Ternyata Suami Ku Kepala Mafia
Doorrr....
"Wah... Kamu luar biasa sekali hahahha" Tawa Zico sambil bertepuk tangan kepada Nadia.
"Hahahha.. Kamu bisa saja Co, seperti biasa kamu tidak jauh beda dari ku" Balas Nadia ikut tertawa.
Nadia Zaliva berhasil menjadi seorang polisi wanita berkat kerja keras ia selama ini, namun keberhasilannya ini tidak ia beritahu kepada kedua orang tuanya dan juga saudara perempuannya.
"Bagaimana latihan mu pagi ini Zico?" Tanya Nadia membuka botol air putihnya.
"Mmmmm.. Seperti biasa, kamu selalu paling depan. Oohh iya, minggu depan kita sudah di tugaskan di lapangan, aku berharap kita akan bersama lagi. Lalu bagaimana dengan orang tua mu? apa kamu masih belum memberitahu mereka?".
"Mmmmm".
"Kenapa?".
Nadia menghela nafas menatap bibir botol minumnya, "Tidak tau Co, aku masih bingung ingin memberitahu mereka atau tidak. Soalnya kamu tau sendiri kalau mereka sangat menentang ku sekali masuk kesini. Apalagi sekarang aku sudah berhasil menjadi polisi wanita".
Zico pun ikutan menghela nafas, "Tapi ada baiknya kamu segera memberitahu mereka Dia sebelum kita di tugaskan".
Nadia tersenyum bangkit berdiri, "Tidak apa-apa Zico, semua akan baik-baik saja. Begitu kita di tugaskan, hari itu juga aku akan kembali kerumah dan memberitahu mereka yang sebenarnya".
"Mmmmmm.. Bagus" Senyum Zico memberikan jempolnya.
"Kalau gitu aku duluan dulu Co".
"Mmmmmm".
.
Dilain tempat David dan kedua anak buahnya sedang berada di apertemen saat ia menyuruh Bagas dan Vincen datang menghampirinya. "Ada apa tuan?" Tanya Vincen.
"Kalian duduklah dulu" Ujar David mendudukan diri diatas sofa yang berada di ruang tamunya. Begitu Bagas dan Vincen duduk baru David mengeluarkan ponselnya, "Kalian lihat wanita ini".
Bagas mengerutkan keningnya melihat layar ponsel David begitu juga dengan Vincen, "Dia siapa tuan?" Tanya Bagas.
"Dia putri kedua Hendra".
"Lalu?".
"Cari tahu dia" Jawab David menyeringai. "Dia pikir dengan menjodohkan putrinya dengan ku dia akan bebas dari ku. Hahahaha, dia terlalu bodoh ingin bermain-main dengan ku".
"Baik tuan, kami berdua akan segera mencari tahu indentitas putri keduanya".
"Mmmmm.. Kalian boleh pergi".
"Baik tuan".
Seperginya Bagas dan Vincen dari sana, David bangkit berdiri dari atas kursinya menuju jendela kaca apartemen. Lalu ia menatap lurus dengan senyum mematikan di wajah David. "Kita lihat saja nanti Hendra, untuk saat ini aku akan mengikuti permainan mu" Gumam David.
DDDDRRRRTTTT.. DDDRRRTTTTTT...
"Mmmmmm?" Jawab David.
"Tuan David? saya sekretarisnya tuan Hendra, beliau meminta tuan David pagi ini mendatangi kantornya sekalian makan siang nanti tuan".
"Saya akan kesana".
"Baik tuan, terima kasih".
Kemudian David menatap layar ponselnya, lalu ia memasukkannya kembali kedalam kantong celana. Tidak menunggu beberapa lama, David segera keluar dari sana menuju perusahaan Hendrawan.
Sedangkan sekretarisnya Hendra begitu ia selesai menghubungi David, ia langsung memberitahu Hendra kalau David sedang dalam perjalanan menuju kantornya. "Mmmmm, siapkan dua gelas kopi".
"Baik tuan".
Hendra tersenyum senang, lalu ia menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda sambil menunggu David memasuki ruangnya.
Setibanya David di perusahaan Vora group yang bergerak di bidang Elektronik, David langsung keluar dari dalam mobil mewahnya sambil menetap lurus keatas gedung Vora group dengan senyum devilnya. "Ini yang ketiga kalinya aku mendatangi mu" Gumam David.
"Selamat pagi, tuan David?" Tanya seseorang dari hadapannya dengan berpakaian serba hitam.
"Mmmmm".
"Mari ikut saya tuan, tuan Hendra telah menunggu anda di ruanganNya".
