Bu Indah membantu Jenny untuk meneguk air putih yang yang di ambilkan oleh Bi Ecih.
Setelah minum beberapa teguk, Jenny kembali merebahkan kepalanya di atas bantal nya, karena dia masih merasa pusing.
"Jen, hari ini kamu tidak usah masuk sekolah!" kata Bu Indah sambil menyelimuti tubuh Jenny.
"Iya Nak, kamu istirahat saja, tuh wajahmu kelihatan pucat, biar Papa yang akan telepon ke sekolah!" timpal Pak Surya.
"Tapi ...." Jenny menghentikan ucapannya, saat di lihatnya Nesya adiknya, yang sudah terlihat rapi mengenakan seragam sekolah.
Walaupun sebenarnya Jenny sangat ingin pergi ke sekolah, namun rasanya tidak mungkin karena pasti akan terlambat.
Akhirnya Jenny menganggukan kepalanya.
"Ya sudah kalau begitu, Papa dan Mama langsung berangkat, kamu istirahat saja di rumah, kalau butuh apapun tinggal panggil Bi Ecih!" kata Bu Indah.
"Iya Ma ..."
Sekilas Jenny melirik ke arah Bi Ecih yang berdiri menunduk di sudut pintu kamar.
"Oke, ayo Ma kita berangkat, Nesya, hari ini kamu sekolah di antar Papa Mama ya!" Kata Pak Surya yang langsung berjalan keluar dari kamar Jenny.
Bu Indah juga menyusul di belakangnya, di ikuti oleh Bi Ecih.
Hanya Nesya yang masih tinggal di kamar Jenny, setelah semuanya pergi, Nesya berjalan mendekat ke arah ranjang kakaknya itu.
"Kak, aku tau subuh-subuh kakak mengobrol dengan orang itu, tapi kakak tenang saja, aku tidak akan memberitahu siapapun!" ucap Nesya setengah berbisik.
"Apa? Jadi kamu melihatnya juga Nes??" tanya Jenny melotot.
"Iya lah Kak, tapi aku tau dia tidak jahat sama kakak, sudah ya, aku mau jalan!" Nesya langsung melangkah cepat meninggalkan kamar Jenny.
Padahal masih banyak yang ingin Jenny tanyakan pada Nesya adiknya itu, yang juga bisa melihat makhluk tak kasat mata.
Tok ... Tok ... Tok
Suara ketukan pintu sedikit mengejutkan Jenny.
"Masuk!" seru Jenny.
Pintu kamar terbuka, Bi Ecih masuk sambil membawa nampan yang berisi sarapan pagi dan susu hangat.
"Ibu menyuruh Bibi mengantarkan ini ke kamar Neng Jenny!" kata Bi Ecih.
"Taruh di meja saja Bi, nanti aku pasti akan memakannya!" sahut Jenny.
"Baik!"
Bi Ecih kemudian meletakan nampan yang berisi makanan itu di atas meja.
"Trimakasih Bi!" ucap Jenny.
Bi Ecih hanya menganggukan kepalanya, setelah itu wanita paruh baya itu bergegas keluar dari kamar Jenny.
Rasa kantuk pun tiba-tiba menyerang Jenny, mungkin karena semalam dia kurang tidur, ada hal-hal aneh yang dia alami sehingga pagi ini matanya begitu lelah, dan rasa-rasanya dia sangat ingin sekali tidur.
Baru saja Jenny hendak memejamkan matanya, tiba-tiba saja ada hembusan angin dari arah jendela kamar Jenny, angin itu menerpa wajah Jenny, sehingga mau tidak mau Jenny terpaksa kembali membuka matanya.
Wuuuussshh!!
Tiba-tiba ada seperti asap putih yang menggumpal memenuhi ruangan kamar itu, dan asap itu sedikit demi sedikit berubah menjadi wujud seseorang laki-laki.
"Kak Han!" pekik Jenny saat jelas melihat sosok laki-laki itu.
"Ah, ternyata kau sudah sangat mengenalku! bahkan di saat matamu mengantuk pun, kamu masih bisa mengenali dan menyebut Namaku!" ucap Han, sosok laki-laki misterius yang kini ada di hadapan Jenny.
"Kalau ada laki-laki di hadapanku secara tiba-tiba, siapa lagi kalau bukan dirimu!" cetus Jenny.
"Maafkan aku ya, saat subuh tadi aku membuatmu tertidur di halaman rumah!" ucap Han.
