Bab. 3. Tugas Untuk Laila

" Maaf kak bisa bantu saya cari buku matematika untuk kelas X ?" tanya Laila kepada Fauzi.

" Buku matematika bukan disini tempatnya. " jawab Fauzi singkat.

" Lalu ... ?" tanya Laila lagi.

" Ayo kakak antar. " tanpa menunggu jawaban dari Laila Fauzi langsung menarik tangan Laila menuju perpustakaan yang di siapkan untuk anak SMA.

" Jadi aku nyasar lagi. " ucap Laila pelan.

" Ayo masuk ! kok malah bengong ? " ucap Fauzi sambil menarik tangan Laila menuju rak buku untuk mata pelajaran Matematika.

Setelah beberapa menit akhirnya Laila menemukan buku yang ia butuhkan.

" Terimakasih ya kak, Kalau g kakak kasih tau pasti aku masih nyari - nyari di perpustakaan itu. " ucap Laila sambil tersenyum menatap Fauzi.

" Asalkan kamu bahagia dan selalu tersenyum manis, aku siap bantuin kamu setiap hari La " batin Fauzi.

" Kak Laila ke kelas dulu ya sudah ditunggu " ucap Laila sambil melangkah keluar.

Sementara Fauzi hanya tersenyum menatap kepergian Laila. Setelah itu ia kembali melangkah menuju perpustakaan tempat ia membaca untuk mencari referensi skripsinya.

Sesampainya di dalam perpustakaan Fauzi kembali sibuk membaca buku yang telah ia ambil.

Sementara Laila masuk ke dalam kelas untuk melanjutkan pelajaran kembali.

" Laila karena kamu sudah tertinggal beberapa bab jadi, silakan dipelajari di rumah jika ada kesulitan boleh tanyakan ke saya langsung atau ke teman-teman yang lain. Dan untuk membuktikan bahwa kamu telah belajar bapak akan memberikan beberapa tugas untukmu. " ucap sang guru sebelum keluar meninggalkan kelas.

" Baik pak dan terimakasih. " ucap Laila sambil menerima lembar tugasnya.

" Bete deh baru masuk sudah dapat tugas segini banyak." cebik Laila.

" Sabar kerjakan sedapatnya saja. Jangan maksa. " ucap Anggi mencoba menghibur teman barunya.

Setelah pelajaran usai dan sudah waktunya untuk pulang, semua siswa meninggalkan kelas. Namun berbeda dengan Laila yang masih santai ditempat duduknya.

" La kamu g pulang ? " ucap Anggi.

" Pulang tapi sebentar lagi, mau beresin buku dan yang lainnya. " jawab Laila.

" Maaf ya La aku duluan, soalnya aku ada perlu. Maaf tidak bisa nemenin." ucap Anggi lalu meninggalkan Laila yang masih santai duduk di bangku.

" Iya santai aja." jawab Laila sambil tersenyum menatap punggung Anggi yang melangkah keluar kelas.

Sementara Anggi berjalan menuju gerbang sekolah dia melihat Fauzi yang duduk di tempat satpam.

" Anggi mana Laila ? " ucap Fauzi sambil mencari gadis cantik yang selalu mengusik hatinya.

" Masih di kelas kak " jawab Anggi.

Kemudian Fauzi melangkah menuju kelas Laila. Dari luar nampak Laila duduk sendirian sambil menopang dagu.

" Hai ! kenapa Bete begitu ? Nanti cantiknya hilang tau. " goda Fauzi sambil mendekati Laila.

" Cantiknya Laila mah sudah bawaan orok tau, jadi g bakal hilang." jawab Laila tanpa melihat pria yang berdiri didekatnya.

" Iya percaya. " jawab Fauzi lalu duduk di bangku sebelah Laila. Namun Laila tetap tak bergeming sedikitpun.

" Ada yang bisa kakak bantu ? " ucap Fauzi lagi.

" Ni dapat tugas segini banyaknya, mana saya tau ! materi aja belum lihat, buku aja baru diambil. Eh malah suruh ngerjain tugas segini." jawab Laila.

" Jadi tambah gemes La, kakak liat kamu, ngambeknya aja bikin gemes, apalagi yang lainnya." batin Fauzi.

" Nanti kakak bantu jangan manyun gitu, nanti kesambet cowok tampan baru tau rasa. " ledek Fauzi.

" Ya mending kesambet cowok tampan dari pada dapet tugas segitu banyaknya. " Laila menimpali.

" Beneran ni ?!, sini kakak sambet, kakakkan tampan." goda Fauzi lagi.

" Kata siapa tampan ?" ucap Laila sambil menatap Fauzi.

