Keusilan

"Dasar cowok nggak sopan!" pekik Mulan mengangkat lututnya mengenai pangkal paha dalam Rama.

"Aduh...," ringis Rama melepaskan rangkulan tangannya di bokongg Mulan.

Benda intinya sontak terasa cenat cenut di dalam sana. Rama yakin benda itu pasti lecet sekarang.

Mulan bangkit dari atas tubuh Rama dengan mulut yang tidak berhenti mengoceh. Ternyata pria yang sempat dia anggap malaikat penolongnya tidak lebih baik dengan pria-pria hidung belang di dalam club tadi.

"Lo apa-apaan, sih?! Ngapain Lo tendang biji gue, hah?!" sentak Rama dengan wajah menahan sakit.

"Dasar cowok munafik! Tadi aja Lo sok-sokan baek sama gue, giliran liat tempat sepi tetep aja nyari-nyari kesempatan! Dasar kadal buntung!" sinis Mulan cepat-cepat menekan tombol lift agar bisa keluar dari dalam sana.

"Bangkee! Mestinya gue biarin aja Lo tadi dibawa sama mereka!" Susah payah Rama bangun, menyandarkan tubuhnya ke dinding lift.

Tidak peduli dengan Rama yang meringis di dekatnya, Mulan terus menekan tombol lift memaksanya agar cepat terbuka. Dia harus segera pergi, lari dari pria yang mungkin sebentar lagi akan memakannya hidup-hidup.

Meski tampan, tapi Mulan tidak mau memberikan keperawanannya secara cuma-cuma pada pria asing yang baru saja dia kenal malam ini.

"Mau kemana Lo, hah?!" Rama menahan tangan Mulan sebelum dia sempat keluar dari dalam lift yang terbuka.

"Lepasin gue! Gue bakal teriak kalo Lo macem-macem sama gue!" berontak Mulan mencoba melepaskan cengkraman tangan Rama darinya.

"Dasar betina nggak tahu terima kasih! Sini Lo, ikut gue!" Rama kembali menekan tombol lift hingga pintunya tertutup, membawa Mulan ke lantai kamar apartemennya.

Dia kesal malah diperlakukan begitu oleh Mulan, mungkin sedikit memberi pelajaran pada wanita ini bisa membuatnya jinak, pikir Rama.

"Lepasin gue, tolong...!" teriak Mulan memberontak.

"Nggak bakal ada yang dengerin Lo teriak disini Mulan ... udah nggak usah berisik!" Rama terkekeh kecil merapatkan tubuhnya ke dekat Mulan yang seketika terdiam.

Aroma nafas mint dengan hidung yang saling bersentuhan, membuat Mulan membeku. Jantungnya seakan mau lepas dari tempatnya merasakan hembusan nafas Rama di wajahnya.

Pria itu berpindah, mendekati telinga Mulan dan berbisik. "Tadi Lo bilang bakal ngelakuin apa aja, kan kalo gue bantuin elo? Sekarang waktu yang tepat buat Lo ngelakuin itu buat gue!" sambung Rama penuh arti.

Mulan menelan salivanya kasar, merasa tubuhnya menegang dengan sendirinya. Dia merutuki kebodohannya yang dengan gamblangnya berbicara begitu pada Rama. Dasar bego, kenapa juga gue mesti ngomong begitu sama cowok mesumm ini?!

Rama menyeret Mulan begitu pintu lift terbuka, membawanya ke kamar apartemennya.

"Tolong, Pak. Saya masih kecil, Pak. Tolong jangan apa-apain saya, Pak...." Mulan bersuara dengan wajah memelas.

Hidupnya bisa hancur dalam satu malam jika dia mengikuti pria bertubuh atletis itu ke dalam sana, pikirnya.

"Saya? Tadi aja Lo ngomong gue elo sama gue. Kenapa sekarang kayak kucing nggak ada ekor begitu Lo?!" cibir Rama menekan kode password pintu apartemennya dengan satu tangan masih menahan Mulan agar tidak kabur.

