Izinkan Aku Membenci
Astari meloncat ke halte bis Transjakarta dan berlari dengan cepat sambil mengucapkan kata permisi membuat orang orang yang sedang berjalan di koridor halte bis berteriak dan protes karna terkadang menyenggolnya, tetapi ia hanya berkata maaf dan terus berlari menyusuri halte bis yang sangat panjang dan melelahkan.
" Mudah-mudahan masih ada waktu," ucapnya dalam hati saat ia tiba di depan sebuah gedung perkantoran yang sangat tinggi dan megah.
Astari baru menerima email balasan atas surat lamaran pekerjaan yang pernah dia kirimkan ke perusahaan yang bergerak di bidang industri perdagangan dan juga perhotelan .Ia merasa sangat jengkel mengapa ia mengikuti temannya untuk liburan padahal ia harusnya sadar diri bahwa ia membutuhkan pekerjaan dan tidak boleh putus asa untuk terus berusaha membuat lamaran pekerjaan, kalau bisa ke semua perusahaan yang ada. Dan kini ia benar-benar marah pada dirinya sendiri.
Dengan nafas yang masih tersengal-sengal ia memasuki lobby perkantoran dan bertanya pada resepsionis yang terlihat sombong .
" Permisi, Saya mau tanya Miss, ruangan tempat dilakukan wawancara perusahaan Wira Pratama Corporation dimana ya ?."
" Di lantai 4 ruang 7B," jawabnya ragu karna melihat penampilan Astari yang terlihat berantakan.
" Terima kasih, dan boleh saya bertanya lagi ?, lift manakah yang harus saya naiki ?," tanya Astari .
Ia merasa bingung karna banyak sekali lift yang berada di lobby ini sedangkan waktunya sudah sangat mendesak.
" Dua pintu yang paling kiri, tapi Dik sebaiknya rapikan dulu rambutnya karna disini mengutamakan kerapian dan kebersihan," saran resepsionis membuat dirinya tersenyum malu.
" Saya bisa numpang nyisir dibawah ga Miss?," tanyanya mengharap.
" Maaf dik tidak bisa, kalau mau silahkan ke belakang kami sedikit agar tidak terlalu mencolok dan terlindungi," menunjukkan bagian belakang dimana terdapat dinding pembatas.
" Terima kasih Miss," jawab Astari .
Dengan cepat ia segera mengeluarkan sisinya dan melakukan touch up agar wajahnya tidak terlalu kusut dan berminyak. Setelah selesai ia segera kembali menuju lift .
" Terima kasih Miss, doa kan semoga aku bisa diterima kerja di sini ya," ucapnya , sambil melangkah cepat membuat kedua resepsionis itu saling berpandangan tersenyum tidak yakin.
Langkah kaki Astari kurang cepat karna saat ia tiba pintu lift baru saja menutup membuatnya kembali was was dan selalu melihat jam tangannya. Tetapi ia bersyukur karna pintu lift disebelah kanannya terbuka dan ia langsung masuk dan terus berdoa semoga ia masih diberikan kesempatan untuk melakukan wawancara kerja.
Wawancara ini sebenarnya sebagai kelanjutan dari test kerja yang dia lakukan melalui online dan baru kemarin ia menerima panggilan wawancara sehingga ia dan temannya langsung mencari tiket kembali ke Jakarta dan rasanya begitu menyakitkan untuk isi dompetnya karna harus mengeluarkan uang yang lumayan mahal agar bisa mendapatkan tiket pulang sehingga ia bisa melakukan wawancara dan tiba tepat waktu. Tapi disini lah dia penuh rasa khawatir karna ia sudah terlambat setengah jam dari waktu yang sudah ditentukan.
Astari sudah berada dilantai 4dan menuju ruangan 7B dan ia begitu terkejut karna didepan ruangan terlihat bukannya seperti orang yang menunggu antrian wawancara kerja tetapi lebih seperti menunggu panggilan dari klien.
" Gila, ini beneran mo kerja kantoran ?, kenapa pakaian mereka heboh begitu ya," ucapnya dalam hati melihat yang hadir berpenampilan sangat seksi dengan rok yang super mini dan blouse yang sangat ketat hingga memperlihatkan bentuk tubuh mereka. Sementara dirinya hanya memakai rok panjang sebatas betis serta blouse yang tidak terlalu ketat setidaknya ia tidak harus menahan nafas agar terlihat ramping.
