Terkejut dengan suara teriakan yang memenuhi indera pendengarannya, Mulan refleks mendorong tubuh Rama yang sengaja menindihnya hingga pria itu jatuh terjerembab ke lantai kamar.
"Astaga...!" pekik dua wanita berbeda umur itu lagi menutup mata.
"Siapa dia Rama?!" tanya Amanda dengan suara meninggi.
Buru-buru Rama bangkit, mendekati ibu dan omanya yang langsung menatapnya tajam.
"Bu-bukan siapa-siapa, Mom. Aku bisa jelasin," sahut Rama mulai panik.
"Jelasin apa? Kamu tidur sama dia dikamar ini?! Pantesan aja kamu nggak mau pulang ke rumah dan malah tidur disini! Jadi ini alasan kamu...?!" cecar Amanda kesal.
"Enggak, Mom. Bukan itu, aku cuma—"
"Udah, nggak usah berantem!" potong Tari menengahi perdebatan keduanya. "Bilang sama pacar kamu siap-siap dulu, Grandma sama Mommy tunggu diluar!" sambung wanita yang tidak lagi muda itu, berjalan lebih dulu meninggalkan menantu dan cucu laki-lakinya.
"Pacar? No, Grandma. She's not my girlfriend!" (Tidak, Oma. Dia bukan pacarku), sahut Rama tidak terima.
"Udah diem, kamu juga pake baju sana. Mommy mau bicara sama kamu!" sela Amanda ikut pergi mengikuti ibu mertuanya.
Rama tidak bisa membela diri lagi dia pasrah, mengusap wajahnya frustasi dan duduk di tepi ranjang.
"Kenapa, sih? Berisik banget daritadi!" Mulan yang masih setengah sadar bersuara.
Wanita yang masih memakai baju ketat dan seksinya kemarin duduk dengan rambut berantakan dan mata yang bengkak.
Semalaman Mulan tidak bisa tidur nyenyak mengingat perbuatan Rama yang hampir memperkosa dia.
Mulan dibuat takut dan parno sendiri mengingat Rama yang bisa kapan saja masuk ke dalam kamar.
"Masih hidup Lo?! Bangun sana, Lo musti jelasin yang sebenernya sama nyokap dan Grandma gue. Bilang ke mereka kalo Lo bukan pacar gue!" kesal Rama.
"Pacar? Sejak kapan kita jadian?" sahut Mulan berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"Udah nggak usah bawel, cepet sana bersih-bersih. Gue tunggu Lo disini!" perintah Rama, bangkit dari duduknya.
Belum juga mengerti dengan apa yang sedang terjadi, Mulan masih saja duduk di atas ranjang hingga suara berat Rama meneriakinya.
"Mulan...!"
"I-iya." Mulan langsung melompat, berlari masuk ke dalam kamar mandi.
Butuh setidaknya lima belas menit bagi Mulan untuk mandi dan bersiap. Wanita itu lupa dia tidak memilik pakaian ganti dan juga dalaman.
Alhasil Mulan keluar hanya menggunakan bathrobe yang cukup pendek sampai di batas pahanya.
"Lama amat Lo!" Duduk membelakangi Mulan, Rama tersentak mendapati pemandangan memanjakan matanya.
Paha mulus, rambut setengah basah terurai dengan wajah polos yang segar, membuat jiwa kelelakiannya bergetar.
"Gue nggak punya baju ganti," ucap Mulan malu-malu.
"Ehem...." Rama berdehem, mencoba menutupi rasa tidak nyamannya di bawah sana.
"Pake kemeja gue aja, Lo ambil sendiri di lemari!" tunjuk Rama sembari berjalan melewati Mulan yang wangi aroma sabunnya.
Astaga ... kenapa dia bisa secantik itu, sih pagi-pagi begini? Bikin biji gue nggak tenang aja, gerutu Rama dalam hati.
Mulan asal menarik kemeja milik Rama di dalam lemari. Pria itu sudah lebih dulu keluar, duduk menunggu Mulan sampai dia keluar dari kamar apartemen menggunakan kemeja putihnya.
Semua mata sontak mengarah pada wanita berambut panjang berwarna hitam yang tersenyum kikuk di depan mereka.
"Maaf aku lama...," ucap Mulan berjalan mendekati kursi sofa.
Manik mata coklat tua Rama tidak berhenti menatap Mulan yang justru terlihat makin seksi dengan kemeja miliknya. Entah kenapa pagi ini imannya seakan dipermainkan oleh Mulan.
"Udah nggak usah diliatin begitu, nggak puas-puas kamu ngeliatin pacar kamu dari semalem?" Tari bersuara, menggoda Rama yang sontak salah tingkah.
"Apa, sih Grandma."