"Yaudah, gue bakal ngelakuin apa aja buat Lo. Tapi tolong jangan minta gue buat yang satu itu, Ra...," pinta Mulan dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

"Udah diem, mulai sekarang hidup Lo hanya bergantung sama gue! Ayo masuk!" Rama kembali menyeret Mulan, membawanya ke kamar apartemen.

Begitu masuk di sana, Rama mendorong Mulan ke atas ranjang menindihnya dengan dua tangan berada di samping kepala Mulan.

Dada yang menyembul di balik terusan ketat yang Mulan pakai membuat naluri kelelakian Rama bergejolak. Sial, hanya ingin mempermainkan wanita ini dia malah seakan dipermainkan oleh Mulan, pikirnya.

"Lo mau apa...?" ucap Mulan dengan suara bergetar.

Manik mata abu-abunya tengah menatap Rama ketakutan, berharap Rama tidak akan berbuat hal yang lebih padanya.

"Kenapa? Bukannya Lo mau ngelakuin apa aja buat gue?! Ini salah satu yang bisa Lo lakuin buat gue!" sahut Rama tersenyum smirk.

"Ta-tapi, Ra—"

"Udah nggak usah berisik, nikmatin aja apa yang bakal gue lakuin sama Lo!" potong Rama mendekati wajah Mulan yang mulai menangis.

Tubuh wanita itu ikut bergetar saking ketakutannya dia akan apa yang akan dilakukan Rama padanya.

Pria dengan hidung mancung itu berdecak, merasa keusilannya tidak akan berjalan lancar malam ini. Mulan benar-benar masih polos, pikirnya.

"Dasar payah! Sana tidur! Malam ini Lo boleh tidur disini! Besok Lo mulai kerja jadi babu gue!" kesal Rama berjalan keluar dari kamarnya.

Bunyi bel di pintu depan apartemen mewah Rama berbunyi nyaring. Pria berbadan atletis dengan rambut yang sedikit lebat berwarna hitam, menyeret kakinya bangkit dari atas sofa hanya menggunakan boxer pendek.

Rama berdecak kesal, tidur paginya diganggu sepagi ini oleh orang tidak dikenal. Sambil mengucek kedua matanya, Rama menarik handel pintu membukanya lebar.

"Siapa, sih?!" bentak Rama dengan suaranya yang serak.

"Ya ampun Rama ... kamu baru bangun?" tanya seorang wanita tua dengan tongkat ditangannya.

"Jam berapa ini Rama?" tanya seorang wanita paruh baya lain berdiri di samping wanita tua tadi.

"Grandma, Mommy? Pada ngapain, sih kesini? Ganggu aku aja!" protes Rama berbalik masuk ke dalam apartemennya.

"Ganggu apaan? Kemarin katanya kamu mau ngajakin Mommy sama Grandma makan siang? Hari ini kamu free (bebas), kan?" sahut Amanda, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan muda dengan terusan peach yang dia pakai.

"Emang iya?" tanya Rama masih setengah sadar.

"Iya, Ra. Kamu yang telpon Mommy, kan kemarin sore. Lagian kamu kenapa nggak pulang kerumah aja, sih? Udah tahu hari ini free, masih aja ke apartemen." Langkah kaki Rama sontak terhenti, mencoba mengingat-ingat apa yang semalam dia kerjakan sampai pulang kesini.

"Astaga...!" Cepat-cepat pria berkening lebat itu berlari masuk ke dalam kamarnya, mencari seseorang yang semalam ikut berada disini bersamanya.

"Rama...! Kamu kenapa?!" pekik Amanda mengikuti anak laki-lakinya dari belakang.

Bermaksud ingin menyembunyikan wanita berkulit putih yang semalam sempat ketakutan karena ulahnya dari dua orang wanita berharga dihidup dia, Rama malah menduduki tubuh Mulan yang masih tertidur di atas ranjangnya.

"Kamu kenapa, sih?!" tanya Amanda merasa ada yang aneh dengan gerak gerik Rama.

