Tap
Tap
Tap
Suara deru sepatu Elvan menandakan hadirnya dirinya di sebuah sekolah Global Persada berstandar Internasional. Semua mata cewek yang berada di sana menatap tak berkedip memandangnya termasuk Alana dan Deswita sahabat Alana.
“Pangeran.” Gumam Alana pelan namun masih terdengar Deswita hingga dirinya memberikan sentilan di kening Alana, menyadarkan Alana.
“Hiks…sakit tau!“gerutu Alana.
“Biarin! Biar lo sadar!“ucap Wita santai.
“Emang gw gila apa?“sahut Alana sambil memanyunkan bibirnya.
“Udah Ah, ngomong sama lo mah ga akan selesai-selesai kalau di lanjutin. Ayo kita masuk!”ajak Wita.
Namun Langkah kaki Alana kini terhenti di ikuti Wita sahabatnya, saat dirinya melihat seorang cewek yang bergelayut mesra ke Elvan.
“Ih, ko nahan tangan gw sih?“tanya Wita sambil menatap ke arah Alana, namun akhirnya dirinya mengetahui jawabannya saat mata nya mengarah ke arah tatapan Alana.
“Masih aja lihatin cowok itu. Ingat Alana dia bukan level kita, kita masuk ke sini karna beasiswa bukan karna kita anak orang kaya tidak seperti cowok itu dan cewek yang bergelayut mesra dengannya.“ ujar Wita mengingatkan sahabatnya.
Alana bisa merasakan jika cowok yang dia taksir itu tidak menyukai cewek yang bergelayut mesra dengannya, karna Elvan hanya bersikap dingin dengan Misella.
Kini mereka sudah berkumpul di dalam kelas, dan ternyata Alana dengan Elvan satu kelas, sedangkan Misella berbeda kelas dengan mereka.
“Owh…ternyata namanya Elvan Aska Bagaskara. Untung aja ulat keket itu ga satu kelas sama gw.“ ucap Alana dalam hati saat wali kelas nya mengabsen muridnya satu persatu.
Hari terus berlalu, ternyata perasaan suka Alana kepada Elvan semakin bertambah. Terlebih saat dirinya menyaksikan pertandingan basket di sekolah dan Elvan menjadi kapten dari tim basket di sekolahnya.
“Ya ampun tampan dan keren banget sih Elvan.”ucap Alana dalam hati sampai mulutnya terbuka lebar.
“Woy, awas lalat masuk! Tuh mulut terbuka lebar bener. banjir tuh!“ ucap Wita mengagetkan Alana, menghentikan lamunan Alana.
“Rese lo! Mana? Orang ga ada.“ ujar Alana dengan polosnya sambil mengelap sekitar mulutnya karna khawatir dengan apa yang di ucapkan sahabatnya itu benar.
Dan tentu saja hal itu membuat sahabatnya tertawa terbahak-bahak melihat kepolosan sahabatnya.
“Otak boleh pintar, tapi masih aja bisa gw kerjain." Wita terkekeh dengan ekspresi sahabatnya yang sudah memanyunkan bibirnya hingga panjang.
“Biasa deh, bibir monyong lima senti.“ Julukan dari Wita jika sahabatnya sedang merajuk.
Alana memiliki otak yang cerdas, dirinya selalu mendapat peringkat ke satu bahkan dirinya masuk sekolah ini karna mendapatkan beasiswa, lulus dalam mengikuti tes untuk masuk di sekolah tersebut. Namun Alana termasuk anak yang manja dan polos, karna dirinya anak bontot di keluarganya dan Alana mempunyai seorang kakak cewek yang selalu memanjakannya. Alana juga bukan tipe cewek gaul, hari-harinya hanya di sibukkan dengan membaca buku dan belajar.
Tapi kini saat dirinya mulai merasakan jatuh cinta, Alana jadi suka sekali berlama-lama di sekolah hanya untuk sekedar melihat dan mendekati Elvan. Seperti saat ini, Alana melihat Elvan pertandingan basket.
“Van..” teriak Alana hingga Elvan dan Andre sahabatnya menghentikan langkahnya dan menoleh mencari sumber suara.
Alana berjalan menghampiri Elvan…
“Kenapa?“ tanya Elvan singkat.
“Owh..ga. Gw hanya mau mengucapkan selamat atas kemenangan pertandingan tadi.“ ucap Alana sambil mengulurkan tangannya kepada Elvan. Jujur saja semua itu Alana lakukan hanya sekedar untuk bisa melihat wajah Elvan dari dekat.
