Mobil yang dikendarai oleh Pak Toha sudah memasuki Lobby Epicentrum Walk . Kevin segera keluar dari mobil diikuti oleh Asta. Dengan langkahnya yang lebar Kevin melangkah dengan ringan membuat Asta sempat tertinggal .
" Apakah kamu tidak bisa lebih cepat !, " tegur Kevin membuat Asta diam, lalu ia melanjutkan kembali langkahnya menuju butik pakaian.
" Pilihkan busana yang membuatnya terlihat elegant dan tidak asal asalan," Kevin memberikan perintah pada pramuniaga yang menyambut mereka .
Asta mengikuti pramuniaga menuju gerai dan rak pakaian. Asta hanya menunggu mereka memilih pakaian untuknya.
" Kenalkan nama saya Adelia , silahkan mencoba agar kami bisa menilai cocok atau tidak," pintanya sopan.
Dengan langkah kurang bersemangat Asta masuk keruang ganti dan ia keluar untuk minta pendapat Adelia. Asta maupun Adelia tidak menyadari Kevin memperhatikan mereka dari jauh dan menilai pakaian yang cocok untuk Astari.
Astari kembali kedepan menemui Kevin dengan membawa 1 stel pakaian membuat lelaki itu heran.
" Sekian lama kamu berada didalam dan hanya 1 yang kamu pilih ?," tegurnya jengkel.
" Maaf pak, uang saya tidak cukup jadi saya hanya ambil yang pas dengan isi dompet saja ." jawabnya dengan menahan jengkel dan Kevin semakin kesal karna Asta seperti tidak perduli .
" Nona, berikan semua pakaian yang tadi sudah dicoba. dan kembalikan pakaian yang ada ditangannya !," ujar Kevin sementara Asta menatapnya tidak setuju .
Setelah membayar pakaian Kevin membawanya menuju counter yang menyediakan sepatu branded. Dan Kevin langsung memilihkan untuk Asta karna dia tidak mau seperti kejadian tadi hanya menghabiskan waktu saja.
" Maaf pak, saya tidak biasa memakai sepatu high heels.," Asta mencoba menolak saat Kevin memberikannya.
" Memangnya kamu mau pakai sepatu jenis apa, seperti yang kamu pakai ?," ejeknya melihat sepatu pantofel yang dipakai Asta.
" Iya pak, lebih nyaman !."
" Nyaman untuk apa ?."
" Nyaman untuk mengejar langkah Bapak," jawab Asta jengkel dan Kevin melotot kesal.
" Sudah coba pakai !," perintahnya cepat.
Asta memakai sepatu yang diberikan oleh Kevin yang tingginya 12 sentimeter dan ia menahan tawa ketika lelaki itu menatapnya terkejut begitu juga dengan pramuniaga yang ada bersama mereka.
" Benarkan , aku tidak cocok memakai sepatu seperti itu ," kata Asta tertawa.
Tanpa menunggu Asta melepaskan sepatunya dan mengambil jenis pantofel 5 sentimeter sehingga tingginya sama dengan Kevin.
" Aku pikir kamu tadi berbohong saat mengatakan tinggi mu 173 sentimeter," katanya masam.
" Pak, Bapak lapar tidak ?, perut saya sakit pak ," Asta bicara pada Kevin ketika mereka akan keluar dari Mall.
" Kenapa tidak bilang dari tadi sih ," Kevin kesal karna mereka seharusnya sudah pulang tapi tertahan karna Asta perutnya sakit.
Mereka memasuki restoran siap saji yang menyediakan menu masakan Jepang .
" Bapak bisa kan makan ditempat seperti ini ?," tanya Asta karna wajah Kevin terlihat tidak suka karna Asta memilih tempat makan yang terdekat saja.
" Ini makanan yang dimakan manusia kan ?," jawabnya tajam membuat Asta diam dan menutup mulutnya.
Kevin memperhatikan gadis didepannya dan ia merasa tidak mengerti mengapa ia membiarkan gadis didepannya yang merupakan karyawan baru dikantornya bisa bersikap seenaknya dan dibiarkan saja.
Asta tahu Kevin memperhatikan nya, tetapi ia membiarkan nya karna ia tidak perduli apapun yang dipikirkan oleh Kevin tentang dirinya .
