Bab. 5. Amarah Hana

Setelah masuk ruang perpustakaan Fauzi dan Laila duduk disudut ruangan, setelah itu mereka mengeluarkan buku dan peralatan masing-masing.

"Coba dipahami dulu dan bagian mana yang Laila belum paham, nanti kakak jelaskan." ucap Fauzi.

" Iya kak, maaf ya kak Laila ngerepotin." jawab Laila

" Gak ada yang di repotin, jangan sungkan, yang penting Laila bisa mengejar ketertinggalan materi. Kakak harap waktu pembagian Raport nanti Laila yang menjadi juara umumnya. " ucap Fauzi sambil memotivasi.

" Siap ! Laila akan berusaha tapi Kakak jangan kesal kalau nanti saya ganggu. " jawab Laila.

Kemudian Laila mulai fokus mempelajari materi yang ada didepannya, sedangkan Fauzi melanjutkan skripsinya dan sesekali menatap gadis kecil yang baru ia kenal namun sudah menempati hatinya.

Keduanya sibuk namun sesekali mereka bercanda dengan sangat bahagia layaknya dua sejoli yang terlihat sangat serasi.

Hal itu ternyata dilihat oleh Hana dari kejauhan, yang membuat mukanya merah menahan marahnya.

" Fauzi apa yang kurang dari ku ? Hingga tak bisa menaklukkan hatimu ? " batin Hana.

" Laila tunggu materi dariku, sekarang kau boleh bahagia dengan alasan ketinggalan materi pelajaran, nanti jika saatnya tiba kau akan mendapatkan pelajaran yang sesungguhnya. " terbesit rencana licik dalam pikiran Hana.

Setelah puas melihat kemesraan antara Fauzi dan juga Laila, Hana melangkah meninggalkan tempat tersebut.

Sementara Laila segera membereskan buku-bukunya. Karena jam istirahat sudah usai.

"Kak Laila ke kelas dulu y dan Terimakasih untuk semua. " ucap Laila sambil berdiri dan melangkah keluar.

"Yang semangat belajarnya." Ucap Fauzi sambil menatap kepergian Laila.

Setelah bayang-bayang Laila sudah tak kelihatan, Fauzi kemudian melanjutkan aktivitasnya kembali.

"Fauzi kamu ternyata disini ?" ucap Bima yang tiba-tiba muncul dihadapan Fauzi.

" Iya Bim cari suasana baru buat cari inspirasi " Jawab Fauzi sambil menoleh menatap Bima.

" Inspirasi atau sensasi dengan selir kecil !? " ucap Bima.

" Dia bukan selir ku tetapi ratu di hatiku BIM " ucap Fauzi santai hal itu membuat Bima melotot mendengar jawaban sahabatnya.

"Ingat Zi Kamu sudah ada Hana." ucap Bima menginginkan.

" Seandainya aku tidak terburu-buru menerima pertunangan ini. " Mungkin hal ini tidak akan terjadi, atau aku bisa bertemu dengan Laila lebih awal pasti akan lebih baik dan lebih indah lagi " ucap Fauzi sambil tetap menatap monitor di depannya dengan tatapan kosong.

"Zi semua sudah terjadi. Kamu tinggal menjalani dengan ikhlas dan sabar. Jangan sampai ada luka baru yang tanpa kamu sadari, kamulah penyebabnya" ucap Bima sambil menepuk pundak sahabatnya.

" Tapi rasa ini ... . Aku tak bisa membohongi hati nuraniku Bim." jawab Fauzi.

" Tapi Zi ... aku tadi tanpa sengaja melihat Hana berdiri lama di dekat pintu, dan aku yakin dia pasti melihatnya. Karena setelah itu dia pergi dengan menahan marahnya sampai dia memecahkan pot bunga yang tergantung di pohon itu Zi ! aku khawatir dia nekat dan melakukan sesuatu yang bisa merugikan kalian, khususnya Laila. Kasian dia tidak bersalah dalam hal ini." ucap Bima penuh kekhawatiran.

