CHAPTERS 2

Dave mengukung tubuh mungil Fira di bawahnya. Wajah keduanya semakin dekat sampai kedua bibir mereka bertemu. Fira hanya bisa menangis dalam diam di perlakukan seperti itu. Tenaga sudah terkuras karena terus berontak tapi tidak bisa lepas karena kekuatannya tak sebanding dengan Dave.

Awalnya Dave hanya mencium sekilas tapi lama kelamaan berubah menjadi sebuah ******* yang menuntut. Tangan Dave tidak tinggal diam, tangannya meraba benda kembar kenyal milik Fira dan meremasnya. Fira merasakan darahnya mendesir, jantungnya berdetak dengan cepat, dia juga merasa ada yang keluar dari bawahnya.

Dave membuka kancing seragam Fira tanpa melepaskan lumatannya. Kini Fira terbuai dengan permainan Dave yang tidak kasar seperti sebelumnya sampai dia sendiri tidak menyadari bahwa kini ia sudah tidak memakai sehelai benang pun.

Tangan Dave beralih bermain di bukit yang ada di antara kedua kaki Fira. Fira tersadar, dengan cepat dia menahan tangan Dave dan menggeleng-gelengkan kepalanya, air matanya kembali menetes tanpa suara karena mulutnya masih di bungkam oleh Dave.

Dave seakan tuli dengan itu, dia mengiring tangan Fira ke atas dan memegang dengan tangan satunya, sedangkan tangan satunya lagi kembali bermain di bukit tersebut.

"Sangat basah sayang," ujar Dave serak tepat di telinga Fira membuatnya merinding.

"Hiks to-long hiks ja-ngan kak hiks," lirih Fira. Dave benar-benar kesetanan sekarang, mulutnya kini sudah beralih telat di benda kenyal yang kembar tersebut. Dengan rakusnya dia menyusu di salah satunya, sedangkan satunya dia remas dengan tangan satunya dan tangan satunya lagi dia gunakan untuk melepaskan pakaian yang ia gunakan.

Sampai pada akhirnya, Dave yang sudah tidak bisa menahan lagi segera mengarahkan senjatanya pada mahkota Fira. Pada percobaan pertama melesat begitu pun percobaan kedua, percobaan ketiga dengan sedikit kasar Dave menghentakkan senjatanya sehingga tidak melesat tapi tidak belum masuk keseluruhan.

Fira menggigit bibir bawahnya menahan sakit, air matanya tidak berhenti mengalir. Dave yang melihat itu semakin tidak karuan, dengan rakus dia kembali ******* bibir manis Fira sambil kembali berusaha memasukkan senjatanya lebih dalam lagi.

Sesudah seluruh senjatanya amblas masuk, Dave mendiaminya tapi bibirnya masih dengan sibuk menyecap bibir Fira begitupun dengan tangan Dave yang tidak tinggal diam, tangannya sibuk meremas kedua benda kenyal yang bergantung di dada Fira. Dirasa lawannya sudah tidak merasakan sakit lagi, Dave memompa senjatanya keluar masuk dengan pelan tapi tidak berlangsung lama. Dave melepaskan bibirnya dari bibir Fira, seketika Fira mendesah membuat Dave menyeringai dan memompa dengan kecepatan tinggi.

Setelah kurang lebih sejam mereka bergulat sampai akhirnya Dave mengeluarkan laharnya di dalam kemudian dia tumbang di samping Fira dengan nafas keduanya yang memburu dan tidak lama kemudian Dave tertidur tapi tidak dengan Fira yang menangis sesak.

Ya Allah sakit. Batin Fira lirih.

Dirasa sudah puas menangisi nasibnya, Fira turun dari ranjang dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai, ia memakai kembali pakaiannya. Matanya tidak sengaja melirik jam yang berada di dinding, pukul 11:53 artinya cafe sudah tutup dan biasanya teman karyawannya sudah pulang.

Fira berjalan menuju pintu dengan tertatih dan membuka pintu tersebut. Benar saja, cafe sudah sepi dan gelap dia kemudian menuju loker untuk mengganti pakaian dan pulang.

Flashback Off

"Sefira?" Panggil guru yang sedang menjelaskan di kelasnya.

Amanda teman fira menoleh ke arahnya yang tengah melamun. Amanda menyenggol lengan Fira tapi tetap tidak ada hasil. Guru tersebut melangkah kearahnya.

"SEFIRA!" Sentak guru tersebut menggebrak mejanya.

Sefira terlonjat kaget. "Maaf bu?" Balas Fira menundukkan kepalanya takut setelah melihat siapa yang menggebrak mejanya.

"Kenapa kamu melamun di jam pelajaran seperti ini?" Tanya guru tersebut. "Maaf bu," jawab Fira.

Guru tersebut mendengus. "Sekarang kamu berdiri di lapangan hormat bendera sampai jam pelajaran ibu selesai!" Titah guru tersebut tak terbantahkan. Fira yang tidak ingin berdebat dan tidak ingin adanya keributan pun menurut, ia keluar kelas menjalankan hukumannya.

...***...

Kring kring

Bel pulang sudah berbunyi, semua murid berhamburan menuju gerbang tidak terkecuali Sefira dan Amanda.

"Lo pulang bareng gue aja yuk Ra," ajak Amanda kepada temannya tersebut.

"Ga deh, aku langsung ke cafe sekarang. Kasian juga kamu kalau nganterin aku kan beda arah," tolak Fira.

