Part 4 ( Rindu ).

Malam minggu ini, Rey hanya sendiri. Vicky masih belum pulang dari jam sembilan pagi.

Rey keluar kamar membawa gitar dan duduk di teras depan. Matanya melihat langit yang hitam. Ada rasa rindu pada ibunya. Rey mengenang tentang kebersamaan dengan ibunya yang sekarang jauh darinya.

Ia mulai memainkan gitar, suara lembutnya mulai terdengar mendendangkan sebuah lagu.

...Kau memberikanku hidup...

...Kau memberikanku kasih sayang...

...Tulusnya cintamu, putihnya kasihmu...

...Takkan pernah terbalaskan...

...Hangat dalam dekapanmu...

...Memberikan aku kedamaian...

...Eratnya pelukmu, nikmatnya belaimu...

...Takkan pernah terlupakan...

...Oh ibu, terima kasih...

...Untuk kasih sayang yang tak pernah usai...

...Tulus cintamu...

...Takkan mampu untuk terbalaskan...

...Oh ibu, semoga Tuhan...

...Memberikan kedamaian dalam hidupmu...

...Putih kasihmu...

...'Kan abadi dalam hidupku....

Rey menutup mata. Menghirup napas panjang dan mengeluarkan dengan pelan. Ia berharap, ketika membuka mata ada sosok ibu di hadapannya. Rey membuka mata perlahan.

“Kamvret! Ngapain Lu berdiri di depan Gue, Kuya?” Rey mendengkus kesal.

“Pengen aja. Lagian, lu ngapain maen gitar sambil molor? Apa itu yang dinamakan penghayatan?” Vicky memainkan alisnya.

“Jiwa seni Gue terpanggil, kalau lagi nyanyi,” ucap Rey dengan tangan yang memetik senar gitar.

“Preeetttr! mulai lebay, lu!”

“Haha .... ” Rey tertawa.

Vicky masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Rey masih memainkan gitarnya. Uang tabungannya sudah menipis. Karena Rey harus membayar keperluan sekolah dan hidupnya sehari-hari. Rey memutuskan untuk mencari kerja sepulang sekolah nanti.

“Woy! Masih betah Lu duduk di mari?” ucap Vicky mengagetkan.

“Kenapa? Lu pikir Gue kaget?” Mata Rey masih fokus ke senar gitar.

“Jalan, yuk?” Ajak Vicky.

“Ogah! Entar Gue dikira homo.”

“He’eleh. Boring gue, Rey! Ayolah.” Vicky masih merengek.

Rey masih terus memainkan gitar kesayangannya. Hingga akhirnya, gitar itu diambil paksa oleh Vicky.

“Etttt! Mo di kemanain gitar gue, Kuya?”

“Ayok ikut gue!” Ajak Vicky memaksa.

Rey memasukkan gitar dalam kamarnya dan mengunci pintu dari luar. Rey masih mengenakan celana jeans pendek di bawah lutut dan kaos warna hijau yang ia dobel dengan sweater warna abu.

Vicky mengajak Rey jalan-jalan ke Braga. Dia memarkirkan motornya di sebuah Cafe di jalan Braga.

“Mau ngapain?” tanya Reynand.

“Nongkrong! Pesen-pesen minum, kek. Sambil menikmati malam minggu,” pungkas Vicky.

“Tunggu!” Rey menarik lengan Vicky.

“Paan?” Vicky berbalik badan.

“Gue gak ada duit!” ucap Rey sambil menggaruk kepala.

“Gue yang traktir.”

“Oke!” Rey mendorong pintu Cafe.

“Masalah traktir, aja. Cepet, lu!” ucap Vicky sambil mengekor Reynand.

Di dalam Cafe yang lumayan luas dengan bias lampu yang tidak terlalu terang beserta alunan musik soft yang mereka play, memberikan ketenangan kepada customer yang hadir di sana.

Minuman pun di pesan oleh Vicky. Rona Vicky terlihat bete malam ini.

“Kenapa lu pasang muka keki gitu, sih?” Rey bertanya.