" Emangnya Hana sepicik itu apa Bim ?" jawab Fauzi dengan wajah konyol.

" Jangan sampai kamu menyesal untuk yang kedua kalinya Zi ... terpuruk kehilangan wanita yang kamu sayangi. Seandainya kamu tau Hana yang sebenarnya Zi. " Batin Bima sambil menggelengkan kepalanya.

" Aku hanya bisa mengingatkan Zi ... semuanya tergantung kamu yang akan menjalani " timpal Bima.

" Iya Bim terimakasih, aku akan berusaha semampuku" jawab Fauzi mencoba menenangkan.

Sementara Hana menyiapkan beberapa alat yang rencananya akan dia gunakan untuk memberi pelajaran pada Laila.

Setelah semuanya siap ia berjalan dan menunggu Laila. Untuk memberikan sebuah kejutan.

Sedangkan Laila berjalan dengan santainya menuju ke kelasnya tanpa dia sadari ada sebuah bahaya yang mengintainya.

" Terus santailah kau berjalan untuk menerima kejutan dari ku " ucap Hana lirih.

Yang ternyata terdengar oleh Rafik yang tanpa sengaja melintas dekat Hana. Tanpa pikir panjang lagi Rafi berteriak untuk menghentikan Laila.

" Stop La ... tunggu aku di situ dan jangan bergerak atau bergeser sedikitpun " teriaknya.

Laila yang mendengar suara itu refleks berhenti dan mematung dengan wajah yang bingung. Kemudian Rafik mendekati Laila dengan setengah berlari.

" Ada apa kak ? " tanya Laila bingung.

" Tidak ad apa-apa ... cuma ada sedikit perlu aja, tapi kita lewatnya muter ke sana dulu " ucap Rafik sambil menarik tangan Laila sedangkan Laila dengan terpaksa mengikuti.

" Kenapa harus lewat sini kak ?" tanya Laila.

" Biar agak jauh jalannya kan bisa lebih lama aku nganterin kamu ke kelasnya " jawab Rafik santai.

" Ih ... kan capek kalau jalan jauh." jawab Laila.

" Kalau capek kakak gendong deh ... " jawab Rafik sambil dan langsung mengulurkan tangannya.

" Apaan sih ... nanti dikira orang aku ngapain lagi ... !? " jawab Laila.

Hahaha ...

Rafik malah tertawa. Dan akhirnya mereka berdua sampai di depan kelas Laila.

" Hati-hati ya ... kakak mau ke kelas juga " ucap Rafik kemudian melangkah meninggalkan Laila.

" Aneh ... mau masuk kelas kok suruh hati-hati " batin Laila sambil. Kemudian Laila masuk untuk melanjutkan belajarnya.

" Apa maksudnya ucapan kak Rafik tadi y ?" batin Laila masih penasaran. Setelah beberapa Lama akhirnya waktu pulang sekolahpun tiba. Laila dan Anggi serta yang lainnya berjalan meninggalkan kelas menuju gerbang sekolah. Namun ditengah jalan.

" Laila ... tunggu sebentar ... " teriak Hana dari kejauhan. Laila dan Anggi pun berhenti sambil menunggu Hana.

" Sini sebentar ada yang mau saya omongin ke kamu " ucap Hana sambil menarik tangan Laila. Sedangkan Laila hanya pasrah mengikuti Hana.

" Ada apa ya kak ?! " tanya Laila.

Plak tanpa basa-basi lagi Hana langsung menampar wajah Laila. Laila yang tanpa persiapan sangat terkejut. kemudian Hana kembali mengangkat tangan kanannya ingin menapar Laila lagi tapi tangannya ditahan oleh Rafik.

" Kamu !? " kata Hana sambil melotot menatap Rafik.

" Kenapa ? kamu heran ? aku tidak takut meskipun kamu anak ketua yayasan ini !" ucap Rafik sambil melempar tangan Hana.