"Ng-nggak ada apa-apa, Mom. Mommy sama Grandma tunggu aku diluar aja. Aku mau siap-siap dulu," jawab Rama gugup.

Amanda mengernyitkan dahi berjalan mendekati Rama di atas ranjang. "Bener kamu nggak apa-apa?"

"I-iya, Mom. Udah Mommy keluar dulu sama Grandma."

Baik Amanda maupun Tari merasa ada yang tengah disembunyikan Rama dari mereka. Mata keduanya tidak sengaja mendapati kaki seseorang dibalik selimut putih tebal yang tengah Rama duduki dengan sengaja.

"Ya ampun Rama...!" teriak Amanda dan Tari bersamaan, kaget mendapati pemandangan di depan mereka.

Terpopuler

Comments

sari ariswati

sari ariswati

buah jatuh gak jauh dr pohonnya😂🤭😂🤭

2022-04-30

1

Rita Zikri

Rita Zikri

ramaaaa kamu ktahuan dehhh

2022-04-01

1

sama kelakuannya sm Richard kepergok Mommy nya🤣🤣🤣🤣🤣

2022-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Wanita Berpakaian Seksi
2 Keusilan
3 She's Not My Girlfriend
4 Betina Baru?
5 Permintaan Daddy
6 Adonan Kue
7 Kuda Liar
8 Biji Nggak Ada Akhlak!
9 Manis
10 Patah Biji
11 Wanita-wanita Biji
12 Pasangan Pengantin
13 Pacar Aku
14 Istri Sah
15 Nggak Usah Lebay!
16 Dua Benda Besar
17 Ajakan
18 Bergelantungan
19 Lo Nggak Cemburu?
20 Kita Bertemu Lagi
21 Basa Basi
22 Makan Malam
23 Sepenggal Kejadian dan Gerah
24 Tingkah Mulan
25 Basah...
26 Layanan Bibir
27 Jasa
28 Berhak Atas Tubuh Lo!
29 Mulai Penasaran
30 Cinta Pertama
31 Jangan Menghakimi Orang!
32 Hak Mutlak!
33 Penerus Biji
34 Kaget
35 Pillow Talk
36 Perasaan Rama
37 Ayah Cima
38 Nempel
39 Makan Siang
40 Cinta Karena Terbiasa
41 Kelakuan Pasangan Suami Istri
42 Mau nggak Jadi Istri Gue?
43 I love You, Lan...
44 Miliknya Seutuhnya
45 Sekretaris
46 Memantaskan Diri
47 Manis dan Harum
48 Diganggu
49 Tidak Lihat Apa-apa
50 Cari Wanita ini
51 Nasib Bawahan
52 Bertemu
53 Cowok Tulen
54 Gotcha!
55 Tinggal Sama Aku
56 Pacar?
57 Janji
58 Berita Skandal
59 Tidak Pernah Puas
60 Berita Kedua
61 Sangat Menikmati
62 Hampir
63 Tetep Nomor Satu
64 Tidak Bernyawa
65 Kedatangan Polisi
66 Pahit, Sakit, dan Kecewa
67 Lega
68 Menginginkan
69 Kejadian Masa Lalu
70 Pemegang Saham Baru
71 Beda Jauh!
72 Tunggu dan Lihat!
73 Bagaimana ini...
74 Modal Biji
75 Laporan
76 Calon Mertua
77 Sepi dan Dingin
78 Rencana Deno
79 Tergeletak
80 Tetap Kuat
81 Beraksi
82 Crane
83 Bilang Iya!
84 Adik Ipar
85 Bersyukur
86 Syarat
87 Fakta Baru
88 Biji E
89 Dua Calon Ipar
90 Guyuran Air Shower
91 Pria Asing
92 Bertemu
93 Pembicaraan
94 Mencari Tahu
95 Cerita Toni
96 Penilaian Calon Mertua
97 Penyelamat Datang
98 Tidak Suka
99 Terima Aja Terima
