Melihat David yang tersenyum devil kepada Nadia membuat suasana tersebut menjadi tegang, kemudian Hendra dan Puspita langsung mencairkan dengan membawa mereka kedalam ruang makan.
"Hahahaha.. Silahkan duduk tuan David" Tawa Hendrawan menyuruh David duduk. Begitu juga dengan yang lainnya. "Nadia, kamu duduk di samping tuan David yah" Suruhnya.
Nadia pun mengangguk sambil mendudukan diri disamping David, lalu para pelayan membawa menu makan malam mereka yang telah disediakan oleh chef terkenal. Nadia melirik David yang berada disampingnya, "Kenapa dia datar sekali? padahal dia sangat tampan. Apa setiap hari bawaan dia seperti ini?" Batin Nadia.
Hendrawan yang mengetahui sedari tadi Nadia melirik David yang berada di sampingnya membuat Hendrawan merasa sedikit legah untuk menjodohkan putri keduanya dengan David yang notabennya seorang mafia yang kejam. "Nadia" Panggil Hendrawan.
"Iya pa" Jawab Nadia.
Hendrawan tersenyum hangat tanda ia sangat berharap kalau Nadia menuruti setiap perkataannya, dan Nadia yang mengetahui langsung mengerti maksud dari senyuman sang papa. "Begini nak, papa dan mama sepakat menjodohkan kamu dengan tuan David. Dan minggu ini juga kami akan melangsungkan pernikahan kalian, papa harap kamu tidak akan menolak perjodohan ini" Ucap Hendrawan sedikit tegang kalau Nadia sampai menolaknya.
Elisa tersenyum sinis melihat Nadia yang hanya terdiam saja begitu juga dengan David yang ikut terdiam dengan wajah datar sambil menikmati makan malamnya. "Pa, papa yakin menjodohkan Nadia dengan pria itu?".
"Mmmmm.. Papa dan mama yakin kalau adik kamu bersama dengan tuan David, adik kamu bakalan hidup bahagia sampai tua nanti. Iyakan tuan?".
David menyeringai tersenyum tipis melihat anggota keluarga Hermawan sampai tatapannya berhenti di arah Nadia yang masih terdiam sambil menunduk, "Kamu, siapa tadi nama mu?".
"Nadia tuan" Jawabnya.
"Angkat kepala mu dan lihat saya".
Dengan pelan-pelan Nadia mengangkat kepalanya melihat David yang sedang menatapnya dengan tatapan yang masih belum bisa Nadia artikan, "Kamu mendengar perkataannya?".
"Ma-maksud tuan?".
"Perkataan orang tuan mu. Kalaupun kamu menolak perjodohan ini saya tidak akan memaksa mu".
Nadia terdiam, ia kembali menunduk dengan wajah kebingungan. "Apa? perjodohan? bagaimana bisa papa tidak memberitahu ku terlebih dahulu kalau papa dan mama menjodohkan aku dengan pria ini. Apa yang harus aku lakukan? haruskah aku menolaknya atau.." Gantung Nadia melihat kedua orang tuanya yang sangat berharap kalau dirinya menerima perjodohan ini.
Nadia menghela nafas melihat David yang masih menatapnya. "Baiklah, tapi dengan satu syarat" Ucap Nadia menerima perjodohan tersebut.
David langsung menaikkan sebelah alisnya, "Syarat?".
"Mmmmmm" Angguk Nadia.
David tersenyum, "Wah, syarat?" Sinisnya melihat Hendrawan dan Puspita yang kebingungan dengan permintaan Nadia. "Apa itu ide dari kalian berdua?".
"Tidak, itu semua dari pikiran saya tuan. Papa dan mama tidak tau apa-apa" Jawab Nadia menghentikan tebakan David kepada kedua orang tuanya.
Lagi-lagi David tersenyum, namun senyuman kali ini membuat mereka merinding dengan senyuman tersebut, "Kurang ajar. Berani-beraninya dia menganggap keluarga Hermawan serendah ini. Dia pikir dia siapa?" Marah Elisa dalam hati kalau saja Puspita tidak menghentikannya.
"Sekarang katakan, syarat apa yang kamu inginkan?" Tegas David.
"Nadia mau selama pernikahan, tuan David tidak melarang saya melakukan ha...
"Baiklah, kamu bebas melakukan pekerjaan mu".
"Benarkah tuan?".
"Mmmmmmm".
Hendrawan dan Puspita pun langsung tersenyum bahagia kepada putri kedua mereka yang menerima perjodohan tersebut. "Terima kasih Nadia, akhirnya kamu menerima perjodohan ini. Mama sangat bangga pada kamu sayang, sampai dewasa pun kamu masih menjadi anak yang penurut sama papa dan mama" Ujar Puspita.
"Iya ma. Maaf kalau selama ini Nadia masih suka bersikap kurang ajar".
