Part 2 ( Tentang Surat Cinta )

“Shit! Masa suruh nulis surat cinta tapi di paksa? Apa-apaan ini?” Rey menggerutu.

“Paan sih, Rey?” tanya Vicky kepada Reynand yang masih menggerutu.

“Yaa ... Gue heran aja. Masa nulis surat cinta dipaksa? Gue mesti tulis apa coba?”

“Ungkapin aja isi hati, Lo! Kapan lagi ada kesempatan seperti ini. Atau Lu tulis aja buat si Fandy ketua OSIS Kita, hahaha.”

“Apa yang dikagumi dari cowok alay, tebar pesona kek Dia? Hadeuh!”

Setelah menggerutu, akhirnya Reynand dan Vicky berangkat ke sekolah menggunakan motor FU.

.

Tak terasa, ini hari terakhir pelaksanaan MOS. Para pengurus OSIS meminta di kumpulkannya surat yang menceritakan tentang kekaguman kepada salah seorang dari pengurus OSIS.

Jovanka mendapatkan surat terbanyak. Bukan dari kaum adam saja. Banyak juga kaum hawa yang mengidolakan dirinya. Ada yang memuji penampilannya, kecantikannya dan hal lainnya.

Ada secarik kertas yang menarik perhatian Jovanka dan teman-temannya.

“Jo, ini surat atau pesan singkat sih?” tanya Salsa heran.

Jo tersenyum.

“Hahaha ... ni orang kelihatan banget gak romantis.” Fanya tertawa.

“Apa sih isinya?” Frisca mengintip isi surat yang membuat kedua temannya tertawa sekaligus heran.

(Dear : Jovanka. NO COMENT, GUE!) isi surat dari Reynand.

“HAHAHAHA ....” tawa mereka pecah seketika ketika membaca isi surat dari Reynand.

***

Selesai sudah acara MOS siang ini. Seluruh siswa kembali pulang. Rey dan Vicky berlalu menggunakan motor FU.

Tak sabar menunggu esok lusa untuk memakai seragam putih-abu. Rey menutup pintu kamar dan menguncinya. Ia mencoba seragam barunya.

“Ganteng juga Gue kalau pakek baju putih-abu.” Ia memuji dirinya sendiri di depan cermin.

Tak berselang lama. Tok ... Tok ... "Rey!" Suara Vicky memanggil.

“Paan? Bentar, Gue mau ganti baju!” ucap Rey dalam kamar.

CKLEK (Pintu kamar terbuka)

“Lama amat sih?” Vicky berucap.

“Hehe sorry!” ucap Rey sambil menggaruk kepala. “Paan?” timpalnya lagi.

“Antar Gue beli sepatu, yok?”

“Lah ... pan yang kemaren masih bagus, Kuya!” ucap Reynand menyebut Vicky dengan sebutan akrabnya.

“Udah jelek! Mau Gue buang.”

“Jangan dibuanglah, sayang nyaho!”

“Yodah, buat Lu aja. Gue udah bosen.” Ucap Vicky mengakhiri sebelum mereka pergi ke sebuah toko.

***

Sore hari setelah shalat asar. Rey dan Vicky membawa motor FU ke arah Kota Bandung. Motor melaju santai ke arah alun-alun Kota Bandung.

Setelah motor di parkirkan. Rey dan Vicky berjalan kaki menyusuri pusat perbelanjaan di Kota Bandung. Memasuki dari toko ke toko demi mendapatkan sepatu yang Vicky cari.

Ramai sekali sore ini. Banyak yang membeli barang, banyak juga yang hanya sekedar nongkrong, jalan-jalan melepas penat setelah seharian telah beraktivitas.

“Rey, sini!” Sahut Vicky dari dalam toko.

Reynand menghampiri. “Paan?”

“Bagus, gak?” Vicky mengangkat sepasang sepatu.

“Baguslah, harganya juga bagus.” Rey berucap.

“Dari mana Lu tau harganya bagus?” tanya Vicky heran.

“Dari internet.” Rey beralasan.

