Episode 2

Begitu Nadia mematikan ponselnya, Hendra langsung terlihat kesal kepadanya. "Kurang ajar, berani sekali dia melawan oran...

Ceklek!

"Pa" Senyum Elisa memasuki ruangan Hendrawan.

"Mmmm.. Ada apa?" Tanya Hendrawan dengan ketus.

Elisa mengerutkan keningnya, "Ada apa pa? wajah papa kok terlihat murung sekali?".

"Hhhmmsss.. Adik kamu, akhir-akhir ini dia selalu mengabaikan panggilan papa".

"Oohh.. Nadia" Gumam Elisa. Kemudian Elisa tersenyum, "Oohh iya pa, besok malam Riwan kembali dari amerika. Aku mau papa mengundang dia makan malam dirumah".

"Terserah kamu saja".

"Baiklah. Kalau gitu Lisa keluar dulu pa" Ucap Elisa dengan senyum mengembang di wajahnya.

"Mmmmmm".

Begitu Elisa berada di luar, "Yes.. Riwan sedang apa yah?" Gumam Elisa menghubungi nomor Riwan. "Hallo sayang, kamu sedang dimana?" Tanyanya dengan manja setelah Riwan mengangkat panggilannya.

"Aku lagi berada di kantor sayang. Ada apa mmmmm?".

"Hehehhe.. Tidak, aku hanya merindukan mu saja Riwan sambil ingin memberitahu mu kalau papa besok malam ingin mengundang mu makan malam dirumah begitu kamu tiba di indonesia".

"Oohh, baiklah aku akan datang kesana".

"Mmmmm.. Kalau gitu aku tutup dulu ya".

"Mmmmmm".

Sedangkan Nadia yang sedang berada di lapangan, ia tak henti-hentinya mengenal lelah bersama dengan Zico dan lainnya. "Minumlah, kamu terlihat lelah sekali" Ujar Zico memberikan botol minum kepada Nadia.

"Terima kasih Zico, kamu tau saja dari tadi aku sudah haus sekali".

"Apa kamu belum lapar? ini sudah jam 2 tapi kenapa mereka belum menyuruh kita makan siang".

"Entahlah, aku juga sudah lapar sekali".

"Hhhmmsss" Dengus Zico melihat sekitar mereka. Lalu ia melihat si ketua mendatangi lapangan, "Itu ketua mendatangi kita" Ucap Zico.

"Mana?".

"Disana".

"Akhirnya, ayo".

"Tunggu".

"Ada apa?".

"Tunggu dulu, sepertinya dia berjalan kearah kita".

Begitu si ketua berdiri dihadapan mereka berdua, "Nadia?".

"Siap pak" Jawab Nadia.

Ia tersenyum kepada Nadia dan juga Zico, "Kalian berdua mari ikut saya".

"Siap pak" Ikut mereka dari belakang. Setibanya di ruangan si ketua, Nadia dan Zico tampak sangat asik melihat isi ruangan tersebut. "Maaf pak, ada apa bapak memanggil kami berdua kemari?" Tanya Zico dengan sopan.

"Kalian berdua duduklah dulu".

"Baik pak" Angguk mereka.

"Saya langsung ke intinya saja. Ini surat penugasan kalian berdua di kantor pusat".

"Apa?" Kaget Nadia dan Zico dengan senyum mengambang di wajah mereka.

"Mmmmm.. Saya harap kalian menyetujuinya dan mulai besok kalian berdua sudah bisa libur selama dua minggu ke depannya untuk mempersiapkan diri".

"Baik pak, terima kasih banyak terima kasih banyak" Senang mereka berdua sambil tertawa kecil.

"Sekarang kalian berdua boleh pergi".

"Baik pak".

Berada di luar, Zico tak henti-hentinya menunjukkan rasa bahagianya kepada Nadia dan juga sekitar mereka. "Nad, aku bahagia sekali".

"Sama Co, aku juga bahagia sekali. Lalu kamu langsung pulang kerumah?".

"Kamu?" Tanya balik Zico.

"Mmmmm.. Aku langsung kembali kerumah. Soalnya tadi siang papa ingin mengajak ku bicara, tapi aku tidak bisa karna kita sudah diarahkan kemari".

"Oohh.. Kalau gitu lain kali saja. Aku juga ingin bicara dengan mu mengenai hal serius, sekalian merayakan hari penugasan kita dan juga tim yang lainnya".

"Baiklah, kamu langsung kabari aku saja. Kalau gitu aku duluan dulu ya Zico, ini sudah jam 4 sore".

"Mmmmm.. Kamu hati-hati dijalan".

"Siap" Senyum Nadia meninggalkan dirinya.

