Menikahi Janda Dokter

Menikahi Janda Dokter

Part 1 ( Prolog ).

Reynand Adam, merupakan seorang anak laki-laki yang lebih memilih hidup mandiri jauh dari keluarga yang terpecah, karena perceraian kedua orang tuanya.

Rey. Begitulah sapaan dari teman terdekatnya.

Rey mempunyai satu orang sahabat di kost yang bernama Vicky. Mereka baru berkenalan sekitar dua minggu yang lalu, Rey dan Vicky akan melaksanakan MOS (Masa Orientasi Siswa) pada esok hari.

“Rey, semua perlengkapan MOS udah Lu siapin?” tanya Vicky.

“Belum, Vic. Gue belum beli spidol buat nulis nama.” Rey berucap.

“Oh ... iya! Gue juga belum Rey. Ke warung, yok?” ajak Vicky.

Rey dan Vicky bergegas menaiki satria FU milik Vicky.

“Lu yang bawa, nih!” Vicky melempar kunci motor.

“Hap! Oke!” Rey menangkap kunci motor.

Mereka berlalu pergi menuju warung sekitar kos-kosan. Warung demi warung mereka sambangi, namun nihil. Spidol yang dicari kebanyakan kosong. Karena memang banyak yang mencari untuk keperluan MOS esok hari.

“Kosong terus, gimana dong, Rey?” tanya Vicky.

“Lanjutlah, udah nanggung juga. Lagian kita udah gak punya waktu lagi.” Pungkas Rey.

Mereka melanjutkan mencari spidol sampai ke mini market yang berada jauh di ujung jalan.

Motor FU di parkirkan. Rey dan Vicky masuk ke dalam mini market. Setelah mendapatkan spidol, akhirnya Rey membawa spidol ke kasir untuk melakukan pembayaran.

“Ini aja, Mas?” tanya si kasir.

“Iya.” Ucap Reynand singkat.

BRUKKK

Barang yang ada di keranjang seorang gadis terjatuh.

“Sorry, Mba. Gue gak sengaja!” ucap Reynad sambil membantu mengambil barang yang berjatuhan.

“Iya, gak papa,” ucap gadis itu.

“Sekali lagi. Sorry ya, Mba.” Pungkas Rey yang berlalu pergi setelah semua barang sudah kembali masuk dalam keranjang belanjaannya.

Gadis itu tersenyum.

.

Rey dan Vicky melanjutkan perjalanan pulang ke kost. Ternyata, gerbang sudah di kunci oleh ibu kost. Karena mereka pulang di atas jam sebelas malam.

“Sial! Gimana dong?” Vicky menggaruk kepala.

“Ya udah, Lu titip ke kost sebelah motornya. Entar Kita naik ke pagar,” ucap Rey.

Akhirnya Vicky menitipkan kepada temannya yang ada di kost sebelah. Vicky orang yang humble, jadi banyak temannya.

Dengan susah payah. Mereka menaiki pagar kost yang lumayan tinggi. Mereka masuk dalam kamar masing-masing yang bersebelahan.

***

“Vic! Banguunnnn!” Rey menggedor pintu kamar Vicky.

“Paan sih?” Mata Vicky terlihat merah.

“Kita telat, kamvret!”

Vicky dengan santainya menoleh ke dinding kamarnya yang terdapat jam yang menempel.

“Baru jam enam. Sante ae, Bro!”

“Buruan mandi! Gue ambil motor.” Ucap Rey yang berlalu pergi.

Rey membawa motor dengan kencang. Menyalip-nyalip kendaraan di pagi ini. Karena, Rey tidak ingin telat pada hari pertama ia sekolah.

Gerbang hampir di tutup.

“Tunggu, Pak!” ucap Rey dan Vicky.

“Kalian itu! Baru juga awal masuk sekolah udah hampir telat,” ucap pak security sekolah.

Mereka berdua nyelonong masuk karena MOS sudah hampir di mulai. Mereka pun cepat mengisi barisan yang masih kosong.

Banyak sekali siswa baru yang masih mengenakan seragam putih-biru dan kakak pengurus OSIS yang mengecek perlengkapan siswa dan siswi baru.

“Kamu!” salah satu kakak kelas menunjuk Vicky.