"Oh ya udah. Kalo gitu gue duluan ya," Fira menganggukkan kepalanya lalu Amanda melenggang pergi.

Mereka tidak menyadari ada yang menatap mereka dengan pandangan yang sulit di artikan.

Fira menaiki ojek yang sudah dia pesan online. Jarak antara sekolahnya dengan cafe sedikit jauh sehingga Fira tidak menerima ajakan Amanda karena kasian nanti temannya tersebut capek.

Tidak lama Fira sampai di cafe tempatnya mencari rizki, dia langsung masuk dan berganti pakaiannya. Temannya di sini rata-rata sama sepertinya yang kerja paruh waktu ada yang kuliah ada juga yang masih SMA seperti Fira, itulah mengapa mereka tidak ada yang saling menjatuhkan satu sama lain, melainkan saling menggenggam tangan.

Setelah mengganti bajunya, Sefira mengerjakan pekerjaannya. "Fira tolong kasih ini kepada meja nomor 12 ya," pinta salah satu teman Fira bernama Desi di name tag nya. "Oke Des."

Sebuah mobil yang sangat karyawan cafe tau siapa pemiliknya memasuki area cafe. Orang tersebut masuk di sambut dengan beberapa salam sapaan dari bawahannya.

"Selamat siang pak," salam mereka yang berpapasan dengan Dave, pemilik cafe tersebut. Dave hanya mengangguk singkat kemudian kembali berjalan.

Matanya tidak sengaja melihat Fira yang tengah melayani salah satu pelanggannya kemudian dia mengingat sesuatu. Langkahnya terhenti, Dave melangkah menuju salah satu karyawan yang tengah memberikan noted pemesanan kepada kasir.

"Suruh karyawan yang kemarin masuk tanpa izin ke ruangan saya," titah Dave dingin.

"Baik pak," jawab Nina menunduk. Jangan tanyakan bagaimana kondisi jantung, jantungnya sudah berdetak kencang takut mendengar suara dingin bosnya.

Ada tiga karyawan yang kemarin tidak masuk, tapi hanya ada satu karyawan yang tidak izin dia adalah Fira.

Yaps, kemarin Fira tidak masuk karena sepulang sekolah langsung ke apotik untuk membeli testpack kemudian pulang mengecek, Fira hanya menangis melihat hasil dari benda tersebut. Itulah sebabnya dia tidak masuk kemarin.

"Fira kamu di suruh keruangan bos," beritahu Nina. Fira yang mendengar itu seketika membeku. "Kamu si kemarin ga masuk malah ga izin," sercah Nina.

"Mba," ujar Fira lirih. "Maaf Ra, mba ga bisa bantu kalau berurusan dengan bos," ujar Nina yang mengerti maksud Fira.

"Lebih baik kamu buruan ke ruangan si bos," titah Desi. "Nanti urusannya makin ribet."

Fira mengangguk pasrah kemudian melenggang pergi menuju ruangan Dave. Kakinya sudah bergetar mengingat ruangan tersebut yang menurutnya neraka.

Tok tok tok

"Masuk," ujar Dave dari dalam.

Fira yang mendengar itu membuka pintu dengan perlahan. Wajahnya sudah pucat pasi, bukan karena kejadian dulu tapi karena takut akan di pecat. Jika dia di pecat lalu dengan apa dia menghidupi dirinya dan calon anaknya.

"Bapak panggil saya?" Tanya Fira basa-basi.

"Duduk!" Titah Dave tapi Fira menggelengkan kepalanya menolak.

"Maaf pak, saya berdiri saja," tolak Fira.

"Saya bilang duduk!" Ujar Dave dingin penuh penekanan. Fira yang tidak ingin berdebat segera duduk di hadapan Dave.

"Bagaimana?" Tanya Dave yang tentu tidak di mengerti oleh Fira.

...***...

...SPOI NEXT!...

"Gugurin!" Titah Dave dingin. Fira terkejut mendengarnya.

"Sa-saya mohon, jangan suruh saya buat gu-gugurkan kandungan saya. Saya janji tidak akan meminta pertanggung jawaban anda," ujar Fira menitikkan air mata.

"Saya akan pergi jauh dari anda!" Putus Fira cepat.

"Deal!" Ujar Dave menatap Fira dingin. "Saya akan transfer 50 juta buat anda!"

Fira menganggukkan kepalanya. Dia tidak bodoh untuk menolak uang tersebut, jika tidak menerima uang tersebut dengan apa dia bisa pergi, makan, dan mungkin buka usaha kecil-kecilan untuk menyambung hidupnya nanti.

"Udah gue transfer, sekarang lo balik kerja lagi dan besok lo ga boleh ada di kota ini lagi!" Ujar Dave penuh penekanan, Fira hanya mengangguk pasrah menghapus jejak air matanya kemudian berjalan keluar meninggalkan ruangan tersebut.

Pupus sudah, impian dan masa depannya hancur sudah rasa penyesalan menyelimuti dirinya. Seandainya dirinya waktu itu tidak menghampiri Dave pasti semua ini tidak akan terjadi, lalu sekarang apa yang harus dia lakukan?

...🌱...

Jangan lupa vote, like, komen, dan favoritkan!

Terpopuler

Comments

Joenie Arya

Joenie Arya

jahat bgt dave

2022-09-11

0

Nur Hayati

Nur Hayati

Dave pasti nyesel....udh berkata gitu

2022-08-26

0

Vetronela

Vetronela

si dave bego

2022-06-24

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 93 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!