Lelaki Bayangan

Lelaki Bayangan

Lelaki Itu

Suara petir terdengar sahut menyahut di malam hari itu, disertai dengan hujan lebat dan angin kencang.

Jenny menutup jendela kamarnya, karena hawa dingin yang semakin menusuk.

Lagi-lagi matanya menangkap sosok itu, sosok laki-laki di depan gerbang rumah barunya, yang baru satu bulan ini dia dan keluarganya tempati.

Karena penasaran, Jenny turun ke bawah, mengambil payung dan membuka pintu rumahnya, kemudian dia berjalan ke arah gerbang.

Aneh, lelaki itu menghilang bak di telan bumi.

Ini sudah kesekian kalinya Jenny melihatnya, lelaki dengan perawakan tinggi, memakai hoodie dan wajahnya tidak jelas terlihat, namun dia selalu ada di sekitar rumah ini.

Entah dari mana dia berasal, bisa jadi dia adalah salah satu warga yang tinggal di daerah ini.

"Kak Jenny! dipanggil mama!" panggil Nesya, adik Jenny dari arah dalam rumahnya.

Jenny menoleh, kemudian dia segera kembali masuk ke dalam rumahnya itu.

"Kakak melihatnya lagi?" tanya Nesya setengah berbisik.

"Sssst, kecilkan suaramu! Atau Mama akan mengatakan kalau aku berhalusinasi lagi!" sahut Jenny sambil menempelkan jari telunjuknya di bibirnya.

Mereka kemudian berjalan ke ruang makan.

Aneka hidangan sudah tersedia dengan lezat di atas meja makan yang besar itu.

"Besok Papa dan Mama akan ke pabrik, kemungkinan akan pulang sore, Jenny, Kau jaga adikmu, tolong kau antar dan jemput dia sekolah!" ujar Bu Indah, Mamanya itu.

"Iya Ma!" sahut Jenny patuh.

"Kalau kalian ada butuh apa-apa, minta tolong saja pada Bi Ecih!" lanjut Pak Surya, Papanya.

Jenny dan Nesya menganggukkan kepalanya patuh.

Pak Surya, Papanya Jenny, bekerja sebagai kepala pengawas di pabrik pembuatan teh di daerah Bogor.

Pemilik perkebunan teh meminta Keluarga Pak Surya menempati sebuah rumah, yang ada di kawasan perkebunan ini, dengan alasan tempat bekerja jadi lebih dekat.

Baru satu bulan mereka menempati rumah ini, tadinya mereka tinggal di Jakarta, hanya saja tiba-tiba pemilik perkebunan teh meminta Pak Surya untuk mengawasi perkebunan di daerah sini.

Otomatis Jenny dan Nesya juga ikut pindah sekolah.

Untungnya mereka mendapat sekolah yang sama, karena di sekolah itu ada jenjang dari TK sampai SMA.

Jenny sudah duduk di kelas 3 SMA sementara Nesya masih duduk di kelas 5 SD.

Awalnya tidak ada yang aneh pada rumah yang mereka tempati, hanya saja sejak awal, Jenny selalu melihat sosok laki-laki itu yang ada di sekitar rumah tempat mereka tinggal.

Lelaki itu hanya ada di sekitar gerbang, sebenarnya sudah sejak awal Jenny ingin mendekatinya, hanya sekedar menanyakan siapakah dia, namun setiap kali Jenny akan mendekat, lelaki itu seringkali menghilang begitu saja, seperti yang baru saja terjadi tadi.

Rumah ini cukup besar, memiliki empat kamar tidur, kamar tidur utama di tempati oleh Pak Surya dan Bu Indah, yang berada di lantai bawah.

Sementara Jenny dan Nesya masing-masing menempati kamar yang ada di lantai dua.

Masing-masing kamar berukuran cukup luas dengan tempat tidur yang besar.

Bangunan rumah ini memang terlihat tua, namun terlihat baru saja di pugar menjadi bangunan yang modern, tapi di sekeliling rumah ini jarang ada orang yang tinggal, jarak yang satu dan yang lainnya saling berjauhan.

Makan malam sudah selesai, Bi Ecih yang membantu pekerjaan di rumah ini, nampak sibuk membereskan piring-piring dan bekas masakan di dapur.

Bi Ecih asli warga daerah sini, dia sengaja dikirimkan oleh pemilik perkebunan untuk membantu keluarga pak Surya.

"Setelah ini kalian langsung tidur ke kamar masing-masing ya!" ujar Bu Indah. Jenny dan Nesya menganggukan kepalanya.

Mereka kemudian langsung naik ke lantai atas menuju ke kamar mereka masing-masing.

"Kak, kalau Kakak takut Kakak tidur saja di kamarku!" kata Nesya.

"Sudah kamu tidur saja! Kakak juga mengantuk mau langsung tidur!" sahut Jenny sambil masuk ke dalam kamarnya dan langsung menutup pintunya.

Jenny langsung menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidurnya, matanya memang sudah terasa mengantuk sejak tadi.

Entah mengapa, hawa di daerah Ini begitu dingin, sehingga jam sembilan malam sudah terlihat begitu mencekam.

"Aaarrrggghhh!!"

Jenny berteriak saat dilihatnya sosok laki-laki itu muncul kembali, kini bukan hanya di sekitar gerbang rumahnya, tapi ada di depan tempat tidurnya.

Tubuh Jenny bergetar hebat, keringat dingin mulai bercucuran di sekujur tubuhnya, lelaki itu berdiri dengan memakai hoodie yang sama, sambil menatap tajam ke arahnya.

"Ssst! Jangan berteriak! Atau kau ingin membangunkan semua penghuni rumah ini!" ujar Lelaki itu dengan suaranya yang berat.

Seluruh bulu kuduk Jenny meremang seketika, hawa dingin mulai kembali menyergap tengkuknya, hingga semua pori-pori yang ada di tubuhnya terasa tegang dan berdiri.

"Si ... Siapa kamu?!" tanya Jenny dengan mengumpulkan segenap kekuatannya.

lelaki itu diam saja tanpa menjawab pertanyaan Jenny.

"Tolong aku ..." lirih lelaki itu.

Tiba-tiba tubuh lelaki itu berubah menjadi gumpalan asap yang semakin lama semakin menghilang, keluar melalui celah jendela kamar Jenny.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Nuna min yoongi

Nuna min yoongi

jgn² lki² itu arwah yg gak bisa balik ketubuhnya krn ssuatu tpi jenny bisa mlihatnya mngkin sja mminta bantua untuk kmbali ke tubuhnya spt itulah kira²mnurutku she🤭😁

2022-01-11

2

Pecinta Pena

Pecinta Pena

Wah sereeem

2022-01-11

0

Nurak Manies

Nurak Manies

laki2 itu arwah penasaran kah? 🤔
kyk ny bagus ni, lanjut dong🥰
💪💪💖💖🌷🌷🌷

2022-01-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!