“Saya, Kak?”

“Iya. Kamu. Sini!” ucap kakak kelasnya yang terkesan galak.

Vicky maju ke depan.

“Kamu juga. Sini!” Kakak OSIS memanggil Rey.

“Kenapa kalian tidak menulis nama, di kertas yang tergantung di leher kalian?” tanya kakak OSIS dengan begitu galaknya.

“Squat jump!” Perintah kakak OSIS.

Setelah pengarahan di lapangan. Akhirnya semua di bubarkan untuk istirahat. Rey memilih duduk di pinggir lapangan.

Tiba-tiba ada yang menyodorkan minuman dalam botol kemasan. Rey menoleh.

“Mba?” ucapnya dengan keringat yang masih mengucur di keningnya.

“Panggil Gue Jo. Bukan Mba.” Gadis itu tersenyum.

“Oke!”

“Ambillah!” Gadis itu kembali menyodorkan air mineral dalam botol.

Reynand meraih “Thank’s.”

Tiba-tiba ada arahan dari Kakak pengurus OSIS suruh masuk dalam ruangan dan Reynand pun lari tanpa permisi kepada Jo.

Rey mencari Vicky yang tadi sempat terpisah karena Vicky pergi ke kantin. Rey masuk dalam kelas yang sudah di tentukan.

Acara hari ini diisi dengan perkenalan Kakak pengurus OSIS yang ada di kelas. Ada Fandy sebagai ketua OSIS yang digilai anak-anak cewek. Kak Salsa, Fanya, Frisca dan Jo.

Mata sipit Rey membulat ketika melihat Jo ada dalam barisan pengurus OSIS.

“Lu kenapa?” Vicky berbisik.

“Gak. Udah diem nanti kena marah Kita.” Ucapnya mengakhiri.

Acara demi acara telah terlewati dengan lancar hari ini.

“Besok, kalian menulis surat cinta atau kekaguman kalian untuk Kakak pengurus OSIS, gak mesti yang ada di sini. OSIS yang lain juga boleh,” ucap Salsa, salah satu pengurus OSIS.

“Asikkk!” ucap Vicky girang.

“Hadeuhh! Ada-ada aja!” ucap Rey bernada pelan.

Seluruh siswa akhirnya pulang. MOS hari ini telah usai. Rey membawa FU milik Vicky. Tidak ada seorang pun yang tahu kalau sesungguhnya Rey itu anak orang kaya termasuk Vicky. Rey hidup sederhana.

Jalanan macet.

Mereka tempuh untuk sampai kost yang jaraknya lumayan jauh dengan sekolah mereka. Seragam putih-biru pun masih mereka kenakan selama MOS masih berlangsung.

***

Dari sudut lain ada Jo, ia merupakan anak yang kurang kasih sayang. Mamanya sibuk arisan dan kumpul-kumpul dengan temannya. Sedangkan papanya sibuk dengan bisnisnya.

Naura Jovanka. Itu nama lengkap dari Jo. Ia lebih dekat dengan tantenya yang bernama tante Emillia yang akrab di sapa tante Emi. Tante Emi itu adik dari papanya Jo. Ia berprofesi sebagai dokter.

***

“Bi, Mun!” panggil Jovanka memanggil Mumun, asisten rumah tangga di rumah Jovanka.

“Iya, Non.”

“Mama ke mana?”

“Lagi arisan katanya, Non.”

“Papa belum pulang?”

“Belum. Katanya pulangnya larut malam, Non. Ada lembur,” ucap asisten rumah tangga Jo.

Jo masuk dalam kamar. Kakinya menaiki anak tangga dan bergegas membuka handle pintu. Tubuhnya ia hempaskan ke atas ranjang yang besar.

Tiap hari memang seperti itu. Tak ayal, Jo lebih dekat dengan tante Emi ketimbang dengan orang tuannya.

Drett ... Drett ....

Gawai yang berada di atas nakas bergetar. Jo meraihnya. Menyentuh layar gawai dan membuka pesan WA dari Fanya.

‘Entar malam karokean, yuk?’ Isi pesan singkat dari Fanya.

‘Oke! Jemput Gue di simpang tempat biasa, ya?’ balas Jo.

‘Oke!’