“Omg. Tampan banget sih ni cowok, keren lagi. Sempurna banget.“ gumam Alana dalam hati, tentu saja hal itu membuat mata Alana tak berkedip sedikitpun menatap ke arah Elvan.
Dan dari kejauhan terlihat Misella yang sudah mengepalkan tangannya karna merasa geram.
“Dasar cewek ga tau diri, berani-berani nya lo deketin Elvan!“gerutu Misella. Tiba-tiba saja Misella datang menghampiri mereka dengan genk nya.
Sedangkan Elvan justru memilih meninggalkan mereka semua, karena dirinya memang paling malas jika melihat cewek merebutkan dirinya. Dan hal ini bukan hal yang baru baginya, dia sudah biasa merasakan hal itu.
“Van, kalau gw perhatiin, kayanya Alana suka sama lo deh.“ Ucap Andre.
“Ya biarin aja, bukan urusan gw! Kaya aneh aja lo, secara sahabat lo ini tampan dan keren.“ sahut Elvan dengan percaya diri.
Dan jika sudah begini Andre memilih malas untuk melanjutkan percakapan dengan Elvan, lebih baik dirinya memilih topik baru untuk di bicarakan.
Sedangkan Alana dengan Misella saat ini masih saja berseteru, bahkan mereka sampai jambak-jambakan rambut. Hingga akhirnya teman-teman gengnya dan Wita sahabat Alana melerainya.
“Awas ya! Gw peringatkan sama lo, jangan coba-coba lo deketin Elvan! Elvan itu kekasih gw! Ngerti kan lo! Kalo lo ga mau berurusan sama gw, jangan pernah mimpi lo mendapatkan pangeran seperti Elvan!" seru Misella sombong.
“Sorry, gw ga akan ikutin keinginan lo! Lagian gw tau kok kalau Elvan tuh ga menyukai lo. Jadi, lebih baik kita bersaing secara sehat, sama-sama meraih cinta dia.” Alana menantang Misella, hingga dirinya
merasa tertantang.
“Ok, gw terima tantangan lo! Kita akan lihat siapa yang akan menang dalam pertandingan ini! Sadar woy siapa lo! Lo tuh ga sepadan sama Elvan, karna lo masuk sini hanya karna beasiswa. Elvan itu anak orang kaya. Gw jamin 100 persen, kalau orang tuanya ga akan setuju sama lo! Dan gw pastikan kalau yang menang itu gw! Secara papi nya Elvan tuh sahabatan sama papi gw, mereka juga rekan bisnis.“ ucap Misella mengejek.
“Cerita cinta lo itu mirip dengan cerita Cinderella merindukan pangeran.” ucap Misella menghina Alana. Misella dan gengnya tertawa terbahak-bahak menertawakan Alana yang bermimpi mendapatkan cinta Elvan Aska Bagaskara, cowok yang cukup sempurna. Secara fisik sangat ok, hanya saja tak memiliki otak yang cerdas.
Jika Wita tak menarik tangan Alana, mungkin kini tangan Alana sudah bermain di wajah Misella. Wita tak ingin nantinya Alana akan bermasalah dengan pihak sekolah karna bertengkar dengan Misella, terlebih kedudukan Misella lebih tinggi dari mereka. Dan bisa saja pihak sekolah memutuskan sepihak beasiswa yang Alana terima hanya karna bertengkar dengan Misella di lingkungan sekolah.
“Sabar Na! Mereka itu bukan tandingan lo! Lebih baik lo lupain aja cowok itu, dia ga sepadan dengan kita! Dan lebih baik lo fokus sama sekolah, jangan cari masalah yang bisa merugikan lo!“ Wita mencoba menenangkan sahabatnya dengan memberi nasehat.
Namun bukan namanya Alana Liora Gantari namanya jika pantang menyerang dalam suatu hal, Alana akan terus berjuang untuk meraih apa yang dia inginkan. Alana memiliki kepribadian keras kepala, jadi saat Misella menantangnya, sudah pasti dirinya akan merasa tertantang bukan memilih mundur teratur menerima kekalahan.
Sedangkan Wita hanya bisa menghela nafas panjang dengan sikap sahabatnya. Bukan 1 dan 2 tahun dirinya dekat dan mengenal Alana, mereka sudah bersahabat sejak mereka duduk di bangku Taman kanak-kanak. Bukan hanya merasa cocok, namun kedekatan mereka karna sama-sama satu visi yaitu rajin belajar meraih cita-cita. Alana selalu meraih peringkat pertama dan Deswita selalu mendapat peringkat kedua.