“Desi belum nerima Gue. Dia minta waktu,” ucap Vicky sambil membuang napas, “Huff!”

Drett ... Drett ....

Vicky mengambil hand phone dari saku celananya. Ia menggerser layar, masih dengan bibir yang mengerucut.

Mata Vicky membulat.

“Asikkkk!” ucap Vicky yang terlihat girang ketika membaca pesan singkat dari gawainya.

“Gue jadian! Gue di terima, asikkkk!” Lagi-lagi, Vicky meluapkan kebahagiaannya di depan Reynand.

Reynand hanya diam memperhatikan ekspresi Vicky yang sedang jatuh cinta. Mengamati tingkah absurdnya ketika Vicky jatuh cinta.

***

“Jo, ke Cafe yuk? Bete Gue!” Ajak Fanya yang memang sedang bermain di rumah Jovanka.

“Jangan malem-malem baliknya, ya?” pinta Jovanka.

“Oke!”

Jo bergegas berganti pakaian. Ia mengambil mini dress namun teringat dengan ucapan Rey kemarin. Akhirnya Jo ambil celana jeans panjang dengan kaos yang ia dobel dengan jaket.

Mata Fanya terbelalak melihat penampilan Jo yang menurutnya aneh.

“Kenapa Lu liatin gue kek gitu?” tanya Jo sambil menyemprotkan parfum favoritnya.

“Lu gak salah pakek baju itu?” ucap Fanya dengan wajah penuh dengan keheranan.

“Gak!” jawab Jo singkat, “Ayok!” timpal Jo lagi.

Fanya dan Jovanka akhirnya pergi ke Cafe. Dengan alasan kepada orang tuanya, mau ke rumah Salsa untuk mengerjakan tugas.

Fanya membuka pintu mobil, begitu pun dengan Jo. Mereka masuk dalam mobil dan melesat ke Cafe yang berada di jalan Braga.

Tanpa sepengetahuan Jo. Fanya telah berjanjian dengan Tristan.

Mereka masuk dalam Cafe dan memesan minum. Jo dan Fanya sedang asik mengobrol tiba-tiba sosok Tristan berada di hadapan meja mereka.

“Jo,” ucap Tristan yang membuat Jo ketakutan melihatnya.

“Fanya, Gue pulang, ya?” ucap Jo yang langsung beranjak dari kursi dan membawa tas kecilnya yang ia taruh di atas meja.

“Tunggu, Jo! Gue mau minta maaf atas kejadian kemarin,” ucap Tristan lagi.

Padahal, dalam hati Tristan menyimpan rasa penasaran kepada gadis yang bernama Jovanka. Ia tertantang untuk mendapatkan Jovanka yang menurutnya sok jual mahal.

Jo kembali duduk di kursi.

“Oke! Gue bener-bener minta maaf kalau lu gak suka tangannya gue pegang. Gue minta maaf!” ucap Tristan.

Jo memperhatikan wajah Tristan. Mengamati, apakah ia benar-benar minta maaf dari hati atau bukan. Hati Jo berbicara.

Namun, bukan Tristan si play boy namanya, kalau belum bisa meyakinkan wanita. Apa lagi, cuma anak SMA.

“Ya udah, iya. Aku maafin Kakak.” Hati Jo luluh juga terhadap Tristan.

“Ya udah, tugas gue selesai ya Kak. Gue mau balik. Bye.” Ucap Fanya yang beranjak dari tempat duduknya.

“Fanya! Lu mau ke mana?” tanya Jo dengan mata membulat.

“Udah. Lu seneng-seneng aja sama Kak Tristan.” Fanya berlalu pergi.

Ada rasa takut bila berdekatan dengan Tristan. Namun, Jo segera menepisnya. Mengingat barusan, Tristan sudah meminta maaf padanya.

“Maaf, Kak. Aku ke toilet bentar, ya?” ucap Jo yang beranjak dari tempat duduknya.

“Oke! Mau gue anter?” tanya Tristan menggoda.

“Ish. Gak usah!” Jo beranjak pergi meninggalkan meja.

