpa menyingkirkan jarinya dari bibir Ritz.

"Bolehkah aku merasakannya? Tapi aku kan, belum punya pacar. Apa aku harus cari pacar saja ya, mungkin aku bisa belajar."

Ritz kaget mendengar pertanyaan konyol dari putrinya.

"Jangan aneh-aneh sayang, Daddy ngga suka kamu ngomong seperti itu."

Pria itu berusaha menormalkan detak jantungnya, bayangan dimana sang putri berciuman dengan seorang pria terlintas begitu saja. Ia tidak akan pernah membiarkan pria brengsek manapun mendekati Ayana, putri kecil yang ia rawat dan besarkan tidak rela jika sampai jatuh pada pria yang salah.

"Kenapa ngga boleh? Bukannya Daddy juga punya tunangan? Hal yang begini saja sudah biasa buat kalian kan?" sindir Ayana tepat sasaran.

Gadis itu sengaja membahas hubungan Daddy nya bersama sang kekasih Maira.

Rasa kesal dan cemburu melihat Maira begitu lengket dengan sang Daddy membuat otak dan pikiran Ayana menjadi kacau.

Belum lagi dia yang tanpa sengaja menyaksikan adegan yang tidak sepantasnya di lihat oleh gadis kecil yang pikirannya masih sangat polos itu.

"Jangan pernah berkata seperti itu lagi sayang," Ritz memberi pengertian.

"Daddy dan tante Maira melakukan itu karena kami sepasang kekasih, dan sudah bertunangan."

Perkataan Ritz tanpa sadar menyakiti hati putri angkatnya tersebut.

"Oh benarkah? Jadi aku juga boleh dong." Balas Ayana seakan menganggap enteng ucapan Daddy nya

"Maksud kamu apa sayang?" tanya Ritz mulai terpancing emosi.

Ayana belum menjawab, langkah kakinya berjalan menuju lemari pakaian yang terletak samping tempat tidur.

Gadis itu sengaja melepaskan bathrope yang di kenakannya dihadapan Ritz yang berdiri mematung, dia yang hanya memakai hotpants dan bra saja, dengan santainya mengambil pakaian di dalam lemari.

Matanya sesekali melirik kearah sang Daddy, jelas terlihat ada gurat amarah yang terpancar di wajah pria itu melihat kelakuan Ayana sekarang.

Sekitar lima menit berlalu suasana mendadak hening, detik berikutnya terdengar suara bariton yang berhasil menghentikkan aktifitasnya.

"Berhentilah berulah, Ayana!" teriak Ritz menggema ke seisi kamar.

Ayana yang kaget langsung terduduk lemas dengan keringat dingin membasahi seluruh wajah dan bagian tubuhnya.

Ritz benar-benar kelepasan, ia lupa kalau anak gadis yang beberapa tahun lalu di bawanya itu tidak bisa mendengar suara keras apalagi bentakan.

"Sayang."

Dengan panik, Ritz berjalan mendekat kearah putri angkatnya yang masih terduduk lemas dengan kedua tangan bergetar hebat, air mata gadis itu mengalir sangat deras tanpa di minta.

"Maafkan Daddy, maaf." Sesal Ritz mendekap erat tubuh Ayana

Suara isakan yang semula kecil berubah tangisan cukup keras, bahkan napas gadis itu tidak beraturan seakan menahan sesak dalam dadanya.

Ritz yang menyesal telah berlaku kasar terus berusaha menenangkan putrinya, betapa bodohnya ia yang tidak bisa menahan diri.

"Aku benci Daddy." Jerit Ayana terus meronta ingin lepas dari pelukan lumayan erat pria itu

"Daddy jahat. Ayana benci Daddy."

Hati Ritz mencelos sakit. Teriakan histeris Ayana sungguh menyakitkan, bahkan kedua mata pria itu ikut mengeluarkan cairan bejing.

Ayana yang ketakutan terus mengamuk dalam dekapan Ritz, sungguh gadis itu tidak menyangka jika perbuatannya membuat Daddy nya marah.

