Asta sedang membuatkan kopi pesanan Kevin ketika Amanda tiba .
" Hai, maaf aku terlambat, Pak Kevin sudah datang ?," tanya Amanda meletakan tasnya pada meja yang terletak disamping kanan dari meja yang berada didepan nya, dekat dengan milik Asta.
" Boleh aku memanggilmu Manda ?, "
" Boleh, kenapa ?."
" Bukankah meja itu seharusnya meja ku ?," Asta tidak mengerti mengapa sekretaris yang sudah lama bekerja justru memilih meja belakang.
" Kamu salah Asta, kemarin aku hanya sementara atau pengganti dengan kata lain aku adalah asisten mu. Dan ini rangkuman pertemuan pak Kevin kemarin ," Amanda memberikan penjelasan pada Asta mengenai statusnya .
" Oh, Aku mengantarkan kopi kedalam dulu ya ," Asta membawa kopi pesanan Kevin sambil membawa surat balasan yang diminta oleh bos-nya.
" Permisi pak, kopinya mau diletakkan di mana?, dan ini surat yang bapak pinta tadi," Asta meletakkan cangkir kopi pada tempat yang ditunjuk Kevin dan meletakkan file surat balasan diatas meja didepan Kevin.
" Terima kasih. Kamu tunggu sebentar," Kevin memeriksanya dengan cermat lalu menandatangani nya.
" Katakan padaku jam berapa kamu membuatnya, karna tidak mungkin kamu lakukan saat tiba di kantor ," Kevin menyerahkan kembali pada Asta sementara gadis itu mengabaikan pertanyaan nya.
" Kamu segera kirimkan , apakah Amanda sudah menyerahkan rangkuman yang aku minta ?."
" Sudah pak, hanya saja belum sempat saya lihat karna mengantar kopi pesanan bapak dulu,"
" Bawa kemari segera dan minta Amanda membuat jadwal yang aku katakan tadi ."
" Baik pak , apakah ada yang lainnya ?."
" Tidak," jawab Kevin dan dengan tangannya ia menyuruh Asta kembali ke ruangannya.
" Manda, bisa aku lihat hasil pertemuan Pak.Kevin dengan Mr.Kim ?, maaf bukan aku tidak percaya dengan hasil rangkuman mu ," Asta membaca rangkuman yang dibuat Amanda dan merasa ada sesuatu yang tidak cocok.
" Jangan merasa tidak enak Asta, karna pasti kamu yang akan ditegur pak Kevin kalau ada yang salah meskipun bukan kamu yang membuatnya ," Amanda menyerahkan rekaman yang diminta oleh Asta.
Asta dengan cermat mendengar kan rekaman tersebut dan memberikan catatan pada rangkuman yang dibuat Amanda.
" Manda, tolong kamu buat ulang sesuai dengan catatan yang sudah aku tambahkan ya ."
" Okey. "
Sementara Amanda membuat ulang laporannya , Aska membuat kontrak kerja dengan pemerintah mengenai pengadaan furniture untuk anggota dewan.
Amanda memperhatikan Asta yang sangat cekatan dalam bekerja dan tidak banyak bicara seperti sekretaris sebelumnya yang langsung dipecat bahkan belum genap satu Minggu .
" Jangan perhatiin aku terus, ingat aku wanita loh ," Asta melirik Amanda geli karna ia tahu sejak tadi Amanda selalu memperhatikan nya .
" Asta, ini sudah selesai coba kamu periksa lagi ?," beritahu Amanda dan mengalihkan layar laptop agar bisa dilihat oleh Asta.
" Okey, kamu print langsung ya," pintanya setelah ia merasa tidak ada kesalahan .
" Okey ."
Asta segera membawa hasil pekerjaan yang diminta Kevin dan ia melihat bosnya sedang menerima telepon.
Dengan tangannya Kevin meminta agar Asta menunggu nya.
Asta memperhatikan Kevin yang berdiri menghadap jendela kaca melihat pemandangan diluar gedung. Siluetnya sangat jantan membaut Asta ingin membuat sketsa tentang sosok Kevin.
Matanya secara intens memperhatikan Kevin hingga ia merasa sosok tersebut seperti sudah melekat dibenaknya .
" Apakah aku perlu melepaskan bajuku agar kamu puas memandangi ku ?," tegur Kevin tajam membuat Asta menunduk.