Seperginya Nadia meninggalkan dirinya, Zico mengeluarkan ponselnya. "Hallo Refano, kamu dimana? bisakah kamu menjemput ku kemari?".

"Aku akan kesana" Balas Refano.

"Mmmmm, aku akan menunggu mu".

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Refano untuk menempuh perjalan menuju tempat Zico berada saat ini, ia pun langsung tiba disana. "Hallo bro, apa kabar mu?" Senyum Refano memeluk sang sahabat.

"Baik" Balas Zico.

"Wah.. Selamat yah, akhirnya kamu berhasil juga menjadi seorang polisi. Tidak sia-sia selama ini kamu berjuang. Ayo, aku akan mentraktir mu makan sepuasnya" Ajak Refano membawa Zico ke restoran biasa mereka berdua. Tampa menolak ajakan Refano, Zico pun dengan senang hati memasuki mobil sang sahabat menuju restoran tersebut.

"Oohh iya Co, bagaimana dengan pendidikan mu selama ini? Waktu pelantikan mu aku minta maaf karna tidak bisa menghadirinya".

"Tidak apa-apa. Seperti biasa, selama pendidikan aku sangat menikmatinya. Yah, pahit untuk di ulang dan manis untuk di kenang".

"Hahahahaha" Tawa Refano. "Sekali lagi selamat bro, aku berharap kamu selalu sukses kedepannya".

"Kamu juga, lalu bagaimana dengan cafe baru mu? aku dengar-dengar kamu sedang membuka cafe di sekitaran sini".

"Mmmmm.. Tadi pas kamu menelpon ku aku sedang berada di cafe".

"Pantas saja kamu cepat tiba disana. Lalu kapan kamu akan mengajak ku untuk menikmati secangkir kopi racikan kamu?".

"Kapan kamu mau saja bro".

"Baiklah, aku akan datang kesana bersama dengan..." Gantung Zico memikirkan Nadia.

"Bersama siapa Co?" Penasaran Refano. Kemudian ia tersenyum, "Apa dia seorang wanita?".

"Hhhmm?".

"Hey.. Ayolah Zico, kenapa wajah mu tiba-tiba terkejut seperti itu. Apa dia benar seorang wanita?" Zico tersenyum tanda ia menjawab pertanyaan dari Refano. "Wah, sekarang kamu sudah punya wanita".

"Tapi aku belum berani mengungkapkan perasaan ku kepada dia Van".

"Apa? kenapa? jadi kamu belum mengungkapkan perasaan mu kepada dia".

"Mmmmm.. Aku belum punya keberanian untuk mengatakan perasaan ku yang sebenarnya kepada dia. Menurut mu, apa sebaiknya aku memberitahu dia?".

"Tentu saja bro, keburu orang lain yang duluan. Lagian kamu kenapa menjadi pria pengecut seperti ini sih? kemana Zico yang selama ini aku kenal?".

"Aku juga tidak tau Van. Entah kenapa aku sangat takut sekali kalau dia mengetahui perasaan ku yang sebenarnya".

"Yang kamu takutkan apa?".

"Aku takut dia jadi menghindari ku begitu ia tau kalau aku menyukainya".

"Percaya pada ku, rata-rata wanita di depan laki-laki memang seperti itu. Dia akan terlihat seperti menganggap kita itu hanya sebatas teman saja, tapi hatinya berkata lain".

Zico tampak memikirkan kata-kata yang baru saja Refano lontarkan, "Sepertinya ada benarnya juga" Ucap Zico mengingat setiap kali mereka bersama, Nadia selalu melemparkan senyum manisnya kepada dirinya

"Bagaimana bro? apa kamu masih belum yakin dengan apa yang baru saja aku ucapkan?".

"Sepertinya aku mempercayainya. Lalu apa yang harus aku lakukan?".

"Ck, kamu benar-benar tidak tau apa-apa tentang percintaan. Begini saja, kapan kamu akan mengajaknya ke cafe baru ku?".

"Aku harus memberitahunya dulu".

"Terus kapan kamu akan memberitahunya?".

Zico terdiam memikirkan kapan waktu yang tepat bagi dirinya mengajak Nadia untuk berdua. "Menurut mu kapan waktu yang tepat Van?" Tanya balik Zico.

"Bagaimana kalau malam minggu saja?".

"Aku rasa itu ide yang bagus" Jawab Zico setuju.

"Baiklah, aku akan menyiapkannya untuk kalian berdua".

"Thank you bro" Senang Zico.

"Sama-sama. Kita sudah tiba" Ucap Refano memarkirkan mobilnya di depan restoran tersebut. "Ayo".

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode Terakhir
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!