Tak lama. Makanan dan minuman pun datang. Semua di sajikan di atas meja. Tanpa sepengetahuan Jo. Tristan memasukkan obat tidur pada minuman Jovanka. Berharap, setelah Jo meminumnya, ia akan tidur dan dia bebas berbuat apa pun pada Jovanka.

Jo terlihat melenggang mendekat meja setelah dari toilet. Ia kembali duduk di kursi dan meminum jus strawberry yang ia pesan tadi.

“Enak?” tanya Tristan.

Jo mengangguk sambil menyeruput jus yang ada dalam gelasnya.

Tak berselang lama. Akhirnya kepala Jo menjadi berat dan matanya kini didera rasa kantuk yang parah.

“Kamu kenapa?” tanya Tristan yang sok heran.

“Entah, Kak. Mata Aku kok jadi berat gini, ya? Aku ngantuk.” Jo akhirnya tertidur di atas meja.

Tristan menunggu Jo sekitar sepuluh menit. Jo masih terlihat tidur. Akhirnya, Tristan membukakan pintu mobil dan menggendong Jovanka masuk dalam mobilnya.

.

“Berenti!” ucap Rey menepuk menepuk Vicky.

“Paan?” tanya Vicky heran.

“Gue kenal sama orang itu.” Telunjuk Rey mengarah pada Tristan.

Rey memperhatikan tingkah Tristan yang gelagapan. Sedangkan, Jo tertidur sudah ada dalam mobilnya.

“Jo?” Mata sipit Rey membulat ketika melihat Jo yang tertidur berada dalam mobil Rey.

Mobil Tristan melaju.

“Vic, ikutin mobil itu!” Sambil menunjuk mobil Tristan.

Vicky memacu motor FU miliknya mengikuti mobil Tristan dari belakang.

“Sebenarnya itu siapa, Rey?” tanya Vicky yang sedang mengendarai motor.

“Nanti Gue jelasin. Lu fokus aja sama mobil itu ya?” pesan Rey.

“Oke!”

Dengan cepat. Rey membuka aplikasi hand phone dan mencatat nomor pelat mobil yang dikendarai oleh Tristan.

Mobil masuk ke salah satu hotel di Bandung. Tristan menggendong Jo masuk ke dalam hotel setelah mendapatkan kunci kamar, akhirnya Tristan langsung masuk dalam kamar.

***

“Dalam waktu sepuluh menit gue gak keluar dari dalam hotel. Lu balik duluan aja, ya?” pesan Rey terhadap Vicky.

“Oke!” tanpa banyak ngomong, Vicky menunggu di bawah pohon yang berada di pinggir jalan selama sepuluh menit. Ketika Vicky hendak menstater motor, tiba-tiba melihat Tristan meluncur kencang dengan mobilnya. Vicky memutuskan untuk pulang ke kost duluan, sesuai dengan perintah Reynand.

Rey masuk dalam hotel. Ia menanyakan kepada resepsionis hotel tentang letak kamar dari pemilik nama Tristan dengan alasan mau memberikan pesanannya.

Resepsionis pun memberitahu letak kamarnya. Rey bergegas pergi mencari nomor kamar 23.

Karena Tristan tidak sabar ingin menyentuh Jovanka. Ia lupa mengunci pintu dari dalam kamar. Jovanka sudah terbaring di atas ranjang. Tristan telah membuka baju, kini ia bertelanjang dada dan bergegas naik ke atas ranjang.

“Sini kau, bangsatt!” Rey menarik lengan Tristan setelah ia masuk dalam kamar.

Tubuh Rey dan Tristan kini saling berhadapan. Ekspresi wajah bingung yang tercermin pada Tristan.

“Lu siapa?” tanya Tristan dengan mata yang membulat.

“Gak perlu lu tau siapa gue!” jawab Rey yang melebarkan matanya yang sipit.

“Ini urusan gue! Lu masih bocah!” jawab Tristan sambil mendorong Rey.

Tubuh Rey terdorong ke tembok kamar.

Akhirnya terjadilah perkelahian dalam kamar. Adu jotos pun terjadi pada saat itu.

