Selir Kecil Ketua BEM

Selir Kecil Ketua BEM

Bab. 1 Awal Pertemuan

" Sial aku kesiangan pasti terlambat ini. " ucap Laila sambil berlari keluar dari rumah. Untung saja langsung ada angkot yang lewat.

" Ayah, Kenapa ayah tega sama Laila, disini Laila sengsara, pergi sekolah harus naik angkot. Panas, berdesakan dan yang parah lagi hari ini Laila kesiangan. " keluh Laila dalam hati.

Ya Laila adalah anak tunggal pengusaha tekstil di Bandung. Tetapi kedua orang tuanya sengaja menitipkan Laila tepatnya di kota Kalianda, kota kecil di Lampung Selatan yang sangat berbeda dengan Bandung.

Orang tua Laila ingin menjadikan Laila pribadi yang mandiri, kuat dan bersahaja.

Sebab dialah pewaris tunggal semua perusahaan ayahnya.

Oleh Karena itu ia dititipkan ditempat pamannya yang tinggal di Kota Kalianda tanpa diberikan fasilitas yang mewah seperti pada saat tinggal di Bandung.

setelah Beberapa menit akhirnya Laila sampai di gerbang sekolah, tetapi Laila ragu untuk melangkah menuju gerbang sekolah yang sudah ada didepannya, dia malu karena baru hari pertama masuk sekolah sudah terlambat.

" Hai ! anak baru ya? " sapa seseorang yang menggunakan Seragam sekolah yang sama dengan Laila.

Dan Laila hanya menganggukkan kepalanya.

" Ayo ikut aku, kita lewat pintu belakang. " dan tanpa basa-basi anak tersebut langsung menarik tangan Laila. dan Laila dengan terpaksa mengikutinya.

" Ngomong - ngomong nama kamu siapa ? " Tanya siswa tersebut.

" Laila. " jawab Laila singkat.

" Kenalkan namaku Rafik ... Aku kelas XII IPS 1, kalau kamu ? " tanyanya lagi sambil mengulurkan tangannya.

" aku baru pindah sekolah, aku kelas X " jawab Laila sambil menjabat tangan siswa didepannya.

" Ok, nanti kamu berjalan mengikuti lorong yang ada didepan ya, tapi jangan salah arah. Ingat pilih jalan yang arahnya ke kiri jangan yang ke kanan, nanti nyasar ke fakultas hukum. maaf tidak bisa antar sampai kelas soalnya aku mau ke toilet jadi kita beda arah. " Rafik menjelaskan sambil tangannya meraih sesuatu dari lubang kecil dekat pintu. dan akhirnya pintu tersebut terbuka.

" Ayo kita masuk ! " seru Rafik sambil menarik tangan Laila.

Dan Laila pun mengikuti Rafik yang sudah berjalan di depannya. setelah mereka masuk dan berjalan beberapa langkah ada yang tiba-tiba menarik dari samping.

" Sst, ada sidak dari ketua BEM, sembunyi dulu disini. " ucap siswa tersebut. dan mereka bersembunyi di lorong tersebut.

Yayasan X tempat Laila menuntut ilmu adalah sekolah yang terdiri dari sekolah TK hingga perguruan tinggi. sehingga di yayasan tersebut sangat ramai. dan kebetulan sekolah Laila berdampingan dengan perguruan tinggi. Dan antara perguruan tinggi dan SMA tersebut bekerja sama baik kegiatan ekstrakurikuler serta kedisiplinan. Dan untuk melakukan sidak bagi siswa yang membolos dan terlambat biasanya dilakukan oleh ketua BEM dan Tim, untuk membantu guru BK agar tidak menggangu aktifitas guru dan staf yang lainnya.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka keluar dari tempat persembunyian.

" Aku duluan ya, sudah g tahan. " Rafik berkata sambil berlari meninggalkan Laila, dan siswa yang lainpun ikut meninggalkan Laila sendiri. Sedangkan Laila berjalan menyusuri lorong sambil tengok kanan-kiri mencari arah menuju ruang Kepala sekolah.

Bruk !

" Aww ! " tanpa sengaja Laila menabrak seseorang yang berdiri tegap di depannya.

" maaf tidak sengaja. " ucap Laila sambil menatap pria tampan yang berdiri di depannya.

" Mau bolos atau terlambat ?" pria tersebut menatap Laila penuh selidik.