Padahal, Reynand telah banyak mengoleksi sepatu ketika masih berada di rumah lamanya. Ketika Papa dan Mamanya belum bercerai. Mereka merupakan keluarga yang harmonis. Namun, keharmonisan itu telah berakhir ketika tante Helena hadir dalam kehidupan mereka.

Tante Helena merupakan ibu tiri Rey, istri muda dari papanya Rey. Awalnya tante Helena merupakan sekretaris dari pak Reyfan alias papa dari Reynand. Namun, bukan hanya sebatas rekan kerja. Seringnya mereka bertemu, bahkan hampir selalu bersama-sama menjadikan benih cinta mereka tumbuh dan memutuskan untuk menikah.

Ibu Nadin, yang tak lain Mamanya Reynand, tak mau di madu akhirnya memutuskan untuk berpisah. Dari situlah, Rey memutuskan untuk kost dan sekolah di Kota Bandung. Sedangkan orang tuanya berada di Jakarta namun sudah beda rumah.

“Ayok balik!” Ajak Vicky kepada Reynand.

“Oke!”

Merekapun berjalan menuju parkiran. Namun, bukan Vicky namanya kalau enggak godain cewek.

“Hai ....” Vicky menyapa seorang gadis.

Gadis itu pun memberi respon yang bagus. Dia tersenyum.

“Boleh kenalan, ya?” ucap Vicky.

Reynand memilih pergi meninggalkan Vicky dengan gadis kenalannya. Rey memilih duduk di bangku halte. Rey memperhatikan laju kendaraan.

Ia melihat ada seorang ibu muda yang tengah kebingungan.

“Kenapa mobilnya, Tan?” tanya Rey.

“Gak tau, tiba-tiba aja enggak bisa distarter.” Ucap tante itu dengan wajah panik.

“Boleh Saya, cek?” Rey menawarkan bantuan.

“Silakan.”

Rey membuka bagian depan mesin mobil, melihat semua perangkat mesin dan mulai mengecek.

“Ini overheating.” Rey menjelaskan.

“Maksudnya?”

“Isi air radiatornya habis, Tan.”

“Oh ....”

“Tante ada coolant untuk pendingin radiator? Tanya Rey.

“Gak ada.”

“Air mineral ada?”

Wanita itu membuka pintu mobil, mengambil air mineral yang ada dalam botol.

“Ini.” Wanita itu menyerahkan air dalam botol.

Rey mengisikan air itu ke dalam radiator mobil perlahan. Wanita itu terus memperhatikan Rey yang mempunyai wajah rupawan. Badannya tinggi sekitar 180 CM, kulitnya putih, hidungnya mancung dan bermata sipit.

“Udah, Tan. Coba di starter.” Ucap Rey.

Wanita itu terperanjat karena ia sedang memperhatikan seorang anak muda yang menurutnya piawai memperbaiki mobil.

“Oh ... Iya.” Wanita itu membuka pintu mobil dan menstarter mobilnya.

“Bisa,” ucap wanita dalam mobil. Ia pun kembali turun dan menghampiri Reynand.

“Makasih,” ucap wanita itu.

“Sama-sama, Tan.”

Wajah Reynand terlihat berlepotan kotor oli. Wanita itu mengelap wajahnya dengan tisu yang ia ambil dalam tas selempang kecilnya. Mata Reynand yang sipit kini membulat, ia kaget ketika tisu itu menyentuh kulit wajahnya.

“Sorry ... wajah Kamu tadi ada olinya,” ucap wanita itu.

“Nama Saya Emillia, sebut saja Saya Emi. Saya bekerja di Rumah Sakit Bunda Asih. Namamu siapa?” wanita itu menjulurkan tangannya.

“Reynand. Panggil saja Rey.” Rey meraih tangannya.

Mereka pun berkenalan. Ternyata, wanita yang mengaku bernama Emillia itu merupakan seorang dokter. Emillia wanita yang cantik dan anggun. Pakaiannya juga rapi, enak di pandang karena ia seorang dokter jadi berpenampilan rapi.

Bola mata berwarna hitam yang sayu, sangat teduh apabila memandang. Rambut yang sedikit ikal bergelombang menambah kesan anggun pada wajahnya yang cantik.

