Merasa Diacuhkan

Garaa sengaja menunggu Jessi. Dia merasa Jessi akan berangkat bersama Theo, bukan naik angkutan umum seperti yang dia bilang tadi pagi. Sepuluh menit berlalu Garaa melihat mobil Theo memasuki area parkir.

Mereka berangkat bersama. Garaa meninggalkan area parkir dengan emosi yang tidak terbaca.

"Terimakasih sudah menjemputku, Theo. Aku pergi dulu," Jessi segera berlari meninggalkan Theo, ia takut berpapasan dengan Garaa.

"Tunggu sebentar, Jessi!" Theo ikut berlari menyamakan langkah di samping Jessi. Jessi berhenti dan melihat Theo dengan malas. Ada apa lagi hmm

"Semangat kerjanya!"

Cup. Theo mencium pipi Jessi sekilas dan segera melangkah meninggalkan Jessi yang berdiri mematung, kaget Theo menciumnya tiba-tiba. Di kejauhan sepasang mata melihat adegan ciuman singkat mereka, tangannya terkepal menahan amarah.

***

Theo merasakan hari ini hari yang sangat cerah, moodnya begitu baik. Dia tak henti-hentinya tersenyum. Lain hal dengan Garaa, moodnya memburuk sejak pagi, lidahnya berdecak setiap lima menit sekali. Dia uring-uringan sendiri di meja kerjanya.

Garaa mencoba menghubungi Jessi tapi tidak ada jawaban. Mungkin Jessi sedang sibuk. Atau mungkin dia sedang bersama dengan Theo. Garaa semakin menekuk mukanya.

"Nanti kau jadi lembur?" tanya Rin.

"Sepertinya begitu, pekerjaanku belum selesai, Rin. Apa kau nanti juga lembur?"

"Tidak, kau dan Sara yang lembur," tunjuk Rin.

Sara adalah penggemar berat Theo. Dia selalu bersikap sinis setiap berhadapan dengan Jessi.

"Ayo, makan siang. Kau butuh tenaga untuk lembur nanti," Rin menggandeng tangan Jessi mengikutinya.

Sesampainya di kantin mereka mengambil beberapa potong ayam goreng dan juga kentang. Mata mereka berkeliling mencari tempat duduk yang kosong. Terlihat bangku kosong disebelah Garaa dan Brian.

"Apa kami boleh bergabung?"

"Tentu saja," Garaa menatap Jessi sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Jessi merasa Garaa mengacuhkannya.

"Kenapa diam saja eh, Garaa?" Brian menyenggol kaki Garaa dibawa meja.

"Hmm," Garaa mengaduk sup nya yang tersisa setengah mangkuk.

"Kau sakit?" Jessi menatap Garaa di depannya. Mencoba mencari tahu ada apa dengan Garaa tidak biasanya Garaa diam dan mengacuhkannya begini.

"Tidak."

Garaa mengacuhkan ku.

***

Brian dan Rin merasa ada yang tidak beres antara Garaa dengan Jessi. Mereka tahu diri untuk segera meninggalkan mereka berdua.

"Kenapa kau berbohong padaku?" tanpa basa-basi Garaa langsung bertanya pada Jessi.

"Apa maksudmu? Aku tidak berbohong soal apapun padamu, Garaa!" elak Jessi.

Garaa hanya menghela nafas kasar. Dia bangkit dan meninggalkan Jessi sendirian. Jessi memandang punggung Garaa yang menjauh darinya.

"Apa ini soal Theo?" batin Jessi.

***

Pikiran Jessi tidak tenang. Aku harus segera menyelesaikan kesalahpahaman ini. Jessi mengirim pesan singkat kepada Garaa.

to Garaa : "Aku sungguh minta maaf kalau kau merasa aku membohongimu. Kalau kau tidak mau lagi berteman denganku yasudah tidak apa-apa."

Jessi mematikan ponsel nya dan kembali lagi bersikutat dengan pekerjaannya. Jessi hanya mengangguk saat Rin berpamitan pulang duluan padanya. Moodnya memburuk sejak Garaa mengacuhkannya.

Garaa berjalan ke arah area parkir dan bertemu dengan Rin.

"Apa Jessi sudah pulang, Rin?" tanya Garaa.

"Dia lembur hari ini. Kalian bertengkar?" Rin menatap Garaa yang kini memeriksa ponselnya.

