HAPPIER
Beryl Varindra Tadahiro, orang-orang bersepakat memanggilku Bery, huruf L-nya sengaja dihilangkan dan sampai sekarang itu masih menjadi misteri buatku. Bukan hanya masalah hilangnya huruf L di nama panggilanku, nama panjangku pun rasa-rasanya sangat tidak cocok disandang oleh diriku yang lahir dan besar di daerah yang jaraknya beratus-ratus kilometer dari ibukota provinsi, hingga usiaku 18 tahun saat ini dan sebulan lagi resmi melepas masa putih abu-abu, namaku masih menjadi misteri buat teman-teman dan guru-guruku di sekolah.
Beruntung wajahku lumayan good looking meski belum berkenalan dengan skincare, jadi setidaknya nama itu terasa pas melekat padaku. Saat aku iseng mencari arti namaku di mesin pencari Google, barulah aku sedikit mengerti dan bisa manarik benang merahnya, mungkin karena ayahku adalah mantan seorang Kapten Kapal makanya beliau memberiku nama demikian. Kenapa tidak bertanya langsung kepada beliau? Bukan karena tidak pernah bertanya, hanya saja ayahku type laki-laki yang sangat irit berbicara, kebanyakan memakai bahasa kalbu dan lirikan mata dan juga beliau sangat jarang berada di rumah. Beliau lebih sibuk menjadi juragan empang dan mengembangkan bisnisnya menjadi eksportir ke luar negeri.
Bagi ayah, rumah hanyalah tempat singgah, bukan tempat untuk pulang begitupun dengan ibuku yang juga punya kesibukan tersendiri dengan berbagai kegiatan amalnya.
Aku sulung dari dua bersaudara, adikku, Anzi masih berusia 5 tahun. Kata orang-orang, ibuku kebobolan hingga hamil Anzi di usianya yang menginjak 40 tahun kala itu. Dibandingkan diriku, Anzi lebih beruntung karena masih bisa dibawa ke sana kemari oleh ibu, ayah juga kadang-kadang membawanya serta. Sementara diriku hidup seperti anak tak ber-ibu tak ber-ayah.
Berbagai masalah kuciptakan demi menarik perhatian kedua orang tuaku, namun selalu hanya berujung diselesaikan oleh asisten mereka.
Aku kecewa, aku kesepian.
Hingga akhirnya aku mengenal seorang laki-laki yang begitu perhatian kepadaku, namanya Rio. Kami satu sekolah, hanya beda kelas saja. Dia anak bungsu Bupati di daerahku. Kami adalah pasangan yang sempurna di mata orang-orang. Anak orang nomor satu di Kabupaten X dan anak orang terkaya nomor satu se-Kabupaten. Bersamanya, aku merasa hidup lebih hidup. Dia selalu mendukung apapun yang kulakukan. Rokok, miras dan narkoba menjadi teman sejati kami.
Kami adalah anak-anak yang merasa terabaikan oleh sibuknya dunia para orang tua. Dan kenakalan kami adalah bentuk protes dan pembangkangan kami kepada mereka.
Suatu hari, sebuah kesalahan fatal kami lakukan, dan akibat dari kesalahan inilah yang menjungkirbalikkan kehidupanku.
Aku dan Rio digrebek warga di kos-kosan teman kami saat merayakan malam perpisahan kelulusan sekolah. Bukan hanya masalah penampilan kami berdua yang sudah sama-sama tak berpakaian, namun merebaknya peredaran narkoba di kalangan remaja ikut menjerat kami. Ayah dan ibu yang kebetulan melintas di sana dan penasaran dengan keramaian akhirnya ikut menyaksikan aku, putri mereka menjadi tersangka perbuatan asusila. Memalukan bukan?
Wajah ayah menjadi pucat pasi dikuasai oleh kemarahan, rasa kecewa dan entah apalagi. Setelah menyelesaikan berbagai urusan di kantor polisi dengan menggunakan uangnya tentu saja, Ayah menyeretku masuk ke dalam gendongan di pundaknya kemudian membawaku pulang ke rumah lalu mengurungku di kamar.
Saat malam menjelang, aku yang terkurung seharian di kamar setelah semalaman di tahanan polisi, tak berapa lama terdengar suara ribut-ribut dari lantai bawah, rupanya orang tua Rio yang datang. Ayah meminta pertanggungjawaban Rio dan orang tuanya, jika tidak maka mereka akan dipolisikan oleh Ayah, namun dengan entengnya Rio menolak menikahiku, ia ingin melanjutkan studynya keluar negeri, ia tidak ingin aku menjadi penghambat dirinya meraih impiannya. Kecewa? Sungguh, aku sangat kecewa kepada Rio. Dia yang melambungkanku, dia juga yang menjatuhkanku.
Tak kuat menanggung malu, akhirnya aku diusir dari rumah. Kedua orang tuaku yang mengagungkan reputasinya itu tidak lagi sudi memilikiku sebagai anak mereka. Dengan berat hati, aku melangkahkan kaki, kucoba meraih tangan ayah, namun beliau membuang muka dan berlalu masuk ke kamarnya. Kualihkan tatapan mengibaku pada perempuan yang telah mengandung dan melahirkanku ke dunia ini, namun hanya kilatan kekecewaan dan gelengan kepala yang kutemui, beliaupun ikut melangkah pergi meninggalkanku.