"Lepas Daddy!"

"Ayana benci Daddy, Ayana benci."

Tangisan Ayana semakin menjadi.

Untuk pertama kalinya Ritz melakukan kesalahan besar. Ia telah hilang kendali, tidak seharusnya ia marah sampai membentak gadis kecil yang selama ini ia jaga dengan penuh resiko.

"Maafkan Daddy, sayang." Bisik Ritz lirih

"Jangan menangis lagi, hati Daddy sakit bila kamu seperti ini."

🍀

Hampir satu jam lamanya Ayana menangis, selama itu juga Ritz terus menenangkan putri angkatnya tersebut.

Tidak lagi terdengar suara tangis dari mulut putrinya, hanya isakan kecil yang masih sesekali terdengar.

Di rasa Ayana sudah mulai tenang, Ritz bangkit dari duduk seraya menggendong gadis itu menuju tempat tidur.

"Sstt, tenanglah."

Ritz memeluk penuh sayang putrinya, di ciuminya pucuk kepala Ayana berkali-kali dengan perasaan campur aduk.

Ayana tidak lagi menangis, dia menghirup aroma tubuh Daddy nya yang wangi dan menenangkan. Sungguh, nyatanya dia bisa melupakan semua kejadian yang terjadi barusan hanya dengan bersembunyi dalam dekapan hangat Ritz.

🍃🍃🍃🍃🍃

Like & Komennya jangan lupa.

Terpopuler

Comments

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

wow bagus ceritanya

2024-02-02

3

Stanalise (Deep)🖌️

Stanalise (Deep)🖌️

kocakk banget nih bocah

2022-10-20

0

Stanalise (Deep)🖌️

Stanalise (Deep)🖌️

Orang tua mana yg ga khawatir kalo kek gini...