" Apakah bapak lupa bahwa yang bapak katakan bisa dikatakan sebagai pelecehan terhadap pegawai wanita ?," Asta bicara dengan suara pelan berharap Kevin tidak mendengarnya .
" Aku tidak lupa aku hanya menawarkan padamu secara terbuka daripada kamu menatap ku diam diam ," jawab Kevin mendengar perkataan nya dan ia melihat jadwal yang dibuat oleh Asta, lalu ia meminta Amanda untuk mengkonfirmasi dengan Tuan Tanaka.
"Apakah kamu sudah merevisi rangkuman ini ?," Kevin menunjukkan file yang berada ditangannya sebelum membuka file tersebut.
" Sudah Pak, tetapi tetap dikerjakan oleh Amanda ," Kevin sangat berkonsentrasi saat membacanya dan Asta memandang sekeliling ruangan asal jangan memandangi bos nya. Kevin meliriknya dan tersenyum geli dengan tingkah sekretaris nya itu.
" Kamu lanjutkan membuat kontrak kerjasamanya , dan berikan padaku segera sebelum makan siang . Sementara untuk surat kontrak ini tambahkan poin pengaturan kewajiban pihak pemerintah dan sertakan tempo pembayaran nya. "
" Baik pak," Asta menerima berkas nya kembali dan melangkah keluar ruangan bos nya.
Asta tengah membuat surat kontrak kerjasama dengan Perusahaan Mr.Kim ketika Kevin menghubungi nya melalui intercom.
" Asta, kamu siapkan kontrak kerjasama dengan Mr. Kim dan ikut denganku untuk bertemu dengannya."
" Maksud Bapak ?."
" Kamu ikut denganku bertemu Mr.Kim !," Kevin mengulang perkataannya walaupun ia tahu Asta sudah mendengar nya dengan jelas.
" Apakah saya bisa sholat Dzuhur dulu pak ?," tanyanya .
"Hemm, apakah berkasnya sudah siap ?."
" Sudah pak ."
" Kalau begitu kamu bawa kemari dan kamu bisa langsung ke Mushola !," perintah Kevin karna menurut perhitungan nya kalau Aska turun sekarang maka saat azan dia sudah berada di mushola jadi tidak perlu memakan waktu lama.
Asta kembali memasuki ruang kerja Kevin untuk menyerahkan berkas yang diminta Kevin.
" Maaf pak, ini berkasnya ."
" Hemm, nanti kamu langsung siap siap dan saya tunggu dibawah !," perintah Kevin setelah melihat tidak ada kesalahan pada berkas yang dia minta.
" Terima kasih pak. Saya permisi ," Asta keluar dan berpesan pada Amanda.
" Manda aku duluan turun, jangan lupa jadwal untuk besok kamu kirim ke aku ya, soalnya belum sempat aku lihat."
" Okey, tenang saja dan kamu bisa lihat notulen untuk besok,sedangkan untuk lengkapnya nanti aku kirim," Amanda memberikan buku notulen pada Asta yang sedang merapikan tasnya.
"Aku tadi membuat sandwich, apakah kamu mau ?."
" Terima kasih. Selamat dan hati hati ya," ucap Amanda sambil menerima sandwich dari Asta.
Asta turun ke lantai empat menuju Mushola dan ia bertemu dengan Irwan dari HRD.
" Hei, mau kemana ?, sudah boleh turun ?," Irwan melihat jam tangannya dan masih ada waktu lima belas menit sebelum jam istirahat.
" Mau ke Mushola pak, Alhamdulillah dapat izin khusus ," jawab Asta tanpa menghentikan langkahnya .
Musholla masih sepi karna belum waktunya istirahat dan sekalipun sudah jam istirahat, Musholla baru akan ramai setelah para karyawan menikmati makan siang mereka. Suara adzan telah terdengar dan Asta segera bersiap menunggu adzan selesai lalu melaksanakan sholat dhuhur.
Setelah merapikan penampilannya Aska segera turun ke lobby dimana Kevin sudah menunggu.
Dari jauh Kevin memperhatikan Asta yang berjalan dengan langkahnya yang ringan. Wajahnya terlihat segar dan tidak menampakkan rasa lelah ataupun mungkin lapar, karna ia tahu gadis itu belum makan siang sementara sejak tiba dikantor ia bekerja tanpa istirahat.
" Maaf membuat bapak menunggu," ujar Asta membuka pintu disamping sopir.
Kevin tidak mengatakan apa apa, dan ia hanya memperhatikan laptopnya membuat Asta menyempatkan diri melihat notulen yang diberikan Amanda sebelum pergi.
