***
"Hey kenapa kita lari ayo bantu sopir itu!!" kataku berhenti lalu berbalik
"Udah biarin aja dia nggak mati kok mending kita ke tempat kerja udah telat nih" kata Fikran menarik tanganku kembali
***
Setelah 15 menit berjalan akhirnya kami sampai juga di tempat Fikran bekerja, dan cukup lama aku melihat tempat kerjanya, ternyata ini adalah pabrik pengemasan garam.
"Hey mau masuk nggak katanya mau kerja" kata Fikran mengagetkanku.
"Eh iya maaf ayo masuk" kata ku lalu merapikan baju.
"Mmm tunggu, kamu liat orang yg berdiri di sana?, kamu bilang aja mau ngelamar kerja dan bilang kamu teman saya. Saya mau ke toilet dulu perut saya sakit nih" kata Fikran lalu berlari meninggalkanku.
"Lah kok gitu tunggu!!" kata ku
***
Belum sempat mengejarnya tiba-tiba datang laki laki berpakain sangat rapi
"Kamu siapa kok main di kawasan pabrik??" tanyanya curiga
"Saya kesini mau ngelamar kerja om" kata ku
"Mmm lamar kerja yah?, oke kamu langsung ke ruangan saya di sebelah sana yang paling kanan" kata orang itu
***
Kami pun berjalan ke ruangannya lalu aku di interview
"Silahkan perkenalkan nama kamu dan pengalam kerja kamu ceritakan" kata dia
"Nama saya Adrian, saya dari buol datang ke Palu untuk mencari kerja om. Saya cuman pernah jadi kuli bangunan aja om" kataku penuh keyakinan
"Tunggu ulang nama kamu siapa?, adrian?, trus kamu dari buol?" tanya om itu lagi
"Iya om saya dari buol dan saya teman Fikran yang kerja di pabrik ini juga" kataku meyakinkan orang itu
"Jadi benar ini kamu orang yang di rekomendasikan Fikran?"tanyanya lagi
"Iya om, saya om, saya sahabat Fikran tapi Fikrannya lagi ke toilet om" kata ku
***
Bapak itu lalu menatapku keheranan
"Kamu ini ngomong apa sih" tanya bapak itu bingung
"Tadi kami udah mau masuk kesini tapi dia tiba-tiba ingin ke toilet” kataku meyakinkan bapak itu
***
Bapak itu hanya menggelengkan kepalanya lalu membawa aku ke ruangan di mana tempat untuk karyawan beristirahat dan masing-masing mempunyai loker sendiri
"Ini loker Fikran tapi kami nggak tw kodenya apa kamu bisa membukanya?" tanya bapak itu
"Lah kita tunggu aja dia pak atau saya pergi nyari dia dulu di toilet?" kata ku
"Nggak usah buka saja, katanya hanya kamu yg bisa buka" pintah bapak itu
***
Saya hanya diam dan bingung kenapa bapak ini sangat ingin membuka loker sahabat ku, emang di dalam loker itu isinya apa terus kodenya apa
"Saya nggak tau pak kodenya. Fikran pun tidak ada membahas tentang kode lokernya" kata ku bingung
"Coba ingat-ingat tanggal apa yang penting atau nomor yg penting bagi kalian berdua" kata bapak itu meyakinkan aku
***
Aku hanya menghela nafas lalu berfikir sejenak nomor atau tanggal apa yang penting bagi kami berdua, karena penasaran aku lalu mencoba tanggal lahir Fikran.
Aku memutar angka dan memutar lagi dan loker tersebut tidak mau terbuka.
Aku lalu mengingat tanggal kami mulai bersahabat, aku lalu mencobanya dan berhasil loker itu terbuka dan di dalam loker tersebut hanya ada secarik kertas
Lalu bapak itu langsung mengambil kertas yang ada di dalam loker Fikran
(rahasia kematian)
Aku hanya melihat bapak itu membaca kertas tersebut, setelah cukup lama nampak mata bapak itu berkaca kaca
"Pak ada apa?" tanyaku heran dengan raut wajahnya yang sedih
"Eh enggak... mending kita sekarang langsung ke tempat kerjanya saja" kata bapak itu
"Ayo pak" kataku semangat
Kami lalu pergi ke tempat pengemasan garam, nampak di sana banyak alat-alat canggih yang belum ku lihat dan ada beberapa karyawan di sana yang sedang bekerja dan mendatangi kami
"Eh pak ada apa?" tanya salah satu karyawan
"Ini teman Fikran yg dulu dia ceritakan ingin bekerja juga" kata bapak itu memperkenalkan aku ke pada mereka
Aku tak menyangka ternyata Fikran sering bercerita tentang aku di sini, dan karyawan yang ada di sini ternyata baik baik
"Kenalin nama saya Rian salam kenal dan kerjasama nya" kataku
"Iya selamat yah kamu akhirnya bisa kerja di sini, dan kami mengucapkan bela sung..." kata salah satu karyawan terhenti karena di tarik oleh bosnya tersebut
Aku hanya melihat mereka yang sedang berbicara namun entah membicarakan apa, aku pun tidak peduli aku akhirnya melihat lihat karyawan lain yang sedang bekerja, tiba-tiba dari arah belakang Fikran menepuk pundakku
"Apansih Fik nganggetin aja.. trus kmu dari mana kok baru muncul?" kataku
"Eh maaf Rian soalnya abis dari toilet sy masih ada urusan penting" kata Fikran
***
Sontak karyawan di situ kaget melihatku berbicara sendiri dan menyebut nama Fikran. Belum sempat menegurku, mereka di panggil oleh bos mereka dan lagi lagi mereka membicarakan sesuatu
"Fik liat mereka lagi ngomongin apasih?" tanyaku curiga
"Ah pasti mereka lagi bahas strategi pemasaran saja" katanya lagi
Nampak sesekali mereka melihatku dengan tatapan sedih dan aku tak mengerti kenapa mereka menatapku seperti itu. Lalu bos itu menghampiriku, sesekali menatap ke arah Fikran, dan ternyata bos kami mempunyai indra ke enam yang bisa melihat hal hal ghaib.
