Touch My Body
Mobil Mercedez Benz G550 berwarna hitam dengan garis keemasan mendadak berhenti di depan Club malam Ibukota.
Pria berkacamata blue dark turun dari dalam dengan wajah kesal, menggerutu dan melontarkan umpatan-umpatan bahasa asing.
Tidak tahu apa penyebabnya mobil yang jauh-jauh dia bawa dari Jerman, mogok di tempat yang hari ini tidak ingin dia kunjungi karena masih sibuk dengan pekerjaannya yang tidak ada habisnya.
Dari dalam celana jeans HW, dia merogoh benda pipih berlambang buah dengan kamera empatnya dibelakang, mencari nomor siapa saja yang bisa dia hubungi.
"Taii...! Tau gini gue nggak bawa Lo kesini Beny!" makinya pada mobil yang dinamainya Beny.
"Kenapa pada nggak aktif, sih?!" Pria itu makin kesal mendapati dua nomor yang dia hubungi tidak ada satupun yang mengangkat panggilannya.
Mana mungkin dia membiarkan mobil kesayangannya terparkir begitu saja disini. Sumpah demi apapun Beny-nya harus tetap ikut dengannya kemanapun dia pergi.
Pria itu sangat menggilai mobil keluaran terbaru tahun ini yang memberikan kepuasan pada pengemudinya. Selain bodynya yang besar, mobil itu juga dapat menguasai segala medan dengan ban besar dan bempernya yang tinggi.
Pusing memikirkan kelangsungan hidup mobilnya. Pria dengan garis wajah luar negeri itu dibuat kaget dengan kehadiran wanita berpakaian seksi yang datang mendekatinya dengan wajah ketakutan dan panik.
"Pak, tolongin saya, Pak." ucapnya memohon memegang lengan pria itu.
"Eh, mau apa Lo?!" tepisnya kasar.
"To-tolongin saya, Pak. Saya diculik dan mau dijual di club itu, Pak. Tolongin saya, Pak...," ucapnya masih memohon.
Pria yang dimintai tolong membuka kacamatanya, mengedarkan pandangannya ke sekitar mereka. Tidak jauh dari mobilnya yang mogok, beberapa pria berjas hitam terlihat baru saja keluar dari club dan seperti sedang mencari sesuatu.
"Pak, tolongin saya, Pak. Saya bakal ngelakuin apa aja asal Bapak mau nolong saya," ucap wanita itu semakin ketakutan melihat pria-pria di depan sana mulai menyebar mencarinya.
Sedikit berpikir, akhirnya pria yang punya hidung mancung dengan tubuh atletisnya mengangguk dan membuka pintu depan mobilnya.
"Sana masuk! Inget kata-kata Lo barusan!"
"Iya, Pak. Makasih, Pak." Wanita yang memakai terusan pendek dan ketat itu masuk dengan cepat ke dalam mobil mewah pria asing yang baru ditemuinya.
Pria itu sempat memalingkan wajah saat tidak sengaja melihat isi di dalam sana yang dia yakini berwarna putih, layaknya paha dalamnya yang berwarna senada.
Astaga ... apa yang gue pikirin?! Dasar otak nggak bener! Gumamnya membuang jauh-jauh pikiran tentang kehangatan wanita.
Kembali bersikap biasa, pria itu kembali memakai kacamatanya menghubungi dua nomor yang tadi dia hubungi sebelumnya.
Pria-pria berjas yang dia lihat keluar dari dalam club, sudah berada di dekat mobilnya, menatap curiga ke arahnya dan mendekatinya.
"Selamat malam, Pak. Ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang pria yang sepertinya adalah pemimpin mereka.
Di samping kanannya tergantung papan nama bertuliskan Deno. Pria itu menatap dengan seksama pria yang dia yakini berumur tidak jauh darinya.
"Mobil saya mogok. Saya sedang menghubungi pihak derek untuk menderek mobil saya," jawab pria yang menolong wanita tadi.
"Bagaimana kalau kami membantu Bapak? Kebetulan club kami punya mobil derek sendiri," tanya Deno lagi menawarkan bantuan.
Anak buahnya terlihat mengamati isi dalam mobil mewah itu dengan seksama mencari sesuatu. Mobil kaca yang gelap membuat batas penglihatan mereka terbatas. Di balik kacamatanya pria penolong itu memperhatikan sikap anak-anak buah Deno.
"Baiklah, saya sangat berterima kasih atas bantuan Bapak. Saya akan menggunakan mobil derek dari club Bapak saja kalau begitu." Deno mengangguk, tersenyum diplomatis menatap pria di depannya.