" Kata hatimu. " jawab Fauzi dengan Pedenya.

" Ih sok tau, kapan aku bilangnya " jawab Laila.

" Tadi sewaktu sholat, kamu bilang dalam sujud mu." jawab Fauzi sambil terus menggoda Laila.

Dan Laila langsung berdiri lalu memukul - mukul Fauzi sebagai pelampiasan kekesalannya. Sementara Fauzi dengan sigap menangkis pukulan Laila dengan terus menggoda Laila ditempat duduknya. Sampai Laila lelah dan menjatuhkan tubuhnya, dengan refleks Fauzi membawa tubuh Laila dalam dekapannya.

" Sudah lebih tenang ? setelah menemukan pelampiasan ? " ucap Fauzi sambil menepuk-nepuk punggung Laila layaknya menenangkan anak kecil yang menangis.

Namun Laila bukanya tenang malah menangis. terisak-isak ia semakin merindukan mamanya yang selalu memperlakukan hal semacam itu disaat Laila sedih atau marah karena keinginannya tidak dituruti.

" Kok malah nangis ? nanti dikira kakak ngapa-ngapain kamu lagi La, sudah jangan sedih kalau ada masalah bisa cerita sama kakak. Meskipun belum tentu Kakak bisa bantu tapi setidaknya hatimu akan terasa lega." ucap Fauzi mencoba menenangkan Laila.

Laila lagu duduk dan menatap Fauzi, dengan air mata yang masih menetes. Fauzi lalu menghapus air mata gadis yang ada didepannya.

" Jangan menangis lagi untuk tugas matematika nanti kakak bantu, kapan harus dikumpulkan ? tanya Fauzi sambil tangannya merapihkan jilbab Laila. Laila lalu menatap pria depannya dengan tatapan yang penuh tanya.

" Iya nanti Kakak bantu, bila perlu sekarang juga bisa kakak kerjain dan sudah selesai waktu kamu pulang. " ucap Fauzi menyakinkan Laila.

" Janji ? " ucap Laila sambil mengulurkan jari kelingkingnya.

" Iya tapi ada syaratnya. " Fauzi berkata sambil menautkan jari kelingkingnya.

" Apa syaratnya ? " jawab Laila dengan cemberut.

" Syaratnya Laila harus belajar setiap hari sampai Laila, bisa mengukir senyum kebanggaan di wajah orang tua Laila." jawab Fauzi dengan tersenyum.

Laila hanya membalas senyuman sebagai tanda menyetujui persyaratan dari Fauzi. Sementara Fauzi mengerjakan tugas Laila dan tak lupa menuliskan catatan dari mana angka angka tersebut muncul. Sementara Laila memperhatikan pria disampingnya dengan penuh kekaguman.

" Dah beres !" ucap Fauzi sambil merapikan buku-buku Laila.

" Beneran ?! " ucap Laila penasaran.

" Ya seperti yang kamu lihat. " jawab Fauzi dengan bangga.

" Ye ! " teriak Laila dengan semangatnya lalu tersenyum dan langsung memeluk Fauzi.

" La seandainya engkau Halal untukku " batin Fauzi.

" Seneng boleh tapi harus ingat, kita belum sah. " goda Fauzi.

" Maaf, habis kesambet cowok tampan." jawab Laila dengan santainya.

" Kayaknya tadi ada yang g mau mengakui, kalau aku ini tampan." Fauzi menimpali sambil tersenyum, menatap Laila.

" Iya iya kak memang tampan, baik hati, tidak sombong .. ." belum sempat Laila menyelesaikan ucapannya langsung dipotong oleh Fauzi.

" Tapi tidak pandai menjahit." dan keduanya tertawa.

" Ayo kakak antar pulang ! " Fauzi kemudian berdiri dan melangkah keluar. Dan Laila mengikuti dari belakang.

Setelah beberapa saat akhirnya mereka berdua sampai diparkiran, kemudian Fauzi mengeluarkan motornya.

" Ayo naik ! " ucap Fauzi sambil menatap Laila. Laila tanpa ragu langsung naik dibelakang Fauzi.

Mereka meninggalkan gedung yayasan tempat mereka menuntut ilmu dengan hati dan perasaan masing-masing yang tak bisa dijelaskan.

Fauzi mengendarai motornya pelan agar bisa bercakap dengan Laila. Entah mengapa dia merasa sangat bahagia saat bersama dengan Laila berbeda saat dia bersama dengan Hana yang merupakan tunangannya.