Sedangkan, Jo telah terusik dari atas kasurnya. Jo mengucek matanya ketika ia terbangun dari pingsannya. Jo memegang kepala yang terasa sakit. Hingga akhirnya, mata Jovanka terbelalak ketika melihat Rey dan Tristan sedang adu jotos.

“Hentikan!” pinta Jo sambil berteriak.

Rey dan Tristan melihat ke arah Jo yang sedang duduk di atas ranjang. Dengan cepat, Tristan melayangkan bogem mentah kepada pipi Reynand ketika ia sedang lengah.

Tubuh Rey terhempas karena tonjokkan yang melayang dari kepalan lengan Tristan.

Dengan terburu-buru, Tristan mengambil kaos dan berlalu pergi dari dalam kamar yang ia pesan.

Sementara Jo masih dengan ekspresi ketakutan di atas ranjang. Rey mendekat dengan perlahan. Agar Jovanka merasa tenang.

“Jo, Lu gak papa?” Rey duduk di samping Jovanka.

Tiba-tiba Jo memeluk. Ada rasa kaget dan senang dalam hati Rey. Namun, rasa bingung yang lebih mendominasi karena dengan tiba-tiba Jo memeluknya.

“Gue takut, Rey! Tristan kurang ajar! Gue benci sama dia!” Jo mengeluarkan emosinya ketika ada dalam pelukan Reynand.

Rey terdiam dengan lengan yang masih mendekap tubuh mungil Jovanka.

“Tenanglah. Gue ada di sini sama, lu.” Lengan Rey mengusap lembut rambut Jovanka.

Bersambung..

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

JANGAN LUPA LIKE/KOMEN/VOTE Ceritannya, karena itu merupakan hadiah terindah untuk Penulis

By : Boezank ** (Dareen)🙏😁

Terpopuler

Comments

Asti Asyifa

Asti Asyifa

kok melihat tristan meluncur kencang dengan mobilnya?