Mereka bertemu dengan Mr Kim membahas kerjasama perdagangan dimana Perusahaan Wira Pratama Corporation sebagai penyedia bahan baku kain untuk perusahaan Mr.Kim yang berada di Singapura . Asta merekam juga mencatat poin-poin penting yang mereka sepakati bersama selain yang sudah tertulis dalam kontrak .
Sepanjang pembicaraan Mr. Kim selalu memandang Asta membuat dirinya risih. Apa yang dilakukan oleh Mr.Kim tidak lepas dari perhatian Kevin.
" Tuan Wiratama, bagaimana kalau hari ini kita lanjutkan dengan bersantai dan saling melepas lelah ," Mr. Kim menawarkan Kevin.
" Sayang sekali aku tidak bisa menemani Anda Tuan, karna aku harus menemani Asta bertemu orang tua nya," Kevin menolak undangan Mr.Kim dengan tersenyum ramah.
" Apakah Anda mempunyai hubungan spesial ?."
" Hubungan spesial kami adalah sebagai pimpinan dan karyawan. Dan sebagai pimpinan tentu aku harus memberikan perlindungan dan rasa aman pada karyawan ku," jawab Kevin dan ia segera berdiri diikuti oleh Asta dan Mr.Kim.
" Pak Toha, nanti aku turun di club, sementara bapak antarkan Astari kerumahnya untuk ambilkan barang pribadi nya, setelah itu antar kembali ke apartemen !," Kevin memberikan perintah pada sopirnya.
" Apakah saya tidak perlu kembali ke kantor pak ?," Astari bertanya karna ia masih harus mengecek email balasan dari klien.
" Tidak perlu, kamu telpon Amanda saja bila berhubungan dengan pekerjaan."
" Baik pak."
Kevin sudah keluar dari mobil karna ia sudah mempunyai janji dengan teman wanitanya dan ia berencana menghabiskan malam bersamanya. Sementara itu Asta segera pindah ke kursi penumpang karna ia ingin istirahat.
Setelah memberikan maps alamat rumahnya ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan tidak perlu waktu lama ia sudah lelap tertidur. Asta selalu memanfaatkan waktu perjalanan yang lama untuk tidur agar waktu istirahat nya tidak berkurang karna harus bangun pagi.
Sementara itu disebuah klub khusus kaum Borjuis Kevin sedang duduk santai ditemani seorang wanita cantik yang mengenakan busana yang lebih banyak memperlihatkan tubuhnya daripada yang ditutupi. Sebelah lengan Kevin berada dibelakang punggung wanita yang bernama Clara sementara tangan wanita itu diletakkan tidak jauh dari pangkal paha Kevin. Kevin seorang lelaki sehat dan normal yang memerlukan penyaluran akan kebutuhan biologis nya.
" Sayang, apakah malam ini kita akan bermalam diapartement mu ?," tanya Clara dan tanpa malu dilihat oleh rekan rekan mereka ia membuka kancing kemeja Kevin dan mencium dada lelaki itu.
" Tidak, kita akan menginap di hotel ."
" Kenapa ?."
" Aku sudah oper kepemilikan pada yang lain ," jawab Kevin mengejutkan Clara hingga ia langsung duduk tegak.
" Kenapa, bukankah kamu tahu aku sangat menyukai apartemen itu ?," Clara merajuk kesal dan ia lupa bahwa Kevin sangat tidak menyukai wanita yang meragukan keputusannya serta memaksakan keinginannya.
" Kenapa, aku tidak perduli kamu menyukai nya atau tidak, dan aku tidak pernah mengatakan kalau aku akan memberikan nya padamu ," nada suara Kevin menjadi tajam dan dingin. Selama ini ia selalu memberikan kemewahan pada Clara tanpa memperdulikan harga yang harus ia keluarkan tetapi saat keputusan nya dipertanyakan maka ia tidak respek walaupun ia sangat menginginkannya untuk menjadi selimutnya malam ini.
Sikap Kevin yang tiba-tiba berubah membuat Clara menyadari kesalahannya dan ia mencoba merayunya kembali. Kevin membiarkan dan tidak memperdulikan apa yang dilakukan Clara pada dirinya, hingga wanita itu mempermalukan dirinya sendiri karna sudah kehilangan kendali akibat nafsu dan gairahnya yang tidak tersalurkan.
