Chapters 5

Nenek Uti menoleh ke arah Fira. "Nenek sampai lupa, mau minum apa nak Fira?" Tanya nenek Uti.

"Ah tidak usah repot-repot nek," balas Fira kikuk.

"Kakak kan dari Jakarta, kok bisa nyampe sini. Padahal kan jauh?" Tanya Aulia.

"Hm aku diusir dari rumah," jawab Fira bohong.

"Diusir?" Tanya Lia memastikan pendengarannya. Fira mengangguk.

"Kalo boleh tau, apa yang membuat kakak diusir?" Tanya Lia, terlihat dia lebih dewasa dari umurnya.

"Em.. karena ak-aku hamil di luar nikah," jawab Fira menundukkan kepala menautkan jari-jarinya.

Nenek Uti dan Lia yang mendengar itu terkejut. "Iya nek, sa-saya hamil di luar nikah. Saya sudah kotor, saya sudah tidak memiliki masa depan lagi, semua orang sudah gak mau ngeliat saya," terang Fira dengan buliran air mata turun dari matanya.

"Jangan bilang seperti itu nak," nenek Uti mendekat ke kursi Fira.

"Coba sekarang ceritain ke kita biar kamu merasa lebih baik," papar nenek Uti. Sedangkan Lia hanya diam dengan pikirannya sendiri.

"Saya di hamili oleh kakak kelas saya sendiri karena suatu kejadian, dia tidak ingin bertanggung jawab tapi malah menyuruh saya untuk menggugurkannya," jelas Fira memegang perutnya. "Saya hidup sebatang kara, ayah dan ibu saya sudah meninggal tiga tahun lalu, keluarga saya yang lainnya entah dimana saya tidak tau," sambungnya.

"Cowok tersebut menyuruh saya untuk pergi dari Jakarta jika saya tidak mau menggugurkan kandungan saya. Saya bingung harus apa sekarang nek," ucapnya dengan deraian air mata yang nampak lolo jatuh dari netra hitam milik Fira.

Tidak hanya Fira, Lia juga sudah meneteskan air matanya mendengar perkataan Fira. Dia pernah berpikir jika hidupnya penuh dengan masalah, tapi siapa sangka ada orang yang lebih menderita dengan masalah yang lebih besar dari masalahnya.

"Sudah sudah jangan nangis nak, kasian sama anak kamu yang masih di kandungan," tutur nenek Uti menenangkan.

"Kakak boleh tinggal di sini sama aku dan nenek. Kakak bisa pake kamar ibu saya," pinta Lia yang diangguki nenek Uti.

"Gak dek, gimana dengan ibu kamu nanti," tolak Fira.

"Ibu sama bapak sudah meninggal sejak saya kecil. Ibu meninggal karena sakit dan bapak kecelakaan," terang Lia ikut memeluk Fira.

Fira menatap nenek Uti dan Lia bergantian. "Kenapa kalian baik banget sama saya padahal tidak ada orang yang mau ngerangkul saya selama ini ditambah lagi saya hamil diluar nikah."

"Sudah sekarang lebih baik kamu istirahat," ujar nenek Uti. "Lia tolong antarkan kakakmu ke kamar ya."

"Iya nek. Ayo kak," ajak Lia membantu membawa tas besar Fira.

"Makasi Lia."

...***...

Fira menelisik kamar yang akan menjadi kamarnya beberapa hari kedepan. Tidak terlalu luas, terdapat kasur kapuk yang tergeletak di lantai semen dan lemari kayu brrwarna coklat yang masih kokoh. Ririn menatap ke arah jendela dengan kusen yang sudah bolong-bolong dimakan rayap. Hanya itu, tidak ada lagi yang perlu di deskripsikan.

Setelah merapikan semua barangnya di lemari kayu yang masih kokoh, Fira merebahkan tubuhnya di kasur kapuk yang terlihat sudah usang namun tertutupi sprei, tapi Fira sangat bersyukur.

"Ya Allah terima kasih sudah mempertemukan aku dengan orang baik seperti nenek Uti dan Lia," gumam Fira, satu butir air mata lolos begitu saja.

Tok tok tok

"Kak kita makan, ayo." Terdengar suara Lia dari balik pintu kamar Fira.

Fira menoleh kearah pintu yang tertutup rapat. "Iya Lia sebentar," balas Fira sedikit teriak.

Fira segera bangun dari tidurnya, tidak ingin membuat kedua tuan rumah menunggu terlalu lama.

"Ayo kak duduk," ujar Lia yang sudah duduk bersila di atas tikar bersama nenek Uti.

"Makasi Lia, makasi nek," ucap Fira tulus menatap mereka sendu.

"Sudah, sekarang kita makan kasian anak kamu," lerai nenek Uti.

Mereka bertiga makan dengan nikmat sesekali dengan obrolan ringan. Setelah selesai, Lia dan Fira membereskan piring dan yang lainnya lalu Fira mencucinya. Sedangkan Lia mengambil sapu kemudian menyapu remah-remah yang ada. Setelah semua beres, mereka duduk di kursi kayu yang ada di rumah tersebut.

"Nak, apa yang akan kamu lakukan kedepannya?" Tanya nenek Uti kepada Fira.

Fira menoleh. "Hm Fira mau buka toko baju nek," ujar Fira tersenyum, dia sudah memikirkan ini sedari tadi dia melihat sekitar. Rencananya ia akan menjual baju yang murah-murah tapi dengan kualitas sedikit bagus karena target pasarnya memang orang-orang sekitar. "Tapi lahannya belum ada," lirih Fira.

Aulia yang mendengar itu tersenyum. "Bagaimana kalau kita stok barang sedikit dulu kak, terus simpan di rumah. Semacam jual online gitu, gimana kak?" Tanya Lia antusias. Lia dari dulu pengen banget bisa jualan online membantu pemasukan neneknya yang hanya jual sayur di pasar dengan pemasukan tidak seberapa tapi dia tidak memiliki modal.

"Tapi apa kamu sudah memiliki modal?" Tanya nenek Uti membuat senyum Lia pudar. "Ah iya, apa kakak memiliki modal?"

"Alhamdulillah ada nek. Ide Lia bisa juga, tapi apa gak papa taruh stok barang disini? Bukan maksud merendahkan nek, tapi kita tau kondisi rumah nenek," terang Fira.

Nenek Uti tersenyum. "Insya Allah masih muat nak. Nanti kita beli rak bertingkat biar barangnya tersusun rapi. Nenek punya sedikit tabungan."

"Ah tidak usah nek, uangku masih cukup kok untuk membeli itu," tolak Fira halus.

"Nanti Lia bantu promosi di sosial media dan bantu yang lainnya ya kak."

"Gak usah Lia, kamu kan harus sekolah."

Lia menunduk. "Aku sudah gak sekolah lagi kak. Karena gak punya biaya untuk lanjut," lirih Lia.

Fira sedikit terkejut, dia berjalan ke arah Lia dan memeluk pundaknya. "Apa kamu lulus SMP?" Tanya Fira yang diangguki Lia. "Tahun angkatan baru nanti kamu harus sekolah! Sekarang bantu kakak untuk mengembangkan usaha baru kita. Cukup kakak yang putus sekolah, kamu jangan sampai!" Titah Fira membuat tangis Lia pecah, nenek Uti yang mendengar itu ikut menangis terharu. Gadis yang tadi siang dia temui ternyata memiliki hati yang sangat mulia.

Fira yakin, uang lima puluh juta ditambah tabungannya yang berjumlah dua juta lebih bisa membuka usaha yang nanti akan berkembang pesat. Di tambah zaman sekarang dengan jaringan digital yang semakin luas mempermudah promosinya.

Jangan lupa bahwa Fira adalah siswa beasiswa dengan tingkat kepintaran di atas rata-rata. Tidak sulit untuk Fira merancang dan mengelola uangnya dengan sedemikian rupa. Menganalisis resiko kerugian dan keuntungan setiap barang.

Lia tidak bisa berkata-kata mendengar penuturan Fira.

...***...

...SPOI NEXT!...

"Jam berapa kalian akan ke bidan?" Tanya nenek Uti kepada kedua cucunya.

Fira menoleh kearah Lia yang makan sembari menutup mata, Fira menatan tawa melihatnya. "Sekitar jam sembilan nanti nek," jawab Lia yang seakan mengerti tatapan Fira.

"SAYUR SAYUR!" Teriak ibu-ibu sayur di luar. Fira yang mendengar itu segera masuk kamar mengambil dompetnya kemudian berjalan keluar.

"Fira keluar sebentar nek," pamit Fira.

"Mau kemana kak?"

"Ke penjual sayur."

"Ikut!" Fira menganggukkan kepalanya kemudian berjalan keluar.

"BU SAYUR!" Teriak Lia tepat di samping Fira membuatnya menutup telinganya.

"Eh nak Lia," ujar penjual sayur tersebut kemudian menatap Fira. "Ini siapa?" Tunjuknya.

"Dia sepupu saya bu," jawab Lia bohong, tentu menggunakan bahasa jawa.

Fira yang tidak mengerti percakapan antara Lia dan ibu-ibu itu hanya diam memilih beberapa sayur dan bumbu-bumbu yang dia rasa sudah habis di dapur.

"Bu Uti kemana? Dia belum bayar utangnya," ujar penjual sayur.

Fira yang sedikit mengerti di kalimat 'bayar utang' pun membuka suara. "Biar saya yang bayar bu sama ini sekalian," sahut Fira.

Ibu penjual dan ibu-ibu yang sedang membeli sayuran menoleh kearahnya. "Orang kota kah?" Tanya salah satu ibu-ibu tersebut. Fira hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Kamu mau apa Lia?" Tanya Fira menoleh kearah Lia yang sedari tadi melirik jajanan basah.

"Gak ada kok kak," elak Lia tersenyum.

"Udah ambil aja," paksa Fira.

Lia yang mendengar itu berbinar lalu mengambil jajanan tersebut. "Ini aja kak."

...🌱...

Jangan lupa dukung aku dengan vote, like, komen dan favoritkan!

Terpopuler

Comments

Nurhalimah Al Dwii Pratama

Nurhalimah Al Dwii Pratama

lanjutt

2022-01-10

1

Nur Anisah Anto

Nur Anisah Anto

up trus

2022-01-09

1

sayang

sayang

up tiap hari kak

2022-01-09

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 93 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!