" Aku ... ." belum sempat Laila menjawabnya langsung menarik tangan Laila.

" Ikut keruang BK ! " tanpa basa-basi lagi pria tersebut menarik tangan Laila dan melangkah tanpa menghiraukan Laila.

" untungnya tampan, kalau tidak bisa alergi tanganku ini. " celetuk Laila.

" Apa katamu ?" tanya pria tersebut.

" Siapa yang berbicara ?" jawab Laila sambil mengangkat bahu.

Setelah beberapa menit mereka sampai di depan ruang BK.

Tok tok tok ...

" Selamat pagi pak " sapa pria tersebut.

" Pagi ... " jawab guru yang ada di dalam ruangan tersebut.

" ini saya menemukan salah satu siswi bapak. " ucap pria tersebut.

" Ok ... silakan duduk. " jawab guru tersebut.

Dan mereka berdua duduk di kursi depan guru tersebut yang memang sudah disediakan.

" Nama kamu ? dan kelas. " tanya guru tersebut sambil menatap Laila.

" Nama saya Laila dan saya kelas satu baru ... . " belum sempat Laila menyelesaikan ucapannya, guru tersebut melotot dan berdiri.

" Kelas satu ?! sudah berani melanggar peraturan dan tidak disiplin ! " suara guru tersebut yang mulai naik satu oktaf.

" Saya tidak bermaksud seperti itu pak, sebenarnya saya ... ." dan belum sempat Laila menjelaskan guru tersebut sudah berdiri.

" Jangan banyak alasan ! Fauzi tolong bawa dia ke halaman sekolah, suruh dia menghadap dan hormat pada bendera, agar merenungi kesalahannya dan tidak akan mengurangi lagi ! " perintah guru tersebut tanpa menghiraukan Laila yang ingin menjelaskan kronologi masalahnya.

" Baik pak." ucap pria tersebut.

" Tapi ... . " ucap Laila ingin menjelaskan.

" Ayo ikuti saya dan laksanakan apa yang menjadi tugasmu. " pria tersebut berkata sambil melangkah keluar dari ruangan tersebut, dan Laila terpaksa mengikutinya.

" Lakukan tugasmu seperti yang sudah dijelaskan oleh pak Dody dan saya akan mengawasi. " ucap pria tersebut kemudian dia berjalan menuju bangku yang ada didepan kelas.

Dengan langkah gontai Laila melangkah menuju lapangan kemudian menghadap tiang bendera dan mengambil sikap sempurna untuk hormat kepada bendera yang berkibar di depannya.

" Mimpi apa aku semalam, dihukum seperti ini dihari pertama masuk sekolah baru tanpa bisa menjelaskan apapun, sungguh sangat memalukan." gerutu Laila.

Setelah beberapa lama berdiri dibawah sinar matahari, Laila merasa pusing karena kebetulan dia tidak sempat sarapan karena kesiangan.

" Ah panas sekali dan kepalaku semakin pusing dan mengapa semua terlihat seperti ini. " Laila berkata lirih dan akhirnya diapun terjatuh di lapangan.

" Ya Allah pingsan ! " Fauzi yang melihat Laila langsung berdiri dan berlari mendekati Laila yang sudah tergeletak di lapangan. Tanpa pikir panjang dia mengangkat Laila dan membawanya keruang UKS.

Setelah sampai dia baringkan Laila di kasur yang sudah tersedia di ruang tersebut. Fauzi menatap wajah pucat yang ada di depannya.

" Mengapa wajahnya mirip dengan Anis ?" batin Fauzi sambil menatap Laila yang ada didepannya.

" Bro kenapa dia ? " tanya seseorang yang tiba-tiba masuk dan berdiri di samping Fauzi. Namun Fauzi menatap wajah gadis yang terbaring di depannya dan tak mendengar suara sahabatnya itu.

" Ehm ... ditanya malah bengong ! " ucap pria tersebut sambil memukul pundak Fauzi.

" Eh ... Bim, bikin kaget aja. " seru Fauzi sambil menatap sahabatnya.

" Sejak kapan sang ketua BEM yang terkenal dingin dengan wanita, tiba-tiba senang menatap wajah gadis cantik yang sedang tertidur ?" ucap Bima sambil tersenyum meledek sahabatnya.

" Aku teringat Anis Bim, dia sangat mirip dengan Anis." jawab Fauzi sambil duduk di kursi dekat Laila terbaring.