Astari masih berdiri terpaku didepan pintu ruangan ketika seorang wanita menghampiri nya.
" Aku Lidya bagian registrasi pelamar kerja , dan Anda ?."
" Aku Astari Rahayu, maafkan aku terlambat karna aku baru tiba pagi ini setelah mendapat email kemarin sore ," jawab Astari.
Ia berbicara begitu cepat dan ia segera menggigit pipi bagian dalamnya karna ia merasa telah menyalahkan pihak perusahaan yang membuat nya terlambat karna pemberitahuannya yang sangat mendadak.
Lidya menatapnya tajam dan ia memeriksa nama Astari dan menemukan daftar namanya sebagai calon pegawai yang akan melakukan wawancara.
" Anda terlambat 30 menit, semoga pimpinan menerima alasan Anda tetapi maaf saya tidak dapat menjanjikan apakah Anda bisa mengikuti atau tidak ."
" Baiklah, saya akan menunggu," Astari pasrah karna ia merasa kalah sebelum perang melihat yang hadir berpenampilan sangat meyakinkan dan terutama mereka tepat waktu.
Sekitar 15 menit Lidya keluar dari ruangan yang merupakan tempat dilakukan nya wawancara tersebut.
" Anda beruntung karna nilai anda selama melakukan test sangat tinggi dan para pimpinan memperbolehkan Anda mengikuti sesi ini, tapi nomor terakhir," beritahu Lidya membuat Astari bernafas lega .
" Terima kasih Miss," jawab Astari merasa bersyukur.
Astari segera mencari tempat duduk yang kosong dan langkah kaki serta kehadiran nya menjadi pusat perhatian mereka yang memandang nya penuh celaan .
" Terserah kalian mau lihat aku sampai mata dan mulut kalian sakit juga itu hak kalian, aku sih biasa aja, toh tidak ada yang salah pada pakaianku," Astari kembali berkata dalam hatinya. Untuk menghilangkan kejenuhan ia memandang ke sekeliling ruangan dan memperhatikan sebuah lukisan dan tersenyum karna ia pernah berada disana sebagai salah satu turis asing yang mendapat hadiah dari kuis yang diikutinya.
Menjelang jam istirahat kantor namanya belum juga dipanggil dan masih menyisakan lima orang pelamar kerja .
" Ini sih bisa sampe sore baru selesai," terdengar seorang wanita berkata pada temannya dengan nada tidak sabar.
" He eh, setiap yang masuk kedalam pasti lama keluar nya," jawabnya jengkel tapi membuat temannya tertawa .
" Bukannya justru asyik ya," dan mereka tertawa membuat Astari menatapnya heran.
" Ga guna banget ngomong seperti itu," lagi-lagi Ia bicara dalam hati. Astari melihat Lidya menerima telepon lalu menghampiri mereka.
" Maaf wawancara akan dilakukan kembali setelah jam makan siang. Berarti 1 jam kedepan kalian sudah harus kembali berada disini," beritahu Lidya .
" Baiklah, terima kasih," jawab mereka semuanya.
Astari menghampiri Lidya yang sedang merapikan mejanya.
" Permisi kalau mushola dan kantin ada dimana ya ?."
" Mushola ada dilantai ini juga terletak paling kanan sedangkan kantin karyawan ada dilantai 3 paling kiri. Mau ke kantin dulu atau musholla dulu ."
" Kantin saja, jadi tidak perlu mondar mandir," Astari memutuskan apa yang harus dilakukan lebih dulu.
Lidya menatapnya lama dan ia merasa wanita didepannya ini berbeda dengan yang lainnya.
" Kalau mau ke kantin kita bersama saja, jadi kamu tidak perlu mengeluarkan uang untuk makan siang mu ."
" Kenapa bisa begitu ?, apakah disini disediakan makanan gratis ?," wajah Astri terlihat berbinar karna itu berarti tidak ada pengeluaran untuk makan siang. Ia sudah membayangkan berapa rupiah yang harus ia keluarkan dikawasan perkantoran yang elit ini.
" Disini para karyawan dapat menikmati makanan secara gratis selama jam makan siang dan juga jam 5 sore bila mereka harus lembur," beritahu Lidya sambil berjalan diikuti oleh Astari.
Astari sangat terkejut melihat para karyawan dan staf perusahaan yang memenuhi kantin yang sebenarnya lebih mirip restoran karna menyediakan berbagai menu makanan dan juga minuman.