"Tidak! Aku pergi dulu," Garaa berlalu pergi. Mungkin akan menemani Jessi lembur, begitu pikir Rin.

***

Theo menghubungi Jessi tapi ponselnya tidak aktif. "Apa Jessi pulang bersama Garaa?" batin Theo. Theo segera keluar ruangan nya dan pergi ke area parkir.

Garaa melihat Jessi sedang sibuk di mejanya. Dia sengaja menunggu di depan ruangan Jessi. Jam delapan malam Jessi dan Sara menyelesaikan lemburnya. Sara melengos meninggalkan Jessi yang masih bersiap-siap di mejanya. Lalu, mengangguk singkat ke arah Garaa.

Jessi melihat Garaa, tetapi ragu untuk menyapanya.

"Apa Garaa menungguku?" batin Jessi.

"Hai, Garaa," Jessi berdiri di dekat Garaa.

"Ayo pulang!" Garaa berjalan duluan meninggalkan Jessi di belakangnya. Sepanjang perjalanan ke area parkir mereka berdua hanya diam.

"Masuklah!" Garaa membukakan pintu mobil untuk Jessi.

"Terimakasih, Garaa."

Mobil melaju dengan perlahan. Hening, hanya suara mesin mobil yang terdengar. Jessi melirik ke arah Garaa lalu melihat ke arah jendela. Garaa sadar Jessi memperhatikannya. Jessi menyadari ini bukan jalan menuju rumahnya.

"Kita mau kemana, Garaa?" Jessi melihat Garaa yang raut wajahnya sangat datar.

"Ke tempatku."

***

Mobil berhenti saat mereka sampai di sebuah apartemen. Mereka menaiki lift menuju lantai 13. Jessi menatap punggung Garaa. Garaa seperti bukan Garaa yang ia kenal.

"Kenapa memandangiku?" Garaa menoleh sekilas.

"Tidak apa-apa, maaf."

Ting

Lift berhenti di lantai 13. Masuklah mereka ke apartemen Garaa.

"Ambilah minum di kulkas kalau kau haus. Aku akan mandi sebentar," Jessi mengangguk singkat matanya berkeliling mengamati apartemen Garaa. Ponselnya berdering segera Jessi mengangkatnya. Ahh Theo rupanya.

"Halo, Theo."

"Kau di rumah? Sudah makan malam?" tanya Theo.

"Aku di tempat Garaa sekarang, dia menungguku lembur tadi."

"Kenapa kau bisa berada ditempat Garaa?" Theo menyelidik.

"Aku hanya mampir. Maaf, Theo, aku tutup dulu teleponnya."

Garaa memperhatikan Jessi yang bertelepon dengan Theo.

Aku tidak suka kau berdekatan dengan Theo, kenapa kau tidak paham juga.