Setelah selesai makan, mereka menuju apartemen.
" Disini ada 3 kamar dan ada kamar mandi disetiap kamarnya, lalu letak dapur disebelah sana sementara kamar mandi luar ada dibawah tangga. Ini adalah kamar mu sementara kamarku ada diatas. Apakah sudah jelas ?," Kevin menjelaskan tentang apartemen yang akan mereka tinggali sementara Asta memandang nya tidak percaya.
" Kenapa ?."
" Maksud Anda kita tinggal bersama ?," Asta tidak percaya bahwa ia harus tinggal bersama seorang lelaki yang bukan muhrimnya.
Kevin meliriknya jengkel ," Apakah kamu tahu kalau sekarang jaman milenium ?, dimana tinggal bersama dengan lawan jenis bukan hal aneh lagi ?."
" Tapi.."
" Apartemen ini cukup luas, dan aku yakin kita tidak akan saling bertabrakan kecuali kamu sengaja menabrak kan diri pada ku," katanya mulai tidak sabar.
Mendengar ucapan Kevin membuat Asta membayangkan dirinya dan Kevin berada dalam satu ruangan dimana mereka tidak bisa menghindar.
" Jangan katakan kalau kamu mulai memikirkan kita akan melakukan hubungan intim karna aku sama sekali tidak berminat menjalin hubungan dengan mu. setidaknya untuk saat ini," Kevin bicara dengan kalem.
" Untuk apa saya memikirkan berhubungan intim dengan Anda ," Asta menjadi gugup dan wajahnya merona membuat Kevin nyaris tersedak minuman melihat Asta menjadi gugup.
" Kamu beneran membayangkan nya ?. Astaga Astari berapa umurmu ?, sudahlah seperti yang tadi aku katakan saat ini aku tidak berminat padamu."
Asta hanya diam, ia membayangkan apa yang akan dikatakan oleh orang tuanya ketika mereka tahu Putri bungsunya tinggal dengan seorang lelaki, meskipun itu bos nya. Dan Asta yakin mereka pasti akan langsung meminta nya keluar dari pekerjaan nya.
" Apalagi sih yang kamu pikirkan, apakah kamu tidak pernah melihat orang berbagi apartemen?," Kevin mulai terdengar jengkel.
" Bagaimana dengan privasi ?."
" Apakah kamu punya teman pria, kalau ya lakukan diluar karna ini apartemen ku. Dan kamu akan memiliki privasi sebesar yang kamu inginkan . Kamar kita sangat jauh jaraknya, dan aku hanya berada disini kalau aku merasa capai untuk pulang kerumah saja. Jadi kalau kamu tidak datang kekamar ku dalam keadaan telanjang aku tidak akan menggauli mu," ejek Kevin dengan suara menghina membuat Asta melotot.
" Atau aku perlu membelikan mu celana besi agar dirimu merasa aman," katanya lagi membuat Asta tersipu-sipu tanpa bisa dicegah .
" Dengar Astari, aku tidak menyukai kalau dirimu selalu tersipu-sipu seperti itu, apalagi kalau kamu bekerja padaku. Seperti yang aku katakan tadi, yang membedakan seorang sekretaris yang baik atau bukan adalah berdasarkan kinerjanya bukan dari penampilan dan caranya berpakaian serta seberapa besar ia bisa memuaskan nafsu atasannya. Kalau kamu berfikir seperti itu aku akan meminta pak Toha untuk mengantar mu pulang dan tidak perlu bekerja di perusahan ku," nada suara Kevin tiba-tiba berubah menjadi tajam dan tidak ada lagi nada suara menggoda ataupun mengejek membuat Asta bingung dengan perubahan Kevin.
Asta terdiam mendengar kata-kata Kevin, kalau ia menolak maka ia akan kehilangan pekerjaan ini, dan sangat sayang untuk melepaskan kesempatan tersebut. Kevin memperhatikan perubahan pada wajah Saya dan ia bicara dengan geli .
" Apakah sudah berubah pikiran ?."
" Aku tidak mengerti dengan maksud Anda, apakah aku boleh masuk kamar, karna aku belum sholat Magrib sedangkan sekarang sudah mau masuk Isya ."