" Laila ayo kakak antar pulang " ucap Rafik sambil menarik tangan Laila.

Laila mengikuti dengan memegang pipinya yang masih terasa panas.

Rafik mengajak Laila mengendarai motor dan mengantarnya pulang.

" Lain kali lebih hati-hati ya la kita tidak pernah tau dalamnya hati manu.sia " ucap Rafik sambil mengendarai motornya

" Iy kak ... terimakasih atas kebaikan kakak. Tapi mengapa kak Hana melakukan hal semacam itu ? bukankah dia terkenal sangat baik " tanya Laila.

" Asalkan kamu jauh dengan Fauzi dia tidak akan perduli dengan kamu dan kamu pasti akan baik-baik saja " jelas Rafik.

" Kenapa begitu ?! " tanya Laila lagi.

" Untuk hal itu hanya Hana yang tau jawabannya " jawab Rafik.

" Apakah karena hal itu kak Fauzi jadi dingin dengan wanita ?" tanya Laila lagi.

" Kakak kurang yakin yang pasti Hana bukanlah wanita yang dicintai oleh Fauzi " Rafik mencoba menjelaskan.

" La ... kita berhenti di depan sana ya, kebetulan disana ada warung. Kakak haus " ucap Rafik lagi.

Laila hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu Rafik mengajak Laila masuk ke wilayah TPI Kalianda.

" Kemana ini kak ?" tanya Laila.

" Ini TPI ... disini selain kita bisa beli ikan segar dari nelayan langsung kita bisa menikmati keindahan laut " Jelas Rafik.

" Ayo kita duduk di sana " ajak Rafik.

Laila mengikuti Rafik dari belakang, kemudian mereka duduk di tepi pantai sambil menatap hamparan laut yang luas. Perlahan Laila memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang berhembus menerpa wajahnya.

" Disini sangat indah " Ucap Laila setelah membuka matanya.

" Tunggu disini sebentar ya kakak mau beli kelapa muda dan makanan ringan " ucap Rafik sambil berdiri dan melangkah pergi.

Laila menatap laut yang dihadapannya. Ia menghembuskan nafas kasarnya. Mencoba merenungi apa yang salah dengannya

Dia tau kalau Hana dan Fauzi sudah bertunangan tapi ia tetap berdekatan dengan Fauzi dan anehnya dia merasa sangat nyaman saat berada disampingnya.

Rafik menatap Laila dari jauh, sambil menunggu pesanannya. Setelah siap dia ke arah dimana ia meninggal Laila. Namun langkahnya berhenti saat dia melihat sisi tempat yang lain ia melihat Fauzi duduk sendirian, menatap laut. kemudian ia berjalan mendekati Laila.

" La ini diminum setelah itu kakak antar pulang" ucap Rafik.

" Terimakasih kak " jawab Laila sambil meraih kelapa muda yang dibawa oleh Rafik.

setelah selesai menikmati hamparan laut yang indah dan menghabiskan minuman dan makanan ringannya, Rafik mengantarkan Laila Pulang. Setelah itu ia kembali menemui Fauzi.

" Hai kak ... sendirian aja ni ? " ucap Rafik lalu duduk di samping Fauzi. Namun Fauzi diam seolah tak mendengar pertanyaannya.

" Kak " ucap Rafik sambil menyentuh pundak Fauzi.

" Eh ... kamu ? jam berapa ini sudah pulang sekolah ? " tanya Fauzi.

" Sudah kak ... kakak sendirian ?" tanya Rafik lagi.

" Ya seperti yang kamu lihat " jawab Fauzi singkat.

Kemudian keduanya ngobrol bercerita tentang kegiatan sekolah. Setelah beberapa saat akhirnya Rafik berdiri meninggalkan Fauzi sendiri. Kemudian ia mengendarai motornya.

