Tubuh Jenny bergetar, ini adalah pengalaman pertamanya melihat hal yang kasar mata, rasa takut mulai menguasainya.
Jenny menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, berusaha untuk memejamkan matanya, dan berharap pagi akan segera datang.
Tok ... Tok ... Tok
Tiba-tiba terdengar suara pintu kamarnya di ketuk dari luar, Jenny semakin ketakutan, bayangan tadi terus menghantuinya.
Ceklek!
Pintu kamar Jenny dan buka dari luar, Jenny tak bergeming, takut sesuatu yang menakutkan tadi datang lagi.
Sebuah tangan kemudian menyentuh punggungnya, Jenny terperanjat.
"Pergi!!" seru Jenny.
"Jenny? Ini Mama! Kau kenapa?? Mimpi buruk?? Tadi Mama dengar kau berteriak!" suara yang sudah sangat di kenalanya ada di sebelahnya.
Perlahan Jenny membuka selimut yang menutupi wajahnya, kemudian dia langsung memeluk Bu Indah, Mamanya itu.
"Mama! Kita balik ke jakarta saja! Aku takut Ma! Di rumah ini ada hantu!" seru Jenny.
"Hantu??" Bu Indah mengerutkan keningnya.
"Iya Ma, tadi aku baru saja melihat hantu di situ!" Jenny menunjuk ujung tempat tidurnya, tempat di mana bayangan lelaki itu muncul.
"Tidak ada apapun di situ, Jenny, Mama tau kau butuh beradaptasi dengan lingkungan baru, itu tidak mudah, makanya kau jangan terlalu banyak melamun!" ucap Bu Indah, sambil mengusap keringat yang membasahi dahi Jenny.
"Mama tidak percaya??" tanya Jenny.
"Bukan, tapi kau harus tau, kita manusia ini punya derajat yang lebih tinggi dari pada makhluk apapun! Sudah, lanjutkan tidurmu, besok pagi kau harus berangkat sekolah!" sahut Bu Indah sambil mulai beranjak dari tempatnya.
Bu Indah kemudian menyalakan saklar lampu kamar itu.
"Kalau takut, jangan tidur gelap-gelap!" ujar Bu Indah yang kemudian langsung keluar meninggalkan kamar itu.
Suasana terang sedikit membuat Jenny tenang, dia pun mulai kembali memejamkan matanya.
****
Jenny mengerjapkan matanya, terbangun saat ada hawa dingin yang menerpa wajahnya.
Matahari sudah mulai timbul berwarna kemerahan. Jendela kamarnya sudah terbuka sempurna.
Di meja kamarnya sudah tersedia segelas susu hangat, tanpa menunggu Jenny langsung meneguknya sampai habis.
Jenny langsung masuk ke kamar mandi untuk mandi dan berpakaian seragam, hari ini dia akan berangkat sekolah.
Setelah mandi dan berpakaian, Jenny langsung turun ke bawah, di ruang makan sudah ada Kedua orang tuanya dan Nesya adiknya, nampak sedang duduk menikmati sarapan pagi.
Beberapa gelas susu hangat dan kopi sudah tersedia di meja makan itu.
"Ayo sarapan Jen!" kata Pak Surya, Papanya.
"Iya Pa!" Jenny langsung duduk di antara mereka.
"Pagi ini Papa dan Mama akan antar kalian ke sekolah, tapi pulangnya kalian naik taksi ya, atau jalan kaki juga dekat, lewat jalan potong!" ujar Pak Surya.
"Kalian makan siang di rumah, karena Bi Ecih sudah Mama suruh untuk masak hari ini!" lanjut Bu Indah.
"Iya Ma!" sahut Jenny dan Nesya bersamaan.
"Susunya di minum dulu!" kata Bu Indah.
"Sudah Ma, di kamar tadi!" sahut Jenny.
"Di kamar? Mama buatkan susu selalu taruh di meja makan, kau jangan ngarang pagi-pagi!" tukas Bu Indah.
Jenny terdiam, jelas-jelas ada susu hangat di meja kamarnya tadi, kalau bukan Mamanya yang taruh, lalu siapa? Apakah Bi Ecih?