2022-03-04

1

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

rey jadi pnyelamat

2022-02-28

2

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ

Vanya bukan temen yg baik

2022-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ( Prolog ).
2 Part 2 ( Tentang Surat Cinta )
3 Part 3 ( Tristan ).
4 Part 4 ( Rindu ).
5 Part 5 ( Dijewer ).
6 Part 6 ( Guru Les )
7 Part 7 ( Rhiena? )
8 Part 8 ( Pamit )
9 Part 9 ( Cemburu )
10 Part 10 ( Jadian )
11 Part 11 ( Kecewa )
12 Part 12 ( ABG Jatuh Cinta )
13 Part 13 (Hanya Rindu)
14 Part 14 ( Salah Sangka )
15 Part 15 (Barista)
16 Part 16 (Terbayang)
17 Part 17 (Hari Pertama Kerja)
18 Part 18 (Kecewa)
19 Part 19 (Salah Paham)
20 Part 20 (Jadian)
21 Part 21 (Deraya Flying School)
22 Part 22 ( Dilema )
23 Part 23 ( Lamaran )
24 Part 24 (Princess)
25 Part 25 (Dijodohin)
26 Part 26. Mengorek Rahasia Rey.
27 Part 27. Liontin
28 Part 28. Air mata Jovanka.
29 Part 29. Fiting Baju Pengantin
30 Part 30. Mengurus Kepindahan Sekolah
31 Part 31. Rencana Kabur
32 Part 32. Pernikahan
33 Part 33. Pesta yang tak diinginkan
34 Part 34. Pulang
35 Part 35. Nonton
36 Part 36. Kalut
37 Part 37. Surprise Untuk Vicky
38 Part 38. Pindah Rumah
39 Part 39. Mencoba Move On
40 Part 40. Kesempatan
41 Part 41. Surprise Untuk Jo
42 Part 42. Membuka Hati
43 Part 43. Debar.
44 Part 44. Pertemuan Bisnis
45 Part 45. Putus
46 Part 46. Kabar Alexy Pulang
47 Part. 47 Adara
48 Parr 48. Syal Maron.
49 Part 49. Fobia
50 Part 50. Akrostik kenangan
51 Part 51. Wisuda Davin
52 Part 52. Ibarat Cermin
53 Part 53. Diary Jovanka
54 Part. 54 Wisuda Reynand
55 Part 55. Kecelakaan
56 Part 56. Mimpi Buruk
57 Part 57. Senja
58 Part 58. Pernikahan Emillia
59 Part 59. Co-Pilot
60 Part 60. Kabar
61 Part 61. Pantai
62 Part 62. Singapura
63 Part 63. Kabar Baru
64 Part 64. Pertemuan
65 Part 65. Khawatir
66 Part 66. Duka dibalik Wisuda
67 Part 67. Jenazah
68 Part 68. Bukit Bintang.
69 Part 69. Davin Penghibur Jovanka
70 Part 70. Hari Pertama
71 Part 71. Menunggu
72 Part 72. Pertemuan
73 Part 73. Terkenang
74 Part 74. Flashback
75 Part 75. Pertemuan Rey dan Rendy
76 Part 76. Liontin
77 Part 77. Sakit
78 Part 78. Persiapan
79 Part 79. Alasan Nadia Memberi Restu
80 Part 80. Pulang
81 Part 81. Apartemen
82 Part 82. Ungkapan Hati Lewat Lagu
83 Part 83. Cerai
84 Part 84. Jembatan Kayu
85 Part 85. Pertemuan
86 Part 86. Ajakan Makan Malam
87 Part 87. Makan Malam
88 Part 88. Pertemuan Rey dan Alexy
89 Part 89. Perdebatan
90 Part 90. Masuk Rumah Sakit
91 Part 91. Air Mata Bahagia
92 Part 92. Bertemunya Nadin dan Meli
93 Part 93. Pengakuan Rendy
94 Part 94. Makan Malam
95 Part 95. Baju Pengantin
96 Part 96. Dibalas Kebaikan
97 Part 97. Menikahi Janda Dokter (revisi)
98 98. Takut Malam Pertama
99 99. Malam Pertama
100 100. Salah sangka
101 101. Imperial Palace East Garden
102 102. Menatap Bintang
103 103. Pulang
104 104. Sakit Perut
105 105. Merajuk
106 106. Belahan Jiwa
107 107. Elang Kepo
108 108. Dilema
109 109. Menggemaskan
110 110. Gerimis
111 111. Mual
112 112. Minta Ponakan
113 113. Terpisah
114 114. Terkenang
115 115. Memalukan
116 116. Takut
117 117. Ragu.
118 118. Malu
119 119. Kesempurnaan Hidup
120 120. Rey Ngidam?
121 121. Air Mata Bahagia
122 122. Salah Paham
123 123. Ngambek
124 124. Masih Kaku
125 125. Terbayang-bayang
126 126. Enggak Macam-macam
127 127. Dari Balik Selimut
128 128. Melunak
129 129. Morning Sickness
130 130. Tertidur
131 131. Lamaran
132 132. Hambar