"Jadi sekarang kapan kalian mau nikah?" tanya Amanda tanpa basa basi.
"Hah? Nikah?!" sahut Rama dan Mulan kompak.
"Siapa yang mau nikah, sih, Mom? Mulan ini bukan pacar aku, Mom...," protes Rama lebih dulu.
"Oh namanya Mulan ... cantik kayak orangnya, yah?" sela Tari malah memuji wanita yang tidak tahu apa-apa itu.
Rama berdecak. "Ish, Grandma juga nambah-nambah. Mulan ini bukan pacar aku, dia cuma cewek yang nggak sengaja ketemu sama aku tadi malem...," terang Rama mulai menjelaskan siapa sebenarnya Mulan.
"Nggak usah bohong Rama! Mommy nggak pernah ngajarin kamu bohong, yah. Pokoknya secepatnya kamu harus nikah sama Mulan!" tegas Amanda.
"Mommy apa-apaan, sih? Siapa juga yang boong, Mulan emang bener bukan pacar aku, kok. Tanya aja sendiri sama dia!" protes Rama lagi menunjuk Mulan yang duduk berhadapan dengannya.
Mulan yang ditunjuk hanya mengangguk tanpa berani bersuara. Pasalnya keadaan di dalam ruang tamu apartemen itu terasa sangat panas. Melihat wajah Amanda yang seperti akan memakannya membuat nyali Mulan menciut.
"Kamu pasti ngancem pacar kamu biar ikut bohongin Mommy, kan? Udah, pokoknya nanti kita ketemu orang tuanya dan ngelamar Mulan. Nggak ada bantahan lagi ato Mommy laporin kamu ke Daddy bawa cewek kesini!" ancam Amanda tidak main-main.
Dia tahu Rama tidak akan berani membantahnya jika sudah mengenai Richard. Pria blasteran itu tidak suka anaknya mengotori tempat kenangan mereka dulu dengan wanita lain.
"Mommy kenapa bawa-bawa Daddy, sih. Aku nggak boong, Mom. Mulan emang bukan pacar aku...," lirih Rama terdengar putus asa.
Dia jadi kesal melihat Mulan hanya diam tidak ikut membela dirinya. Rama sampai melempari kursi bantal ke arah Mulan yang menatap dia tidak bersalah.
"Rama!" tegur Amanda dan Tari bersamaan.
Sadar dia harus berani bersuara, Mulan akhirnya angkat bicara. "Maaf Tante, Oma ... Rama bener. Aku emang bukan pacar dia. Semalem aku ditolong dan dibawa Rama kesini, kami—"
"Apa? Kamu dibawa Rama kesini? Kamu diapain sama dia Mulan? Kamu dipegang-pegang gak sama dia? Dicium-cium juga nggak?" cerocos Tari sebelum Mulan sempat menyelesaikan ucapannya.
"Pegang-pegang apa, sih Grandma...," sela Rama tidak terima.
"Diem kamu! Grandma tanya sama Mulan bukan sama kamu!" sentak Tari menatap tajam cucunya.
"Jujur sama Grandma, Mulan. Kamu diapain sama Rama?" tanya Tari lagi beralih menatap wanita berhidung mancung itu.
Mulan yang diminta jujur pun bersuara. "Aku, aku dipegang bokongnyaa Grandma, sama sempet diremass juga."
"Astaga...." Tari dan Amanda bersuara dengan wajah memerah.
Sontak wanita yang melahirkan Rama itu berdiri, memukuli Rama yang berteriak pasrah menerima kemarahan ibunya.
"Aduh, Mom. Sakit, Mom," keluh Rama mengusap tubuhnya yang nyeri.
"Dasar anak nakal, udah dibilangin jangan macem-macem sama anak gadis disini. Kamu pikir ini di Jerman, pokoknya secepatnya kamu harus nikah sama Mulan!" ucap Amanda terus memukuli anaknya.
Melihat menantu dan cucunya bertengkar di depan matanya, Tari jadi teringat dengan kejadian bertahun-tahun lalu.
Seperti sedang menonton dirinya yang memukuli Richard karena kepergok bersama Amanda di apartemen, Tari merasa Rama benar-benar mirip dengan ayahnya. Apartemen ini sepertinya punya kutukannya sendiri, pikir Tari.
.
.
.
.
.
Up, sehari sekali, yah guys
Jangan lupa jejak cinta kalian 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Youni Tea
baru baca skrng terusan touch me slowly bagus banget inget kelakuan Richard, Donal sama Mike 😂😂
2022-07-27
0
sari ariswati
AQ baru masuk Thor,telat LG ini deh😂lembur bacanya ini😂
2022-04-30
1
Rita Zikri
ni crita ny sejarah terulang lg🤣🤣🤣
2022-04-01
1