" Ini beneran gratis Bu ?," Astari benar-benar tidak percaya semua makanan lezat yang ada didepannya dapat dinikmati secara cuma cuma.
" Karna kita bersama.makanya gratis, kalau tidak mana mungkin bisa masuk kesini," Lidya tertawa dengan ekspresi wanita muda didepannya .
Astari mengambil beberapa jenis makanan sesuai dengan porsinya.
" Kamu tidak mengambil lebih ?," Lidya merasa heran dengan porsi yang tidak bisa dikatakan banyak.
" Kalau lebih, perut saya bisa sakit Bu," Astari sangat menikmati makan siangnya membuat Lidya sekali lagi tertawa.
Setelah selesai menikmati makan siang Astari kembali menuju lantai 4 dimana terdapat mushola.
Astari melaksanakan sholat djuhur dengan menggunakan mukena yang sudah tersedia. Setelah selesai ia segera beristirahat sambil merapikan riasan wajah serta rambutnya yang sering membuatnya kerepotan.
Setelah tubuhnya kembali segar dan penampilan nya rapi Astari melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan waktu kurang sepuluh menit dari waktu yang sudah dijadwalkan.
Astari kembali duduk dikursi yang sudah disediakan dimana ruang tunggu sudah lebih sepi.
Lidya memperhatikan gerak gerik Astari yang seperti nya tidak bisa diam. Sebentar ia melihat lukisan kemudian ia menjauh, lalu memperbaiki letak pot tanaman duduk kembali lalu membuat gambar dekorasi ruangan sambil berdiri dekat pintu masuk tidak jauh dari meja Lidya.
" Kenapa ?, bosan ?," tegur Lidya melihatnya mondar-mandir.
Astari hanya mengangguk karna ia benar-benar lelah dan capek.
" Habis begadang ?."
" Subuh tadi aku baru sampai Jakarta setelah babak belur cari tiket kembali ke Jakarta Bu, musim liburan dapat tiketnya sangat mahal," Astari setengah mengeluh karna kesalahan yang dia lakukan.
" Sabar ya, tinggal dua orang lagi, semoga keberuntungan berpihak kepadamu," Lidya membesarkan hati Astari. dan gadis itu hanya mengangguk sambil tersenyum lesu.
" Kamu tinggal dimana ?."
" Rumah orang tua di daerah Bekasi dan ibu pasti tahu kan bagaimana macetnya."
" Hem, dengan kata lain kamu harus bersedia kos kalau diterima kerja disini karna kami selalu mengutamakan tepat waktu dan juga supaya waktu mu tidak habis dijalan."
" Iya Bu."
Astari memperhatikan ekspresi wanita yang baru keluar dari ruangan tempat dilakukan wawancara. Ekspresi nya sangat kesal serta kecewa.
" Kurang ajar, padahal kalian semua jelas tertarik dengan penampilan ku," katanya dengan marah.
Astari memperhatikan pakaian yang dikenakan wanita itu, rok yang dikenakan sangat pendek bahkan menurutnya percuma dia memakai rok apabila ia membungkuk langsung memperlihatkan pakaian dalamnya .
" Sebenarnya tujuan dia melamar pekerjaan disini itu untuk apa sih ?, kalau mau buka lapak ya jangan disini lah," katanya pelan tapi cukup didengar Lidya yang tertawa kecil.
Setelah untuk kesekian kalinya ia mondar mandir akhirnya namanya dipanggil dan ia merasa sangat lega.
" Nona Astari silahkan masuk !," beritahu Lidya turut merasa lega karna berarti pekerjaan nya pun selesai.
Dengan langkah yakin ia mengetuk pintu dan segera masuk setelah dapat jawaban dari dalam ruangan .
Didalam ruangan Astari tertegun karna ia melihat bukan hanya 1orang tapi 5 orang yang semuanya berpakaian rapi dan sepertinya mempunyai jabatan yang tinggi di perusahaan ini.
" Apakah kamu akan terus berdiri dan menghabiskan waktu kami ?," tegur salah seorang dari Mereka dan Astari melihat nametag nya yang rupanya bernama Derry bagian keuangan.
Astari melangkah maju dan tiba-tiba ia merasa seperti sedang menerima persidangan sebagai tersangka karna mereka memandangi dirinya penuh dengan tatapan menilai sekaligus menyelidik.