" Silahkan. Dan kenakan pakaian yang sopan saat nanti keluar karna aku perlu bantuan mu untuk membuat surat," pesan Kevin sambil menaiki tangga menuju kamarnya.
Astari memasuki kamarnya dan ia terkejut melihat kamar yang sangat mewah. Semua yang berada di kamar ini adalah barang terbaik dengan harga yang fantastis.
Setelah selesai mandi, Asta melaksanakan sholat jamak takdim karna sudah masuk Isya.
Ia baru merapikan dan melipat mukena nya ketika pintu kamarnya diketuk dan terdengar suara Kevin memanggilnya.
Asta keluar dari kamar menuju tempat Kevin sedang menunggu nya dan ia melihat beberapa file berada diatas mejanya .
" Selamat malam pak ?," sapa Asta pada Kevin yang sedang membaca laporan.
" Malam, duduklah dan buka laptop mu lalu buat surat dengan memakai bahasa resmi dan baku !," perintahnya tanpa melihat Asta .
Sebelum membuat surat balasan yang diminta Kevin ia membacanya lebih dulu dan mencoba memahami nya karna surat tersebut berbahasa Inggris selanjutnya ia mulai membuat surat yang diminta Kevin.
Astari tidak memerlukan waktu lama untuk membuat surat balasan, setelah selesai ia memberikan pada Kevin untuk diperiksa. Dengan penuh perhatian Kevin membaca surat yang belum di-print oleh Asta.
" Bagus, kamu print sekarang dan setelah aku tanda tangani kamu kirim email ke alamat tersebut. Ingat pakai email sekretaris ku bukan pribadi ." Kevin melihat Asta melakukan pekerjaannya dengan tenang tanpa mengurangi kecepatan nya.
Setelah beberapa surat balasan dibuat , Kevin baru memperhatikan Asta yang terlihat mengantuk.
" Tidurlah, kamu terlihat seperti belum tidur sejak kemarin !."
" Saya memang belum tidur, jam tiga sore kemarin saya baru terima email yang mengharuskan saya hadir wawancara pagi ini, tidak masalah kalau saya ada di Bekasi tapi kenyataannya saya sedang berada di Jogja. Saya beruntung mendapatkan tiket kembali ke Jakarta meskipun dengan harga cukup tinggi . Anda tahu pak begitu sampai rumah saya harus menyiapkan semua nya, padahal lamaran kerja tersebut melalui online, tidak ada bentuk phisiknya, untunglah kakak saya belum berangkat jadi saya bisa ikut dengannya sampai Uki, kalau tidak saya pasti akan lebih terlambat lagi ," katanya pelan sambil merapikan pekerjaan nya.
" Apakah ini akan dibawa besok ?," tanyanya ketika melihat beberapa berkas yang berada di samping kanan Kevin belum tersentuh.
" Ini untuk pekerjaan mu besok, instruksi nya ada didalam. Sekarang pergilah tidur, aku tidak mau melihatmu tertidur di depanku dan mengharuskan diriku menggendongmu ," Kevin tertawa membayangkan jika ia harus menggendong Asta yang memiliki tubuh jangkung dan lumayan berisi.
Asta menatapnya sambil mengeluarkan suara seperti tertawa sebelum masuk kamar untuk istirahat.
*******
Asta menyetel alarm satu jam sebelum azan subuh agar dirinya bisa bersiap-siap dan melakukan pekerjaan lain sebelumnya.
Dengan mata masih mengantuk Asta menyiapkan sarapan, ia tidak tahu apakah bos nya menyukai atau tidak yang penting ia sudah menyiapkan kalaupun tidak suka ia akan membawanya ke kantor. Setelah pekerjaan dapur selesai ia segera masuk kamar kembali untuk mandi dan melakukan sholat subuh.
Asta sudah berpakaian rapi dan ia keluar untuk merapikan berkas yang berada diatas meja kerja setelah menyelesaikannya sesuai instruksi yang Kevin berikan disetiap file nya hingga ia tidak perlu bertanya lagi, dan ia sedang memasukkannya kedalam tas ketika mendengar suara Kevin yang sangat keras penuh dengan kemarahan membuatnya terkejut.
" Apa apaan ini, siapa yang menyuruh mu membuat sarapan ?. Dengar Astari jauhkan dari pikiranmu untuk menarik perhatian ku melalui perutku, karna itu tidak akan pernah berlaku. Apakah kamu mengerti ?."