" Sudahlah Zi yang lalu biarlah berlalu, sekarang bukannya kamu sudah bertunangan dengan Hana. Jadi lupakan Anis dan tatap lah masa depanmu." ucap Bima sambil menatap sahabatnya yang menundukkan kepalanya dan terlihat sedih.

" Kamu tau sendiri Bim, aku menerima pertunangan dengan Hana karena ingin balas budi dengan keluarganya. jauh di lubuk hatiku Hana hanya aku anggap adik, tidak lebih dari itu." jawab Fauzi sambil menatap langit langit ruang UKS tersebut.

Ya itulah Fauzi, seorang ketua BEM yang terkenal pintar, tampan dan berprestasi hampir di segala bidang yang digelutinya. Harus mau menerima Hana anak dari ketua yayasan tempat dia menuntut ilmu, sebagai balas budi karena sejak orang tua Fauzi meninggal dia diasuh dan dibesarkan oleh orang tua Hana yang sekaligus sahabat baik orang tuanya.

Semua itu ia simpan rapat-rapat dihatinya, hanya Bima sahabat sekaligus tetangganya sejak kecil yang tau semua ini. Karena Fauzi dan Bima selalu berbagi baik dalam keadaan suka maupun duka.

" Ehm malah Melo gitu ? Bukankah semua sudah kamu pertimbangkan masak-masak dan sudah menjadi keputusanmu, jadi jalani semua ini dengan ikhlas dan sabar, agar tidak menjadi beban di hati Zi. " Bima mencoba menasehati sahabatnya.

" Ngomong - ngomong gadis ini kenapa Zi ? " tanya Bima sambil menatap Laila yang masih terbaring dengan wajah yang pucat.

" Ya Allah Bim aku hampir aja lupa, dia pingsan Bim saat dihukum sama pak Dody." Fauzi bangkit dan berlari keluar mencari bantuan.

Bima yang ditinggal sendirian hanya menggelengkan kepalanya.

" Aneh tinggal telepon kenapa harus lari - lari. " ucap Bima sambil menatap gadis yang masih terbaring di depannya.

" Kalau tak perhatikan emang cantik dan ada kemiripan dengan Anis. " batin Bima.

Setelah beberapa lama Fauzi muncul dengan gadis cantik.

" Emang kalau sudah bucin daripada telepon lebih baik nyamperin orangnya langsung. " Ucap Bima yang membuat gadis yang berjalan bersama Fauzi tersenyum senang.

" Han tolong ya, dia tadi pingsan saat dihukum sama pak Dody." ucap Fauzi sambil menarik Bima kemudian keduanya keluar meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dan pertolongan pertama, akhirnya Laila terbangun, dia mencoba bangun namun ditahan oleh Hana.

" Jangan bangun dulu berbaringlah sampai rasa pusingmu hilang. " ucap Hana lembut sambil mengelus punggung tangan Laila sambil tersenyum menatap Laila.

" Terima kasih kak " ucap Laila sambil menatap wanita cantik didepannya

" Siapa namamu ? dan kenalkan Namaku Hana. " ucap Hana Sambil mengulurkan tangannya.

" Laila. " jawab Laila sambil menjabat tangan Hana.

" Sepertinya kakak belum pernah melihatmu dan kenapa kamu bisa dihukum dan pingsan ? " tanya Hana.

" Sebenarnya aku murid baru hari ini hari pertama aku masuk, tapi aku nyasar tidak tau dimana ruang kepala sekolah, sampai aku bertemu dengan pria tampan yang menyebalkan dan membawaku ke ruang BK. "

" Parahnya lagi guru diruang tersebut tidak mau mendengarkan penjelasan ku dan langsung menghukum ku untuk hormat kepada bendera dan setelah itu aku g ingat lagi, sampai akhirnya aku bisa melihat kak Hana. " jelas Laila.

" Oh begitu maafkan dia, dia tunangan ku dan aku yakin dia tidak berniat jahat. hanya saja mungkin dia mengira kamu mau bolos atau mungkin terlambat. jadi dia membawamu ke ruang BK. Dia emang seperti itu agak dingin tapi sebenarnya dia orang yang sangat baik. " ucap Hana.

" Tunangan ?! " tanya Laila.

" Iya dia tunangan ku dan kami baru bertunangan satu Minggu yang lalu, dia bernama Fauzi dan merupakan ketua BEM. " ucap Hana dengan bangganya.