Suka duka selalu mereka jalani bersama, meskipun sering kali terjadi pertengkaran diantara mereka. Alana memiliki sifat keras kepala, namun Deswita selalu menjadi sahabat yang baik untuk Alana Liora Gantari.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 🙏😍😘😄
Hari terus berlalu, namun Alana masih belum bisa mendapatkan cinta Elvan cowok pujaannya. Tapi Alana tak pernah patah semangat, meskipun Wita selalu berusaha membuka pikirannya untuk menghentikan perjuangan cintanya ke Elvan. Alana tak peduli dirinya selalu mendapatkan bullyan dari teman-teman sekolahnya yang tak suka dengan sikap Alana yang terus mengejar Elvan, cowok paling populer di sekolahnya.
“ Elvan, Mis Lihat semakin hari prestasi kamu semakin tidak berkembang, dan justru malah semakin anjlok. Tugas sekolah juga jarang sekali kamu kerjakan. Banyak guru yang mengeluhkan kamu. Kalau kamu terus menerus seperti ini, Mis terpaksa harus memanggil Mami kamu! Coba deh mulai sekarang kamu kurangin dulu main dan kegiatan kamu! Bukan karna kamu sibuk dengan kegiatan ekstrakurikuler basket dan kegiatan di luar sekolah, kamu jadi malas sekolah, dan menomor duakan sekolah! Ingat sekolah ini punya aturan, meskipun kamu mampu membayar sekolah di sini!“ ucap Mis Eva tegas, sang wali kelas.
“ Ya, Mis. Saya akan berusaha untuk berubah sesuai keinginan Mis, tapi saya mohon Mis jangan panggil mami saya dulu! “ ucap Elvan memohon.
“Baik Mis akan berikan kamu kesempatan satu kali lagi, jika kamu tidak berubah juga Mis terpaksa harus memanggil mami kamu untuk mencari solusi mengatasi kamu!“ sahut Mis Eva dan Elvan menganggukan kepalanya tanda setuju.
Elvan berjalan gontai keluar dari ruang guru, dirinya tak bersemangat. Aura dingin dan sombong, tiba-tiba saja menghilang berganti wajah yang murung.
“ Kenapa lo Van? Muka di tekuk begitu, seperti ga di kasih uang jajan aja 1 tahun sama emak lo!“ ejek Andre.
“ Sia*lan lo! Gw bingung ni Dre. Tadi Mis Eva manggil gw, dan dia ngasih peringatan ke gw. Gw harus gimana ya? Mis Eva mengancam gw untuk manggil nyokap gw, kalau prestasi gw ga meningkat. Kata dia, guru-guru udah pada protes karna gw banyak ga ngumpulin tugas dan nilai gw selalu jelek. Gw di suruh kurangin kegiatan di luar sama eskul basket. Aaaahh…bikin gw stress aja si! Lo tau kan semua kegiatan itu gw jalanin karna untuk mengurangi kejenuhan gw di rumah. Lo tau sendiri kan bokap nyokap gw selalu sibuk sama kariernya. Dan akhirnya mau ga mau gw melampiaskannya ke club motor dan basket.“ Terlihat sekali wajah Elvan yang bingung. Dan baru kali ini Andre melihat sahabatnya seperti cucian lecek belum di setrika.
“ Aha, gw punya ide. Sini gw bisikin!" ucap Andre membuat Elvan mengikuti ucapan Andre, yaitu mendekatkan telinganya ke bibir Andre.
“ Alana kan ngefans sama lo banget selama ini, lo deketin aja dia! Pura-pura deh lo pacarin dia, secara dia kan pintar. Jadi udah bakal di pastiin tuh dia bakal bisa katrol prestasi lo! Dia bakal bisa bantuin ngerjain tugas-tugas lo, ngasih contekan buat lo ! Lagian Alana cantik juga, cuma kurang di make over aja.“ bisik Andre membuat wajah Elvan berbinar-binar. Sesuai rencana Andre,dirinya akan menjadikan Alana kekasihnya.
“ Van…” Misella memanggil Elvan, menghentikan Langkah Elvan dan Andre yang ingin masuk ke dalam kelas.