" Stop !" tiba-tiba Laila meminta berhenti dan tentu saja Fauzi menghentikan motornya. Setelah motor berhenti Laila turun kemudian ia berlari untuk membeli martabak. Fauzi hanya menggelengkan kepalanya menatap tingkah Laila.

Setelah membeli martabak Laila pun kembali naik di atas motor Fauzi. Dan mereka melewati sepanjang jalan dengan canda tawa.

" Terima kasih ya kak tapi maaf g boleh mampir takut dimarah paman ." ucap Laila saat sampai di depan Rumahnya.

" Iya ... kakak ngerti kok, lagian kakak juga masih ada urusan yang harus kakak selesaikan." jawab Fauzi dengan santainya.

" Ok hati-hati dijalan." ucap Laila lagi.

" Bye ! Sampai jumpa besok, ingat jangan terlambat lagi. " Fauzi mengingatkan dan dibalas dengan anggukan oleh Laila.

Dan Fauzi menjalankan motornya meninggalkan Laila. Kemudian Laila langsung mengetuk pintu kemudian masuk kedalam rumah.

Sementara Fauzi kembali ke perpustakaan untuk mengambil beberapa buku yang akan digunakan sebagai referensi skripsinya. Setelah dirasa cukup iapun meninggalkan yayasan tersebut menuju rumahnya.

" Baru pulang ? emang dari mana sampai g sempat mengangkat telpon. " Sebuah pertanyaan yang seolah-olah ingin mengintrogasi.

Terpopuler

Comments

Arai Cadella

Arai Cadella

Maaf thor..... koreksi dikit yaaaa, untuk kata 'nggak' nya jangan pake 'g' doang dong🙏 jadi berasa baca chat WA deh... 😆 semangat yaaaaa.... aku suka ceritanya