" Aku akan memesan driver untuk mengantar mu pulang ," kata Kevin sambil mengeluarkan handphone nya.
" Aku mau pulang bersamamu sayang," rayu Clara tetapi Kevin tetap pada pendiriannya dan ia langsung menghubungi teman wanita Clara agar menjemputnya.
" Apakah kau yakin akan membiarkan Clara pulang ?," tanya Kemal menatap Clara penuh rasa simpati. Ia tahu betapa besar wanita itu menginginkan Kevin sebagai teman hidupnya meskipun ia selalu mengingatkan bahwa tidak mungkin Kevin merubah status lajangnya.
" Kenapa , apakah kau sekarang tertarik dengan wanita yang sudah memberikan tubuhnya pada pria lain ?, kebetulan aku sudah tidak berselera lagi padanya ," Kevin mengejek pandangan Kemal yang mempunyai simpati pada wanita yang tidak pernah bisa mengendalikan dirinya.
Kemal yang tahu siapa Kevin hanya tertawa miring dan segera meraih gelas minumannya.
" Aku hanya merasa tidak adil padamu. Disaat kami bersama para wanita dirimu justru hanya menjadi penonton," Kemal sangat puas melihat Kevin jengkel karna baru menyadari bahwa ia sekarang sendiri sementara rekan rekannya bercumbu dengan teman wanitanya masing-masing. Dengan jengkel bercampur kesal Kevin bangkit dari kursi malasnya membuat rekan rekannya bertanya .
" Hey, mau kemana ?, kami akan memanggil seseorang untuk menemani mu ," Zain berusaha mencegah Kevin pergi .
" Terima kasih, tapi aku lebih baik pulang . Selamat bersenang-senang," Kevin melangkah pergi meninggalkan tempat itu.
Setibanya di luar ia memesan kendaraan dan pulang menuju rumahnya . Kevin menatap jalan yang mulai macet berbeda ketika ia keluar makan siang tadi.
Kemudian ia menghubungi pak Toha untuk menanyakan keberadaannya.
" Pak Toha dimana ?."
" Ini baru keluar komplek perumahan Nona Astari pak ."
" Memangnya jauh ?."
" Lumayan pak, tadi dirumah Nona agak lama karna saya harus menjelaskan pada keluarga nya dimana Nona tinggal ?."
" Lalu kamu jawab apa ?, " Kevin merasa curiga pak Toha menjawab tidak sesuai kenyataan.
" Maaf pak, saya bilang Nona tinggal di apartemen South hills milik perusahaan ," Pak Toha menjawab sesuai kenyataan membuat Kevin terkejut.
" Pak Toha menjawab dengan jujur ?," Kevin memijat tengkuknya yang tidak sakit.
" Maaf pak, saya benar-benar gugup saat ditanya sama Pak Kolonel Krisworo ," jawabnya pelan.
" Kolonel Krisworo, apakah Ayahnya Asta ?."
" Bukan pak, tapi Kakak sulungnya yang kebetulan sedang berkunjung."
" Oh ya sudah. Asta sedang apa ?."
" Tidur pak ," Pak Toha menjawab nya sambil tertawa pelan.
" Okey, nanti katakan saja, saya menginap dirumah Pondok Indah ," Kevin titip pesan pada sopirnya.
Sebenarnya apartemen yang berada di Kuningan merupakan tempat tinggal yang ia gunakan bila malas pulang kerumahnya dan juga bila ia ingin menghabiskan malam bersama teman kencannya . Tapi entah mengapa tiba-tiba saja ia membawa Asta untuk tinggal disana tanpa memperdulikan keberatan pegawai yang baru bekerja sebagai sekretaris nya. Kevin tidak pernah memberikan perhatian pada seorang wanita meskipun wanita itu membayar dengan tubuhnya . Sudah terlalu sering ia menghadapi wanita jenis seperti itu, pura pura tidak tertarik padahal sedang merencanakan sesuatu, dan tanpa terasa ia sudah sampai dirumah besarnya yang terlihat sepi karna rumah tersebut hanya ditempati oleh keluarga Pak Toha. Setelah membayar biaya perjalanan nya ia turun dari mobil dan masuk ke pekarangan rumahnya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Dwi Alviana
adik klonel macem" di tembak lu 😂😂😂
2021-10-15
0
Nurul Lailiyah
suka ceritamu thor
2020-09-01
0
Riska Regina
macam2 ma astari di dooorrr kau kevin
2020-08-20
0