Chapter 5

“Dan pemenangnya.. Adaalaaaaahhh... Aiden Syahputra dan Ayah, Selamat!” Mira bertepuk tangan tanpa minat di pinggir kolam.

Beberapa saat lalu Aiden dan Ardan memenangkan lomba memancing di kolam buatan.

Ini perlombaan kedua, lomba pertama memanah bersama Ayah juga mereka berdua pemenangnya.

“Anaknya seneng banget tuh Mir” Mira menoleh mendengar suara Siska, salah satu wali murid yang seumuran dengannya, anak mereka juga dekat.

“Gak pernah loh aku lihat Aiden sebahagia itu, kalian.. rujuk?” Mira menegang di tempatnya. Sebelum ini ia mengaku pada semua orang jika sudah bercerai dari ayah Aiden, padahal kenyataannya tidak begitu.

“Masih bimbang ya Mir? Kalau aku jadi kamu pasti juga bingung, tapi bingungnya tuh kapan tanggal rujuknya” ucap wanita itu cekikikan, Mira hanya menggelengkan kepala tak percaya.

“Bunda, Ayah dan Aiden menang lagi!” Mira tersenyum senang menyambut putranya.

“Aiden memang hebat”

Lagi-lagi Siska menyenggol lengan Mira, “Itu bapaknya kali yang susah payah, gak dapat pujian juga kah?”

“Iya bun, Ayah hebat kan ?” mau tak mau Mira mengangguk, sementara Ardan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia salah tingkah.

“Tinggal lomba apa lagi setelah ini?” Aiden sudah sibuk dengan minumannya, hingga Ardan menatap Mira untuk bertanya.

Terlalu malas menjawab Mira menyodorkan kertas susunan acara itu pada Ardan yang enggan menerimanya.

“Bacakan!”

“Berkuda” ucap Mira dengan malas.

“Waahh berkuda? Aiden belum pernah berkuda sebelumnya, apa kita akan menang lagi Ayah?” Ardan mengangkat Aiden kemudian memangku anak itu.

“Kamu sudah memenangkan dua lomba sebelumnya, dua-duanya juga belum pernah Aiden coba kan?” Aiden mengangguk.

“Keduanya juga menang kan?” Aiden mengangguk lagi.

“Lalu kita akan memenangkan lomba yang ketiga!”

“Yang benar ayah?” Ardan mengangguk yakin.

“Yeyyy!!! Ayah hebat!” lagi, jantungnya kembali berdetak tak karuan karena perkataan Aiden.

Terlampau terharu, Ardan memeluk tubuh fotokopian-nya dengan sayang yang dibalas pelukan erat Aiden padanya.

***

“Kamu takut boy?” dengan ragu Aiden mengangguk.

“Masih percaya dengan Ayah?” Aiden mengangguk lagi.

“Baik, jangan takut lagi, Ayah bersamamu”

Senyuman Aiden terbit, “Oke Ayah!”

Ardan menaikkan Aiden terlebih dahulu baru setelah itu ia juga menaiki kuda itu dengan sangat manly, mengundang helaan nafas para ibu di pinggir lapangan.

Dor!

“Pegangan!”

“Iya Yah!”

Ardan melajukan kudanya dengan sangat cepat, meski sedikit tertinggal, Kuda keduanya mampu unggul dan mencapai start lebih dulu.

“Yeay! Kita menang Ayah!” Ardan mengusap rambut Aiden.

“Belum Boy!”

“Kok belum? Kan kita sampai lebih dulu” Ardan tertawa mendengar ucapan putranya.

“Lihat itu” pandangan anak itu teralih pada lapangan sebelah dengan pemenangnya juga.

“Kok yang menang ada dua Ayah?” Ardan tertawa mendengar pertanyaan itu.

“Kita akan melawannya untuk menjadi pemenang yang sesungguhnya, yang kita lalui tadi disebut babak penyisihan, dan untuk menjadi pemenang yang sesungguhnya kita akan melalui babak final” Aiden hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan Ardan.

“Senang Ayah datang?”

“Senang sekali Ayah!”

“Terimakasih Boy!” Aiden mengangguk.

“Jangan bertengkar terlalu lama dengan Bunda yah" hal itu yang Ardan katakan saat Aiden bertanya kenapa Bundanya sempat mengatakan bahwa Ardan bukan Ayahnya.

“Aiden ingin kita tinggal dalam satu rumah, seperti Dion dan Mama, Papanya” Ardan menerawang ke depan, lalu tatapannya bersirobok dengan Mira yang ada di tribun sana.

Mata wanita itu masih saja mengobarkan permusuhan dengannya, tapi Ardan tidak akan mengalah begitu saja.

“Mau bantu Ayah?”

“Mau!!!”

“Anak pintar”

***

Berkali-kali Mira menahan nafasnya melihat kuda yang Aiden tumpangi hendak tergelincir tapi Ardan mampu menunggangi kuda itu dengan baik.

Ini sudah babak final, pertarungannya mulai sengit, Ardan terus memacu kudanya, sementara Aiden berteriak dengan senang saat kudanya berhasil menyalip satu per satu lawannya.