“Ya udah. Makasih ya, Rey. Saya pamit takut telat sampai Rumah Sakit.” Ucap Tante Emi.

“Oke! Hati-hati, Tan.”

Emillia berlalu pergi dengan mobil yang berwarna putih.

Tak berselang lama, Vicky pun menghampiri. Dengan wajah yang ceria, ia menceritakan tentang perkenalannya dengan gadis yang baru ia kenal.

“Bro! Akhirnya Gue dapat nomor WA-nya Desi!” Vicky terlihat bahagia.

“Desi?” tanya Rey heran.

“Iya. Cewek yang tadi kenalan sama Gue!” Wajah Vicky semakin berbinar.

“Lah ... apa untungnya buat Gue coba? Lapar iya, Gue nunggu Lu dari tadi. Keriting Gue!” ucap Rey bernada kesal.

“Heleh! Matahari aja gak ada pakek ngomong keriting, Lu! Ya udah, ayok kita makan. Gue yang teraktir dah! Lagi bahagia Gue!” pungkas Vicky yang menarik tangan Rey.

***

Sementara di tempat lain. Ada Jovanka yang bersiap pergi mengendap-ngendap dari jendela. Waktu telah menunjukkan pukul sembilan malam.

Jo tengah asik menikmati kehidupan malam dengan teman-temannya. Kadang mereka ke Mal, Cafe, atau ke tempat karaoke.

Dengan baju yang minim dan membawa tas selempang kecil. Jo keluar dari pintu gerbang rumahnya dan langsung masuk dalam mobil Fanya yang berwarna merah.

“Jalan ke mana kita malam ini, guys?” tanya Jo.

“Ke Cafe aja yuk, di Braga. Biasanya banyak tuh cowok ganteng di sana, apa lagi ini malam minggu. Iya gak, guys?” Fanya bertanya kepada Frisca dan Salsa.

“Yuhuuu ....” jawab Frisca dan Salsa.

“Oke! Gue ikut!

Mobil melesat ke jalan Braga dengan kecepatan sedang. Jo dan kawan-kawannya telah janjian memakai mini dres di atas lutut. Terlihat cantik namun terlalu seksi apabila kaum adam yang melihat.

Di Cafe itu mereka duduk di meja yang berada di pojokkan. Semua terlihat ceria. Ketawa-ketawa bersama. Hingga akhirnya ada empat pemuda yang menghampiri mereka.

“Hay ... Girl’s. Boleh Kami gabung bersama kalian?” ucap seorang pemuda.

“Silakan,” Salsa membuka tangan lebar.

Akhirnya ke empat pemuda itu bergabung dalam meja yang sama. Perkenalan pun terjadi seiring perbincangan hangat mereka.

Fanya, Frisca dan Salsa sudah terbiasa mengobrol bersama laki-laki. Sementara Jo, dia lebih kalem.

Akhirnya mereka berenam pulang di mobil Fanya. Sedangkan Jo di tinggal dengan seorang laki-laki bernama Tristan.

Tristan seorang laki-laki yang tampan tapi karena ketampanannya itu, ia menjadi seorang play boy di kampusnya.

Kampus?

Ya! Tristan seorang mahasiswa di salah satu universitas swasta di Kota Bandung.

“Kak Tristan, balik, yuk?” Ajak Jovanka.

“Santailah Jo, masih siang.” Ucap Tristan yang menyepelekan. Padahal jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam.

“Tapi Aku takut sama Mama, Kak,” ucap Jovanka.

“Ya udah, Gue anter Lu balik. Ayok!”

Jo mengekor dari belakang dan masuk dalam mobil sementara Tristan masih terlihat santai di luar mobil.

“Kak, ayok!” sahut Jo.

Tristan menarik handle pintu mobil. Badannya ia condongkan masuk ke dalam mobil yang berwarna silver.

Tiba-tiba, tangan Tristan meraih tangan Jovanka. Dengan sekejap, jemari Jovanka telah ia genggam.

“Kakak mau ngapain?” Jovanka coba melepaskan genggaman erat dari Tristan.

“Santai aja kalik, Jo. Cuma pegangan tangan doang.” Ucap Tristan bernada santai.