" Oh. " jawab Laila singkat.

" Ini makanlah dan minum teh hangat. " ucap Hana sambil menyodorkan nampan yang berisi sepiring nasi dan segelas teh hangat yang sudah dibawa saat tau ada yang pingsan.

" Baiklah terimakasih. " ucap Laila sambil tersenyum.

" Kebetulan aku sangat lapar sekali." batin Laila.

" Kamu pingsan karena lapar ya ?" ledek Hana saat melihat piring dan gelas di depan Laila sudah kosong.

" Hehe " Laila hanya tertawa mendengar ucapan Hana.

Setelah berbincang sebentar Hana keluar meninggalkan Laila karena ada panggilan dari ponselnya. sementara Laila memilih untuk merebahkan badannya kembali ke kasur dan tanpa terasa dia malah ketiduran.

" Eh .bangun, tidak baik tidur di pagi hari. " tiba - tiba ada suara yang membangunkan Laila.

perlahan Laila membuka matanya kemudian ia bangun sambil mengucek matanya.

" Kau ! " ucap Laila saat tau siapa yang membangunkannya.

Terpopuler

Comments

HenyWahyuni_09

HenyWahyuni_09

nyimak dulu 😂

2022-06-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Awal Pertemuan
2 Bab. 2. Teman Baru
3 Bab. 3. Tugas Untuk Laila
4 Bab. 4. Kecemburuan Fauzi
5 Bab. 5. Amarah Hana
6 Bab. 6. Masakan Fauzi
7 Bab. 7. Mimpi Fauzi
8 Bab. 8 Peringatan Untuk Laila
9 Bab. 9. Peringatan Hana ( Part 2 )
10 Bab. 10. Pertemuan
11 Bab. 11. Rencana Hana
12 Bab. 12. Tentang Anis
13 Bab. 13. Menjadi Anis
14 Bab. 14. Menjadi Anis ( Part 2 )
15 Bab. 15 Cerita Rafik
16 Bab. 16. Terperangkap dalam kamar
17 Bab. 17. Usaha Laila
18 Bab. 18. Penuturan Laila
19 Bab. 19. Kehadiran Bima
20 Bab. 20. Ketakutan Laila
21 Bab. 21. Akun Anis
22 Bab. 22 Pernyataan Cinta Fauzi
23 Bab. 23 Aditama
24 Bab. 24 Meyakinkan Tuan Aditama
25 Bab. 25 Nasihat Sang Ayah
26 Bab. 26 Keputusan Laila
27 Bab. 27 Pengalaman Baru
28 Bab. 28 Malam Pertama
29 Bab. 29 Harapan Hana
30 Bab. 30 Rapat
31 Bab. 31 Pesta Topeng
32 Bab. 32 Reaksi Hana
33 Bab. 33. Pagi yang Indah
34 Bab. 34. Kebahagiaan Laila
35 Bab. 35. Masa Lalu
36 Bab. 36 Orang Asing
37 Bab. 37. Penelusuran Fauzi
38 Bab. 38. Kondisi Orang Tua Fauzi
39 Bab. 39. Rindu
40 Bab. 40. Berlibur
41 Bab. 41. Misi Penyelamatan
42 Bab. 42. Surat Perjanjian
43 Bab. 43. Rafik Vs Bima
44 Bab. 44. Obat Sebuah Rindu
45 Bab. 45. Amarah tuan Aditya
46 Bab. 46. Masa Lalu
47 Bab. 47. Janji Manis
48 Bab. 48. Mata-mata
49 Bab. 49. Ruang Rahasia.
50 Bab. 50. Laila Hilang
51 Bab. 51. Anis
52 Bab. 52. Kecurigaan
53 Bab. 53. Shopping
54 Bab. 54. Rencana
55 Bab. 55. Keraguan
56 Bab. 56. Di Aula
57 Bab. 57. Teka-teki
58 Bab. 58. Pembunuhan
59 Bab. 59. Sebuah Fakta
60 Bab. 60. Pertolongan untuk Laila
61 Bab. 61. Laila Siuman
62 Bab. 62. Kedatangan Laila
63 Bab. 63. Kesembuhan Laila.
64 Bab. 64. Buku Rahasia