100 Pemberi Ide
101 Mengambil Kesempatan
102 Salah Paham
103 Double Wedding
104 Nikmatin Honey
105 Masuk Angin
106 Gagalnya Dua Biji
107 Seseorang
108 Histeris
109 Marah
110 Cukup Percaya dan Yakin
111 Layanan
112 Sulit Diyakinkan
113 Beraksi
114 Pembalasan
115 Tiga Wanita
116 Nasib
117 Drama
118 Berita Bahagia
119 Penuh Kebahagiaan (Final Part)
120 Extra Part
121 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Wanita Berpakaian Seksi
2
Keusilan
3
She's Not My Girlfriend
4
Betina Baru?
5
Permintaan Daddy
6
Adonan Kue
7
Kuda Liar
8
Biji Nggak Ada Akhlak!
9
Manis
10
Patah Biji
11
Wanita-wanita Biji
12
Pasangan Pengantin
13
Pacar Aku
14
Istri Sah
15
Nggak Usah Lebay!
16
Dua Benda Besar
17
Ajakan
18
Bergelantungan
19
Lo Nggak Cemburu?
20
Kita Bertemu Lagi
21
Basa Basi
22
Makan Malam
23
Sepenggal Kejadian dan Gerah
24
Tingkah Mulan
25
Basah...
26
Layanan Bibir
27
Jasa
28
Berhak Atas Tubuh Lo!
29
Mulai Penasaran
30
Cinta Pertama
31
Jangan Menghakimi Orang!
32
Hak Mutlak!
33
Penerus Biji
34
Kaget
35
Pillow Talk
36
Perasaan Rama
37
Ayah Cima
38
Nempel
39
Makan Siang
40
Cinta Karena Terbiasa
41
Kelakuan Pasangan Suami Istri
42
Mau nggak Jadi Istri Gue?
43
I love You, Lan...
44
Miliknya Seutuhnya
45
Sekretaris
46
Memantaskan Diri
47
Manis dan Harum
48
Diganggu
49
Tidak Lihat Apa-apa
50
Cari Wanita ini
51
Nasib Bawahan
52
Bertemu
53
Cowok Tulen
54
Gotcha!
55
Tinggal Sama Aku
56
Pacar?
57
Janji
58
Berita Skandal
59
Tidak Pernah Puas
60
Berita Kedua
61
Sangat Menikmati
62
Hampir
63
Tetep Nomor Satu
64
Tidak Bernyawa
65
Kedatangan Polisi
66
Pahit, Sakit, dan Kecewa
67
Lega
68
Menginginkan
69
Kejadian Masa Lalu
70
Pemegang Saham Baru
71
Beda Jauh!
72
Tunggu dan Lihat!
73
Bagaimana ini...
74
Modal Biji
75
Laporan
76
Calon Mertua
77
Sepi dan Dingin
78
Rencana Deno
79
Tergeletak
80
Tetap Kuat
81
Beraksi
82
Crane
83
Bilang Iya!
84
Adik Ipar
85
Bersyukur
86
Syarat
87
Fakta Baru
88
Biji E
89
Dua Calon Ipar
90
Guyuran Air Shower
91
Pria Asing
92
Bertemu
93
Pembicaraan
94
Mencari Tahu
95
Cerita Toni
96
Penilaian Calon Mertua
97
Penyelamat Datang
98
Tidak Suka
99
Terima Aja Terima
100
Pemberi Ide
101
Mengambil Kesempatan
102
Salah Paham
103
Double Wedding
104
Nikmatin Honey
105
Masuk Angin
106
Gagalnya Dua Biji
107
Seseorang
108
Histeris
109
Marah
110
Cukup Percaya dan Yakin
111
Layanan
112
Sulit Diyakinkan
113
Beraksi
114
Pembalasan
115
Tiga Wanita
116
Nasib
117
Drama
118
Berita Bahagia
119
Penuh Kebahagiaan (Final Part)
120
Extra Part
121
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!