Setelah malam tiba. Mama dan Papanya belum juga datang. Jo sudah siap-siap berdandan cantik ala ABG dengan baju yang seksi untuk seusianya.

Jo keluar melewati jendela ketika hendak pergi ke tempat karaoke. Pintu kamarnya sengaja ia kunci dari dalam agar orang tuanya mengira Jo telah tidur.

Mang Wawan (security) terlihat sedang khusuk memainkan gawainya. Jo menyelinap dengan pelan dan menuju ke gerbang yang memang pintunya sedikit terbuka.

“Hai, Jo!” sapa Salsa.

“Ayok, Naik!” ucap Frisca.

Tak banyak bicara. Jo langsung menaiki mobil Honda Jazz warna merah. Melesat menuju tempat karaoke yang berada di pusat kota.

Mereka memasuki salah satu ruangan dan bernyanyi ria melepas penat. Terutama Jo yang bukan hanya penat di sekolah tapi juga penat dengan keadaan rumah.

Tiba-tiba hape Fanya bergetar.

“Mampus Gue!” ucapnya.

“Kenapa?” tanya Jovanka.

“Mama nyuruh balik. Gue balik duluan, ya Girl’s. Bye.”

“Gue ikut!” ucap Salsa dan Frisca berbarengan.

“Woy! Gue gimana?” Jo berteriak.

“Sorry, Bab. Lu balik sendiri, ya? Karaoke udah Gue bayar kok. Santai aja!”

Fanya, Frisca dan Salsa beranjak pergi meninggalkan Jovanka di tempat karaoke.

Jo menikmati bernyanyi ria sendiri. Hingga waktu hampir habis, Jo baru tersadar kalau hand phone dan dompetnya tertinggal di rumah.

“Astaga! Gimana Gue balik?”

Ia keluar dari tempat karaoke menyusuri jalan di tengah malam gelap. Ada rasa takut dalam dirinya. Tapi harus bagaimana lagi? Gawai dan dompet tidak ia bawa. Nasib!

Jo terus berjalan dengan jarak yang lumayan jauh dari tempat karaoke. Langkah kakinya telah gontai karena rasa lelah yang mendera, ditambah keringat yang menetes dengan derasnya.

Langkah terhuyung dengan pandangan ke bawah.

SRETT!

Tepat di depannya, ada motor yang di Rem. Jo mendongak walau ada rasa takut dalam dirinya.

“Mba Jo? Ngapain jalan kaki tengah malam? sendirian lagi?”

“Rey? Lu, Rey anak baru itu kan?” ucap Jovanka.

“Iya, Gue Rey. Mba mau kemana sih?”

“Gue mau pulang tapi lupa gak bawa dompet.” Ucap Jo dengan malu-malu.

“Oh ... ya udah, Gue anter balik!” Rey menyodorkan helm.

Karena lelah, Jovanka tak banyak bicara. Ia langsung menaiki satria FU yang di kendarai oleh Rey.

Rey juga tak banyak bertanya. Rey berjalan mengemudikan motor dengan arahan dari Jovanka.

Jovanka minta di turunkan di samping rumah mewah yang gerbangnya tinggi. Jovanka turun dari motor dan tanpa berbasa-basi, Rey langsung tancap gas. Pergi dan menghilang tak terlihat lagi.

“Dasar, orang aneh!” ucap Jo.

Jo kembali berjalan pelan. Menyusup ke dalam rumah seperti maling.

CKLEK.

Jendela kamarnya ia buka. Sedikit demi sedikit, akhirnya Jovanka berhasil menyusup dari arah jendela.

Ia melangkah masuk dalam kamar dan langsung membuka lemari baju untuk untuk mengambil baju tidur. Dengan segera, ia mengganti baju dan masuk dalam selimut di ranjang tempat tidurnya.

***

“Non ... Non Jovanka, sarapan dulu.” Mumun mengetok pintu.

Belum juga ada suara di dalam sana. Jovanka masih tidur karena ia pulang larut malam.

“Non ... Bangunnn!” suara Mumun semakin keras, begitu pun dengan ketukan pada pintu kamar yang semakin mengencang.

“Iya, Bi.”