"Kalau begitu biar anak buah saya yang membantu Bapak. Saya permisi," ucap Deno memberi perintah pada dua anak buahnya dan sedikit berbisik pada mereka.
Pria yang membantu wanita tadi tersenyum, kembali masuk ke dalam mobilnya dengan santai.
"Gimana?" tanya wanita yang dia tolong.
"Beres. Lo tenang aja, Lo aman sama gue." Wanita itu mengangguk, sedikit bisa bernafas lega.
Posisi wanita muda dengan rambut coklat keemasannya itu sedang bersembunyi di bawah tempat duduk depan samping kursi kemudi.
Terusan pendek dan ketat dengan dada yang menyembul membuat pandangan mata pria itu teralihkan. Dia yakin benda padat dan kenyal itu berukuran di atas rata-rata seperti kesukaannya.
Secara tidak sadar pria itu menelan salivanya kasar dengan rasa yang mulai sesak dibawah sana. Sialan, jangan menggila biji! Gumam pria itu kesal sendiri dalam hati.
Lima menit yang terasa seabad baginya menunggu mobil derek pihak club datang, akhirnya bisa membuat dirinya bernafas lega.
Mobil kesayangannya di derek, dibawa ke apartemennya dengan dia berada di dalam sana bersama wanita itu.
"Lo mau disitu terus?" tanya pria itu mulai tidak tenang.
"Iya, saya disini aja, Pak. Saya takut orang-orang tadi ngikutin mobil Bapak." Pria yang menolongnya mengangguk pasrah.
Mungkin dia masih harus menyaksikan pemandangan bukit yang membuat jiwa kelelakiannya tersiksa.
"Nama Bapak, siapa?" tanya wanita itu ingin tahu.
"Gue, Rama. Lo?"
"Saya Mulan...."
"Mulan? Bukannya nama Mulan tahu kungfu, yah?" canda Rama mencoba mencairkan suasana yang mulai terasa panas.
"Harusnya ... sayangnya papi saya cuma suka nama itu tapi nggak mau ngikutin saya les kungfu," sahut Mulan tersenyum pahit.
Wajahnya mendadak sendu dengan nafas yang terasa berat. Rama memperhatikan itu, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dengan wanita ini, pikirnya.
Mau bertanya tapi rasanya tidak pantas membahas masalah pribadi dengan seseorang yang baru dikenal. Rama memilih diam, hingga mereka tiba di basment apartemennya.
"Lo tunggu sini, jangan kemana-mana. Jangan keluar kalo gue nggak nyuruh, bisa aja mereka masih ngawasin gue sekarang!" Mulan mengangguk patuh, menatap Rama turun dari mobilnya.
Setengah jam menunggu sendirian di dalam, Rama akhirnya membuka pintu mobil di mana Mulan bersembunyi. Pria itu melemparkan jaketnya menutupi tubuh Mulan yang ternyata sangat seksi di bawah lampu terang basement apartemen.
Lekukan tubuh wanita itu dengan dada yang menyembul membuat Mulan tampak sempurna di matanya.
Rama bergegas membawa Mulan masuk ke dalam lift menuju kamarnya sebelum pikiran-pikiran gila akan tubuh Mulan semakin merasukinya.
Baru melangkah melewati pintu lift yang terbuka, kaki Mulan tidak sengaja menyambar karpet lantai lift dan membuat tubuhnya oleng ke depan menyambar tubuh Rama yang spontan menangkapnya.
Kedua orang itu jatuh menyentuh lantai dengan bibir yang saling menempel satu sama lain, dengan Mulan berada di atas tubuh Rama.
Desiran dan detak jantung yang menggila menjadi tanda ada sesuatu yang tidak biasa. Rama ternyata tidak sengaja menyentuh bokong Mulan, dan refleks meremasnyaa gemas.
Enak, batin Rama dengan mata yang membola menginginkan lebih.
.
.
.
.
.
.
Hai, hai, hai...
Sekuel Touch Me Slowly akhirnya meluncur juga hari ini...
Maafin author karena tanggalnya gak sesuai dengan yang dijanjiin author, yah...
Author sempat sakit dan sibuk ngurusin anak yang ikut sakit juga...
Semoga cerita kelima author di platform ini juga bisa se sukses karya yang sebelumnya...
Terima kasih 🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Yuseva ❤️❤️
lamo g aktif baca di sini...lumayan menarik awal mulanya
2024-04-24
0
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-09-04
0
Rastika Wati
aku hadirrrr kak,,,😘😘😘 kondisikan tangan Rama🤭😅
2023-04-22
0