Cintaku Tak Semanis Es Cream
Tap
Tap
Tap
Suara deru sepatu Elvan menandakan hadirnya dirinya di sebuah sekolah Global Persada berstandar Internasional. Semua mata cewek yang berada di sana menatap tak berkedip memandangnya termasuk Alana dan Deswita sahabat Alana.
“Pangeran.” Gumam Alana pelan namun masih terdengar Deswita hingga dirinya memberikan sentilan di kening Alana, menyadarkan Alana.
“Hiks…sakit tau!“gerutu Alana.
“Biarin! Biar lo sadar!“ucap Wita santai.
“Emang gw gila apa?“sahut Alana sambil memanyunkan bibirnya.
“Udah Ah, ngomong sama lo mah ga akan selesai-selesai kalau di lanjutin. Ayo kita masuk!”ajak Wita.
Namun Langkah kaki Alana kini terhenti di ikuti Wita sahabatnya, saat dirinya melihat seorang cewek yang bergelayut mesra ke Elvan.
“Ih, ko nahan tangan gw sih?“tanya Wita sambil menatap ke arah Alana, namun akhirnya dirinya mengetahui jawabannya saat mata nya mengarah ke arah tatapan Alana.
“Masih aja lihatin cowok itu. Ingat Alana dia bukan level kita, kita masuk ke sini karna beasiswa bukan karna kita anak orang kaya tidak seperti cowok itu dan cewek yang bergelayut mesra dengannya.“ ujar Wita mengingatkan sahabatnya.
Alana bisa merasakan jika cowok yang dia taksir itu tidak menyukai cewek yang bergelayut mesra dengannya, karna Elvan hanya bersikap dingin dengan Misella.
Kini mereka sudah berkumpul di dalam kelas, dan ternyata Alana dengan Elvan satu kelas, sedangkan Misella berbeda kelas dengan mereka.
“Owh…ternyata namanya Elvan Aska Bagaskara. Untung aja ulat keket itu ga satu kelas sama gw.“ ucap Alana dalam hati saat wali kelas nya mengabsen muridnya satu persatu.
Hari terus berlalu, ternyata perasaan suka Alana kepada Elvan semakin bertambah. Terlebih saat dirinya menyaksikan pertandingan basket di sekolah dan Elvan menjadi kapten dari tim basket di sekolahnya.
“Ya ampun tampan dan keren banget sih Elvan.”ucap Alana dalam hati sampai mulutnya terbuka lebar.
“Woy, awas lalat masuk! Tuh mulut terbuka lebar bener. banjir tuh!“ ucap Wita mengagetkan Alana, menghentikan lamunan Alana.
“Rese lo! Mana? Orang ga ada.“ ujar Alana dengan polosnya sambil mengelap sekitar mulutnya karna khawatir dengan apa yang di ucapkan sahabatnya itu benar.
Dan tentu saja hal itu membuat sahabatnya tertawa terbahak-bahak melihat kepolosan sahabatnya.
“Otak boleh pintar, tapi masih aja bisa gw kerjain." Wita terkekeh dengan ekspresi sahabatnya yang sudah memanyunkan bibirnya hingga panjang.
“Biasa deh, bibir monyong lima senti.“ Julukan dari Wita jika sahabatnya sedang merajuk.
Alana memiliki otak yang cerdas, dirinya selalu mendapat peringkat ke satu bahkan dirinya masuk sekolah ini karna mendapatkan beasiswa, lulus dalam mengikuti tes untuk masuk di sekolah tersebut. Namun Alana termasuk anak yang manja dan polos, karna dirinya anak bontot di keluarganya dan Alana mempunyai seorang kakak cewek yang selalu memanjakannya. Alana juga bukan tipe cewek gaul, hari-harinya hanya di sibukkan dengan membaca buku dan belajar.
Tapi kini saat dirinya mulai merasakan jatuh cinta, Alana jadi suka sekali berlama-lama di sekolah hanya untuk sekedar melihat dan mendekati Elvan. Seperti saat ini, Alana melihat Elvan pertandingan basket.
“Van..” teriak Alana hingga Elvan dan Andre sahabatnya menghentikan langkahnya dan menoleh mencari sumber suara.
Alana berjalan menghampiri Elvan…
“Kenapa?“ tanya Elvan singkat.
“Owh..ga. Gw hanya mau mengucapkan selamat atas kemenangan pertandingan tadi.“ ucap Alana sambil mengulurkan tangannya kepada Elvan. Jujur saja semua itu Alana lakukan hanya sekedar untuk bisa melihat wajah Elvan dari dekat.
“Omg. Tampan banget sih ni cowok, keren lagi. Sempurna banget.“ gumam Alana dalam hati, tentu saja hal itu membuat mata Alana tak berkedip sedikitpun menatap ke arah Elvan.
Dan dari kejauhan terlihat Misella yang sudah mengepalkan tangannya karna merasa geram.