Kutarik nafas kuat-kuat, kuhapus jejak-jejak air mata di pipiku, tidak ada jalan lain. Aku kini telah terbuang.
×××××
Skylar Bayu Agnanta
Aku telah menjadi pembunuh saat usiaku masih belum genap 15 tahun. Aku memang pembunuh, aku sengaja membunuh laki-laki bajin*an itu. Berani-beraninya ingin memperkosa perempuan yang paling kucintai di dunia ini, ummiku.
Saat pulang sekolah, rumah tampak sangat sepi, abiku tentu saja masih di kantornya saat ini, beliau seorang Kontraktor bangunan dan mempunyai perusahaan sendiri. Tidak terlalu besar tapi proyek yang dikerjakannya sudah ada di berbagai wilayah di Indonesia. Sementara kakak perempuanku, kak Nindi lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah untuk mempersiapkan dirinya menghadapi ujian akhir kelulusan SMAnya yang akan diadakan beberapa bulan lagi ke depan. Sama denganku, aku pun sebentar lagi tamat SMP.
Aku ke dapur mencari umi, tapi tidak ada, padahal sayur sop masih mengepulkan asapnya di atas kompor. Kumatikan kompor dan meneruskan langkahku ke lantai atas tempat kamarku berada.
Saat memegang daun pintu kamarku, sayup-sayup terdengar suara seperti pecahan kaca dari dalam kamar orang tuaku. Karena penasaran, aku mendekati pintu kamar, aku mengetuk pintu.
"Tok..tok..tok.."
"Ummi.." panggilku sambil memasang telinga di pintu. Hening.
Kuulang lagi memanggil umi, namun tidak ada suara sahutan. Kucoba menarik daun pintu, tapi terkunci. Saat hendak berbalik ingin melangkah kembali ke kamarku, lagi-lagi terdengar sesuatu, kali ini seperti suara umi yang meminta tolong.
"Umi..umi.. umi di dalam? Buka pintunya umi!" Rasa khawatir mulai menghampiri.
"To..long..!" Seketika suara umi begitu sangat jelas.
Kutarik-tarik daun pintunya sambil menggedor-gedornya, tapi tidak terbuka. Kucoba menendangnya namun tubuhku malah terpental. Meskipun perawakan tubuhku saat ini sudah layaknya anak SMA, namun tetap saja pintunya tak bisa kubuka dengan tangan kosong.
Aku panik, aku berlari ke sana kemari mencari sesuatu yang bisa kugunakan membuka pintunya. Beruntung mataku menangkap sebuah linggis di bawah tangga. Kembali aku berlari seperti kesetanan lalu menghantam daun pintu itu dengan linggis di tanganku.
"Umi..bertahan umi..!"
Setelah beberapa menit aku berhasil membuka pintu dan alangkah kagetnya aku ketika melihat tubuh umi berada di bawah kungkungan seorang laki-laki yang cukup aku kenal.
Tanpa aba-aba kulayangkan pukulan ke tubuh laki-laki itu menggunakan linggis yang masih ada di tanganku. Aku yang terbawa emosi menghantamnya dengan membabi buta, lalu kurasakan tubuhku ditarik menjauh dari tubuh yang sudah bersimbah darah itu.
"Sky..!"
"Umi..!"
Aku dan umi berpelukan, kurasakan tubuh umi meluruh di dalam pelukanku hingga kami sama-sama jatuh ke lantai karena aku tidak kuat menahan bobot tubuh umi. Dan akupun kehilangan kesadaran saat itu juga.
Kejadian itu membuat keluarga kami terpaksa berhadapan dengan hukum. Aku menjalani sidang yang melelahkan selama berbulan-bulan. Beruntung aku divonis bebas karena masih dibawah umur dan itu aku lakukan untuk melindungi diri dan umiku.
Namun kejadian tersebut sangat mempengaruhi hidupku. Tetap saja cap sebagai pembunuh tak bisa kuelakkan di sekolah hingga akhirnya aku tidak lagi ingin masuk sekolah. Akhirnya setelah kak Nindi tamat SMA, kami sekeluarga memutuskan pindah ke tempat dimana aku akan merasa aman dan nyaman. Tanpa seorang pun tau dengan masa laluku.
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Assalamu'alaikum readers.
Kaka Kiki hadir lagi dengan novel ke-3.
selamat membaca yah.. semoga suka😍
Seperti yang novel-novel sebelumnya, InsyaaAllah novel ini juga akan minim konflik, ceritanya juga ringan dan tidak muter-muter. hehehe..
Mohon dukungannya yah dengan beri like, comment dan vote-nya. okkay! thanks😍😘🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Becky D'lafonte
hadir thor
2023-08-29
0
asih
kirain beryl cowok.lhaaa kok hamil
.
eh eh eh...cewek toh..... makin penasaran
2022-01-27
0
Abdillah 104
aq hadir kak author☝
2022-01-14
0