2022-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 DILY Bab 1 ~ Cemburu
2 DILY Bab 2 ~ Masalah Di Kampus
3 DILY Bab 3 ~ Seperti Apa Rasanya
4 DILY Bab 4 ~ Sekalian Ajah Nyebur
5 DILY Bab 5 ~ Istimewa Dan Romantis
6 DILY Bab 6 ~ Siap Sayang
7 DILY Bab 7 ~ Berebutan Perhatian
8 DILY Bab 8 ~ Mencoba Mengalah
9 DILY Bab 9 ~ Berbicara Serius
10 DILY Bab 10 ~ Mendapat Hukuman
11 DILY Bab 11 ~ Rasa Yang Berbeda
12 DILY Bab 12 ~ Tidak Ingin Egois
13 DILY Bab 13 ~ Tidak Ada Yang Berubah
14 DILY Bab 14 ~ Kedatangan Eyang
15 DILY Bab 15 ~ Permintaan Eyang
16 DILY Bab 16 ~ Membuat Kesepakatan
17 DILY Bab 17 ~ Demi Daddy
18 DILY Bab 18 ~ Rumah Eyang
19 DILY Bab 19 ~ Mendapat Hukuman
20 DILY Bab 20 ~ Pertemuan Dengan Keluarga Maira
21 DILY Bab 21 ~ Rumah Sakit
22 DILY Bab 22 ~ Begitu Memperhatikan
23 DILY Bab 23 ~ Lamaran di Tunda
24 DILY Bab 24 ~ Penjelesan Nyonya besar Bachtiar
25 DILY Bab 25 ~ Maira Datang Ke Kantor
26 DILY Bab 26 ~ Kenakalan Ayana
27 DILY Bab 27 ~ Membuat Rencana
28 DILY Bab 28 ~ Marahanya Jangan Lama-lama
29 DILY Bab 29 ~ Cemburu
30 DILY Bab 30 ~ Marah Tak Beralasan
31 DILY Bab 31 ~ Salah Paham
32 DILY Bab 32 ~ Bertengkar
33 DILY Bab 33 ~ Mengalah
34 DILY Bab 34 ~ Tidak Nyaman
35 DILY Bab 35 ~ Kebenaran
36 DILY Bab 36 ~ Nyaris Kecoplosan
37 DILY Bab 37 ~ Pasti Kembali
38 DILY Bab 38 ~ Posesif
39 DILY Bab 39 ~ Siapa Namamu?
40 DILY Bab 40 ~ Hampir Saja
41 DILY Bab 41 ~ Flashback
42 DILY Bab 42 ~ Flashback
43 DILY Bab 43 ~ Rasa Sakit
44 DILY Bab 44 ~ Terungkap
45 DILY Bab 45 ~ Terlalu Berlebihan
46 DILY Bab 46 ~ Merindukan Mu
47 DILY Bab 47 ~ Melepas Rindu
48 DILY Bab 48 ~ Bidadari Ku
49 DILY Bab 49 ~ Menyelidiki
50 DILY Bab 50 ~ Shopping
51 DILY Bab 51 ~ Sampai Kapan
52 DILY Bab 52 ~ Sudah Pernah
53 DILY Bab 53 ~ SURPRISE
54 DILY Bab 54 ~ Happy Birthday
55 DILY Bab 55 ~ Will You
56 DILY Bab 56 ~ Bukan Candaan?
57 DILY Bab 57 ~ Terima Atau Tidak
58 DILY Bab 58 ~ Jangan Pernah Di Lepas
59 DILY Bab 59 ~ Kaget
60 DILY Bab 60 ~ Jangan Bangun
61 DILY Bab 61 ~ Masalah
62 DILY Bab 62 ~ Milik Ku
63 DILY Bab 63 ~ Siapa Yang Hamil?
64 DILY Bab 64 ~ Hukuman
65 DILY Bab 65 ~ Keluar Kota
66 DILY Bab 66 ~ Apartement
67 DILY Bab 67 ~ Cemburu
68 DILY Bab 68 ~ Makan Malam
69 DILY Bab 69 ~ Pesan Singkat
70 DILY Bab 70 ~ Bukankah
71 DILY Bab 71 ~ Panggilan Sayang
72 DILY Bab 72 ~ Melihat Pertunjukkan
73 DILY Bab 73 ~ Sedikit Sibuk
74 DILY Bab 74 ~ Bibi Cantik
75 DILY Bab 75 ~ Mabuk
76 DILY Bab 76 ~ Singanya Marah
77 DILY Bab 77 ~ Boleh
78 DILY Bab 78 ~ Kalung Itu?
79 DILY Bab 79 ~ Manja Sekali
80 DILY Bab 80 ~ Besok Pulang
81 DILY Bab 81 ~ Kembali
82 DILY Bab 82 ~ Bersiap Pulang
83 DILY Bab 83 ~ Kenzi Alvarendra
84 DILY Bab 84 ~ Ayah Biologis
85 DILY Bab 85 ~ Jangan Gegabah
86 DILY Bab 86 ~ Gavril Anggara Dawson
87 DILY Bab 87 ~ Jauh Lebih Cantik
88 DILY Bab 88 ~ Naik 7 Kilo
89 DILY Bab 89 ~ Apa Aku Salah
90 DILY Bab 90 ~ Hanya Ingin Sendiri
91 DILY Bab 91 ~ Mau Peluk
92 DILY Bab 92 ~ Nikahi Saja
93 DILY Bab 93 ~ Wanita Serakah
94 DILY Bab 94
95 DILY Bab 95
96 DILY Bab 96 ~ Skandal
97 DILY Bab 97
98 DILY Bab 98
99 DILY Bab 99
100 DILY Bab 100
101 DILY Bab 101 ~ Putri Pengusaha
102 DILY Bab 102
103 DILY Bab 103
104 DILY Bab 104 ~ Boneka Beruang
105 DILY Bab 105 ~ Panggil Mami
106 DILY Bab 106 ~ Bertemu Mami
107 DILY Bab 107 ~ Ibu Dan Anak
108 DILY Bab 108 ~ Air Mata Seorang Ibu
109 DILY Bab 109 ~ Kelamaan Mikir
110 DILY Bab 110 ~ Jaga Dia Baik-baik
111 DILY Bab 111 ~ Tunggu Daddy Pulang
112 DILY Bab 112 ~ Cium Boleh
113 DILY Bab 113 ~ Temani Daddy Lembur
114 DILY Bab 114 ~ Melupakan Pesan
115 DILY Bab 115 ~ Ingin Bertemu Dengannya
116 DILY Bab 116 ~ Curang
117 DILY Bab 117 ~ Kabarnya Sekarang
118 DILY Bab 118 ~ Buat Kesalahan
119 DILY Bab 119 ~ Bukan Ikut Kita Berdua
120 DILY Bab 120
121 DILY Bab 121
122 DILY Bab 122
123 DILY Bab 123
124 DILY Bab 124
125 DILY Bab 125
126 DILY Bab 126
127 DILY Bab 127
128 DILY Bab 128
Episodes