“Dasar cewek ga tau diri, berani-berani nya lo deketin Elvan!“gerutu Misella. Tiba-tiba saja Misella datang menghampiri mereka dengan genk nya.
Sedangkan Elvan justru memilih meninggalkan mereka semua, karena dirinya memang paling malas jika melihat cewek merebutkan dirinya. Dan hal ini bukan hal yang baru baginya, dia sudah biasa merasakan hal itu.
“Van, kalau gw perhatiin, kayanya Alana suka sama lo deh.“ Ucap Andre.
“Ya biarin aja, bukan urusan gw! Kaya aneh aja lo, secara sahabat lo ini tampan dan keren.“ sahut Elvan dengan percaya diri.
Dan jika sudah begini Andre memilih malas untuk melanjutkan percakapan dengan Elvan, lebih baik dirinya memilih topik baru untuk di bicarakan.
Sedangkan Alana dengan Misella saat ini masih saja berseteru, bahkan mereka sampai jambak-jambakan rambut. Hingga akhirnya teman-teman gengnya dan Wita sahabat Alana melerainya.
“Awas ya! Gw peringatkan sama lo, jangan coba-coba lo deketin Elvan! Elvan itu kekasih gw! Ngerti kan lo! Kalo lo ga mau berurusan sama gw, jangan pernah mimpi lo mendapatkan pangeran seperti Elvan!" seru Misella sombong.
“Sorry, gw ga akan ikutin keinginan lo! Lagian gw tau kok kalau Elvan tuh ga menyukai lo. Jadi, lebih baik kita bersaing secara sehat, sama-sama meraih cinta dia.” Alana menantang Misella, hingga dirinya
merasa tertantang.
“Ok, gw terima tantangan lo! Kita akan lihat siapa yang akan menang dalam pertandingan ini! Sadar woy siapa lo! Lo tuh ga sepadan sama Elvan, karna lo masuk sini hanya karna beasiswa. Elvan itu anak orang kaya. Gw jamin 100 persen, kalau orang tuanya ga akan setuju sama lo! Dan gw pastikan kalau yang menang itu gw! Secara papi nya Elvan tuh sahabatan sama papi gw, mereka juga rekan bisnis.“ ucap Misella mengejek.
“Cerita cinta lo itu mirip dengan cerita Cinderella merindukan pangeran.” ucap Misella menghina Alana. Misella dan gengnya tertawa terbahak-bahak menertawakan Alana yang bermimpi mendapatkan cinta Elvan Aska Bagaskara, cowok yang cukup sempurna. Secara fisik sangat ok, hanya saja tak memiliki otak yang cerdas.
Jika Wita tak menarik tangan Alana, mungkin kini tangan Alana sudah bermain di wajah Misella. Wita tak ingin nantinya Alana akan bermasalah dengan pihak sekolah karna bertengkar dengan Misella, terlebih kedudukan Misella lebih tinggi dari mereka. Dan bisa saja pihak sekolah memutuskan sepihak beasiswa yang Alana terima hanya karna bertengkar dengan Misella di lingkungan sekolah.
“Sabar Na! Mereka itu bukan tandingan lo! Lebih baik lo lupain aja cowok itu, dia ga sepadan dengan kita! Dan lebih baik lo fokus sama sekolah, jangan cari masalah yang bisa merugikan lo!“ Wita mencoba menenangkan sahabatnya dengan memberi nasehat.
Namun bukan namanya Alana Liora Gantari namanya jika pantang menyerang dalam suatu hal, Alana akan terus berjuang untuk meraih apa yang dia inginkan. Alana memiliki kepribadian keras kepala, jadi saat Misella menantangnya, sudah pasti dirinya akan merasa tertantang bukan memilih mundur teratur menerima kekalahan.
Sedangkan Wita hanya bisa menghela nafas panjang dengan sikap sahabatnya. Bukan 1 dan 2 tahun dirinya dekat dan mengenal Alana, mereka sudah bersahabat sejak mereka duduk di bangku Taman kanak-kanak. Bukan hanya merasa cocok, namun kedekatan mereka karna sama-sama satu visi yaitu rajin belajar meraih cita-cita. Alana selalu meraih peringkat pertama dan Deswita selalu mendapat peringkat kedua.
Suka duka selalu mereka jalani bersama, meskipun sering kali terjadi pertengkaran diantara mereka. Alana memiliki sifat keras kepala, namun Deswita selalu menjadi sahabat yang baik untuk Alana Liora Gantari.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 🙏😍😘😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Nirwana Asri
nm ceweknya bagus, percayalah aku kalau mau menamai tokoh kaya mau manamai anak sendiri, kdg suka bingung hehe
2022-07-07
2
SoVay
haloooo....
udah aku fav yaqa
mampir d CEO playboyku aja yaaa 😉😉
2022-03-02
1
𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪🇱❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐
halo salam kenal kakak
2022-02-24
2