Sahabat Sejati Sampai Mati
#Sahabatku Ternyata Sudah Meninggal
Hari ini aku berniat untuk menemui sahabatku yang sedang merantau ke Sulawesi tepatnya di Palu. Aku pun sangat rindu dengan sahabatku itu karena sudah terbiasa dari kecil selalu bersama, jadi jauh dikit ada yang beda.
Oh iya perkenalkan nama aku Adrian dan sahabat ku namanya Fikran, kami selalu bersama sama waktu kecil, namun setelah lulus SMA dia memutuskan untuk merantau ke Palu, katanya mau nyari pengalaman kerja.
"Heey bangun bang udah nyampe nih" kata sopir bus membangunkanku.
Setelah itu aku baru sadar ternyata aku sudah sampai di terminal yang ada di kota Palu, aku pun memberi kabar ke sahabatku bahwa aku telah sampai dan dia menyuruhku langsung ke rumah dia.
"Asalamualaikum fikran" tanpa menunggu jawaban, aku langsung masuk saja, mungkin karena udah terlalu tidak sabar ketemu dia, jadi langsung masuk saja. Saat masuk, suasana rumahnya begitu aneh, ada bau busuk seperti bangkai, tapi aku cuek akan hal itu, lalu saat masuk ke kamar aku melihat fikran sedang duduk.
"Yeee orang ucap salam kok nggk di jawab sih Fik" kataku kesal.
"Eh maaf yah Rian aku nggk denger sumpah" kata dia tanpa ekspresi
"Kmu knpa Fik mukamu kok pucat kek semen" kataku
"Adrian aku sayang kamu aku nggak mau ninggalin kamu, kamu adalah sahabat terbaik dalam hidupku"
"Njirr merinding aku ***, sekali lagi lo bilang sayang aku tumb*k pala kau" kataku sambil mendorong kepalanya pelan
"Ih baperan siapa juga yg mau sama lo emang gw hom*"
Kami pun tertawa bersama, tak terasa hari udah sore, aku pun memutuskan untuk mandi, karena dari pagi belum mandi badan udah kayak pabrik minyak, licinnya minta ampun.
"Fik kamu ada sabun nggak?"
"Buat apaan emang?" tanya nya datar
"Mau bikin perkedel nih laper banget"
"Hah??, emng bisa??, caranya?”
"Ambil sabun buka bungkusnya lalu hantam ke mukamu!!”
"Njirr ngamok, awokawokao”
Selepas mandi aku baru sadar kenapa rumah sahabat aku ini berantakan, seperti rumah yang tidak berpenghuni. Lalu tiba-tiba fikran menepuk pundakku.
"Hey ngapain sih ngelamun" tanya fikran.
"Njirr ngagetin aja. Ini kok rumah kamu kayak kapal pecah sih nggak ke urus" kataku lalu duduk.
"Owh itu aku males beres beres aja. toh nggak ada juga tamu yang datang" katanya berlalu menuju kamar.
Aku yang masih terdiam karena setau ku fikran itu orangnya paling males liat yang berantakan dan hobi banget beberes rumah.
"Ah mungkin saja dia lagi ada msalah asmara jadi malas gerak" batinku.
Aku pun berlalu dan duduk di teras depan rumah, lalu ada seorang wanita yang sudah cukup tua, atau lebih spesifik lagi disebut Ibu-Ibu melihatku dan datang menghampiriku.
"Mas ngapain sendirian di rumah kosong malam malam gini??” tanya ibu itu penuh curiga.
"Eh ini bu saya mau main ke rumah temen saya sekalian cari kerja juga di sini bu"
"Owh kirain mas nya mau maling" kata ibu sambil tertawa
"Ya nggak lah buk saya mau nyari kerja" kataku sedikit memaksakan terseyum,
"Eh nama temen kamu siapa sekitar sini kali aja ibu kenal?”
"Fikran bu yang punya rumah ini" kataku sambil nyender di dinding
"Jangan bercanda nak, Fikran kan sudah meninggal" kata ibu itu
"Ibu ini becanda mulu dari tadi" kataku tertawa sambil mendorong ibu itu
"Nak lebih baik kamu cepat pulang saja" kata ibu itu dengan penuh keseriusan
Tiba-tiba dari dalam rumah, Fikran datang
"Rian ada siapa??" tanya Fikran
"Ini loh ibu katanya kamu udah meninggal kan gw jadi ngakak" kataku masih tertawa
Ibu yang melihat ku berbicara sendiri kaget bukan main
"Allahuakbar jangan jangan kamu bukan manusia" kata ibu itu lalu pergi meninggalkanku
"Njirr ganteng ganteng gini di bilang bukan manusia"
Aku dan Fikran pun tertawa, dan kami cukup lama ngobrol di teras rumah. Dan setiap orang yang lewat pasti berkata “kamu ngapain bicara sendiri?” dan bukan hanya beberapa orang, tapi setiap orang lewat pasti berkata demikian bahkan aku di katain gila sama warga sekitar.