Sementara Laila yang sudah sampai di rumah ia segera mengambil air hangat mencoba mengompres pipinya yang terasa masih panas akibat tamparan Hana. Kemudian terdengar suara dari ponselnya yang menandakan ada pesan yang masuk.

* udah pulang ? jangan lupa istirahat dan yang rajin belajarnya *

Terdapat pesan teks di ponselnya.

Episodes
1 Bab. 1 Awal Pertemuan
2 Bab. 2. Teman Baru
3 Bab. 3. Tugas Untuk Laila
4 Bab. 4. Kecemburuan Fauzi
5 Bab. 5. Amarah Hana
6 Bab. 6. Masakan Fauzi
7 Bab. 7. Mimpi Fauzi
8 Bab. 8 Peringatan Untuk Laila
9 Bab. 9. Peringatan Hana ( Part 2 )
10 Bab. 10. Pertemuan
11 Bab. 11. Rencana Hana
12 Bab. 12. Tentang Anis
13 Bab. 13. Menjadi Anis
14 Bab. 14. Menjadi Anis ( Part 2 )
15 Bab. 15 Cerita Rafik
16 Bab. 16. Terperangkap dalam kamar
17 Bab. 17. Usaha Laila
18 Bab. 18. Penuturan Laila
19 Bab. 19. Kehadiran Bima
20 Bab. 20. Ketakutan Laila
21 Bab. 21. Akun Anis
22 Bab. 22 Pernyataan Cinta Fauzi
23 Bab. 23 Aditama
24 Bab. 24 Meyakinkan Tuan Aditama
25 Bab. 25 Nasihat Sang Ayah
26 Bab. 26 Keputusan Laila
27 Bab. 27 Pengalaman Baru
28 Bab. 28 Malam Pertama
29 Bab. 29 Harapan Hana
30 Bab. 30 Rapat
31 Bab. 31 Pesta Topeng
32 Bab. 32 Reaksi Hana
33 Bab. 33. Pagi yang Indah
34 Bab. 34. Kebahagiaan Laila
35 Bab. 35. Masa Lalu
36 Bab. 36 Orang Asing
37 Bab. 37. Penelusuran Fauzi
38 Bab. 38. Kondisi Orang Tua Fauzi
39 Bab. 39. Rindu
40 Bab. 40. Berlibur
41 Bab. 41. Misi Penyelamatan
42 Bab. 42. Surat Perjanjian
43 Bab. 43. Rafik Vs Bima
44 Bab. 44. Obat Sebuah Rindu
45 Bab. 45. Amarah tuan Aditya
46 Bab. 46. Masa Lalu
47 Bab. 47. Janji Manis
48 Bab. 48. Mata-mata
49 Bab. 49. Ruang Rahasia.
50 Bab. 50. Laila Hilang
51 Bab. 51. Anis
52 Bab. 52. Kecurigaan
53 Bab. 53. Shopping
54 Bab. 54. Rencana
55 Bab. 55. Keraguan
56 Bab. 56. Di Aula
57 Bab. 57. Teka-teki
58 Bab. 58. Pembunuhan
59 Bab. 59. Sebuah Fakta
60 Bab. 60. Pertolongan untuk Laila
61 Bab. 61. Laila Siuman
62 Bab. 62. Kedatangan Laila
63 Bab. 63. Kesembuhan Laila.
64 Bab. 64. Buku Rahasia
65 Bab. 65. Air mata Hana
66 Bab. 66. Kesedihan
67 Bab. 67. Penyelamatan Hana
68 Bab. 68. Permintaan Maaf
69 Bab. 69. Kejujuran Fauzi
70 Bab. 70. Pamit Anis
71 Bab. 71. Pemikiran Laila
72 Bab. 72. Penyesalan
73 Bab. 73. Air mata
74 Bab. 74. Permintaan maaf
75 Bab. 75. Keputusan
76 Bab. 76. Kepergian tuan Aditya.
77 Bab. 77. Kepergian Hana
78 Bab. 78. Kebahagiaan Anis dan Rafik
79 Bab. 79. Menjemput Hana
80 Bab. 80. Pesta pernikahan
81 Bab. 81. Happy Ending
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab. 1 Awal Pertemuan
2
Bab. 2. Teman Baru
3
Bab. 3. Tugas Untuk Laila
4
Bab. 4. Kecemburuan Fauzi
5
Bab. 5. Amarah Hana
6
Bab. 6. Masakan Fauzi
7
Bab. 7. Mimpi Fauzi
8
Bab. 8 Peringatan Untuk Laila
9
Bab. 9. Peringatan Hana ( Part 2 )
10
Bab. 10. Pertemuan
11
Bab. 11. Rencana Hana
12
Bab. 12. Tentang Anis
13
Bab. 13. Menjadi Anis
14
Bab. 14. Menjadi Anis ( Part 2 )
15
Bab. 15 Cerita Rafik
16
Bab. 16. Terperangkap dalam kamar
17
Bab. 17. Usaha Laila
18
Bab. 18. Penuturan Laila
19
Bab. 19. Kehadiran Bima
20
Bab. 20. Ketakutan Laila
21
Bab. 21. Akun Anis
22
Bab. 22 Pernyataan Cinta Fauzi
23
Bab. 23 Aditama
24
Bab. 24 Meyakinkan Tuan Aditama
25
Bab. 25 Nasihat Sang Ayah
26
Bab. 26 Keputusan Laila
27
Bab. 27 Pengalaman Baru
28
Bab. 28 Malam Pertama
29
Bab. 29 Harapan Hana
30
Bab. 30 Rapat
31
Bab. 31 Pesta Topeng
32
Bab. 32 Reaksi Hana
33
Bab. 33. Pagi yang Indah
34
Bab. 34. Kebahagiaan Laila
35
Bab. 35. Masa Lalu
36
Bab. 36 Orang Asing
37
Bab. 37. Penelusuran Fauzi
38
Bab. 38. Kondisi Orang Tua Fauzi
39
Bab. 39. Rindu
40
Bab. 40. Berlibur
41
Bab. 41. Misi Penyelamatan
42
Bab. 42. Surat Perjanjian
43
Bab. 43. Rafik Vs Bima
44
Bab. 44. Obat Sebuah Rindu
45
Bab. 45. Amarah tuan Aditya
46
Bab. 46. Masa Lalu
47
Bab. 47. Janji Manis
48
Bab. 48. Mata-mata
49
Bab. 49. Ruang Rahasia.
50
Bab. 50. Laila Hilang
51
Bab. 51. Anis
52
Bab. 52. Kecurigaan
53
Bab. 53. Shopping
54
Bab. 54. Rencana
55
Bab. 55. Keraguan
56
Bab. 56. Di Aula
57
Bab. 57. Teka-teki
58
Bab. 58. Pembunuhan
59
Bab. 59. Sebuah Fakta
60
Bab. 60. Pertolongan untuk Laila
61
Bab. 61. Laila Siuman
62
Bab. 62. Kedatangan Laila
63
Bab. 63. Kesembuhan Laila.
64
Bab. 64. Buku Rahasia
65
Bab. 65. Air mata Hana
66
Bab. 66. Kesedihan
67
Bab. 67. Penyelamatan Hana
68
Bab. 68. Permintaan Maaf
69
Bab. 69. Kejujuran Fauzi
70
Bab. 70. Pamit Anis
71
Bab. 71. Pemikiran Laila
72
Bab. 72. Penyesalan
73
Bab. 73. Air mata
74
Bab. 74. Permintaan maaf
75
Bab. 75. Keputusan
76
Bab. 76. Kepergian tuan Aditya.
77
Bab. 77. Kepergian Hana
78
Bab. 78. Kebahagiaan Anis dan Rafik
79
Bab. 79. Menjemput Hana
80
Bab. 80. Pesta pernikahan
81
Bab. 81. Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!