Keringat dingin tiba-tiba mengalir dengan deras dan ia menarik nafas berusaha untuk tenang.
" Selamat siang menjelang sore Bapak-Bapak, perkenalkan nama saya Astari Rahayu. Dan saya menerima panggilan wawancara pada hari Rabu tepatnya 23 jam yang lalu," entah mengapa ia merasa jengkel tiba-tiba, menurut nya terserah lah mau diterima atau tidak, ia benar-benar sudah lelah.
" Hanya nama yang kamu sampaikan, apakah tidak ada data yang lainnya ."
" Maaf pak , semua informasi tentang saya sudah ada di CV lamaran kerja yang ada didepan bapak. Saya hanya tidak ingin menghabiskan waktu bapak-bapak untuk mendengarkan saya memperkenalkan diri," jawabnya dengan penuh keyakinan.
" Nona Astari, kamu mengajukan diri sebagai tenaga pemasaran, berikan alasan mengapa kami harus menerima Anda sebagai bagian dari team kami !," terdengar suara dari bagian pemasaran yang bernama Krisna Wijaya.
" Saya mengajukan sebagai tenaga pemasaran karna menurut saya bidang pemasaran bukanlah bagian yang asing buat saya, karna sejak SMA dan kuliah saya membantu kakak saya dalam memasarkan produk kue nya ."
" Mengapa tidak dilanjutkan pekerjaan nya ?."
" Apakah bapak akan terus menikmati kue serabi, sementara diluar bapak bisa menikmati kue keju ?," jawab Astari dengan lepas membuat mereka menahan senyum mendengar jawabannya.
" Di perusahaan ini membuka kesempatan kerja untuk bidang analisis data keuangan, kepegawaian, pemasaran dan juga sekretaris. Mengapa Anda tidak memilih salah satunya selain pemasaran," bagian HRD turut memberikan pertanyaan.
" Untuk analisis data keuangan saya merasa kurang mampu karna bukan bidang saya, untuk kepegawaian bukankah harus mempunyai indera yang tajam agar tidak salah dalam menempatkan pegawai sedangkan untuk sekretaris mohon maaf kemungkinan besar saya tidak bisa melakukan nya ?."
" Mengapa ?."
" Karna saya tidak bisa berpenampilan seperti para wanita yang tadi berada disini ."
" Apakah menurutmu seorang sekretaris harus seperti itu dan tidak mempunyai keahlian ?."
" Bukan maksud saya begitu, saya hanya berfikir untuk melamar kerja sebagai sekretaris tentu akan mempunyai persaingan yang sangat besar. Saya hanya meminimalisir kesempatan saja ."
" Nona Astari disini tertulis usia Anda 19 tahun dan Anda sudah menyelesaikan gelar sarjana Anda . Usia berapa Anda mulai masuk dunia pendidikan."
" Saya masuk SD melalui psikotes karna usia saya yang masih muda yaitu 5 tahun kurang."
" Anda wanita hebat , boleh aku bertanya apa tujuanmu memperbaiki letak lukisan dan pot tanaman diluar ?," terdengar suara dari belakang Astari. Suara itu sangat dalam dan penuh dengan penekanan membuat mereka yang berada dihagadapn Astari berdiri menyambut seperti memberikan penghormatan kepada yang baru datang.
Astari segera berbalik dan Ia tidak dapat mengalihkan perhatiannya dari sosok pria yang baru saja memasuki ruangan. Aura pria itu sangat kuat seperti menghipnotis dirinya. Tatapan nya terpaku pada wajah nya yang luar biasa tampan dengan semua kata sifat yang berada dibuku Roman. Sinar matanya yang tajam seperti sinar laser pemburu. Pria itu memakai setelan yang sangat mahal, tetapi sangat pas ditubuhnya yang atletis dan ia yakin pria seperti itu selalu rajin berolah raga dan selalu mendapatkan pujian bukan hanya dari lawan jenis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Mbok Wami
baru baca tapu kya,a cerita,a oke lanjut thor👍
2021-06-27
0
Ratna Sintadewi
kok aku deg degan ya?berasa aku yg lagi di interview.sumpah degdegan bgt
2021-03-04
0
Bunda Siti
menurut saya,ceritanya author ini ok,tidak bertele² juga gk melo & penuh drama juga...
2021-02-15
0