"Tidak sayang, kamu jangan berkata seperti itu. Dari dulu sampai sekarang kamu tidak pernah melanggar perintah papa dan mama. Iyakan pa?".
"Iya ma. Papa dan mama bangga sama kamu Nadia" Sambung Hendrawan.
"Terima kasih pa" Senyum Nadia.
"Kalau gitu saya pulang dulu" Ujar David bangkit berdiri dari atas kursinya.
"Kenapa buru-buru sekali tuan?" Tanya Hendrawan.
"Pekerjaan saya sangat banyak, dan juga pernikahan ini saya mau di langsungkan minggu ini" Perginya meninggalkan mereka.
"Baik tuan" Angguk Hendrawan.
Elisa tersenyum sinis melihat adiknya Nadia yang akan menikah minggu ini, "Kamu yakin akan menikahi pria kurang ajar itu?".
"Lisa" Bentak Hendra sedikit marah. "Berani-beraninya kamu berkata seperti itu kepada adik kamu sendiri".
"Yah, Lisa hanya sedikit perduli saja sama dia. Lisa yakin kalau pria itu berdarah dingin dan juga Lisa tidak yakin kalau Nadia nantinya hidup bahagia dengannya. Apa kamu tidak berpikir seperti itu?".
Nadia tersenyum, "Tidak tau kak, yang penting papa dan mama menyukai pria itu. Nadia tidak perlu memikirkan akan hidup bahagia atau tidak bersama dengan pria itu".
"Ckckck.. Semoga kamu tidak menyesalinya" Geleng Elisa meninggalkan mereka.
Kemudian Puspita menghampiri Nadia dan menggenggam kedua tangan Nadia dengan sayang, "Maafkan mama ya sayang harus menjodohkan kamu, padahal jaman sekarang sudah canggih tidak mesti harus menjodohkan anak-anaknya pada orang lain. Tapi mama dan papa malah melakukan hal konyol ini lagi".
"Tidak apa-apa ma. Lagian Nadia menyukai pria itu meskipun dia terlihat sangat datar".
"Benarkah sayang kamu menyukai pria itu?".
"Iya ma".
Dengan senang hati Puspita langsung memeluk Nadia dengan erat. "Terima kasih sayang, kamu benar-benar anak mama yang sangat berbakti kepada orang tua".
Setibanya David di lokasi yang Vincen dan anggota lainnya tungguin sekarang, ia datang menghampiri mereka. "Tuan" Tunduk Vincen. "Mari ikut saya tuan".
"Mmmmm" Gumam David mengikuti Vincen kedalam sebuah gedung tua yang berada di dekat pelabuhan. "Ada berapa banyak?".
"Sekitar 300 kilo tuan. Dan tadi ketua menghubungi kami tuan".
"Apa yang ketua katakan?".
"Dia bertanya tentang tuan baik-baik saja atau tidak".
"Kenapa ketua tidak menghubungi ku?".
"Saya juga kurang tau tuan".
David terdiam, setelah itu ia menyuruh anak buahnya membawa obat larangan tersebut ketempat mereka menyembunyikannya selama ini.
.
1 minggu kemudian setelah pernikahan David dan Nadia berlangsung, David membawa Nadia kedalam kediamannya yang berada di hotel xx yang paling atas. "Wah, apartemennya mewah sekali tuan" Senyum Nadia melihat seisi apertemen tersebut.
"Kamar mu ada disana, pergilah dan bawa barang-barang mu ini" Ujar David meninggalkan Nadia. Namun dengan cepat Nadia menghentikan langkah David dengan menahan tangannya. David melirik tangan Nadia yang telah berani menahan tangannya.
"Aahhh, maafkan saya tuan. Saya hanya ingin bertanya saja kalau kita berdua tidak satu kamar".
"Jangan banyak bertanya, lakukan saja sesuai dengan apa yang saya perintahkan" Jawab David segera pergi dari hadapan Nadia menuju kamarnya.
Melihat David yang sudah memasuki kamarnya, Nadia pun segera membawa barang-barangnya ke arah kamar yang tadi David tunjukkan.
Ceklek!
"Wah, kamar ini juga mewah sekali. Ternyata dia baik juga. Aku pikir dia akan memberikan kamar yang sederhana, dan ternyata aku salah menebaknya. Tapi, kenapa dia tidak mau satu kamar dengan ku? bukankah kami sudah suami istri yang baru menikah? Ck, apa-apaan dia? apa dia ingin mempermainkan ku saja? kalau gitu kenapa dia mau perjodohan ini kalau dia hanya ingin bermain-main dengan ku" Dengus Nadia dengan kesal.
Setelah itu Nadia menghempaskan tubuhnya diatas ranjang yang David sediakan untuknya. Sedangkan David yang berada di dalam kamar tidak memilih istirahat, melainkan membuka pesan masuk dari kedua anak buah kepercayaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments