SANG PRABU DALAM BAHAYA

...***...

Di sebuah rumah sederhana.

Pendekar selendang Merah telah berhasil mengembalikan anak gadis yang telah dibawa lari, isak tangis keluarga menyambut kedatangan gadis itu.

"Syukurlah kau kembali anakku." Ia peluk erat anaknya. "Ibu sangat takut jika terjadi sesuatu padamu." Hati ibu mana yang tidak iba ketika terjadi sesuatu pada anaknya?.

"Aku sangat takut sekali ibu." Ungkapnya. "Aku sangat takut sekali ayah."

"Tenanglah, kau telah berada di tempat yang aman." Sang ayah sebenarnya masih gelisah, takut jika terjadi sesuatu pada anaknya.

Tentu saja mereka sangat ketakutan ketika anaknya dibawa kabur begitu saja oleh orang asing yang sangat jahat.

"Tuan, bibi, jagalah anak kalian dengan baik." Ucapnya. "Aku tidak bisa membantu kalian setiap saat."

"Oh? Terima kasih tuan pendekar." Ucapnya sambil memberi hormat. "Kami sangat terbantu sekali." Hatinya terasa tenang. "Terima kasih, karena telah membawa kembali anak kami."

"Apa yang harus kami lakukanm untuk membayar?." Ucapnya. "Atas apa yang telah kau lakukan untuk kami?."

"Aku tidak membutuhkan bayaran." Jawabnya. "Cukup kalian jaga saja dia dengan baik." Di balik cadar merahnya ia tersenyum lega.

Setelah itu ia melompat pergi meninggalkan mereka semua, ia tidak bisa berlama-lama berada di sana.

"Oh? Dewata yang agung." Ucapnya. "Terima kasih telah membawa anak kami kembali." Rasa haru itu menyelimuti hati keduanya, kebahagiaan yang dirasakan malam itu adalah kebahagiaan yang tidak akan mereka lupakan begitu saja.

Sedangkan pendekar Selendang Merah.

"Rasanya sangat lega sekali bisa membantu mereka." Dalam hatinya sangat lega. "Kalau begitu aku akan kembali." Ia terus melangkah. "aku sangat yakin, jika anakku sedang menungguku di pondok." Dalam hatinya tentunya sangat ingat dengan keadaan anaknya. "Aku harus segera kembali." Dengan menggunakan jurus meringankan rubuh, langkah kakinya terasa lebih cepat, apa lagi perasaan tidak sabar telah menggelitik hatinya saat itu.

...***...

Istana.

Pangeran Wira Wijaksana tidak sengaja melihat ibundanya yang berada di gazebo.

"Ibunda?."

"Oh? Nanda pangeran?."

"Apa yang telah ibunda lakukan di sini?." Ucapnya sambil mendekati ibundanya. "Kenapa malam-malam masih berada di sini?."

"Ibunda hanya ingin menikmati angin saja." Ratu Sawitri Dewi tersenyum kecil. "Ibunda hanya belum bisa tidur saja."

"Apa yang sedang ibunda pikirkan?." Matanya memperhatikan ibundanya. "coba katakan pada saya."

"Ibunda hanya cemas."

"Apa yang ibunda cemas kan?."

Ratu Sawitri Dewi menatap anaknya. "Rakamu." Jawabnya dengan perasaan sedih. "Ibunda cemas, jika terjadi sesuatu padanya."

"Raka Prabu akan baik-baik saja ibunda." Ucapnya. "Saya yakin, saat ini ia sedang bersama rakyatnya."

"Ya." Responnya. "Semoga saja ia dalam keadaan baik-baik saja."

"Kalau begitu istirahat lah ibunda." Ucapnya. "Hari telah larut." Lanjutnya. "Jaga kesehatan ibunda." Ia tersenyum kecil. "

"Ya, tentu saja."

Setelah itu mereka masuk ke dalam kaputren.

"Nanti, apa yang akan saya katakan pada raka Prabu." Ucapnya. "Jika ibunda sakit, ketika ia sampai ke istana ini."

"Ibunda akan menjelaskan padanya." Jawabnya dengan senyuman kecil. "Bahwa ibunda sangat rindu padanya."

"Ibunda tidak rindu pada saya?." Raut wajahnya tampak cemberut.

"Hm." Ratu Sawitri Dewi menghela nafas. "Ibunda setiap hari melihat nanda pangeran di istana." Lanjutnya. "Hampir bosan malah."

"Itu tidak adil namanya ibunda." Pangeran Wira Wijaksana merengek kesal.

"Hahaha!." Ratu Sawitri Dewi malah tertawa.

"Apakah perlu? Saya keluar istana ini?." Ucapnya. "Supaya ibunda ibunda rindu pada saya?."

"Bisa jadi."

...***...

Setan Tombak Pencabut nyawa tiba-tiba muncul di belakang Prabu Praja Permana. Sedari tadi ia ternyata telah menyiapkan serangannya dengan menggunakan jurus tombaknya.

Namun ketika itu sang Prabu masih bisa menyadarinya, sempat menghindarinya. Sayangnya lengan kiri sang Prabu sempat tergores oleh tombak itu. Sehingga meninggalkan gores luka yang lumayan parah.

"Kegh!."

Sang Prabu meringis sambil menyentuh luka itu. Luka yang mengeluarkan darah, sehingga lengan kirinya basah karena darahnya.

Sementara itu mereka yang melihat itu merasa senang, apalagi saat sang Prabu sedang mengatur tenaga dalamnya. Setan Selendang jingga Kematian memanfaatkan kesempatan itu, untuk menaburkan serbuk beracun ke arah mata Prabu Praja Permana hingga ia semakin kesakitan.

"Haha!." Ia tertawa keras. "Rasakan itu Prabu bodoh!."

Mereka tertawa keras diatas penderitaan sang Prabu. Ada kebahagiaan tersendiri ketika melihat sang prabu kesakitan seperti itu. Apakah mereka tidak punya hati sehingga mereka suka melihat orang lain menderita seperti itu?.

"Lihatlah yunda? Ternyata dia tidak ada apa-apanya!." Ucap Setan Cambuk Neraka dengan tawanya yang aneh.

"Ya!." Responnya. "Aku kira akan mendapatkan perlawanan yang seru? Tapi ternyata?-." Setan Sabit Jahanam malah semakin tertawa.

"Astaghfirullah hal'azim ya Allah." Mata sang Prabu terasa sakit.

Mata sang Prabu tidak bisa dibuka seperti biasanya. Racun apa yang telah diberikan padanya hingga ia kesakitan?.

"Yunda!." Ucapnya. "Inilah saatnya kita menghabisi Raja bodoh itu!."

Setan Cambuk Neraka merasa bersemangat. Ia telah melambari cambuknya dengan jurusnya. Jurus lecutan halilintar penghancur roh.

Konon katanya, jurus itu sangat berbahaya. Karena dampak dari lecutan itu, membuat tubuh seseorang bisa hancur lebur jika terkena cambuk itu.

"Lakukan saja!." Balasnya. "Aku akan senang, jik kau berhasil membunuhnya."

Senyuman menyeringai lebar diwajahnya itu, menunjukkan kepuasan yang luar biasa ia tunjukkan. "Aku tidak menyangka, aka mudah membunuh seorang raja, dengan cara seperti ini."

"Dengan senang hati, aku akan melakukannya yunda."

Mata itu telah dipenuhi oleh ambisi, hatinya tidak sabar lagi ingin segera menghabisi nyawa sang Prabu. Namun ia harus menyiapkan tenaga dalamnya, menyalurkan tenaga dalamnya ke cambuk itu, agar serangannya benar-benar bertenaga, hingga menghancurkan sang Prabu tanpa sisa.

"Sisakan sedikit nimas." Ucapnya. "Agar kita bisa mengirim tubuhnya, yang hancur itu ke istana."

"Benar itu." Responnya. "Aku yakin mereka akan sangat berduka, karena sang Prabu pulang." Suasana hatinya semakin membara. "Dalam keadaan sudah tidak bernyawa."

"Itu ide yang sangat bagus."

Lagi-lagi mereka tertawa terbahak-bahak. Membayangkan yang akan terjadi, sehingga mereka tertawa keras seperti itu?.

Setelah rasanya cukup menyalurkan tenaga dalamnya ke cambuk miliknya. Setan Cambuk Neraka melompat ke arah Sang Prabu. Ia sedikit memainkan cambuknya itu, dengan memutarnya ke atas. Sehingga menghasilkan angin yang lumayan kencang.

Dampak angin yang ditimbulkannya, angin sekitar menerpa tubuh Prabu Praja Permana. Membuat sang Prabu terkejut, namun sayangnya ia tidak dapat melihat dengan jelas.

Prabu Praja Permana hanya berusaha melindungi diri dari terpaan angin itu, karena kendala mata.

"Ya Allah, hanya kepada-Mu lah hamba berserah diri." Dalam hati sang Prabu. "Selamatkan hamba dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita." Dalam hati sang prabu berdo'a, memohon perlindungan dari Allah SWT.

"Hei! Sang Prabu!." Teriaknya. "Melawan lah sedikit!." Ia mengejek sang Prabu. "Jika tidak? Kau akan celaka karena cambuk itu!." Teriak Setan Tombak Pencabut nyawa dengan suara yang sangat keras. Membuat sang Prabu sedikit bereaksi.

"Hidup dan matiku! Hanya aku serahkan kepada Allah SWT!." Tegas sang Prabu, meskipun tidak dapat melihat ke arah siapa berbicara. "Jika Allah SWT menghendaki saya mati?!." Ucap sang Prabu dengan senyuman kecil. "Dalam keadaan seperti ini? Maka seperti itulah takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT untuk sayan." Tegas sang Prabu lagi. "Bukan kalian yang berhak! Menentukan kematianku seperti apa."

"Heh!." Ia mendengus kesal. "Sudah mau mati saja masih banyak tingkah!." Setan Selendang Jingga Kematian mendengus keras.

Setelah itu mereka yang melihat itu malah tertawa kegirangan?. Segitu inginnya mereka menginginkan kematian sang prabu?.

"Kau tidak akan bisa menghindari kematianmu Prabu busuk!." Setan Cambuk Neraka melepaskan satu lecutan keras ke arah Prabu Praja Permana.

...***...

Di sebuah rumah tempat, seorang wanita mengamati seorang pemuda yang mengenakan kain yang menutupi sebagian dari wajahnya.

"Nyai mau apa dari saya?."

"Saya ingin, tuan pendekar membunuh suami saya." Jawabnya penuh amarah. "Saya sangat muak kepadanya."

"Kenapa nyai? Malah ingin membunuh suami nyai?."

"Karena ia sudah tidak berguna!." Hatinya semakin terbakar amarah. "Dia telah menyakiti hati saya!."

"Nyai yakin? Mau membunuh suami nyai?."

"Saya sangat yakin sekali tuan pendekar." Hatinya semakin bergemuruh. "Saya tidak membutuhkan lelaki seperti itu! Bunuh saja dia!."

"Permintaan nyai telah saya terima." Ia tersenyum kecil di balik kain penutup wajah. "Nyai terima saja kabar baiknya."

"Terima kasih tuan pendekar." Ia memberi hormat. "Ini bayarannya."

"Saya terima nyai." Pemuda itu terlihat senang, karena bayaran yang ia dapatkan lebih banyak kali ini. "Pasti dia orang kaya." Dalam hatinya. "Sehingga memberikan banyak kepeng emas padaku."

Setelah itu ia segera pergi meninggalkan tempat, agar bisa melakukan pekerjaannya dengan baik.

...***...

Namun saat itu juga, ada sekelebat bayangan hitam menyambar tubuh sang Prabu. Sehingga yang terkena serangan itu hanyalah ruang kosong. Sang prabu selamat dari serangan mematikan itu, orang misterius itu kini mendarat di sebelah kanan agak jauh dari ledakan akibat serangan tadi

Mereka yang melihat itu terkejut, siapa yang berani menyelamatkan sang prabu dari kematiannya?.

"Bedebah busuk!." Umpatnya penuh amarah. "Siapa kau beraninya ikut campur masalah kami?!."

Umpat Setan Cambuk Neraka dengan marahnya. Ia melihat sosok misterius yang menyelamatkan sang Prabu. Hatinya telah dipenuhi oleh kemarahan. Karena serangan yang telah ia persiapkan dengan baik malah digagalkan begitu saja?.

"Hei! Siapa kau?!." Teriaknya penuh aramah. "Berani sekali kau ikut campur dengan urusan kami!." Setan Sabit Jahanam merasa kesal.

"Heh!." Ia mendengus kesal. "Dasar tidak tau malu!." Ucapnya. "Bisanya hanya main keroyokan." Sosok yang berhasil menyelamatkan sang prabu menatap mereka satu persatu dengan tatapan merendahkan.

"Diam kau!." Balasnya. "Kau juga akan mati!." Tunjuknya kasar. "Karena berani mencampuri urusan kami." Setan Tombak Pencabut nyawa juga marah.

"Si-siapa kau nisanak?." Prabu Praja Permana berusaha tenang. "Mengapa kau membantu saya?."

"Mohon ampun Gusti Prabu." Ia memberi hormat. "Nanti saja bertanya siapa hamba?." Ucapnya sambil memperhatikan orang-orang ganas yang hendak mendekatinya. "Saat ini? Yang pasti biarkan hamba, menghadapi mereka terlebih dahulu."

"Baiklah nisanak." Respon Prabu Praja Permana. "Berhati-hatilah menghadapi mereka." Sang Prabu mencoba mempercayai sosok itu datang membantunya.

Bolehkah sang Prabu berharap?. Ya, semoga saja orang itu adalah orang baik yang dikirim oleh Allah SWT, untuk menolongnya dari marabahaya yang sedang mengincar nyawanya.

Sosok misterius itu menghampiri kelompok setan jahat, ia akan menghadapi mereka satu persatu?.

"Siapa sangka?." Ucapnya. "Aku malah berhadapan dengan kelompok setan jahat." Matanya memperhatikan mereka. "Yang sudah terkenal kejahatannya dimana-mana." Ucapnya dengan nada yang cukup santai.

"Heh!." Ia mendengus kesal. "Kalau kau sudah tahu siapa kami?." Ucapnya. "Sebaiknya tinggalkan tempat ini!." Sorot matanya tampak tajam. "Jika kau masih sayang nyawamu."

Setan Selendang Jingga kematian dengan bangganya berkata seperti itu. menyombongkan dirinya, membanggakan dirinya karena ia telah dikenali sampai kemana-mana?.

"Hahaha!."

Akan tetapi siapa sangka sosok misterius itu malah tertawa terbahak-bahak, mendengarkan apa yang dikatakan oleh Setan Selendang jingga kematian. Tentunya membuat mereka semua terheran, apa yang membuat sosok itu tertawa?. Apa yang ia tertawakan?. Apakah ada sesuatu yang lucu dari ucapan setan selendang jingga kematian. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah akan terjadi pertarungan yang dahsyat nantinya?. Karena hari mereka dikuasai oleh amarah yang membara. Simak dengan baik kisahnya ya.

...***...

Terpopuler

Comments

rajes salam lubis

rajes salam lubis

tetap semangat thor

2022-11-02

0

hendro wae iki

hendro wae iki

ini lah kalau novel bergenre nusantara...sepi pembaca yg berimbas pada like dan komen...apalagi hadiah....ayolah reader....jgn novel genre china aja yg banyak di baca...sekali2 novel nusantara di peringkat 3 besar

2022-02-14

6

lihat semua
Episodes
1 DIHADANG MUSUH
2 SANG PRABU DALAM BAHAYA
3 MUSUH LAMA?
4 AGAK ANEH
5 ADA APA SEBENARNYA?
6 RENCANA KELOMPOK SETAN JAHAT
7 KEPUTUSAN SANG PRABU
8 KEINGINAN ANDARA WIJAYA
9 KELALAWAR HITAM BERAKSI
10 ORANG YANG DICARI
11 PERASAAN YANG CEMAS
12 USAHA MEREKA
13 KEMARAHAN KELALAWAR HITAM
14 ALASAN KENAPA ITU TERJADI
15 APAKAH INI KEBETULAN?
16 PERASAAN CEMBURU
17 KEMARAHAN SANG PRABU
18 DESA LAYANG
19 JURUS YANG SAMA
20 MELAWAN KAWANAN PEROMPAK
21 TUGAS DARI SANG PRABU
22 KEGELISAHAN
23 GEJOLAK AMARAH
24 MENGAPA BISA?.
25 JURUS BERBAHAYA
26 AMBISI
27 JANGAN SALAH MENILAI
28 SUASANA HATI
29 PERASAAN WANITA
30 APA YANG SALAH SEBENARNYA?
31 KEGELISAHAN YANG ANEH SEKALI
32 KEGELISAHAN, RENCANA DAN KEKUATAN
33 MENCURI JURUS LAWAN
34 APA YANG KAU RASAKAN?
35 KENAPA AKU BISA MELIHAT ITU?
36 BENARKAH? DIA SUDAH ADA YANG PUNYA?
37 KEMARAHAN DAN KEINGINAN
38 KAU INGIN MENGUJI KESABARAN KU?
39 HUTAN PERSEMBUNYIAN PERAMPOK
40 TERLUKA LAGI? APA INI SEBENARNYA?
41 DICURIGAI
42 SIDANG YANG MENGURAS EMOSI
43 PERTARUNGAN SENGIT
44 HAL ANEH TERJADI
45 BENARKAH SEPERTI ITU?
46 PANGERAN WIRA WIJAKSANA
47 PERTENTANGAN DAN PENGKHIANATAN
48 IKATAN YANG ANEH
49 HUKUMAN DAN RAHASIA
50 KEGUNDAHAN
51 HAL YANG MUSTAHIL
52 RAHASIA YANG DISEMBUNYIKAN
53 PERTARUNGAN DAN KEGELISAHAN
54 GANASNYA PERTARUNGAN
55 KEANEHAN YANG TERJADI?.
56 BAGAIMANA KISAH ITU?
57 ALASAN MEMBUNUH
58 DENDAM DAN PERASAAN HATI
59 KEGELISAHAN & RENCANA
60 TIDAK YAKIN
61 BUKAN MIMPI ATAUPUN KHAYALAN
62 PENANGKAPAN
63 JANJI DARAH?
64 PERTARUNGAN PENUH KEBENCIAN
65 PERTARUNGAN DI KOTA RAJA
66 PENJELASAN
67 SAKIT HATI
68 Draft
69 LAMARAN & INGIN TAHU
70 ALASAN DALAM APA?.
71 EMOSI YANG MELEDAK
72 RAHASIA JATI DIRI
73 MENCOBA MENERIMA KENYATAAN
74 MENGEJUTKAN
75 HATI YANG SEDIH
76 PERJODOHAN
77 KENAPA BISA BEGITU
78 KETETAPAN HATI
79 DENDAM LAGI?.
80 BALAS DENDAM DAN IKATAN
81 SIAPA YANG LEBIH KUAT
82 PERASAAN GELISAH
83 PERMINTAAN UNTUK MEMBUNUH
84 JURUS PEMIKAT BUNGA
85 TIDAK SEMUDAH ITU
86 LATIHAN
87 PRABU PRAJA PERMANA DI MASA LALU
88 PENJELASAN PANGERAN PRAJA PERMANA
89 CALON KANDIDAT RATU AGUNG
90 HATI YANG MENENTUKAN
91 SELENDANG MERAH DIINCAR
92 KEDATANGAN PUTRI AMBAR SURYATI
93 PERASAN HATI MEREKA
94 PENGUMUMAN
95 BELAJAR UNTUK MENCOBA
96 INGATAN PRABU PRAJA PERMANA
97 KEBAHAGIAAN DAN RENCANA JAHAT
98 KEMBALI MELAWAN KAWANAN PERAMPOK
99 SANTET
100 KABAR TENTANG PATIH ARYA SERUPA
101 AIR MATA KESEDIHAN
102 PERPISAHAN SEMENTARA
103 MEREKA SIAPA?.
104 PERKENALKAN
105 ALASAN YANG TIDAK BISA DIBANTAHKAN
Episodes

Updated 105 Episodes

1
DIHADANG MUSUH
2
SANG PRABU DALAM BAHAYA
3
MUSUH LAMA?
4
AGAK ANEH
5
ADA APA SEBENARNYA?
6
RENCANA KELOMPOK SETAN JAHAT
7
KEPUTUSAN SANG PRABU
8
KEINGINAN ANDARA WIJAYA
9
KELALAWAR HITAM BERAKSI
10
ORANG YANG DICARI
11
PERASAAN YANG CEMAS
12
USAHA MEREKA
13
KEMARAHAN KELALAWAR HITAM
14
ALASAN KENAPA ITU TERJADI
15
APAKAH INI KEBETULAN?
16
PERASAAN CEMBURU
17
KEMARAHAN SANG PRABU
18
DESA LAYANG
19
JURUS YANG SAMA
20
MELAWAN KAWANAN PEROMPAK
21
TUGAS DARI SANG PRABU
22
KEGELISAHAN
23
GEJOLAK AMARAH
24
MENGAPA BISA?.
25
JURUS BERBAHAYA
26
AMBISI
27
JANGAN SALAH MENILAI
28
SUASANA HATI
29
PERASAAN WANITA
30
APA YANG SALAH SEBENARNYA?
31
KEGELISAHAN YANG ANEH SEKALI
32
KEGELISAHAN, RENCANA DAN KEKUATAN
33
MENCURI JURUS LAWAN
34
APA YANG KAU RASAKAN?
35
KENAPA AKU BISA MELIHAT ITU?
36
BENARKAH? DIA SUDAH ADA YANG PUNYA?
37
KEMARAHAN DAN KEINGINAN
38
KAU INGIN MENGUJI KESABARAN KU?
39
HUTAN PERSEMBUNYIAN PERAMPOK
40
TERLUKA LAGI? APA INI SEBENARNYA?
41
DICURIGAI
42
SIDANG YANG MENGURAS EMOSI
43
PERTARUNGAN SENGIT
44
HAL ANEH TERJADI
45
BENARKAH SEPERTI ITU?
46
PANGERAN WIRA WIJAKSANA
47
PERTENTANGAN DAN PENGKHIANATAN
48
IKATAN YANG ANEH
49
HUKUMAN DAN RAHASIA
50
KEGUNDAHAN
51
HAL YANG MUSTAHIL
52
RAHASIA YANG DISEMBUNYIKAN
53
PERTARUNGAN DAN KEGELISAHAN
54
GANASNYA PERTARUNGAN
55
KEANEHAN YANG TERJADI?.
56
BAGAIMANA KISAH ITU?
57
ALASAN MEMBUNUH
58
DENDAM DAN PERASAAN HATI
59
KEGELISAHAN & RENCANA
60
TIDAK YAKIN
61
BUKAN MIMPI ATAUPUN KHAYALAN
62
PENANGKAPAN
63
JANJI DARAH?
64
PERTARUNGAN PENUH KEBENCIAN
65
PERTARUNGAN DI KOTA RAJA
66
PENJELASAN
67
SAKIT HATI
68
Draft
69
LAMARAN & INGIN TAHU
70
ALASAN DALAM APA?.
71
EMOSI YANG MELEDAK
72
RAHASIA JATI DIRI
73
MENCOBA MENERIMA KENYATAAN
74
MENGEJUTKAN
75
HATI YANG SEDIH
76
PERJODOHAN
77
KENAPA BISA BEGITU
78
KETETAPAN HATI
79
DENDAM LAGI?.
80
BALAS DENDAM DAN IKATAN
81
SIAPA YANG LEBIH KUAT
82
PERASAAN GELISAH
83
PERMINTAAN UNTUK MEMBUNUH
84
JURUS PEMIKAT BUNGA
85
TIDAK SEMUDAH ITU
86
LATIHAN
87
PRABU PRAJA PERMANA DI MASA LALU
88
PENJELASAN PANGERAN PRAJA PERMANA
89
CALON KANDIDAT RATU AGUNG
90
HATI YANG MENENTUKAN
91
SELENDANG MERAH DIINCAR
92
KEDATANGAN PUTRI AMBAR SURYATI
93
PERASAN HATI MEREKA
94
PENGUMUMAN
95
BELAJAR UNTUK MENCOBA
96
INGATAN PRABU PRAJA PERMANA
97
KEBAHAGIAAN DAN RENCANA JAHAT
98
KEMBALI MELAWAN KAWANAN PERAMPOK
99
SANTET
100
KABAR TENTANG PATIH ARYA SERUPA
101
AIR MATA KESEDIHAN
102
PERPISAHAN SEMENTARA
103
MEREKA SIAPA?.
104
PERKENALKAN
105
ALASAN YANG TIDAK BISA DIBANTAHKAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!