"Iya pak, saya akan mengingat nya ," jawab Astari. Walaupun ia merasa sakit hati dengan perkataan bos nya ia bersyukur karna tidak membuat banyak dan sudah sarapan sebelumnya jadi dia segera memasukkan nya sebagai bekal makan siang.
Kevin memperhatikan Asta yang diam sambil merapikan makanan yang membuat nya marah pagi ini. Ia tidak mengerti mengapa harus selalu menghadapi wanita yang selalu berfikir bahwa bisa menarik perhatian melalui perutnya.
Kevin mengambil gelas dan mengisinya dengan jus jeruk kemasan yang berada di kulkas sementara Asta mencuci piring kotor. Kevin merasa jengkel karna Asta hanya diam dan ia segera menuju meja kerjanya.
" Kita berangkat lima belas menit lagi !."
" Iya pak ."
" Apakah tidak ada kata lain ?."
" Ada, tetapi saya yakin bapak tidak akan suka mendengar nya," jawab Asta sebelum masuk kamar untuk mengambil tasnya.
Kevin memperhatikan penampilan Asta hari ini, rambutnya yang panjang dan keriting di kepang dari atas dan dijepit seperti sanggul kecil dengan riasan wajah yang natural tidak pucat tapi juga tidak berlebihan sementara untuk pakaian ia memakai setelan celana panjang yang kemarin dibelinya..
Mereka menuju basement khusus penghuni apartemen dan seperti kemarin Asta memilih duduk disamping pak Toha sementara Kevin sendiri duduk di kursi penumpang.
" Pagi ini aku ingin kamu membuat surat balasan seperti yang kupinta semalam untuk berkas yang tadi berada dimeja, lalu kamu buat pengajuan kontrak kerja dengan pemerintah mengenai pengadaan furniture untuk anggota dewan selanjutnya kamu minta pada Amanda ringkasan pertemuan ku dengan pengusaha Kim dari Singapura dan buat jadwal kapan aku bisa bertemu dengan Mr. Tanaka dari Jepang !," Kevin bicara dari belakang dengan cepat. Ia tidak tahu bahwa Asta merekam perintahnya menggunakan handphone sementara Kevin kembali jengkel karna mengira Asta hanya bermain handphone sementara ia memberikan perintah.
" Apakah kamu mendengar nya Asta ?," tegurnya membuat gadis itu menoleh kebelakang ke arah Kevin .
" Ya Pak, saya mendengar nya dengan jelas ," Asta merasa pagi ini sangat buruk dengan sikap bosnya yang sangat menjengkelkan setelah ia melihat sarapan yang berada diatas meja makan.
Mereka sudah tiba di parkiran khusus yang langsung terhubung dengan pintu lift Presdir hingga tidak perlu melalui lobby dan bertemu dengan yang lainnya .
Didalam lift Kevin memperhatikan Asta yang terlihat menarik dengan sikapnya yang diam.
" Ternyata kalau kamu diam itu terlihat lebih seksi karna seorang lelaki tidak perlu memperhatikan yang lainnya ," ujar Kevin dengan suaranya yang terdengar sinis dan Asta menjawabnya sambil tersenyum miring.
" Terima kasih pak. itu membuat saya menyadari bahwa diam itu sudah berubah dari emas menjadi seksi ."
Kevin tertawa keras tidak menduga Asta akan menjawab nya seperti itu, dia pikir gadis itu akan kembali tersipu-sipu dan dia bisa mengejeknya kembali.
" Sungguh menarik, gadis ini susah ditebak, aku tahu dia kesal waktu diapartement tadi tapi dia tetap santai menghadapi nya," ucap Kevin dalam hati.
Mereka sudah sampai di lantai tujuh belas dan Kevin langsung memberikan perintah ketika pintu lift terbuka.
" Buatkan aku kopi dengan cream yang banyak dan jangan terlalu manis, lalu segera siapkan berkas yang kuminta tadi !."
" Ya pak," jawab Asta sebelum bos nya masuk keruang kantornya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Mbok Wami
keren
2021-06-27
1
Bee Bee
suka banget Thor
2020-09-17
0
jai
ceritanya bagus thor
2020-08-29
0