Tampa banyak bertanya, David mengikutinya dari belakang sampai mereka tiba di depan ruangan Hendra yang bertulisan presdir room. "Tunggu sebentar" Ucapnya mengetuk pintu ruangan Hendra.
Tok.. Tok..
"Masuk" Jawab Hendra tampa bertanya siapa yang baru saja mengetuk pintu ruangannya.
Ceklek!
"Silahkan tuan" Ucapnya kepada David.
David pun memasuki rungan tersebut dengan seperti biasa wajah datar David dan juga dingin yang selalu ia tunjukkan kepada orang yang tidak ia sukai, "Hahahha.. Selamat datang di perusahaan saya tuan David. Maaf saya selalu menyuruh anda yang datang kemari karena saya terlalu banyak pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan. Silahkan duduk tuan, sekretaris saya tadi sudah membuatkan dua gelas kopi".
"Mmmmmm" Gumam David mendudukkan diri diatas sofa ruangan Hendra sambil menyambar gelas kopi yang berada di hadapannya, namun sebelum David menyeruput kopi tersebut, ia tidak segan-segan melontarnya pertanyaan yang membuat Hendra tersinggung dengan pertanyaan bahwasanya Hendra tidak menaruh apa-apa di dalam kopinya.
"Hahahhaha.. Ayolah tuan David, bagaimana mungkin saya berani membahayakan nyawa calon menantu saya sendiri?" Ujar Hendra tertawa sumbang.
"Mmmmmm" Angguk David ikut tersenyum sinis. "Lalu bagaimana dengan putri mu? apa kamu sudah memberitahunya? saya tidak menerima kalau dia menolak saya nantinya".
"Tuan tenang saja. Putri saya Nabila tidak akan berani menolak permintaan kedua orang tuanya. Apalagi kalau dia nantinya melihat tuan David yang sangat tampan".
Mendengar itu, David semakin menunjukkan senyuman sinisnya kepada Hendra yang membuat Hendra semakin tidak nyaman. "Maafkan saya tuan jika perkataan saya membuat tuan merasa tidak nyaman".
"Tidak apa-apa, jadi kapan kamu akan mempertemukan kami berdua?".
"Minggu ini juga tuan".
"Baiklah, besoknya saya akan menikahinya. Segera beritahu dia atau rahasia perusahaan mu akan terbongkar ke publik dan juga..
"Baik tuan, saya akan mengurusnya" Potong Hendra tidak ingin mendengar kata-kata kasar keluar dari mulut David. "Ini sudah jam 11 lewat 45 menit. Saya ingin mengajak tuan David makan siang di luar kalau tuan tidak sibuk".
"Tidak usah, pekerjaan saya sangat banyak" Tolak David bangkit berdiri.
Hendra menghela nafas kecewa, "Lain kali kalau tuan David tidak sibuk, tolong beritahu saya".
Tampan ingin menjawab Hendra, David langsung pergi begitu saja dari ruangannya. Kemudian Hendra menghempaskan tubuhnya diatas sofa setelah David meninggalkan ruangannya. Lalu Hendra tersenyum menatap langit-langit ruangannya, "Kenapa saat dia pergi baru aku bisa bernapas dengan normal? Aahh, dia sangat menakutkan sekali sampai-sampai aku terlihat sangat pengecut yang tidak bisa berbuat apa-apa di hadapanNya. Sial".
Tok.. Tok...
"Masuk".
Ceklek!
"Tuan, nanti jam 1 siang akan ada rapat pemagang" Beritahu sekretarisnya.
"Mmmmm.. Aahh iya, tadi saat kamu menelpon David, apa kamu tidak memberitahu dia kalau saya mengajaknya makan siang bersama di luar?".
"Sudah tuan, saya tadi langsung memberitahu beliau kalau tuan mengajaknya makan siang bersama".
"Hhhmmmss.. Ya sudah, kamu boleh pergi".
"Baik tuan, permisi".
"Mmmmm" Gumam Hendra menuju kursi kebesarannya. Hendra mengeluarkan ponselnya, lalu ia menekan nomor ponsel Nadia.
DDDRRRTTTT.. DDDRRRTTTTTT...
"Iya pa" Jawab Nadia dari sebrang sana.
"Kamu sedang dimana Nadia? papa ingin mengajak mu bicara sebentar".
Nadia melirik jam tangannya, "Maaf pa, sepertinya Nadia tidak bisa".
"10 menit saja".
"Maafkan Nadia pa" Ucapnya begitu sang senior memanggil namanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Anisah Humairahh
ganggu banget mmmmmm nya sih ganti aja "iya"
2022-08-05
0
Shakira Keyyila Zahra
nyimak
2022-07-06
2
Idhawaty
lanjut
2022-06-16
1