"Udalah kita masuk aja Fik bosen gw di katain gila" kataku kesal
"Haha ayok"
Saat masuk rumah tiba-tiba aku mencium aroma busuk dan aroma darah yang sangat amis, cukup lama aku terdiam
"Kenapa rian?” tanya fikran
"Eh enggak ayo kita tidur udah ngantuk nih" kataku alasan
Dan saat mau tidur kecurigaan ku mulai bertambah, tingkah aneh dari sahabatku mulai nampak, bayangin aja dia tidur ngadep ke aku terus menerus, dan matanya tidak berkedip sama sekali sambil senyum terus terusan.
Aku yang mulai kesal pun menampar wajah fikran
"Jangan tatap gitu njir takut gw woy muka lo kek joker"
"Yaa maaf kangen aja sama lo sahabat gw dari kecil selalu nemanin gw di kalah seneng aja"
"Di kalah susah juga woy gw selalu nemanin lu" kataku membela diri
"Nggak ada, pas kita di kejar anji*g aja lo langsung narik gw dan lo yang lari dan biarin kaki gw di gigit" katanya sambil menatap ke atas
"Njirr masih ingat aja maaf aku khilaf" kataku tertawa
Tiba-tiba dia nangis lalu kembali tertawa
"Jangan gitu dong lo tau kan gw penakut" kataku mulai takut
"Eh maaf yah kalau gw nakutin lo, soalnya gw cuman sakit aja nginget masa kecil kita dlu sampai SMA" katanya mengusap air matanya
"Kamu ini kenapa sih kaya orang udah mau pergi aja" kataku mulai serius
"Ingat kita ini udah kayak kakak adik walaupun gw sering jail tapi jujur jauh dari lo itu sakit woy.. gw kesini karena kangen sama lo sahabat gw dari kecil yang selalu nemanin gw, tapi kenapa sekarang lo bertingkah aneh" kataku mendorongnya keras
Kini mataku berkaca kaca aku hanya mengingat kata-kata warga sini bahwa dia ini sudah meninggal dan yang pastinya aku tidak bisa terima jika itu benar terjadi
"Sudahlah gw mau tidur" kataku membelakanginya
Pukul 01:00 malam aku terbangun dan aku kaget melihat Fikran sedang duduk sambil menatapku tanpa berkedip lalu dia tersenyum
"Kamu kok bangun?, tidur aja nanti aku jagain" katanya datar
Lalu dia berdiri dan menuju dapur, aku hanya mendengarnya dari dalam kamar saja karena cukup lama tak kembali akupun khawatir lalu menyusulnya ke dapur tapi anehnya dia tidak ada di dapur, dan saat aku kembali ke kamar dia sudah berada di kamar berbaring dan menatap ke langit-langit rumah
"Kamu jangan pergi ya, aku sunyi di rumah ini" kata dia lalu menatapku
Jantungku rasanya mau copot antara takut sedih dan kesal karena sikap Fikran yang begitu aneh. Dan aku mencoba tetap berfikir positif lalu aku kembali tidur, tapi rasanya sulit sekali mata ini untuk tidur, rasa takut selalu menghantuiku, dan sahabatku terus terusan menatapku dan kini wajahnya sangat dekat dengan wajahku, dan anehnya bau busuk semakin menyengat. Aku terus mencoba untuk tetap tenang dan akhirnya aku pun tertidur
Dan tepat pukul 03:00 aku terbangun kini ku lihat Fikran sudah membelakangi ku, dan kini aku bisa bernafas lega, tapi karena sudah cukup takut, aku mencoba untuk keluar dari rumah ini. Aku berjalan perlahan untuk mengambil tas ku dan aku lihat Fikran masih dalam keadaan tertidur lalu aku menuju pintu kamar dengan berjalan perlahan takut membangunkanya. Pada saat telah di depan pintu kamar aku lalu mengunci pintu kamarnya agar dia tak bisa mengejarku tapi betapa kagetnya aku ketika menatap ke arah pintu depan dia sedang berdiri lalu menatapku tajam kini bajunya berlumuran darah dan tangan kirinya hampir putus lalu dia menangis dan berteriak
"Jangan pergiiiiiiii"
Dia lalu berlari ke arahku dengan mata melotot
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
blessed
kaget aku thor
2022-01-19
2
blessed
🤭😅😅
2022-01-19
1