“Lepasin! Aku enggak suka!” Jovanka menghempaskan lengan Tristan yang menggenggam jemari lentiknya.

Jovanka meraih handle pintu mobil dan bergegas ke luar dari dalam mobil.

Tristan ikut ke luar dari mobil dan mengejar Jovanka yang telah lari darinya.

“Jo!” Teriak Tristan.

Jovanka masih berlari dan tidak menoleh ke belakang. Dengan napas yang mulai terengah-engah ia masih berlari hingga ia menabrak seseorang.

BRUKK! (Jovanka menabrak seseorang).

“Sorry!” ucap Jovanka yang masih melihat ke arah belakang.

“Ngapain Lu di sini?”

Jovanka mendongak karena tubuh pria ini jauh lebih tinggi darinya.

“Rey?” Netra Jo membulat.

“Tolong Gue, Rey!” Terlihat ekspresi panik pada wajah Jovanka.

“Tolong apaan?” tanya Rey heran.

“Tolong sembunyiin Gue, Rey! Ada orang yang ngejar Gue!” ucap Jo dengan wajah yang penuh keringat.

“Emang kenapa? Gue gak ngerti.”

“Gak ada waktu pokoknya amanin Gue dulu!” pinta Jo.

“Ya udah Lu sembunyi di sana.” Rey menunjuk ke toilet.

Jovanka masuk dalam toilet. Seketika Tristan mencari dan bertanya pada Rey.

“Sorry, liat cewek imut memakai mini dres lari ke arah sini, gak?” tanya Tristan dengan napas ngos-ngosan.

“Banyak, Bang yang kek gitu. Ada yang ke sana dan ada juga yang ke arah sana.” Rey menunjuk arah.

“Heleh! Gue bingung kalau kayak gini. Ya udah, makasih!” ucap Tristan yang berlalu pergi.

Bersambung

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

JANGAN LUPA LIKE/KOMEN/VOTE Ceritannya, karena itu merupakan hadiah terindah untuk Penulis🙏😁

Terpopuler

Comments

(y06s amar)

(y06s amar)

🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍🏻

2022-03-01

0

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

tanda tanda ada jodoh nii🤭🤭

2022-02-28

2

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

Jo n Rey jodoh keknya

2022-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ( Prolog ).
2 Part 2 ( Tentang Surat Cinta )
3 Part 3 ( Tristan ).
4 Part 4 ( Rindu ).
5 Part 5 ( Dijewer ).
6 Part 6 ( Guru Les )
7 Part 7 ( Rhiena? )
8 Part 8 ( Pamit )
9 Part 9 ( Cemburu )
10 Part 10 ( Jadian )
11 Part 11 ( Kecewa )
12 Part 12 ( ABG Jatuh Cinta )
13 Part 13 (Hanya Rindu)
14 Part 14 ( Salah Sangka )
15 Part 15 (Barista)
16 Part 16 (Terbayang)
17 Part 17 (Hari Pertama Kerja)
18 Part 18 (Kecewa)
19 Part 19 (Salah Paham)
20 Part 20 (Jadian)
21 Part 21 (Deraya Flying School)
22 Part 22 ( Dilema )
23 Part 23 ( Lamaran )
24 Part 24 (Princess)
25 Part 25 (Dijodohin)
26 Part 26. Mengorek Rahasia Rey.
27 Part 27. Liontin
28 Part 28. Air mata Jovanka.
29 Part 29. Fiting Baju Pengantin
30 Part 30. Mengurus Kepindahan Sekolah
31 Part 31. Rencana Kabur
32 Part 32. Pernikahan
33 Part 33. Pesta yang tak diinginkan
34 Part 34. Pulang
35 Part 35. Nonton
36 Part 36. Kalut
37 Part 37. Surprise Untuk Vicky
38 Part 38. Pindah Rumah
39 Part 39. Mencoba Move On
40 Part 40. Kesempatan
41 Part 41. Surprise Untuk Jo
42 Part 42. Membuka Hati
43 Part 43. Debar.
44 Part 44. Pertemuan Bisnis
45 Part 45. Putus
46 Part 46. Kabar Alexy Pulang
47 Part. 47 Adara
48 Parr 48. Syal Maron.
49 Part 49. Fobia
50 Part 50. Akrostik kenangan
51 Part 51. Wisuda Davin
52 Part 52. Ibarat Cermin
53 Part 53. Diary Jovanka
54 Part. 54 Wisuda Reynand
55 Part 55. Kecelakaan
56 Part 56. Mimpi Buruk
57 Part 57. Senja
58 Part 58. Pernikahan Emillia
59 Part 59. Co-Pilot
60 Part 60. Kabar
61 Part 61. Pantai
62 Part 62. Singapura
63 Part 63. Kabar Baru
64 Part 64. Pertemuan
65 Part 65. Khawatir
66 Part 66. Duka dibalik Wisuda
67 Part 67. Jenazah
68 Part 68. Bukit Bintang.
69 Part 69. Davin Penghibur Jovanka
70 Part 70. Hari Pertama
71 Part 71. Menunggu
72 Part 72. Pertemuan
73 Part 73. Terkenang
74 Part 74. Flashback
75 Part 75. Pertemuan Rey dan Rendy
76 Part 76. Liontin
77 Part 77. Sakit
78 Part 78. Persiapan
79 Part 79. Alasan Nadia Memberi Restu
80 Part 80. Pulang
81 Part 81. Apartemen
82 Part 82. Ungkapan Hati Lewat Lagu
83 Part 83. Cerai
84 Part 84. Jembatan Kayu
85 Part 85. Pertemuan
86 Part 86. Ajakan Makan Malam
87 Part 87. Makan Malam
88 Part 88. Pertemuan Rey dan Alexy
89 Part 89. Perdebatan
90 Part 90. Masuk Rumah Sakit
91 Part 91. Air Mata Bahagia
92 Part 92. Bertemunya Nadin dan Meli
93 Part 93. Pengakuan Rendy
94 Part 94. Makan Malam
95 Part 95. Baju Pengantin
96 Part 96. Dibalas Kebaikan
97 Part 97. Menikahi Janda Dokter (revisi)
98 98. Takut Malam Pertama
99 99. Malam Pertama
100 100. Salah sangka
101 101. Imperial Palace East Garden
102 102. Menatap Bintang
103 103. Pulang
104 104. Sakit Perut
105 105. Merajuk
106 106. Belahan Jiwa
107 107. Elang Kepo
108 108. Dilema
109 109. Menggemaskan
110 110. Gerimis
111 111. Mual
112 112. Minta Ponakan
113 113. Terpisah
114 114. Terkenang
115 115. Memalukan
116 116. Takut
117 117. Ragu.
118 118. Malu
119 119. Kesempurnaan Hidup
120 120. Rey Ngidam?
121 121. Air Mata Bahagia
122 122. Salah Paham
123 123. Ngambek
124 124. Masih Kaku
125 125. Terbayang-bayang
126 126. Enggak Macam-macam
127 127. Dari Balik Selimut
128 128. Melunak
129 129. Morning Sickness
130 130. Tertidur
131 131. Lamaran