Jovanka membuka mata, menarik napas dan membuangnya. Ia beranjak dari tempat tidur dan melangkah membuka handle pintu kamar.

“Mari, sarapan Non.” Bi Mumun tersenyum.

“Iya, Bi. Jo mau mandi dulu. Mama Papa ada, Bi?” Jovanka bertanya.

“Tuan sudah berangkat dari tadi. Sedangkan nyonya, baru saja berangkat.” Ucap bi Mumun menjelaskan.

Huff ... Jovanka membuang napas, rasa kesal di pagi hari.

Seperti biasa. Jovanka sarapan seorang diri. Jo mengambil selembar roti tawar pandan yang ia oles dengan selai coklat. Jo meneguk segelas susu dan segera berangkat ke sekolah.

Tin ... Tin ....

Suara klakson mobil yang tak lain teman-temannya. Jo melangkahkan kaki keluar dan bergegas masuk dalam mobil.

“Tumben lama? Lu, kesiangan?” tanya Salsa.

Jo mengangguk.

“Emang, Lu balik jam berapa Jo?” tanya Frisca.

“Gue balik jam sepuluh tapi Gue jalan kaki.”

“What?” Fanya, Frisca dan Salsa menyahut kaget.

“Lu balik jalan kaki?” tanya Frisca dengan mata yang melebar.

“Iya. Dompet sama hape ketinggalan. Tapi, untung ada si Rey. Gue diantar pulang sama Dia.” Jo menerangkan pada ketiga temannya.

“Rey yang mana, sih?” tanya Salsa heran.

“Anak baru di sekolah Kita,” ucap Jovanka.

“Owalah! cuma anak ingusan ternyata,” ucap Salsa lagi.

Akhirnya mereka meluncur ke sekolah menembus kepadatan kendaraan di Kota Bandung.

Bersambung..

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

JANGAN LUPA LIKE/KOMEN/VOTE Ceritanya, karena itu merupakan hadiah terindah untuk Penulis🙏😁

Terpopuler

Comments

𝓢𝓐𝓓🌷® Hiatus ☠ᵏᵋᶜᶟ

𝓢𝓐𝓓🌷® Hiatus ☠ᵏᵋᶜᶟ

knp ada nama ak y Thor????

2022-11-22

1

Yukity

Yukity

Hai Thor..
Salam kenal ya..