Updated 128 Episodes

1
DILY Bab 1 ~ Cemburu
2
DILY Bab 2 ~ Masalah Di Kampus
3
DILY Bab 3 ~ Seperti Apa Rasanya
4
DILY Bab 4 ~ Sekalian Ajah Nyebur
5
DILY Bab 5 ~ Istimewa Dan Romantis
6
DILY Bab 6 ~ Siap Sayang
7
DILY Bab 7 ~ Berebutan Perhatian
8
DILY Bab 8 ~ Mencoba Mengalah
9
DILY Bab 9 ~ Berbicara Serius
10
DILY Bab 10 ~ Mendapat Hukuman
11
DILY Bab 11 ~ Rasa Yang Berbeda
12
DILY Bab 12 ~ Tidak Ingin Egois
13
DILY Bab 13 ~ Tidak Ada Yang Berubah
14
DILY Bab 14 ~ Kedatangan Eyang
15
DILY Bab 15 ~ Permintaan Eyang
16
DILY Bab 16 ~ Membuat Kesepakatan
17
DILY Bab 17 ~ Demi Daddy
18
DILY Bab 18 ~ Rumah Eyang
19
DILY Bab 19 ~ Mendapat Hukuman
20
DILY Bab 20 ~ Pertemuan Dengan Keluarga Maira
21
DILY Bab 21 ~ Rumah Sakit
22
DILY Bab 22 ~ Begitu Memperhatikan
23
DILY Bab 23 ~ Lamaran di Tunda
24
DILY Bab 24 ~ Penjelesan Nyonya besar Bachtiar
25
DILY Bab 25 ~ Maira Datang Ke Kantor
26
DILY Bab 26 ~ Kenakalan Ayana
27
DILY Bab 27 ~ Membuat Rencana
28
DILY Bab 28 ~ Marahanya Jangan Lama-lama
29
DILY Bab 29 ~ Cemburu
30
DILY Bab 30 ~ Marah Tak Beralasan
31
DILY Bab 31 ~ Salah Paham
32
DILY Bab 32 ~ Bertengkar
33
DILY Bab 33 ~ Mengalah
34
DILY Bab 34 ~ Tidak Nyaman
35
DILY Bab 35 ~ Kebenaran
36
DILY Bab 36 ~ Nyaris Kecoplosan
37
DILY Bab 37 ~ Pasti Kembali
38
DILY Bab 38 ~ Posesif
39
DILY Bab 39 ~ Siapa Namamu?
40
DILY Bab 40 ~ Hampir Saja
41
DILY Bab 41 ~ Flashback
42
DILY Bab 42 ~ Flashback
43
DILY Bab 43 ~ Rasa Sakit
44
DILY Bab 44 ~ Terungkap
45
DILY Bab 45 ~ Terlalu Berlebihan
46
DILY Bab 46 ~ Merindukan Mu
47
DILY Bab 47 ~ Melepas Rindu
48
DILY Bab 48 ~ Bidadari Ku
49
DILY Bab 49 ~ Menyelidiki
50
DILY Bab 50 ~ Shopping
51
DILY Bab 51 ~ Sampai Kapan
52
DILY Bab 52 ~ Sudah Pernah
53
DILY Bab 53 ~ SURPRISE
54
DILY Bab 54 ~ Happy Birthday
55
DILY Bab 55 ~ Will You
56
DILY Bab 56 ~ Bukan Candaan?
57
DILY Bab 57 ~ Terima Atau Tidak
58
DILY Bab 58 ~ Jangan Pernah Di Lepas
59
DILY Bab 59 ~ Kaget
60
DILY Bab 60 ~ Jangan Bangun