132 132. Hambar
133 133. Pria Misterius.
134 134. Amnesia?
135 135. Pemeriksaan
136 136. Cemburu
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Part 1 ( Prolog ).
2
Part 2 ( Tentang Surat Cinta )
3
Part 3 ( Tristan ).
4
Part 4 ( Rindu ).
5
Part 5 ( Dijewer ).
6
Part 6 ( Guru Les )
7
Part 7 ( Rhiena? )
8
Part 8 ( Pamit )
9
Part 9 ( Cemburu )
10
Part 10 ( Jadian )
11
Part 11 ( Kecewa )
12
Part 12 ( ABG Jatuh Cinta )
13
Part 13 (Hanya Rindu)
14
Part 14 ( Salah Sangka )
15
Part 15 (Barista)
16
Part 16 (Terbayang)
17
Part 17 (Hari Pertama Kerja)
18
Part 18 (Kecewa)
19
Part 19 (Salah Paham)
20
Part 20 (Jadian)
21
Part 21 (Deraya Flying School)
22
Part 22 ( Dilema )
23
Part 23 ( Lamaran )
24
Part 24 (Princess)
25
Part 25 (Dijodohin)
26
Part 26. Mengorek Rahasia Rey.
27
Part 27. Liontin
28
Part 28. Air mata Jovanka.
29
Part 29. Fiting Baju Pengantin
30
Part 30. Mengurus Kepindahan Sekolah
31
Part 31. Rencana Kabur
32
Part 32. Pernikahan
33
Part 33. Pesta yang tak diinginkan
34
Part 34. Pulang
35
Part 35. Nonton
36
Part 36. Kalut
37
Part 37. Surprise Untuk Vicky
38
Part 38. Pindah Rumah
39
Part 39. Mencoba Move On
40
Part 40. Kesempatan
41
Part 41. Surprise Untuk Jo
42
Part 42. Membuka Hati
43
Part 43. Debar.
44
Part 44. Pertemuan Bisnis
45
Part 45. Putus
46
Part 46. Kabar Alexy Pulang
47
Part. 47 Adara
48
Parr 48. Syal Maron.
49
Part 49. Fobia
50
Part 50. Akrostik kenangan
51
Part 51. Wisuda Davin
52
Part 52. Ibarat Cermin
53
Part 53. Diary Jovanka
54
Part. 54 Wisuda Reynand
55
Part 55. Kecelakaan
56
Part 56. Mimpi Buruk
57
Part 57. Senja
58
Part 58. Pernikahan Emillia
59
Part 59. Co-Pilot
60
Part 60. Kabar
61
Part 61. Pantai
62
Part 62. Singapura
63
Part 63. Kabar Baru
64
Part 64. Pertemuan
65
Part 65. Khawatir
66
Part 66. Duka dibalik Wisuda
67
Part 67. Jenazah
68
Part 68. Bukit Bintang.
69
Part 69. Davin Penghibur Jovanka
70
Part 70. Hari Pertama
71
Part 71. Menunggu
72
Part 72. Pertemuan
73
Part 73. Terkenang
74
Part 74. Flashback
75
Part 75. Pertemuan Rey dan Rendy
76
Part 76. Liontin
77
Part 77. Sakit
78
Part 78. Persiapan
79
Part 79. Alasan Nadia Memberi Restu
80
Part 80. Pulang
81
Part 81. Apartemen
82
Part 82. Ungkapan Hati Lewat Lagu
83
Part 83. Cerai
84
Part 84. Jembatan Kayu
85
Part 85. Pertemuan
86
Part 86. Ajakan Makan Malam
87
Part 87. Makan Malam
88
Part 88. Pertemuan Rey dan Alexy
89
Part 89. Perdebatan
90
Part 90. Masuk Rumah Sakit
91
Part 91. Air Mata Bahagia
92
Part 92. Bertemunya Nadin dan Meli
93
Part 93. Pengakuan Rendy
94
Part 94. Makan Malam
95
Part 95. Baju Pengantin
96
Part 96. Dibalas Kebaikan
97
Part 97. Menikahi Janda Dokter (revisi)
98
98. Takut Malam Pertama
99
99. Malam Pertama
100
100. Salah sangka
101
101. Imperial Palace East Garden
102
102. Menatap Bintang
103
103. Pulang
104
104. Sakit Perut
105
105. Merajuk
106
106. Belahan Jiwa
107
107. Elang Kepo
108
108. Dilema
109
109. Menggemaskan
110
110. Gerimis
111
111. Mual
112
112. Minta Ponakan
113
113. Terpisah
114
114. Terkenang
115
115. Memalukan
116
116. Takut
117
117. Ragu.
118
118. Malu
119
119. Kesempurnaan Hidup
120
120. Rey Ngidam?
121
121. Air Mata Bahagia
122
122. Salah Paham
123
123. Ngambek
124
124. Masih Kaku
125
125. Terbayang-bayang
126
126. Enggak Macam-macam
127
127. Dari Balik Selimut
128
128. Melunak
129
129. Morning Sickness
130
130. Tertidur
131
131. Lamaran
132
132. Hambar
133
133. Pria Misterius.
134
134. Amnesia?
135
135. Pemeriksaan
136
136. Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!