Mampir yuk ke novelku
SI OYEN PACARKU BUKAN MANUSIA

2022-03-07

2

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

jadi ingt masa masa itu 🤭🤭

2022-02-28

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ( Prolog ).
2 Part 2 ( Tentang Surat Cinta )
3 Part 3 ( Tristan ).
4 Part 4 ( Rindu ).
5 Part 5 ( Dijewer ).
6 Part 6 ( Guru Les )
7 Part 7 ( Rhiena? )
8 Part 8 ( Pamit )
9 Part 9 ( Cemburu )
10 Part 10 ( Jadian )
11 Part 11 ( Kecewa )
12 Part 12 ( ABG Jatuh Cinta )
13 Part 13 (Hanya Rindu)
14 Part 14 ( Salah Sangka )
15 Part 15 (Barista)
16 Part 16 (Terbayang)
17 Part 17 (Hari Pertama Kerja)
18 Part 18 (Kecewa)
19 Part 19 (Salah Paham)
20 Part 20 (Jadian)
21 Part 21 (Deraya Flying School)
22 Part 22 ( Dilema )
23 Part 23 ( Lamaran )
24 Part 24 (Princess)
25 Part 25 (Dijodohin)
26 Part 26. Mengorek Rahasia Rey.
27 Part 27. Liontin
28 Part 28. Air mata Jovanka.
29 Part 29. Fiting Baju Pengantin
30 Part 30. Mengurus Kepindahan Sekolah
31 Part 31. Rencana Kabur
32 Part 32. Pernikahan
33 Part 33. Pesta yang tak diinginkan
34 Part 34. Pulang
35 Part 35. Nonton
36 Part 36. Kalut
37 Part 37. Surprise Untuk Vicky
38 Part 38. Pindah Rumah
39 Part 39. Mencoba Move On
40 Part 40. Kesempatan
41 Part 41. Surprise Untuk Jo
42 Part 42. Membuka Hati
43 Part 43. Debar.
44 Part 44. Pertemuan Bisnis
45 Part 45. Putus
46 Part 46. Kabar Alexy Pulang
47 Part. 47 Adara
48 Parr 48. Syal Maron.
49 Part 49. Fobia
50 Part 50. Akrostik kenangan
51 Part 51. Wisuda Davin
52 Part 52. Ibarat Cermin
53 Part 53. Diary Jovanka
54 Part. 54 Wisuda Reynand
55 Part 55. Kecelakaan
56 Part 56. Mimpi Buruk
57 Part 57. Senja
58 Part 58. Pernikahan Emillia
59 Part 59. Co-Pilot
60 Part 60. Kabar
61 Part 61. Pantai
62 Part 62. Singapura
63 Part 63. Kabar Baru
64 Part 64. Pertemuan
65 Part 65. Khawatir
66 Part 66. Duka dibalik Wisuda
67 Part 67. Jenazah
68 Part 68. Bukit Bintang.
69 Part 69. Davin Penghibur Jovanka
70 Part 70. Hari Pertama
71 Part 71. Menunggu
72 Part 72. Pertemuan
73 Part 73. Terkenang
74 Part 74. Flashback
75 Part 75. Pertemuan Rey dan Rendy
76 Part 76. Liontin
77 Part 77. Sakit
78 Part 78. Persiapan
79 Part 79. Alasan Nadia Memberi Restu
80 Part 80. Pulang
81 Part 81. Apartemen
82 Part 82. Ungkapan Hati Lewat Lagu
83 Part 83. Cerai
84 Part 84. Jembatan Kayu
85 Part 85. Pertemuan
86 Part 86. Ajakan Makan Malam
87 Part 87. Makan Malam
88 Part 88. Pertemuan Rey dan Alexy
89 Part 89. Perdebatan
90 Part 90. Masuk Rumah Sakit
91 Part 91. Air Mata Bahagia
92 Part 92. Bertemunya Nadin dan Meli
93 Part 93. Pengakuan Rendy
94 Part 94. Makan Malam
95 Part 95. Baju Pengantin
96 Part 96. Dibalas Kebaikan
97 Part 97. Menikahi Janda Dokter (revisi)
98 98. Takut Malam Pertama
99 99. Malam Pertama
100 100. Salah sangka
101 101. Imperial Palace East Garden
102 102. Menatap Bintang
103 103. Pulang
104 104. Sakit Perut
105 105. Merajuk
106 106. Belahan Jiwa
107 107. Elang Kepo
108 108. Dilema
109 109. Menggemaskan
110 110. Gerimis
111 111. Mual
112 112. Minta Ponakan
113 113. Terpisah
114 114. Terkenang
115 115. Memalukan
116 116. Takut
117 117. Ragu.
118 118. Malu
119 119. Kesempurnaan Hidup
120 120. Rey Ngidam?
121 121. Air Mata Bahagia
122 122. Salah Paham
123 123. Ngambek
124 124. Masih Kaku
125 125. Terbayang-bayang
126 126. Enggak Macam-macam
127 127. Dari Balik Selimut
128 128. Melunak
129 129. Morning Sickness
130 130. Tertidur
131 131. Lamaran
132 132. Hambar
133 133. Pria Misterius.