61
DILY Bab 61 ~ Masalah
62
DILY Bab 62 ~ Milik Ku
63
DILY Bab 63 ~ Siapa Yang Hamil?
64
DILY Bab 64 ~ Hukuman
65
DILY Bab 65 ~ Keluar Kota
66
DILY Bab 66 ~ Apartement
67
DILY Bab 67 ~ Cemburu
68
DILY Bab 68 ~ Makan Malam
69
DILY Bab 69 ~ Pesan Singkat
70
DILY Bab 70 ~ Bukankah
71
DILY Bab 71 ~ Panggilan Sayang
72
DILY Bab 72 ~ Melihat Pertunjukkan
73
DILY Bab 73 ~ Sedikit Sibuk
74
DILY Bab 74 ~ Bibi Cantik
75
DILY Bab 75 ~ Mabuk
76
DILY Bab 76 ~ Singanya Marah
77
DILY Bab 77 ~ Boleh
78
DILY Bab 78 ~ Kalung Itu?
79
DILY Bab 79 ~ Manja Sekali
80
DILY Bab 80 ~ Besok Pulang
81
DILY Bab 81 ~ Kembali
82
DILY Bab 82 ~ Bersiap Pulang
83
DILY Bab 83 ~ Kenzi Alvarendra
84
DILY Bab 84 ~ Ayah Biologis
85
DILY Bab 85 ~ Jangan Gegabah
86
DILY Bab 86 ~ Gavril Anggara Dawson
87
DILY Bab 87 ~ Jauh Lebih Cantik
88
DILY Bab 88 ~ Naik 7 Kilo
89
DILY Bab 89 ~ Apa Aku Salah
90
DILY Bab 90 ~ Hanya Ingin Sendiri
91
DILY Bab 91 ~ Mau Peluk
92
DILY Bab 92 ~ Nikahi Saja
93
DILY Bab 93 ~ Wanita Serakah
94
DILY Bab 94
95
DILY Bab 95
96
DILY Bab 96 ~ Skandal
97
DILY Bab 97
98
DILY Bab 98
99
DILY Bab 99
100
DILY Bab 100
101
DILY Bab 101 ~ Putri Pengusaha
102
DILY Bab 102
103
DILY Bab 103
104
DILY Bab 104 ~ Boneka Beruang
105
DILY Bab 105 ~ Panggil Mami
106
DILY Bab 106 ~ Bertemu Mami
107
DILY Bab 107 ~ Ibu Dan Anak
108
DILY Bab 108 ~ Air Mata Seorang Ibu
109
DILY Bab 109 ~ Kelamaan Mikir
110
DILY Bab 110 ~ Jaga Dia Baik-baik
111
DILY Bab 111 ~ Tunggu Daddy Pulang
112
DILY Bab 112 ~ Cium Boleh
113
DILY Bab 113 ~ Temani Daddy Lembur
114
DILY Bab 114 ~ Melupakan Pesan
115
DILY Bab 115 ~ Ingin Bertemu Dengannya
116
DILY Bab 116 ~ Curang
117
DILY Bab 117 ~ Kabarnya Sekarang
118
DILY Bab 118 ~ Buat Kesalahan
119
DILY Bab 119 ~ Bukan Ikut Kita Berdua
120
DILY Bab 120
121
DILY Bab 121
122
DILY Bab 122
123
DILY Bab 123
124
DILY Bab 124
125
DILY Bab 125
126
DILY Bab 126
127
DILY Bab 127
128
DILY Bab 128

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!