Tinggal satu putaran lagi.

Mira meremas tangannya cemas ia tidak pernah tau acara hari Ayah akan seperti ini, karena mereka juga baru pertama kali mengikutinya.

“Mir mereka menang lagi tuh” Mira kembali fokus dan menatap pada keduanya yang kini sudah berpelukan bahagia di depan sana.

“Hebat nih Ayahnya Aiden, gak pernah muncul, sekalinya muncul langsung bikin iri para siswa juga ibu-ibu mereka” ucap Siska yang kembali terkikik di sebelahnya, sementara Mira masih diam tak bereaksi di tempatnya.

Setelah menerima penghargaan kini sudah saatnya untuk istirahat makan siang, Ardan menggendong Aiden di pundaknya dan berjalan ke arah Mira yang sudah memaksakan senyumnya.

“Kita menang lagi Bun” tangan Mira tergerak mengusap keringat Aiden yang bercucuran karena teriknya matahari siang ini.

“Yuk turun, kita makan siang” Aiden mengangguk dan minta diturunkan.

Mereka bertiga berjalan bergandengan tangan menuju kafeteria dengan Aiden yang berada di tengah mereka.

Semuanya kembali diam saat Aiden sudah sibuk dengan makanannya, Ardan sekilas menatap Mira yang masih mendiaminya.

Kali ini Ardan akan menekan egonya, dia akan mencoba cara halus untuk mendekati Mira.

Jauh dari darah dagingnya dan baru bertemu saat anak itu sudah kurang lebih tau segalanya membuat Ardan tidak ingin kehilangan momen tumbuh kembang anaknya.

“Ra, boleh minta tolong ambilkan air minum itu?”

“Ini Ayah” Ardan menatap jengkel putranya, namun tetap tersenyum pada anak itu.

“Makasih sayang” Aiden mengangguk dan kembali sibuk dengan makanannya.

“Mira..”

“Jangan bicara saat makan Ayah, kata Bunda itu buruk” lagi-lagi Ardan menghela nafasnya.

Ardan sudah jengkel saat ini, tapi tidak bisa marah pada Aiden, juga pada Mira yang masih mengacuhkannya.

“Ayah Bunda, Aiden ingin membeli jajanan itu ya?” kedua orang tua itu menatap salah satu stand yang ramai di sana.

“Itu antrenya sangat lama sayang, yang lain saja ya?” bujuk Mira, namun Aiden kembali menggeleng.

“Kata Bunda kalau banyak yang beli itu artinya enak, Aiden ingin coba, boleh ya”

“Boleh” Aiden tersenyum lebar ke arah Ardan yang sudah memberikan ijinnya, sementara Mira kembali menatap kesal pria itu.

Anak itu sudah berlari riang setelah menerima selembar uang dari Ardan.

“Aku ingin kita segera menikah” Mira tersedak makanannya mendengar kalimat itu dari pria di hadapannya.

“Jangan melewati batas, kamu tidak ingat kata-kataku tadi?”

“Kamu yang harus mengingat perkataanku Mir, hentikan main-mainnya, jangan menambah amarahku setelah apa yang kamu lakukan padaku”

“Memangnya apa yang aku lakukan?” Ardan menatap sengit wanita di hadapannya.

“Jangan memancing emosi yang sudah ku tekan untuk bicara baik-baik denganmu Mir”

“Tidak, kamu harus menjawabnya, tidak peduli jika kamu kembali melakukan kekerasan padaku, biar semuanya tau siapa Ardan itu, biar Aiden tau siapa pria yang ia katakan hebat beberapa waktu lalu”

“Kamu sudah menyembunyikan darah dagingku” Mira tertawa meremehkan, hatinya miris saat kembali disalahkan.

“Biar ku ingatkan, kita tidak melakukan ‘itu’ atas dasar cinta, tapi kamu yang memaksaku, tolong garis bawahi kata memaksa..” Mira mengangkat tangannya saat Ardan sudah akan membantah pernyataannya.

“Mau tau hal ter-epic dari dirimu Dan? Setahun setelahnya aku menerima kabar pernikahanmu, bahkan kamu tidak ada itikad baik untuk mencariku” Mira berusaha menguasai dirinya, ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan pria ini.

“Dan dengan tidak sopannya kamu mengajakku menikah, saat kamu sendiri sudah menjadi suami dari seseorang, jangan lupakan Arkan dan ibunya, jangan menjadi manusia yang lebih jahat dari ini Ardan” Ardan terdiam, lagi-lagi ia melihat kobaran kebencian itu di mata Mira.

“Cukup aku dan Aiden yang merasakan sakit itu, jangan menyakiti sepasang ibu anak yang lain”

TBC

Terpopuler

Comments

Kadek

Kadek

jangan lupa mmpir ya kk

2020-07-28

0

Pramita

Pramita

keren thor lanjut




mampir

2020-04-23

0

Angelina kk

Angelina kk

lanjut kak

2020-04-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!