"Ooh, jadi Kak Han yang membuat aku tertidur dan sekarang aku tidak sekolah gara-gara Kak Han!" sungut Jenny.
"Maaf ..."
"Asal Kak Han tau, sebentar lagi aku ujian kelulusan sekolah, bagaimana kalau aku tidak lulus gara-gara Kak Han?!" lanjut Jenny.
"Ah kamu lebay, baru juga bolos sehari!" ujar Han.
"Sudah, lebih baik kak Han pergi saja, aku mengantuk mau tidur!" kata Jenny sambil menguap.
"Jen, aku ingin mengobrol denganmu!"
"Nanti saja saat aku bangun tidur!" Jenny langsung menutup wajahnya dengan bantal nya.
"Jen ..."
"Aku ngantuk Kak Han!"
Ceklek!
Tiba-tiba pintu kamar Jenny terbuka, Bi Ecih masuk dan berjalan ke arah Jenny yang terlihat masih berbaring.
"Neng Jenny bicara sama siapa??" tanya Bi Ecih dengan raut wajah bingung.
Jenny kemudian langsung membuka bantal yang menutupi wajahnya itu, di hadapannya kini sudah berdiri Bi Ecih, Han sudah tidak ada lagi di hadapannya, Jenny celingukan mencari sosok Han yang sejak tadi ada di kamar ini, tetapi tiba-tiba bayangan Han menghilang begitu saja.
"Kemana dia??" gumam Jenny.
"Neng Jenny mencari siapa? Di sini tidak ada siapa-siapa bukan? Sejak tadi Bibi mendengar Neng Jenny seperti sedang mengobrol dengan seseorang!" tanya Bi Ecih.
"Eh, ti-tidak Bi, aku ... aku hanya latihan drama saja, tugas sekolah!" sahut Jenny berkelit.
"Latihan drama??"
"Iya Bi, sudah deh, Bi Ecih keluar saja, aku kan jadi hilang konsentrasi!" tukas Jenny.
"Tapi ..."
"Tidak ada apa-apa Bi, sudahlah, aku mau istirahat!" kata Jenny.
"Lho katanya mau latihan drama!"
"Eh, iya mau latihan drama maksudnya!"
Dengan mimik wajah bingung, Bi Ecih pun kemudian segera keluar dari kamar Jenny, Jenny menarik nafas lega.
"Hahahahahaha!" Tiba-tiba terdengar suara tawa yang diiringi dengan kemunculan Han kembali.
"Tidak lucu!!" cetus Jenny.
"Jen, aku tidak mengenal siapa-siapa, tapi sepertinya wajah wanita tadi begitu familiar!" kata Han.
"Familiar? Bi Ecih maksudmu??" tanya Jenny.
"Iya, aku berusaha mengingat tapi tidak bisa, aku malah semakin bingung dan gamang!" keluh Han yang kini mulai duduk di sisi tempat tidur Jenny.
Jenny pun kemudian duduk dari posisi berbaring nya, mereka pun kini saling berhadapan.
"Kak Han, kamu itu sebenarnya hantu apa sih, kenapa selalu muncul di hadapanku? Lalu sepertinya Kak Han ada hubungannya dengan rumah ini!" tanya Jenny sambil menatap wajah pucat di hadapannya itu.
"Aku juga tidak tau siapa diriku, aku hanya tau aku bisa melayang dan menghilang, tidak ada seorang pun yang aku kenal ..."
"Anehnya Kak Han selalu berkeliaran di sekitar rumah ini!" lanjut Jenny.
"Aku juga tidak mengerti, selalu saja rumah ini yang ada di hadapanku saat aku membuka mataku, seolah rumah ini adalah satu-satunya petunjuk yang akan menunjukkan siapa aku sebenarnya!" ucap Han.
"Kak Han Kasihan sekali, Apa yang bisa aku bantu untuk mencari tahu siapa sebenarnya Kak Han?" tanya Jenny.
Han nampak terdiam seperti sedang berpikir, tiba-tiba dia langsung memalingkan wajahnya dan menatap dalam ke arah Jenny yang masih duduk di hadapannya itu.
"Pertama-tama, kamu cari tahu dulu Siapa pemilik rumah ini, dan kamu cari tahu bagaimana keluarganya, kalau perlu kamu cari foto keluarga pemilik rumah ini!" ucap Han.
Jenny pun langsung menganggukan kepalanya.
Bersambung ....
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments