SEFIRA

SEFIRA

Chapter 1

Suara isakan tangis terdengar begitu memilukan. Isakan-isakannya begitu menyakitkan.

Seorang gadis yang berada di kamar mandi rumah kumuhnya, masih dengan seragam sekolah kebanggaannya sambil memegang benda kecil yang tercetak dengan jelas dua garis biru.

Sefira anggraini, seorang gadis remaja berusia 17 tahun, hidup sebatang kara. Tak punya sanak saudara, lebih tepatnya tidak ada yang mau merangkulnya.

Orang tuanya telah meninggal tiga tahun lalu karena kecelakaan disaat mereka baru akan pulang dari pasar.

Dunianya sedang tidak baik-baik saja. Entah apa yang sedang Tuhan rencanakan untuknya. Setelah kepergian kedua orang tuanya, Sefira kerja paruh waktu di sebuah cafe, makan sekali sehari itupun hanya dengan telur ceplok atau kadang mie instan.

Sekolah dengan bantuan beasiswa, belajar dengan sungguh-sungguh supaya kelak bisa mencapai cita-citanya. Namun, semua impiannya di hancurkan begitu saja oleh kenyataan.

2 garis merah terpampang jelas di depan matanya. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Dengan apa dia nanti menghidupi anaknya?

Hamil!

Tidak pernah Fira bayangkan hal tersebut. Hamil disaat dia masih duduk di bangku SMA kelas 2.

"Belajar yang rajin biar nanti Fira jadi orang sukses kerja di tempat yang bagus, tidak seperti ayah dan ibu"

Perkataan ayahnya berputar di telinganya. Air mata Sefira kembali menderas mengingat hal tersebut.

"Maafin Fira yah bu," gumam Sefira dalam tangis.

...***...

Pagi harinya, terdengar suara burung berkicauan. Matahari sudah muncul sedikit kepermukaan bumi.

Seorang gadis mengucek matanya lalu membuka ponselnya dan matanya terbelalak melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06:47. Dia segera bangkit dari tidurnya berlari menuju kamar mandi.

Tidak sampai lima menit, gadis tersebut sudah keluar selesai mandi dan memakai seragam sekolahnya dengan cepat.

"Aduhh sef, kok kamu bisa-bisa kesiangan sih?" Monolog Sefira menggerutu.

Yaps, gadis tersebut adalah Sefira Anggraini. Dia baru tidur jam dua dini hari karena memikirkan bagaimana nasibnya nanti bersama kandungannya.

Sefira meraba perut ratanya. "Maaf ya nak, kita ga sarapan dulu mama sudah telat."

Setelah selesai Sefira berlari kencang menuju jalan raya mencari angkutan umum, ia seakan lupa dengan keadaan dirinya yang tengah mengandung. Keberuntungan berpihak kepadanya pagi ini, baru saja Fira sampai di pinggir jalan angkot berhenti di depannya karena salah satu penumpang turun, buru-buru Fira naik.

Saat sampai di halte depan gerbang sekolah, ia bisa melihat satpam tengah menggeser gerbang agar tertutup. Melihat itu Fira berlari sambil teriak. "PAK JANGAN TUTUP GERBANGNYA DULU!"

Satpam yang mendengar itu menoleh ke arah Fira. "Buruan neng," ujar satpam tersebut setengah teriak.

"Hush hosh hosh," Sefira mengatur nafasnya setelah melewati gerbang. "Makasi pak."

"Iya neng, sama-sama," balas satpam tersebut.

Sefira tersenyum kepada satpam tersebut kemudian ia melengos pergi. Sefira berjalan sedikit berlari karena sebentar lagi guru yang mengajar di kelasnya akan masuk. Ia terus berjalan cepat dengan pandangan lurus tanpa melihat kiri kanan.

BRAK!

...***...

Tiga orang pemuda baru saja turun dari mobil mereka masing-masing. Mereka berjalan beriringan sembari sesekali tertawa dengan candaan mereka. Mereka terus berjalan tanpa melihat ke depan.

BRAK!

"Auss sa-kit," lirih Fira mengelus bokongnya.

"Makanya kalo jalan liat-liat!" Ujar Felix.

Sefira mendongak melihat siapa yang menabraknya, dia terkejut melihat ketiga pemuda most wanted SMA Jayakarta tersebut, terlebih melihat tatapan dingin salah satu dari mereka yang bernama Dave Axazia Miller.

Ketiga pemuda tersebut pergi meninggalkan Fira yang terdiam gemetar.