134 134. Amnesia?
135 135. Pemeriksaan
136 136. Cemburu
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Part 1 ( Prolog ).
2
Part 2 ( Tentang Surat Cinta )
3
Part 3 ( Tristan ).
4
Part 4 ( Rindu ).
5
Part 5 ( Dijewer ).
6
Part 6 ( Guru Les )
7
Part 7 ( Rhiena? )
8
Part 8 ( Pamit )
9
Part 9 ( Cemburu )
10
Part 10 ( Jadian )
11
Part 11 ( Kecewa )
12
Part 12 ( ABG Jatuh Cinta )
13
Part 13 (Hanya Rindu)
14
Part 14 ( Salah Sangka )
15
Part 15 (Barista)
16
Part 16 (Terbayang)
17
Part 17 (Hari Pertama Kerja)
18
Part 18 (Kecewa)
19
Part 19 (Salah Paham)
20
Part 20 (Jadian)
21
Part 21 (Deraya Flying School)
22
Part 22 ( Dilema )
23
Part 23 ( Lamaran )
24
Part 24 (Princess)
25
Part 25 (Dijodohin)
26
Part 26. Mengorek Rahasia Rey.
27
Part 27. Liontin
28
Part 28. Air mata Jovanka.
29
Part 29. Fiting Baju Pengantin
30
Part 30. Mengurus Kepindahan Sekolah
31
Part 31. Rencana Kabur
32
Part 32. Pernikahan
33
Part 33. Pesta yang tak diinginkan
34
Part 34. Pulang
35
Part 35. Nonton
36
Part 36. Kalut
37
Part 37. Surprise Untuk Vicky
38
Part 38. Pindah Rumah
39
Part 39. Mencoba Move On
40
Part 40. Kesempatan
41
Part 41. Surprise Untuk Jo
42
Part 42. Membuka Hati
43
Part 43. Debar.
44
Part 44. Pertemuan Bisnis
45
Part 45. Putus
46
Part 46. Kabar Alexy Pulang
47
Part. 47 Adara
48
Parr 48. Syal Maron.
49
Part 49. Fobia
50
Part 50. Akrostik kenangan
51
Part 51. Wisuda Davin
52
Part 52. Ibarat Cermin
53
Part 53. Diary Jovanka
54
Part. 54 Wisuda Reynand
55
Part 55. Kecelakaan
56
Part 56. Mimpi Buruk
57
Part 57. Senja
58
Part 58. Pernikahan Emillia
59
Part 59. Co-Pilot
60
Part 60. Kabar
61
Part 61. Pantai
62
Part 62. Singapura
63
Part 63. Kabar Baru
64
Part 64. Pertemuan
65
Part 65. Khawatir
66
Part 66. Duka dibalik Wisuda
67
Part 67. Jenazah
68
Part 68. Bukit Bintang.
69
Part 69. Davin Penghibur Jovanka
70
Part 70. Hari Pertama
71
Part 71. Menunggu
72
Part 72. Pertemuan
73
Part 73. Terkenang
74
Part 74. Flashback
75
Part 75. Pertemuan Rey dan Rendy
76
Part 76. Liontin
77
Part 77. Sakit
78
Part 78. Persiapan
79
Part 79. Alasan Nadia Memberi Restu
80
Part 80. Pulang
81
Part 81. Apartemen
82
Part 82. Ungkapan Hati Lewat Lagu
83
Part 83. Cerai
84
Part 84. Jembatan Kayu
85
Part 85. Pertemuan
86
Part 86. Ajakan Makan Malam
87
Part 87. Makan Malam
88
Part 88. Pertemuan Rey dan Alexy
89
Part 89. Perdebatan
90
Part 90. Masuk Rumah Sakit
91
Part 91. Air Mata Bahagia
92
Part 92. Bertemunya Nadin dan Meli
93
Part 93. Pengakuan Rendy
94
Part 94. Makan Malam
95
Part 95. Baju Pengantin
96
Part 96. Dibalas Kebaikan
97
Part 97. Menikahi Janda Dokter (revisi)
98
98. Takut Malam Pertama
99
99. Malam Pertama
100
100. Salah sangka
101
101. Imperial Palace East Garden
102
102. Menatap Bintang
103
103. Pulang
104
104. Sakit Perut
105
105. Merajuk
106
106. Belahan Jiwa
107
107. Elang Kepo
108
108. Dilema
109
109. Menggemaskan
110
110. Gerimis
111
111. Mual
112
112. Minta Ponakan
113
113. Terpisah
114
114. Terkenang
115
115. Memalukan
116
116. Takut
117
117. Ragu.
118
118. Malu
119
119. Kesempurnaan Hidup
120
120. Rey Ngidam?
121
121. Air Mata Bahagia
122
122. Salah Paham
123
123. Ngambek
124
124. Masih Kaku
125
125. Terbayang-bayang
126
126. Enggak Macam-macam
127
127. Dari Balik Selimut
128
128. Melunak
129
129. Morning Sickness
130
130. Tertidur
131
131. Lamaran
132
132. Hambar
133
133. Pria Misterius.
134
134. Amnesia?
135
135. Pemeriksaan
136
136. Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!