"Cepat selesaikan sarapan kalian, sebentar lagi kita berangkat!" ujar Pak Surya.
Jenny dan Nesya langsung cepat-cepat menghabiskan sarapan mereka.
"Bi Ecih di mana Bu?" tanya Jenny.
"Kau lupa Jen? Bi Ecih kan kalau datang jam 8 pagi, dia sudah tau kalau kunci rumah Mama taruh di bawah pot bunga!" jawab Bu Indah.
Setelah sarapan selesai, mereka langsung bergegas naik ke dalam mobil, kendati pikiran Jenny masih bingung soal susu yang ada di meja kamarnya itu, gara-gara itu, Jenny harus meneguk dua gelas susu, sehingga perutnya sedikit mual.
Tidak sampai 15 menit, mereka sudah sampai di sekolah itu, sekolah satu-satunya yang terdekat dari rumah mereka.
"Nanti aku tunggu kakak di tempat biasa ya!" kata Nesya sambil menggandeng tangan kakaknya itu.
"Iya!" sahut Jenny.
Setelah mengantar Nesya ke gedung SD, Jenny berjalan menyusuri koridor menuju gedung SMA, yang letaknya di paling ujung.
Masih ada waktu sekitar 15 menit hingga bel sekolah berbunyi.
"Hai!" sapa seseorang dari arah belakang.
Jenny terkejut dan langsung menghentikan langkahnya, lalu dia menoleh ke belakang.
Seorang laki-laki memakai hoodie berwarna hitam kembali muncul, namun kali ini nampak sempurna seperti manusia biasa, tidak seseram biasanya dengan suasana mencekam.
Wajahnya sangat tampan, membuat Jenny terkesiap dan tak berkedip, dengan rambut lurus menjuntai dan alis yang tebal, dan senyuman yang teramat manis.
"Siapa ya?" tanya Jenny.
"Terserah!" jawab Lelaki itu.
"Lho, maksudnya?" Jenny terlihat bingung.
"Terserah kau mau memanggilku apa, si tampan, si ganteng, si manis, atau apapun itu!" jawab si laki-laki misterius itu.
"Percaya diri sekali!" cetus Jenny.
Kini mereka berjalan beriringan menuju ke kelas Jenny.
"Ku tebak, pasti temanmu sangat sedikit!"
"Sok tau!"
"Memang benar kan?"
"Ya karena aku anak baru di sini, wajar kalau aku belum akrab dengan banyak orang!" cetus Jenny kesal.
"Jenny!" Panggil Bu Anis, wali kelas Jenny yang berjalan berlawanan arah dengan Jenny.
"Eh, selamat pagi Bu Anis!" sapa Jenny.
"Kau bicara dengan siapa?" tanya Bu Anis bingung.
"Ini Bu!" sahut Jenny sambil menunjuk di sebelahnya.
Bu Anis nampak bingung.
"Siapa?" tanya Bu Anis lagi.
Deg!
Tiba-tiba laki-laki itu menghilang begitu saja.
"Lho, eh? Tadi ada orang Bu, kirain dia ..." Jenny menghentikan ucapannya.
"Lebih baik kau langsung masuk ke kelasmu Jen, Ibu berharap kau akan memiliki banyak teman di sini!" ucap Bu Anis sambil menarik tangan Jenny masuk ke dalam kelas yang tidak jauh dari situ.
Jenny yang tertutup memang tidak memiliki banyak teman di sekolah ini, hanya ada dua temannya, yaitu Ika dan Yuni, mereka adalah siswa pintar di kelasnya, namun sering menjadi objek mencontek siswa yang lain.
"Siapa sih cowok tadi? Hantu atau manusia ya?" pikir Jenny dalam hati.
Jenny meletakkan tasnya di atas mejanya.
Saat dia mulai duduk, dari arah jendela kelasnya, lagi-lagi Jenny melihat sosok itu, tersenyum ke arahnya sambil melambaikan tangannya.
Bersambung ....
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Pecinta Pena
waaaaah
2022-01-12
0
Nurak Manies
serem juga ya😁😁😁
💪💪🌷🌷💖💖💖
2022-01-12
0
Hendry Jo
next
2022-01-12
0