Disaat berjalan di koridor sekolah ketiga pemuda tersebut terus saja menggerutu kesal karena Sefira kecuali Dave yang entah memikirkan apa.

Flashback On

Kelas 12 IPS 3 sedang mengadakan party birthday salah satu teman mereka yang bernama Zoya di salah satu cafe dimana tempat Fira kerja paruh waktu.

Disaat menikmati makanan mereka, ada salah satu pelayan yang menawarkan minuman kepada Dave, Felix, dan Nico. Dave yang memang sedang haus mengambil minuman yang diberikan oleh pelayan tersebut kemudian meminumnya hingga tersisa setengah. Sedangkan, kedua temannya tidak karena mereka sudah mengambil terlebih dahulu kepada pelayan lain.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang tengah tersenyum miring melihat Dave yang meminum minuman tersebut. Tidak lama kemudian, Dave merasa sangat panas di sekujut tubuhnya.

Sial! Batin Dave yang menyadari akan sesuatu terjadi padanya.

Siapa yang berani main-main sama gue?! Batin Dave menggeram. Tangan memegang gelas dengan kuat menahan gejolak yang akan meledak.

Dave melenggang pergi tanpa menghiraukan kedua temannya yang terus memanggilnya. Tujuannya sekarang ialah toilet.

Di bilik toilet, Dave terus mengerang menahan sesuatu. Seseorang yang mendengar ada suara aneh, berjalan menghampiri suara tersebut.

"Maaf tuan, apakah anda sakit?" Tanya perempuan tersebut.

Dave menoleh sekian detik. "Pergi!" Ujar Dave dengan penuh penekanan.

Gadia tersebut sedikit terkejut kala melihat Dave yang ternyata wost wanted di sekolahnya. Ia tidak menghiraukan perkataan Dave yang menyuruhnya pergi, ia tidak tega melihat Dave yang seperti orang menahan sakit. Dengan keberanian penuh, gadis tersebut mendekati Dave. "Mana yang sakit? Biar Fira bantu," ujar Sefira.

Yaps, gadis tersebut adalah Sefira dengan memakai baju pelayan cafe tersebut. Tadinya dia ingin ke toilet karena panggilan alam, tapi niatnya terurungkan karena mendengar orang mengerang kesakitan yang ternyata itu adalah Dave kakak kelasnya di SMA Jayakarta.

Dave yang sudah tidak tahan ditambah lagi dengan sentuhan tangan Fira yang memegang tangannya membuat darahnya mendesir. Dave menyeret Fira memegang erat tangannya menuju ruang pribadi milik Dave. Memang cafe tersebut salah satu cafe cabang milik Dave, bukan milik Dave tapi milik keluarganya hanya saja Dave yang mengelolanya.

"Le-pas kak," pinta Fira kesakitan.

Dave tidak menghiraukan ucapan Fira, dia terus menyeret Fira keruangannya melewati lorong yang hanya karyawan dan dia yang tau.

Tubuh Fira semakin bergetar, rasa takut menyelimutinya apalagi melihat wajah atasannya yang merah padam, bukan karena sedang emosi tapi karena sudah tidak dapat menahan hasrat akibat obat perangsang yang telah dimasukkan orang di minumannya.

Sesampainya di ruangannya, Dave langsung menghempaskan tangan Fira kasar membuat Fira tersungkur ke kasar king size miliknya. Dave berbalik mengunci pintu lalu berjalan ke arah Fira dengan membuka tiga kancing kemeja bagian atas yang ia kenakan. Fira yang melihat itu, memundurkan tubuhnya dengan perlahan.

"Tenanglah baby," ujar Dave serak menangkap tubuh Fira.

"K-kak lepasin ak-u," pinta Fira. Air matanya luruh saat merasakan nafas Dave di leher jenjangnya. Dia tidak bodoh untuk bisa mengartikan apa yang akan terjadi selanjutnya meski umurnya baru 17 tahun.

...***...

Jangan lupa vote, like, komen, dan favoritkan.

Terpopuler

Comments

Mauli_datun

Mauli_datun

q mampir + fav thor,,, semangat 💪💪💪

2022-01-14

1

NaNa

NaNa

semangattt kakak nulisnya💪💪jangan ngegantung ya aku suka Ama cerita kakak:)

2022-01-13

4

Queen Nhy👻👀

Queen Nhy👻👀

hai kk aku mampir

2022-01-09

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 93 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!