“ Kenapa Sel?“ tanya Elvan dingin. Meskipun Misella termasuk cewek cantik di sekolahnya, entah mengapa dirinya tak memiliki perasaan kepada Misella, justru Elvan bersikap dingin layaknya ke teman-teman cewek lainnya. Tak ada satu pun cewek yang bisa menaklukan hati seorang Elvan Aska Bagaskara. Elvan selalu bersikap cool dan dingin terhadap wanita, sampai-sampai dulu dirinya pernah di gosipkan menjalin hubungan dengan Andre alias Gay. Karna di mana ada Elvan di situ pasti ada Andre. Begitu juga Andre, dirinya pun tak pernah menjalin hubungan dengan cewek mana pun. Walaupun wajah Andre dengan Elvan 11 12, namun Andre memiliki sifat ramah dan humoris tak seperti Elvan. Selama ini Elvan lebih menyukai dunia otomotif dan olahraga terutama basket, baginya memiliki cewek itu sangat merepotkan dan membosankan. Elvan tak ingin memiliki status dengan cewek manapun, dia merasa khawatir jika nantinya akan mengganggu hobinya.
“ Eh, engga Van. Nanti aku bisa ga nanti pas pulang numpang sama kamu. Soalnya tadi pagi aku sekolah di antar papi, ga bawa mobil sendiri.“ ucap Misella manja.
“ Duh gimana ya? Bukannya gw ga mau ngasih tumpangan, cuma gw nanti pulang sekolah mau ke bengkel dulu.“ sahut Elvan berbohong.
“ Ya udah gimana kalau aku ikut nemenin kamu dulu ke bengkel, habis itu baru deh kita pulang bareng. Ayolah Van, secara kita kan tinggal satu perumahaan. Rumah kamu juga kan ga jauh dari rumah aku! Terus aku juga tadi udah terlanjur ngomong sama mami, kalau nanti pulang sekolahnya bareng sama kamu.“ ungkap Misella membuat Elvan tak bisa lagi menolak, karna merasa tak enak untuk menolak Misella. Karna Elvan dekat dengan mami Misella, Elvan dan Misella sudah berteman sejak mereka kecil. Bukan hanya papi Elvan dan papi Misella adalah rekan bisnis, namun mereka juga bersahabat. Selain itu memang benar yang di katakan Misella, jika rumah mereka satu perumahan hanya beda blok saja.
Misella tentu saja bersorak gembira, baginya ini sebuah angin segar untuk dirinya bisa merebut hati Elvan. Sejak sekolah dasar Misella sudah menyukai Elvan, namun berbeda hal nya dengan Elvan yang hanya bersikap biasa. Bagi Misella, Elvan adalah cinta monyetnya, cinta pertamanya. Meskipun banyak cowok yang menyukainya, Misella hanya menginginkan Elvan seorang.
Sifat manja dan centil Misella mungkin yang membuat Elvan tak menyukainya. Baginya jika menjalin hubungan dengan Misella, akan mengganggu kesenangannya. Terlebih Elvan jika sedang menikmati hobinya, suka sekali lupa diri. Pasti cepat atau lama, Misella akan protes. Dia paling malas di cemburuin, di kekang, bertengkar atau di protes. Itulah alasan Elvan juga memilih tak menjalin hubungan dengan cewek manapun.
Bel pulang telah berbunyi, siswa siswi berhamburan keluar.
“ Lan, ada yang aku ingin omongin ke kamu!“ ucap Elvan lembut namun tanpa basa basi, bahkan membuat mata Alana membulat sempurna, merasa kaget dengan perubahan Elvan.
“ Ya ampun, semalam gw mimpi apa ya? Beneran Elvan ngajak ngobrol berdua sama gw? Gw ga salah dengar dia ngomong aku kamu sama gw? “ Berbagai pertanyaan menari di pikirannya.
“ Lana, kamu kenapa? “ tanya Elvan lembut, menyadarkan lamunan Alana.
“ Demi nilai bagus, gw harus bisa menjalankan misi gw! Semangat Elvan! “ Elvan mencoba menyemangati dirinya sendiri.
“ Tumben si Elvan ngajak ngobrol duluan sama Alana, lembut lagi ngomongnya. Pasti ada udang di balik bakwan ini.“ Wita sibuk dengan pemikiran sendiri, dirinya merasa curiga dengan sikap janggal yang di lakukan Elvan ke Alana.
“ Wit, gw pinjem sahabat lo sebentar ya! Ada hal penting yang mau gw omongin ke Alana! “ ucap Elvan dan Wita hanya bisa menganggukan kepalanya. Dia tak mungkin melarang sahabatnya mengobrol berdua.
Bagaimana perasaan Alana saat itu? Hatinya saat itu merasa berbunga-bunga, jantungnya berdegup sangat kencang, deru nafasnya begitu cepat. Alana merasa Bahagia dengan sikap Elvan kepadanya. Sedangkan Elvan berusaha menghilangkan sifat dingin dan cueknya pada Alana, agar Alana tak merasa curiga saat Elvan mengungkapkan bahwa dirinya menginginkan Alana menjadi kekasihnya.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 🙏😍😘
Alana berjalan mengekor di belakang Elvan, mengikuti ke mana Elvan akan membawanya. Hingga akhirnya mereka terhenti di sebuah kursi yang berada di taman di dekat pohon yang rindang.
“ Lan, maksud aku mengajak kamu ke sini, karna aku ingin kamu menjadi pacar aku! Kamu bersedia ga? “ Ucap Elvan to the point tanpa basa basi, membuat Alana kaget mendengarnya.
“ Serius kamu Van sama yang kamu ucapkan?" tanya Alana mencoba menegaskan.
“ Iya, aku jatuh cinta padamu. Apa kamu mau menerima aku jadi pacar kamu? “ sahut Elvan memperjelas, dia lakukan demi totalitas dirinya dalam berakting, agar Alana tak mencurigai dirinya jika dirinya hanya berpura-pura.
“ Tentu saja aku tak akan menolaknya. Asal kamu tau, aku jatuh cinta pada kamu sejak pandangan pertama. Bagiku semua seperti mimpi, karna akhirnya Allah mendengar doaku selama ini.“ ucap Alana dengan polosnya, membuat Elvan tertawa dalam hati dengan sifat polos cewek di hadapannya.
“ Ya. Berarti kita resmi pacaran ya hari ini? Tapi maaf ya hari ini aku ga bisa mengantar kamu pulang, karna Misella ga bawa mobil, jadi dia numpang sama aku. Karna rumah kami berdekatan, aku ga enak kalau menolaknya. Maaf ya Honey, aku mohon jangan marah.“ ujar Elvan sambil mengelus rambut Alana agar cewek yang baru saja menyandang kekasihnya tak marah.
Alana terpaku menatap wajah Elvan dengan seksama, jantungnya berdegup sangat kencang saat Elvan memanggil dirinya dengan sebutan Honey, di tambah elusan lembut di kepalanya. Bagi Alana ini hal pertama kali dirinya merasakan kontak fisik dengan lawan jenis terlebih dengan cowok pujaannya. Rasanya jantungnya ingin melompat keluar, nafasnya terus memburu.
“ Ya sudah ga apa-apa, aku bisa pulang dengan Wita.“ sahut Alana, meskipun hatinya merasa gondok karna kekasihnya harus satu motor dengan musuh bebuyutannya. Tapi baginya mungkin ini salah satu resiko nya memiliki kekasih tampan dan populer, harus bisa menahan rasa cemburu.
Di tempat berbeda, Misella sedang merasa kesal karna dirinya tak menemukan cowok impiannya. Dan lebih kesalnya lagi Andre tak memberi tahu tentang keberadaan Elvan.
“ Breng*** kemana si Elvan?“ umpat Misella dalam hatinya, hatinya kini sudah terbakar api cemburu rasanya begitu panas.
Mata Misella membulat sempurna saat dirinya melihat cowok yang sejak tadi dirinya tunggu berjalan berdua dengan musuhnya.
“ Shi* kenapa cewek kampung itu jalan berdua sama Elvan?“ umpat Misella dalam hati, dirinya langsung memberi tatapan tajam ke arah Alana saat mereka datang.
“ Van, dari mana aja si kamu? Aku udah lama banget nunggu kamu. Kamu habis ngapain si sama cewek kampung itu?“ ucap Misella dengan manja, bahkan kini dirinya langsung bergelayut manja. Tentu saja hal itu membuat hati Alana merasa panas melakukan hal itu kepada pacarnya. Rasanya ingin sekali dirinya menjahit mulut Misella dan melepas paksa tangannya yang kini sedang merangkul Elvan. Tapi Alana terpaksa mengurungkan niatnya, karna mendapat kode kedipan mata dari Elvan agar dirinya tak melakukan hal itu.
“ Alana. Jangan pernah panggil Alana Wanita kampung, ingat dia punya nama.” ucap Elvan ketus.
“ Kamu ko jadi belain dia sih?" ujar Misella.