65 Bab. 65. Air mata Hana
66 Bab. 66. Kesedihan
67 Bab. 67. Penyelamatan Hana
68 Bab. 68. Permintaan Maaf
69 Bab. 69. Kejujuran Fauzi
70 Bab. 70. Pamit Anis
71 Bab. 71. Pemikiran Laila
72 Bab. 72. Penyesalan
73 Bab. 73. Air mata
74 Bab. 74. Permintaan maaf
75 Bab. 75. Keputusan
76 Bab. 76. Kepergian tuan Aditya.
77 Bab. 77. Kepergian Hana
78 Bab. 78. Kebahagiaan Anis dan Rafik
79 Bab. 79. Menjemput Hana
80 Bab. 80. Pesta pernikahan
81 Bab. 81. Happy Ending
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab. 1 Awal Pertemuan
2
Bab. 2. Teman Baru
3
Bab. 3. Tugas Untuk Laila
4
Bab. 4. Kecemburuan Fauzi
5
Bab. 5. Amarah Hana
6
Bab. 6. Masakan Fauzi
7
Bab. 7. Mimpi Fauzi
8
Bab. 8 Peringatan Untuk Laila
9
Bab. 9. Peringatan Hana ( Part 2 )
10
Bab. 10. Pertemuan
11
Bab. 11. Rencana Hana
12
Bab. 12. Tentang Anis
13
Bab. 13. Menjadi Anis
14
Bab. 14. Menjadi Anis ( Part 2 )
15
Bab. 15 Cerita Rafik
16
Bab. 16. Terperangkap dalam kamar
17
Bab. 17. Usaha Laila
18
Bab. 18. Penuturan Laila
19
Bab. 19. Kehadiran Bima
20
Bab. 20. Ketakutan Laila
21
Bab. 21. Akun Anis
22
Bab. 22 Pernyataan Cinta Fauzi
23
Bab. 23 Aditama
24
Bab. 24 Meyakinkan Tuan Aditama
25
Bab. 25 Nasihat Sang Ayah
26
Bab. 26 Keputusan Laila
27
Bab. 27 Pengalaman Baru
28
Bab. 28 Malam Pertama
29
Bab. 29 Harapan Hana
30
Bab. 30 Rapat
31
Bab. 31 Pesta Topeng
32
Bab. 32 Reaksi Hana
33
Bab. 33. Pagi yang Indah
34
Bab. 34. Kebahagiaan Laila
35
Bab. 35. Masa Lalu
36
Bab. 36 Orang Asing
37
Bab. 37. Penelusuran Fauzi
38
Bab. 38. Kondisi Orang Tua Fauzi
39
Bab. 39. Rindu
40
Bab. 40. Berlibur
41
Bab. 41. Misi Penyelamatan
42
Bab. 42. Surat Perjanjian
43
Bab. 43. Rafik Vs Bima
44
Bab. 44. Obat Sebuah Rindu
45
Bab. 45. Amarah tuan Aditya
46
Bab. 46. Masa Lalu
47
Bab. 47. Janji Manis
48
Bab. 48. Mata-mata
49
Bab. 49. Ruang Rahasia.
50
Bab. 50. Laila Hilang
51
Bab. 51. Anis
52
Bab. 52. Kecurigaan
53
Bab. 53. Shopping
54
Bab. 54. Rencana
55
Bab. 55. Keraguan
56
Bab. 56. Di Aula
57
Bab. 57. Teka-teki
58
Bab. 58. Pembunuhan
59
Bab. 59. Sebuah Fakta
60
Bab. 60. Pertolongan untuk Laila
61
Bab. 61. Laila Siuman
62
Bab. 62. Kedatangan Laila
63
Bab. 63. Kesembuhan Laila.
64
Bab. 64. Buku Rahasia
65
Bab. 65. Air mata Hana
66
Bab. 66. Kesedihan
67
Bab. 67. Penyelamatan Hana
68
Bab. 68. Permintaan Maaf
69
Bab. 69. Kejujuran Fauzi
70
Bab. 70. Pamit Anis
71
Bab. 71. Pemikiran Laila
72
Bab. 72. Penyesalan
73
Bab. 73. Air mata
74
Bab. 74. Permintaan maaf
75
Bab. 75. Keputusan
76
Bab. 76. Kepergian tuan Aditya.
77
Bab. 77. Kepergian Hana
78
Bab. 78. Kebahagiaan Anis dan Rafik
79
Bab. 79. Menjemput Hana
80
Bab. 80. Pesta pernikahan
81
Bab. 81. Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!