Terpopuler

Comments

Mia Poei

Mia Poei

Lanjut baca

2020-09-04

0

Isu💟THY

Isu💟THY

next

2020-08-25

1

Gribelion

Gribelion

oke pesanan like sudah datang 😎

2020-08-21

2

lihat semua
Episodes
1 Cemburu
2 Meminta Kesempatan
3 Merasa Diacuhkan
4 Membaca Pikiran
5 Kesalahpahaman
6 Pernyataan Cinta
7 Pengantin Pria
8 Superhero
9 Berkencan Saja Denganku
10 Dijodohkan
11 Pernikahan Bisnis
12 Makan Malam
13 Hubungan Kita Berakhir
14 Sepotong Pizza
15 Undangan Garaa
16 Skorsing
17 Pesta Pertunangan Semakin Dekat
18 Kepribadian Ganda
19 Pesta
20 Mencari Jessi
21 Menghabiskan Malam Bersama
22 Menggoda Jessi
23 Kejutan Di Pagi Hari
24 Marah-Marah
25 Membencimu
26 Pingsan
27 Memetik Bunga
28 Jangan Bertengkar Lagi
29 Dipeluk Theo
30 Jadilah Istriku
31 Berpacaran Dahulu
32 Pengumuman & Eps Bonus
33 Mas Fiersa-ku
34 Mendiamkan Jessi
35 Kunjungan Calon Ibu Mertua
36 Mengikat Hatimu
37 Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan
38 Kebodohan Terbesar
39 Bertemu Anin
40 Kebohongan Anin
41 Maafkan Aku!
42 Keputusanku
43 Perempuan Gatal
44 Ayo Putus!
45 Kumau Dia
46 Berbaikan
47 Bermalam di Rumah Singgah
48 Pernikahan Rin
49 Malam Yang Buruk
50 Retaknya Kepercayaan
51 Bertemu Ayah Mertua
52 Tidak Terbiasa Tanpamu
53 Ingin Langsung Menikah Saja
54 Rencana Anin
55 Apa Maksudnya Ini?
56 Hancur
57 Sendiri Dulu
58 Aku Muak DenganMu
59 Anin Terluka
60 Kehilangan
61 Terbongkarnya Kebohongan
62 Sulit Mempercayaimu Lagi
63 Bimbang
64 Kembali Padamu
65 Merajuk
66 Keputusan Mereka
67 Terbakar Api Cemburu
68 Tawaran Garaa
69 Berbicara Dari Hati
70 Ucapan Menohok
71 Omong Kosong
72 Cincin Ruby
73 Dekat Tapi Jauh
74 Tamu Yang Tidak Diharapkan
75 Permintaan Kevin
76 Iming-Iming Membeli Mobil
77 Panas
78 Merindu
79 Ikrar Sehidup Semati
80 Hari Bahagia
81 Malam Panas Yang Tertunda
82 Ibadahku Bersamamu
83 Panasnya Rasa Cemburu
84 Pelangi Setelah Badai
85 Perempuan Berkalung Syal
86 Kabar Mengejutkan
87 Ending
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Cemburu
2
Meminta Kesempatan
3
Merasa Diacuhkan
4
Membaca Pikiran
5
Kesalahpahaman
6
Pernyataan Cinta
7
Pengantin Pria
8
Superhero
9
Berkencan Saja Denganku
10
Dijodohkan
11
Pernikahan Bisnis
12
Makan Malam
13
Hubungan Kita Berakhir
14
Sepotong Pizza
15
Undangan Garaa
16
Skorsing
17
Pesta Pertunangan Semakin Dekat
18
Kepribadian Ganda
19
Pesta
20
Mencari Jessi
21
Menghabiskan Malam Bersama
22
Menggoda Jessi
23
Kejutan Di Pagi Hari
24
Marah-Marah
25
Membencimu
26
Pingsan
27
Memetik Bunga
28
Jangan Bertengkar Lagi
29
Dipeluk Theo
30
Jadilah Istriku
31
Berpacaran Dahulu
32
Pengumuman & Eps Bonus
33
Mas Fiersa-ku
34
Mendiamkan Jessi
35
Kunjungan Calon Ibu Mertua
36
Mengikat Hatimu
37
Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan
38
Kebodohan Terbesar
39
Bertemu Anin
40
Kebohongan Anin
41
Maafkan Aku!
42
Keputusanku
43
Perempuan Gatal
44
Ayo Putus!
45
Kumau Dia
46
Berbaikan
47
Bermalam di Rumah Singgah
48
Pernikahan Rin
49
Malam Yang Buruk
50
Retaknya Kepercayaan
51
Bertemu Ayah Mertua
52
Tidak Terbiasa Tanpamu
53
Ingin Langsung Menikah Saja
54
Rencana Anin
55
Apa Maksudnya Ini?
56
Hancur
57
Sendiri Dulu
58
Aku Muak DenganMu
59
Anin Terluka
60
Kehilangan
61
Terbongkarnya Kebohongan
62
Sulit Mempercayaimu Lagi
63
Bimbang
64
Kembali Padamu
65
Merajuk
66
Keputusan Mereka
67
Terbakar Api Cemburu
68
Tawaran Garaa
69
Berbicara Dari Hati
70
Ucapan Menohok
71
Omong Kosong
72
Cincin Ruby
73
Dekat Tapi Jauh
74
Tamu Yang Tidak Diharapkan
75
Permintaan Kevin
76
Iming-Iming Membeli Mobil
77
Panas
78
Merindu
79
Ikrar Sehidup Semati
80
Hari Bahagia
81
Malam Panas Yang Tertunda
82
Ibadahku Bersamamu
83
Panasnya Rasa Cemburu
84
Pelangi Setelah Badai
85
Perempuan Berkalung Syal
86
Kabar Mengejutkan
87
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!