“ Bukan nya belain, tapi gw ga mau kalian bertengkar, karna gw paling malas melihat orang bertengkar. Ya udah ayo pulang! Lan, gw pulang dulu ya!“ Pamit Elvan ke Alana dan langsung mendapat anggukan kepala dari Alana. Tentu saja hal itu membuat Misella terkaget merasa tak percaya dengan sikap baik Elvan kepada Alana.
Misella menghentakkan kaki nya karna merasa kesal dengan sikap Elvan yang membela Alana.
Setelah kepergian Misella dan Elvan, Alana dan Wita pun ikut pulang. Seperti biasanya Alana selalu menumpang dengan Wita.
“ Lan, tadi lo ngapain sama si Elvan ngobrol berdua?" tanya Wita membuka omongan.
“ Tau ga Wit, Elvan nembak gw jadi pacarnya.“ ucap Alana membuat Wita langsung mengerem mendadak karna kaget dengan ucapan Alana.
“ Gi*la lo, mau buat gw mati muda! Woy, gw masih mau ngerasain cinta semanis es cream.“ ujar Alana, Sedangkan Wita memilih menepikan dahulu motor matic nya di sebuah warung es kelapa.
“ Lah kita ko jadi berhenti di sini dulu?“ tanya Alana bingung.
“ Dari pada gw jantungan dan celaka dengar omongan lo, lebih baik kita ngobrol dulu! Gw pengen tau cerita lo lebih jelas!“ sahut Wita.
Sebelum memulai pembicaraan, Wita memesan terlebih dahulu es kelapa untuk dirinya dan juga Alana.
“ Ceritain coba sama gw!“ titah Wita.
Satu persatu Alana menceritakan tentang perbincangan yang di lakukan Elvan dengannya. Wita mencoba menyimak semua ucapan sahabatnya.
“ Lo yakin Lan, dia benar-benar suka sama lo? Gw takut dia itu cuma manfaatin kepintaran lo doank. Masa aneh banget tiba-tiba saja berubah baik sama lo gitu, yang tadinya dingin banget sama kita. Terus lo nerima dia? Lo yakin Lan mau pacaran sama dia? Lo lihat kan baru ngungkapin perasaan sama lo tau-tau nya dia pulang bareng si ulet keket itu.“ cerocos Wita.
“ Iyalah gw yakin. Kalau memang dia ga suka, ngapain dia nembak gw coba? Kalau masalah itu, tadi dia sempat jelasin sama gw, jadi gw mencoba ngerti.“ sahut Alana.
******
Hari terus berlalu, namun ternyata bukan hanya sekedar berpura-pura saja Elvan menjalin hubungan dengan Alana. Perlahan hatinya terketuk, dan benar-benar merasakan jatuh cinta yang sebenarnya pada Alana.
Selama Alana menjadi kekasih Elvan, prestasi Elvan semakin baik semua itu karna perhatiaan Alana kepada Elvan. Bahkan Alana memotivasi Elvan untuk rajin mengerjakan tugas sekolah.
“ Terima kasih ya Honey, berkat kehadiranmu semua nya berubah. Aku tak merasa kesepian lagi, dan juga prestasi ku jauh lebih baik.” Ucap Elvan sambil menggenggam tangan Alana, seiring jalan Alana memiliki peran penting dalam hidupnya.
“ Ya, sama-sama. Kamu tak perlu sungkan, ini sudah tugasku menjadi pacar kamu. Memotivasi dalam belajar, kita belajar bareng demi meraih cita-cita kita.“ ucap Alana membuat Elvan tersentuh.
“ Sebagai ucapan terima kasih ku, kita beli es cream yuk! Aku akan mentraktir kamu!“ Alana langsung naik ke atas motor sport Elvan, mereka menjelajahi jalan untuk menuju sebuah kedai es cream yang menjadi tempat favorit untuk mereka. Memakan es cream adalah salah satu kegemaran mereka, bagi mereka hal itu menambah keromantisan buat mereka berdua. Karna Alana pencinta es cream, Elvan pun ikut menyukai es cream.
“ Selamat makan, semoga cinta kita semanis es cream.” ucap Alana dengan penuh harapan, dan hal yang sama di rasakan Elvan. Baginya kehadiran Alana begitu manis menemani hari-harinya, berharap cinta mereka seperti rasa es cream yang begitu manis dan menyenangkan.
Dan seperti biasanya, mereka menikmati es cream dengan tawa bahagia. Semua terasa seperti mimpi bagi Alana. Cowok yang awalnya begitu dingin dan cuek pada dirinya, sekarang justru bucin kepada dirinya dengan bersikap romantis.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 🙏😍😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!