2022-05-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Awal Pertemuan
2 Bab. 2. Teman Baru
3 Bab. 3. Tugas Untuk Laila
4 Bab. 4. Kecemburuan Fauzi
5 Bab. 5. Amarah Hana
6 Bab. 6. Masakan Fauzi
7 Bab. 7. Mimpi Fauzi
8 Bab. 8 Peringatan Untuk Laila
9 Bab. 9. Peringatan Hana ( Part 2 )
10 Bab. 10. Pertemuan
11 Bab. 11. Rencana Hana
12 Bab. 12. Tentang Anis
13 Bab. 13. Menjadi Anis
14 Bab. 14. Menjadi Anis ( Part 2 )
15 Bab. 15 Cerita Rafik
16 Bab. 16. Terperangkap dalam kamar
17 Bab. 17. Usaha Laila
18 Bab. 18. Penuturan Laila
19 Bab. 19. Kehadiran Bima
20 Bab. 20. Ketakutan Laila
21 Bab. 21. Akun Anis
22 Bab. 22 Pernyataan Cinta Fauzi
23 Bab. 23 Aditama
24 Bab. 24 Meyakinkan Tuan Aditama
25 Bab. 25 Nasihat Sang Ayah
26 Bab. 26 Keputusan Laila
27 Bab. 27 Pengalaman Baru
28 Bab. 28 Malam Pertama
29 Bab. 29 Harapan Hana
30 Bab. 30 Rapat
31 Bab. 31 Pesta Topeng
32 Bab. 32 Reaksi Hana
33 Bab. 33. Pagi yang Indah
34 Bab. 34. Kebahagiaan Laila
35 Bab. 35. Masa Lalu
36 Bab. 36 Orang Asing
37 Bab. 37. Penelusuran Fauzi
38 Bab. 38. Kondisi Orang Tua Fauzi
39 Bab. 39. Rindu
40 Bab. 40. Berlibur
41 Bab. 41. Misi Penyelamatan
42 Bab. 42. Surat Perjanjian
43 Bab. 43. Rafik Vs Bima
44 Bab. 44. Obat Sebuah Rindu
45 Bab. 45. Amarah tuan Aditya
46 Bab. 46. Masa Lalu
47 Bab. 47. Janji Manis
48 Bab. 48. Mata-mata
49 Bab. 49. Ruang Rahasia.
50 Bab. 50. Laila Hilang
51 Bab. 51. Anis
52 Bab. 52. Kecurigaan
53 Bab. 53. Shopping
54 Bab. 54. Rencana
55 Bab. 55. Keraguan
56 Bab. 56. Di Aula
57 Bab. 57. Teka-teki
58 Bab. 58. Pembunuhan
59 Bab. 59. Sebuah Fakta
60 Bab. 60. Pertolongan untuk Laila
61 Bab. 61. Laila Siuman
62 Bab. 62. Kedatangan Laila
63 Bab. 63. Kesembuhan Laila.
64 Bab. 64. Buku Rahasia
65 Bab. 65. Air mata Hana
66 Bab. 66. Kesedihan
67 Bab. 67. Penyelamatan Hana
68 Bab. 68. Permintaan Maaf
69 Bab. 69. Kejujuran Fauzi
70 Bab. 70. Pamit Anis
71 Bab. 71. Pemikiran Laila
72 Bab. 72. Penyesalan
73 Bab. 73. Air mata
74 Bab. 74. Permintaan maaf
75 Bab. 75. Keputusan
76 Bab. 76. Kepergian tuan Aditya.
77 Bab. 77. Kepergian Hana
78 Bab. 78. Kebahagiaan Anis dan Rafik
79 Bab. 79. Menjemput Hana
80 Bab. 80. Pesta pernikahan
81 Bab. 81. Happy Ending
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab. 1 Awal Pertemuan
2
Bab. 2. Teman Baru
3
Bab. 3. Tugas Untuk Laila
4
Bab. 4. Kecemburuan Fauzi
5
Bab. 5. Amarah Hana
6
Bab. 6. Masakan Fauzi
7
Bab. 7. Mimpi Fauzi
8
Bab. 8 Peringatan Untuk Laila
9
Bab. 9. Peringatan Hana ( Part 2 )
10
Bab. 10. Pertemuan
11
Bab. 11. Rencana Hana
12
Bab. 12. Tentang Anis
13
Bab. 13. Menjadi Anis
14
Bab. 14. Menjadi Anis ( Part 2 )
15
Bab. 15 Cerita Rafik
16
Bab. 16. Terperangkap dalam kamar
17
Bab. 17. Usaha Laila
18
Bab. 18. Penuturan Laila
19
Bab. 19. Kehadiran Bima
20
Bab. 20. Ketakutan Laila
21
Bab. 21. Akun Anis
22
Bab. 22 Pernyataan Cinta Fauzi
23
Bab. 23 Aditama
24
Bab. 24 Meyakinkan Tuan Aditama
25
Bab. 25 Nasihat Sang Ayah
26
Bab. 26 Keputusan Laila
27
Bab. 27 Pengalaman Baru
28
Bab. 28 Malam Pertama
29
Bab. 29 Harapan Hana
30
Bab. 30 Rapat
31
Bab. 31 Pesta Topeng
32
Bab. 32 Reaksi Hana
33
Bab. 33. Pagi yang Indah
34
Bab. 34. Kebahagiaan Laila
35
Bab. 35. Masa Lalu
36
Bab. 36 Orang Asing
37
Bab. 37. Penelusuran Fauzi
38
Bab. 38. Kondisi Orang Tua Fauzi
39
Bab. 39. Rindu
40
Bab. 40. Berlibur
41
Bab. 41. Misi Penyelamatan
42
Bab. 42. Surat Perjanjian
43
Bab. 43. Rafik Vs Bima
44
Bab. 44. Obat Sebuah Rindu
45
Bab. 45. Amarah tuan Aditya
46
Bab. 46. Masa Lalu
47
Bab. 47. Janji Manis
48
Bab. 48. Mata-mata
49
Bab. 49. Ruang Rahasia.
50
Bab. 50. Laila Hilang
51
Bab. 51. Anis
52
Bab. 52. Kecurigaan
53
Bab. 53. Shopping
54
Bab. 54. Rencana
55
Bab. 55. Keraguan
56
Bab. 56. Di Aula
57
Bab. 57. Teka-teki
58
Bab. 58. Pembunuhan
59
Bab. 59. Sebuah Fakta
60
Bab. 60. Pertolongan untuk Laila
61
Bab. 61. Laila Siuman
62
Bab. 62. Kedatangan Laila
63
Bab. 63. Kesembuhan Laila.
64
Bab. 64. Buku Rahasia
65
Bab. 65. Air mata Hana
66
Bab. 66. Kesedihan
67
Bab. 67. Penyelamatan Hana
68
Bab. 68. Permintaan Maaf
69
Bab. 69. Kejujuran Fauzi
70
Bab. 70. Pamit Anis
71
Bab. 71. Pemikiran Laila
72
Bab. 72. Penyesalan
73
Bab. 73. Air mata
74
Bab. 74. Permintaan maaf
75
Bab. 75. Keputusan
76
Bab. 76. Kepergian tuan Aditya.
77
Bab. 77. Kepergian Hana
78
Bab. 78. Kebahagiaan Anis dan Rafik
79
Bab. 79. Menjemput Hana
80
Bab. 80. Pesta pernikahan
81
Bab. 81. Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!