133 133. Pria Misterius.
134 134. Amnesia?
135 135. Pemeriksaan
136 136. Cemburu
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Part 1 ( Prolog ).
2
Part 2 ( Tentang Surat Cinta )
3
Part 3 ( Tristan ).
4
Part 4 ( Rindu ).
5
Part 5 ( Dijewer ).
6
Part 6 ( Guru Les )
7
Part 7 ( Rhiena? )
8
Part 8 ( Pamit )
9
Part 9 ( Cemburu )
10
Part 10 ( Jadian )
11
Part 11 ( Kecewa )
12
Part 12 ( ABG Jatuh Cinta )
13
Part 13 (Hanya Rindu)
14
Part 14 ( Salah Sangka )
15
Part 15 (Barista)
16
Part 16 (Terbayang)
17
Part 17 (Hari Pertama Kerja)
18
Part 18 (Kecewa)
19
Part 19 (Salah Paham)
20
Part 20 (Jadian)
21
Part 21 (Deraya Flying School)
22
Part 22 ( Dilema )
23
Part 23 ( Lamaran )
24
Part 24 (Princess)
25
Part 25 (Dijodohin)
26
Part 26. Mengorek Rahasia Rey.
27
Part 27. Liontin
28
Part 28. Air mata Jovanka.
29
Part 29. Fiting Baju Pengantin
30
Part 30. Mengurus Kepindahan Sekolah
31
Part 31. Rencana Kabur
32
Part 32. Pernikahan
33
Part 33. Pesta yang tak diinginkan
34
Part 34. Pulang
35
Part 35. Nonton
36
Part 36. Kalut
37
Part 37. Surprise Untuk Vicky
38
Part 38. Pindah Rumah
39
Part 39. Mencoba Move On
40
Part 40. Kesempatan
41
Part 41. Surprise Untuk Jo
42
Part 42. Membuka Hati
43
Part 43. Debar.
44
Part 44. Pertemuan Bisnis
45
Part 45. Putus
46
Part 46. Kabar Alexy Pulang
47
Part. 47 Adara
48
Parr 48. Syal Maron.
49
Part 49. Fobia
50
Part 50. Akrostik kenangan
51
Part 51. Wisuda Davin
52
Part 52. Ibarat Cermin
53
Part 53. Diary Jovanka
54
Part. 54 Wisuda Reynand
55
Part 55. Kecelakaan
56
Part 56. Mimpi Buruk
57
Part 57. Senja
58
Part 58. Pernikahan Emillia
59
Part 59. Co-Pilot
60
Part 60. Kabar
61
Part 61. Pantai
62
Part 62. Singapura
63
Part 63. Kabar Baru
64
Part 64. Pertemuan
65
Part 65. Khawatir
66
Part 66. Duka dibalik Wisuda
67
Part 67. Jenazah
68
Part 68. Bukit Bintang.
69
Part 69. Davin Penghibur Jovanka
70
Part 70. Hari Pertama
71
Part 71. Menunggu
72
Part 72. Pertemuan
73
Part 73. Terkenang
74
Part 74. Flashback
75
Part 75. Pertemuan Rey dan Rendy
76
Part 76. Liontin
77
Part 77. Sakit
78
Part 78. Persiapan
79
Part 79. Alasan Nadia Memberi Restu
80
Part 80. Pulang
81
Part 81. Apartemen
82
Part 82. Ungkapan Hati Lewat Lagu
83
Part 83. Cerai
84
Part 84. Jembatan Kayu
85
Part 85. Pertemuan
86
Part 86. Ajakan Makan Malam
87
Part 87. Makan Malam
88
Part 88. Pertemuan Rey dan Alexy
89
Part 89. Perdebatan
90
Part 90. Masuk Rumah Sakit
91
Part 91. Air Mata Bahagia
92
Part 92. Bertemunya Nadin dan Meli
93
Part 93. Pengakuan Rendy
94
Part 94. Makan Malam
95
Part 95. Baju Pengantin
96
Part 96. Dibalas Kebaikan
97
Part 97. Menikahi Janda Dokter (revisi)
98
98. Takut Malam Pertama
99
99. Malam Pertama
100
100. Salah sangka
101
101. Imperial Palace East Garden
102
102. Menatap Bintang
103
103. Pulang
104
104. Sakit Perut
105
105. Merajuk
106
106. Belahan Jiwa
107
107. Elang Kepo
108
108. Dilema
109
109. Menggemaskan
110
110. Gerimis
111
111. Mual
112
112. Minta Ponakan
113
113. Terpisah
114
114. Terkenang
115
115. Memalukan
116
116. Takut
117
117. Ragu.
118
118. Malu
119
119. Kesempurnaan Hidup
120
120. Rey Ngidam?
121
121. Air Mata Bahagia
122
122. Salah Paham
123
123. Ngambek
124
124. Masih Kaku
125
125. Terbayang-bayang
126
126. Enggak Macam-macam
127
127. Dari Balik Selimut
128
128. Melunak
129
129. Morning Sickness
130
130. Tertidur
131
131. Lamaran
132
132. Hambar
133
133. Pria Misterius.
134
134. Amnesia?
135
135. Pemeriksaan
136
136. Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!