Namun yang dia lihat hanyalah sesosok Fikran yang wajahnya telah hancur dengan mata kiri sudah copot lalu salah satu tangannya hampir putus sama seperti yang ada di dalam mimpiku semalam.
"Rian kamu sekarang sudah bisa bekerja, kamu ikut saja apa yg di ajarkan oleh karyawan lain" kata bos kami tanpa memperhatikan fikran lagi
"Siap pak.. ayok Fik kita kesana ajarin gw juga yg lo bisa" kataku sambil menarik tangan Fikran
Mereka yang tidak bisa melihat hanya bergidik ngeri melihat tanganku seolah olah menggenggam sesuatu yang tidak ada
"Sumpah ngeri kali anak itu bos, sy jadi merinding" kata karyawan itu ke pada bos
"Huss biarin aja, dia belum tau dan sekarang belum waktu yang tepat untuk memberi tau. Udah kalian kerja aja anggap saja dia gila tapi jangan ganggu dia karena jujur sy juga bisa melihat Fikran dia sangat menakutkan" kata bos itu lalu pergi
Karyawan lain hanya ketakutan dan tak sedikit juga yang sedih melihatku seperti itu. Kini aku sudah mulai mengerti bekerja di pabrik pengemasan garam ini dan aku sangat semangat bisa bekerja dengan sahabatku, kami selalu bercanda dan tertawa sambil meneruskan pekerjaan.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17:30, aku lalu berpamitan dengan karyawan, lalu tak lupa juga berpamitaan dengan bos sebelum pulang. kemudian aku dan Fikran menunggu angkot di tepi jalan dan tidak menunggu lama akhirnya kami mendapatkan angkot yang masih kosong. Seperti biasa aku ngobrol dengan sahabatku, membahas tentang kerjaan tadi, lagi lagi sopir memandangi ku melalu cermin dalam angkot tapi sopir ini lebih penakut dari sopir yang sebelumnya dan aku lihat tanganya sangat gemetar memegang setir mobil.
"Bang kok tangannya gemetar gitu?" tanyaku heran
"Maaf mas ampuni saya mas tolong jangan apa apain saya,saya masih punya anak dan istri di rumah" kata sopir itu gemetar dan wajahnya sudah berkeringat
Ternyata dia melihat sosok asli yang bersamaku yah benar Fikran dengan wajah yang menyeramkan
"Abang nya lucu nih" kataku menepuk pundak sopir angkot tersebut
"Yaa tuhan lindungi hamba... tolong jangan ganggu saya tolong saya tidak ingin istri saya jadi janda" kata sopir itu berteriak ketakutan
"Dasar stress" kataku lalu tertawa
"eh bang berhenti dah nyampe" kataku kembali menepuk pundak sopir itu
"Mama" teriak sopir itu kaget lalu menginjak rem mendadak
"Bang hati hati dong bawa angkotnya" kataku kesal lalu turun dari angkot
"Ma...ma.maaf mas" kata sopir itu terbata bata
Lalu dilihatnya kembali sosok yang bersama saya dengan mata yang sudah copot sebelah dan tersenyum kepadanya, sopir itu lalu secepat kilat langsung menjauh dari kami
"Bang woy gw belum bayar" kataku berteriak
"Udahlah biarin aja itung itung hemat pengeluaran" kata Fikran tertawa
Rasanya senang melihat sahabatku tertawa seperti tidak memiliki beban, aku lalu merangkul sahabatku itu kemudian kami masuk ke dalam rumah. Karena masih lapar aku kembali memasak mie dan saat kutawarkan ke Fikran lagi lagi dia menolak.
"Fik kok selama saya disini nggak pernah yah saya liat kmu makan ataupun minum" kataku menatapnya
"Gw lagi diet" kata dia datar
Aku lalu tersentak kaget lalu tertawa dengan kata kata yang di lontarkan oleh Fikran barusan
"Dengan badan kamu yg sudah kurus trus lo mau diet dasar aneh" kataku masih tertawa
"Biarin emang kaya lo perut udah kaya ibu hamil 7 bulan" kata Fikran tertawa
"Logika aja lah dari kecil orang tua sudah susah payah cari makan untuk besarin kita eh kok pas udah gede malah diet anak macam apa kw" kataku kembali membalasnya
"Nggak gitu juga konsepnya kali... udah makan aja trus kita lanjut cerita" kata Fikran lalu pergi
...Like...
...Vote...
...Komen...
...Share...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments