NovelToon NovelToon

Selir Kecil Ketua BEM

Bab. 1 Awal Pertemuan

" Sial aku kesiangan pasti terlambat ini. " ucap Laila sambil berlari keluar dari rumah. Untung saja langsung ada angkot yang lewat.

" Ayah, Kenapa ayah tega sama Laila, disini Laila sengsara, pergi sekolah harus naik angkot. Panas, berdesakan dan yang parah lagi hari ini Laila kesiangan. " keluh Laila dalam hati.

Ya Laila adalah anak tunggal pengusaha tekstil di Bandung. Tetapi kedua orang tuanya sengaja menitipkan Laila tepatnya di kota Kalianda, kota kecil di Lampung Selatan yang sangat berbeda dengan Bandung.

Orang tua Laila ingin menjadikan Laila pribadi yang mandiri, kuat dan bersahaja.

Sebab dialah pewaris tunggal semua perusahaan ayahnya.

Oleh Karena itu ia dititipkan ditempat pamannya yang tinggal di Kota Kalianda tanpa diberikan fasilitas yang mewah seperti pada saat tinggal di Bandung.

setelah Beberapa menit akhirnya Laila sampai di gerbang sekolah, tetapi Laila ragu untuk melangkah menuju gerbang sekolah yang sudah ada didepannya, dia malu karena baru hari pertama masuk sekolah sudah terlambat.

" Hai ! anak baru ya? " sapa seseorang yang menggunakan Seragam sekolah yang sama dengan Laila.

Dan Laila hanya menganggukkan kepalanya.

" Ayo ikut aku, kita lewat pintu belakang. " dan tanpa basa-basi anak tersebut langsung menarik tangan Laila. dan Laila dengan terpaksa mengikutinya.

" Ngomong - ngomong nama kamu siapa ? " Tanya siswa tersebut.

" Laila. " jawab Laila singkat.

" Kenalkan namaku Rafik ... Aku kelas XII IPS 1, kalau kamu ? " tanyanya lagi sambil mengulurkan tangannya.

" aku baru pindah sekolah, aku kelas X " jawab Laila sambil menjabat tangan siswa didepannya.

" Ok, nanti kamu berjalan mengikuti lorong yang ada didepan ya, tapi jangan salah arah. Ingat pilih jalan yang arahnya ke kiri jangan yang ke kanan, nanti nyasar ke fakultas hukum. maaf tidak bisa antar sampai kelas soalnya aku mau ke toilet jadi kita beda arah. " Rafik menjelaskan sambil tangannya meraih sesuatu dari lubang kecil dekat pintu. dan akhirnya pintu tersebut terbuka.

" Ayo kita masuk ! " seru Rafik sambil menarik tangan Laila.

Dan Laila pun mengikuti Rafik yang sudah berjalan di depannya. setelah mereka masuk dan berjalan beberapa langkah ada yang tiba-tiba menarik dari samping.

" Sst, ada sidak dari ketua BEM, sembunyi dulu disini. " ucap siswa tersebut. dan mereka bersembunyi di lorong tersebut.

Yayasan X tempat Laila menuntut ilmu adalah sekolah yang terdiri dari sekolah TK hingga perguruan tinggi. sehingga di yayasan tersebut sangat ramai. dan kebetulan sekolah Laila berdampingan dengan perguruan tinggi. Dan antara perguruan tinggi dan SMA tersebut bekerja sama baik kegiatan ekstrakurikuler serta kedisiplinan. Dan untuk melakukan sidak bagi siswa yang membolos dan terlambat biasanya dilakukan oleh ketua BEM dan Tim, untuk membantu guru BK agar tidak menggangu aktifitas guru dan staf yang lainnya.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka keluar dari tempat persembunyian.

" Aku duluan ya, sudah g tahan. " Rafik berkata sambil berlari meninggalkan Laila, dan siswa yang lainpun ikut meninggalkan Laila sendiri. Sedangkan Laila berjalan menyusuri lorong sambil tengok kanan-kiri mencari arah menuju ruang Kepala sekolah.

Bruk !

" Aww ! " tanpa sengaja Laila menabrak seseorang yang berdiri tegap di depannya.

" maaf tidak sengaja. " ucap Laila sambil menatap pria tampan yang berdiri di depannya.

" Mau bolos atau terlambat ?" pria tersebut menatap Laila penuh selidik.

" Aku ... ." belum sempat Laila menjawabnya langsung menarik tangan Laila.

" Ikut keruang BK ! " tanpa basa-basi lagi pria tersebut menarik tangan Laila dan melangkah tanpa menghiraukan Laila.

" untungnya tampan, kalau tidak bisa alergi tanganku ini. " celetuk Laila.

" Apa katamu ?" tanya pria tersebut.

" Siapa yang berbicara ?" jawab Laila sambil mengangkat bahu.

Setelah beberapa menit mereka sampai di depan ruang BK.

Tok tok tok ...

" Selamat pagi pak " sapa pria tersebut.

" Pagi ... " jawab guru yang ada di dalam ruangan tersebut.

" ini saya menemukan salah satu siswi bapak. " ucap pria tersebut.

" Ok ... silakan duduk. " jawab guru tersebut.

Dan mereka berdua duduk di kursi depan guru tersebut yang memang sudah disediakan.

" Nama kamu ? dan kelas. " tanya guru tersebut sambil menatap Laila.

" Nama saya Laila dan saya kelas satu baru ... . " belum sempat Laila menyelesaikan ucapannya, guru tersebut melotot dan berdiri.

" Kelas satu ?! sudah berani melanggar peraturan dan tidak disiplin ! " suara guru tersebut yang mulai naik satu oktaf.

" Saya tidak bermaksud seperti itu pak, sebenarnya saya ... ." dan belum sempat Laila menjelaskan guru tersebut sudah berdiri.

" Jangan banyak alasan ! Fauzi tolong bawa dia ke halaman sekolah, suruh dia menghadap dan hormat pada bendera, agar merenungi kesalahannya dan tidak akan mengurangi lagi ! " perintah guru tersebut tanpa menghiraukan Laila yang ingin menjelaskan kronologi masalahnya.

" Baik pak." ucap pria tersebut.

" Tapi ... . " ucap Laila ingin menjelaskan.

" Ayo ikuti saya dan laksanakan apa yang menjadi tugasmu. " pria tersebut berkata sambil melangkah keluar dari ruangan tersebut, dan Laila terpaksa mengikutinya.

" Lakukan tugasmu seperti yang sudah dijelaskan oleh pak Dody dan saya akan mengawasi. " ucap pria tersebut kemudian dia berjalan menuju bangku yang ada didepan kelas.

Dengan langkah gontai Laila melangkah menuju lapangan kemudian menghadap tiang bendera dan mengambil sikap sempurna untuk hormat kepada bendera yang berkibar di depannya.

" Mimpi apa aku semalam, dihukum seperti ini dihari pertama masuk sekolah baru tanpa bisa menjelaskan apapun, sungguh sangat memalukan." gerutu Laila.

Setelah beberapa lama berdiri dibawah sinar matahari, Laila merasa pusing karena kebetulan dia tidak sempat sarapan karena kesiangan.

" Ah panas sekali dan kepalaku semakin pusing dan mengapa semua terlihat seperti ini. " Laila berkata lirih dan akhirnya diapun terjatuh di lapangan.

" Ya Allah pingsan ! " Fauzi yang melihat Laila langsung berdiri dan berlari mendekati Laila yang sudah tergeletak di lapangan. Tanpa pikir panjang dia mengangkat Laila dan membawanya keruang UKS.

Setelah sampai dia baringkan Laila di kasur yang sudah tersedia di ruang tersebut. Fauzi menatap wajah pucat yang ada di depannya.

" Mengapa wajahnya mirip dengan Anis ?" batin Fauzi sambil menatap Laila yang ada didepannya.

" Bro kenapa dia ? " tanya seseorang yang tiba-tiba masuk dan berdiri di samping Fauzi. Namun Fauzi menatap wajah gadis yang terbaring di depannya dan tak mendengar suara sahabatnya itu.

" Ehm ... ditanya malah bengong ! " ucap pria tersebut sambil memukul pundak Fauzi.

" Eh ... Bim, bikin kaget aja. " seru Fauzi sambil menatap sahabatnya.

" Sejak kapan sang ketua BEM yang terkenal dingin dengan wanita, tiba-tiba senang menatap wajah gadis cantik yang sedang tertidur ?" ucap Bima sambil tersenyum meledek sahabatnya.

" Aku teringat Anis Bim, dia sangat mirip dengan Anis." jawab Fauzi sambil duduk di kursi dekat Laila terbaring.

" Sudahlah Zi yang lalu biarlah berlalu, sekarang bukannya kamu sudah bertunangan dengan Hana. Jadi lupakan Anis dan tatap lah masa depanmu." ucap Bima sambil menatap sahabatnya yang menundukkan kepalanya dan terlihat sedih.

" Kamu tau sendiri Bim, aku menerima pertunangan dengan Hana karena ingin balas budi dengan keluarganya. jauh di lubuk hatiku Hana hanya aku anggap adik, tidak lebih dari itu." jawab Fauzi sambil menatap langit langit ruang UKS tersebut.

Ya itulah Fauzi, seorang ketua BEM yang terkenal pintar, tampan dan berprestasi hampir di segala bidang yang digelutinya. Harus mau menerima Hana anak dari ketua yayasan tempat dia menuntut ilmu, sebagai balas budi karena sejak orang tua Fauzi meninggal dia diasuh dan dibesarkan oleh orang tua Hana yang sekaligus sahabat baik orang tuanya.

Semua itu ia simpan rapat-rapat dihatinya, hanya Bima sahabat sekaligus tetangganya sejak kecil yang tau semua ini. Karena Fauzi dan Bima selalu berbagi baik dalam keadaan suka maupun duka.

" Ehm malah Melo gitu ? Bukankah semua sudah kamu pertimbangkan masak-masak dan sudah menjadi keputusanmu, jadi jalani semua ini dengan ikhlas dan sabar, agar tidak menjadi beban di hati Zi. " Bima mencoba menasehati sahabatnya.

" Ngomong - ngomong gadis ini kenapa Zi ? " tanya Bima sambil menatap Laila yang masih terbaring dengan wajah yang pucat.

" Ya Allah Bim aku hampir aja lupa, dia pingsan Bim saat dihukum sama pak Dody." Fauzi bangkit dan berlari keluar mencari bantuan.

Bima yang ditinggal sendirian hanya menggelengkan kepalanya.

" Aneh tinggal telepon kenapa harus lari - lari. " ucap Bima sambil menatap gadis yang masih terbaring di depannya.

" Kalau tak perhatikan emang cantik dan ada kemiripan dengan Anis. " batin Bima.

Setelah beberapa lama Fauzi muncul dengan gadis cantik.

" Emang kalau sudah bucin daripada telepon lebih baik nyamperin orangnya langsung. " Ucap Bima yang membuat gadis yang berjalan bersama Fauzi tersenyum senang.

" Han tolong ya, dia tadi pingsan saat dihukum sama pak Dody." ucap Fauzi sambil menarik Bima kemudian keduanya keluar meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan dan pertolongan pertama, akhirnya Laila terbangun, dia mencoba bangun namun ditahan oleh Hana.

" Jangan bangun dulu berbaringlah sampai rasa pusingmu hilang. " ucap Hana lembut sambil mengelus punggung tangan Laila sambil tersenyum menatap Laila.

" Terima kasih kak " ucap Laila sambil menatap wanita cantik didepannya

" Siapa namamu ? dan kenalkan Namaku Hana. " ucap Hana Sambil mengulurkan tangannya.

" Laila. " jawab Laila sambil menjabat tangan Hana.

" Sepertinya kakak belum pernah melihatmu dan kenapa kamu bisa dihukum dan pingsan ? " tanya Hana.

" Sebenarnya aku murid baru hari ini hari pertama aku masuk, tapi aku nyasar tidak tau dimana ruang kepala sekolah, sampai aku bertemu dengan pria tampan yang menyebalkan dan membawaku ke ruang BK. "

" Parahnya lagi guru diruang tersebut tidak mau mendengarkan penjelasan ku dan langsung menghukum ku untuk hormat kepada bendera dan setelah itu aku g ingat lagi, sampai akhirnya aku bisa melihat kak Hana. " jelas Laila.

" Oh begitu maafkan dia, dia tunangan ku dan aku yakin dia tidak berniat jahat. hanya saja mungkin dia mengira kamu mau bolos atau mungkin terlambat. jadi dia membawamu ke ruang BK. Dia emang seperti itu agak dingin tapi sebenarnya dia orang yang sangat baik. " ucap Hana.

" Tunangan ?! " tanya Laila.

" Iya dia tunangan ku dan kami baru bertunangan satu Minggu yang lalu, dia bernama Fauzi dan merupakan ketua BEM. " ucap Hana dengan bangganya.

" Oh. " jawab Laila singkat.

" Ini makanlah dan minum teh hangat. " ucap Hana sambil menyodorkan nampan yang berisi sepiring nasi dan segelas teh hangat yang sudah dibawa saat tau ada yang pingsan.

" Baiklah terimakasih. " ucap Laila sambil tersenyum.

" Kebetulan aku sangat lapar sekali." batin Laila.

" Kamu pingsan karena lapar ya ?" ledek Hana saat melihat piring dan gelas di depan Laila sudah kosong.

" Hehe " Laila hanya tertawa mendengar ucapan Hana.

Setelah berbincang sebentar Hana keluar meninggalkan Laila karena ada panggilan dari ponselnya. sementara Laila memilih untuk merebahkan badannya kembali ke kasur dan tanpa terasa dia malah ketiduran.

" Eh .bangun, tidak baik tidur di pagi hari. " tiba - tiba ada suara yang membangunkan Laila.

perlahan Laila membuka matanya kemudian ia bangun sambil mengucek matanya.

" Kau ! " ucap Laila saat tau siapa yang membangunkannya.

Bab. 2. Teman Baru

Laila akhirnya di antar oleh Fauzi menuju ruang kepala sekolah, sebelum akhirnya di antar ke ruang kelasnya.

" Maaf untuk kejadian tadi pagi. " ucap Fauzi disela langkahnya.

" Ok tapi ada syaratnya." jawab Laila singkat.

" Apa syaratnya ?." jawab Fauzi penuh selidik.

" Traktir aku makan siang dan jemput aku sekalian, karena aku tidak tau dimana kantin sekolah. " jawab Laila dengan senyum kemenangan.

" Ok ! " jawab Fauzi singkat.

" What semudah itu, untuk bisa makan bareng ketua BEM yang tampan ini ?! " batin Laila.

" Deal ! " jawab Laila sambil menjabat tangan Fauzi.

Setelah beberapa saat akhirnya mereka sampai di depan kelas Laila. Fauzi mengetuk pintu, setelah guru yang ada didalam kelas tersebut keluar, Fauzi mengenalkan Laila kepada Bu Rosma selaku wali kelasnya. Setelah itu lalu meninggalkan Laila dan Bu Rosma. Sementara Laila dan Bu Rosma masuk kedalam kelas.

" Ok anak - anak ! kenalkan ini ada teman baru kalian " ucap Bu Rosma menghentikan aktivitas yang ada didalam kelas tersebut dan seketika suasana kelas menjadi hening.

" Laila silakan perkenalkan diri. " ucap Bu Rosma sambil mempersilahkan Laila untuk maju dan memperkenalkan diri.

" Halo ! nama Laila az - Zahra, biasa di panggil Laila dan saya berasal dari Bandung. " ucap Laila memperkenalkan diri dengan singkat.

" Cantik banget " ucap salah satu siswa didalam kelas tersebut.

" Minta no telp dong. " celetuk siswa yang lainnya.

" Sudah punya pacar belum ? " tanya yang lainnya lagi, dan masih banyak pertanyaan pertanyaan yang lain dari penghuni kelas tersebut.

" Sudah - sudah, untuk pertanyaan yang lainnya bisa ditanyakan diluar jam pelajaran. " ucap Bu Rosma menghentikan kegaduhan di dalam kelas tersebut.

Bu Rosma menatap sekeliling kelas, untuk mencari tempat duduk yang kosong.

" Laila, silakan duduk disini, bersama dengan Anggi. " Bu Rosma menunjukkan bangku kosong yang ada di depannya dan Laila melangkah menuju bangku tersebut kemudian mengeluarkan alat tulis untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh Bu Rosma.

" Hai ! namaku Anggi. " ucap siswi yang duduk disebelah Laila dengan pelan sambil tersenyum menatap Laila.

" Hai " jawab Laila singkat.

" O ya kamu tinggal di mana ? " tanya Anggi lagi memulai percakapan.

" Aku tinggal di Way Muli dengan pamanku. " jawab Laila.

" Aku tinggal di Palas Bangunan, disini aku kost dekat sekolah, nanti kapan - kapan main ke kosanku ya. " jawab Anggi.

Dan mereka sesekali ngobrol disela - sela pelajaran. Dan setelah beberapa jam pelajaran selesai dan waktu istirahat tiba.

" La ayo kita ke kantin, sudah lapar banget ni " ucap Anggi lalu berdiri dan mengelus perut yang sudah berbunyi.

" Ayo !" jawab Laila. Dan mereka berjalan keluar kelas.

" Eh kakak tampan ada disini, tumben . Apa ada yang bikin onar dari kelas kami ? " celetuk Anggi saat melihat Fauzi yang berdiri di depan kelas.

" Tidak aku menunggu adikku." jawab Fauzi singkat.

" Hai kak, kirain lupa " ucap Laila.

" Ooo ... ternyata kamu adiknya kakak tampan ini ? " tanya Anggi, namun belum sempat Laila menjawab. Fauzi sudah menarik tangannya.

" Ayo ... kita ke masjid dulu, supaya tidak ketinggalan sholat berjamaah, setelah itu baru kita makan siang. " ucap Fauzi.

Mau tidak mau Laila dan Anggi mengikuti langkah Fauzi, dengan tatapan yang penuh tanya. Sementara banyak siswa dan siswi menatap ke arah mereka penuh tanya. Setelah selesai sholat merekapun menuju kantin.

" Mau makan apa ? biar kakak yang pesan " ucap Fauzi setelah sampai di kantin.

" Aku mau bakso dan es jeruk " jawab Anggi bersemangat.

" Aku mau ... ." belum sempat Laila menyelesaikan ucapannya. Fauzi dengan santai meninggalkan mereka. Laila menatap punggung Fauzi dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan.

" Ayo la ... kita duduk di sana ! " Anggi melangkah dan menarik tangan Laila menuju bangku kosong yang ada di pojok.

" Tapi aku belum pesan makanan ... " ucap Laila dengan malasnya.

" Kak ... kita disini ... ! " teriak Anggi sambil melambaikan tangan kearah Fauzi tanpa memperhatikan ekspresi Laila. Dan Fauzi tersenyum sambil melangkah menuju bangku mereka.

" Sebentar lagi pesanan sampa. " ucap Fauzi sambil duduk di bangku menghadap Laila.

" Siap ! " ucap Anggi.

" Emangnya aku pesan apa ? pesan makanan juga kagak. " jawab Laila dengan membuang muka. Dan sebelum mendapatkan jawaban dari Fauzi, pesanan mereka sudah sampai dan penjaga kantin mulai meletakkan satu persatu pesanan mereka.

" Silakan !" ucap penjaga kantin kemudian melangkah meninggalkan mereka.

" Ayo dimakan ! " ucap Fauzi sambil menyodorkan piring didepan Laila.

Laila menatap makan yang sudah tersaji didepannya. Ada ikan mas bakar, udang, sambal dan lainnya.

" Wao ... makanan kesukaanku semua ini, tau aja kalau aku lapar banget gini " Batin Laila. sementara Anggi mengambil bakso pesanannya, kemudian mengambil saos.

" Anggi ... makan nasi dulu baru makan bakso " ucap Fauzi sambil menyodorkan piring dihadapan Laila.

" Tapi kak ... . " ucap Anggi ragu.

" Udah jangan sungkan saya yang traktir. " jawab Fauzi sebelum Anggi menyelesaikan ucapannya.

Mendengar itu Anggi langsung mengambil piring, kemudian nasi dan lauk seperlunya kemudian makan tanpa malu malu. Sementara Laila menatap pria yang ada didepannya dengan Rasa penasarannya.

" Ini La ... makan yang banyak biar sehat dan kuat " ucap Fauzi sambil mengisi piring Laila dengan penuh makanan.

" Iya kak Tapi ini semua ?"

" Untuk merayakan hari persahabatan kita " jawab Fauzi menatap Laila dengan senyum manisnya.

" Aku setuju ... " ucap Bima yang tiba - tiba nongol dan tanpa basa-basi langsung duduk dan mengambil makanan. Laila menatap Fauzi dengan penuh tanya.

" Ini kak Bima, temen kakak. " jawab Fauzi sambil memperkenalkan sahabatnya sementara Bima hanya mengangguk tanda setuju sambil menatap Laila dengan mulut penuh makanan.

" Oh " Laila hanya ber oh ria sambil tersenyum menatap Fauzi dan Bima.

" Ya Allah ... kenapa perasaanku seperti ini ? aku merasa bahagia dan hati ini terasa damai saat melihat senyum manisnya. Pertanda apa ini ?! " batin Fauzi.

Sementara Laila dengan khidmat menikmati makanan favoritnya.

" Eh ... ngomong ngomong nama kalian siapa ? tanya Bima setelah mereka selesai makan.

" Namaku Anggi dan ini Laila. " jawab Anggi singkat.

" Ayo kita ngobrol dibawah pohon itu, biar lebih santai. " tunjuk Fauzi sambil membawa makanan ringan kemudian melangkah duluan.

Setelah sampai mereka duduk duduk sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang menerpa mereka.

" Gimana belajarnya La ? " tanya Fauzi sambil menatap gadis cantik yang mengusik hatinya.

" Ya ... begitulah. " jawab Laila singkat.

" Pulangnya dijemput atau ... ? tanya Fauzi lagi.

" Naik angkot. " jawab Laila dengan santai. Sementara Fauzi hanya manggut-manggut dan tersenyum. Dan merekapun bercanda tawa sambil menikmati makanan ringan. Hingga bel berbunyi sebagai tanda waktu istirahat sudah habis.

" Terima kasih kak untuk semuanya, dan Laila mau ke kelas dulu." ucap Laila sambil tersenyum manis kemudian berdiri dan melangkah meninggalkan Fauzi dan Bima. Sementara Fauzi menatap punggung Laila dengan perasaan yang seakan tak rela melepaskan gadis tersebut.

" Kayaknya ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama ni. " ucap Bima yang seketika menghancurkan khayalan Fauzi.

" Apa mungkin seperti itu ya Bim ? " jawab Fauzi.

" Mungkin ... tapi harus ingat Zi, dia masih kecil dan kamu sudah ada Hana. " ucap Bima mengingatkan sahabatnya.

Fauzi menatap Bima dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan, kemudian menundukkan kepalanya. Sementara Bima hanya bisa menepuk punggung sahabatnya mencoba memberikan dukungan.

" Hai ... tumben kalian ada disini ?" tanya Hana yang tiba-tiba muncul dan langsung duduk di samping Fauzi.

" Iya Han ... tadi habis makan di kantin, kebetulan lapar banget." jawab Fauzi sambil menatap Hana dan Bima bergantian. Sementara Bima Hanya mengangguk menyetujui ucapan sahabatnya.

" O ya Zi ... masih ada kelas g ? ucap Hana sambil menggenggam tangan Fauzi.

" Kalau kelas si sudah selesai tapi masih ada tugas yang harus diselesaikan " jawab Fauzi.

" Ehm ... padahal aku mau ajak jalan, tapi kalau masih ada tugas lain kali aja deh ... " ucap Hana dengan sedikit kecewa.

" Ok ... nanti kapan-kapan kalau ada waktu, aku kabari ya " jawab Fauzi singkat.

" Hem ... jadi obat nyamuk ni " celetuk Bima.

" Maaf ... tidak seperti itu juga kali Bim. " ucap Hana.

Dan mereka ngobrol sambil bercanda. Dan setelah beberapa saat akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan aktivitas masing-masing.

Sementara Fauzi memilih pergi ke perpustakaan. Setelah sampai ia mengambil beberapa buku kemudian duduk disudut ruangan. Namun disaat akan memulai membaca terbayang kembali senyum manis Laila. Gadis kecil yang baru ia kenal yang membuat ia tidak fokus dengan buku yang ia pegang.

Sementara Laila dan Anggi belajar dikelas, sesekali ngobrol kesana-kemari.

" Eh La ... kok tadi kakak tampan bilang mau jemput adiknya tapi pas di kantin bilang merayakan hari persahabatan ?" tanya Anggi penuh selidik.

" Dia bukan kakakku, tadi pagi aku datang sedikit terlambat dan aku nyasar karena belum tau dimana ruang kepala sekolah. Eh tanpa sengaja ketemu Kak Fauzi tapi malah dikira aku mau bolos jadi aku dibawa keruang BK dan mendapat hukuman dari guru BK. Tapi setelah tau dia bilang mau traktir makan siang sebagai tanda permintaan maaf. " jelas Laila.

" Wah ... kalau begitu kamu cewek pertama yang bisa menaklukkan si ketua BEM yang terkenal dingin dengan wanita, kecuali dengan pacarnya yang cantik itu. " oceh Anggi.

" Maksudnya apa ya ? " tanya Laila.

" Iya ... kak Fauzi itu terkenal dan sangat populer di yayasan Muhammadiyah ini, dia berprestasi hampir di segala bidang yang ia geluti dan yang pastinya dia sangat tampan. Tetapi sangat dingin dengan wanita, kecuali hanya sama pacarnya itu ... So kami kaum hawa hanya bisa mengagumi tidak bisa lebih. " jelas Anggi.

" Ah masak si ? perasaan dari pertama aku ketemu sampai tadi di kantin tidak seperti yang kamu jelaskan. " jawab Laila.

" Ya itu ... makanya aku bilang kamu cewek pertama yang bisa menaklukkan si kakak tampan itu. Tapi ternyata kalau kita dekat orangnya asik ... Sudah tampan, pintar, baik. Seandainya ... ." ucap Anggi sambil berfikir.

" Ih ... ada yang menghayal ni. " goda Laila.

" Laila ... coba kamu ambil buku di perpustakaan, supaya kamu bisa mengejar ketertinggalan pelajaran yang sebelumnya. " ucap guru yang menjelaskan materi pelajaran di kelas.

" Sekarang pak ?! " tanya Laila.

" Iya sekarang kalau besok gimana kamu mengerjakan tugas dari saya nanti." jawab guru tersebut.

Dan Laila berdiri melangkah meninggalkan. kelas, dan mencari perpustakaan. Laila berjalan dengan tengok kanan-kiri mencari agar tidak nyasar lagi. Dan akhirnya setelah beberapa waktu ia melihat ruangan yang bertuliskan " Perpustakaan."

Kemudian Laila masuk dan mencari buku yang disebutkan oleh gurunya tadi. Dia berjalan ke setiap rak sampai akhirnya dia melihat sosok yang ia kenal duduk termenung disudut ruangan . Dia melangkah mendekati Fauzi untuk meminta bantuan mencari buku yang ia butuhkan.

" Siang ... maaf kak mengganggu, bisakah saya minta tolong ?" ucap Laila sambil menggoyangkan tangan Fauzi.

" Laila. " Fauzi sangat terkejut melihat sosok wanita yang ada dalam hayalannya sudah berdiri didepannya dengan tangan masih di atas tangan Fauzi.

Bab. 3. Tugas Untuk Laila

" Maaf kak bisa bantu saya cari buku matematika untuk kelas X ?" tanya Laila kepada Fauzi.

" Buku matematika bukan disini tempatnya. " jawab Fauzi singkat.

" Lalu ... ?" tanya Laila lagi.

" Ayo kakak antar. " tanpa menunggu jawaban dari Laila Fauzi langsung menarik tangan Laila menuju perpustakaan yang di siapkan untuk anak SMA.

" Jadi aku nyasar lagi. " ucap Laila pelan.

" Ayo masuk ! kok malah bengong ? " ucap Fauzi sambil menarik tangan Laila menuju rak buku untuk mata pelajaran Matematika.

Setelah beberapa menit akhirnya Laila menemukan buku yang ia butuhkan.

" Terimakasih ya kak, Kalau g kakak kasih tau pasti aku masih nyari - nyari di perpustakaan itu. " ucap Laila sambil tersenyum menatap Fauzi.

" Asalkan kamu bahagia dan selalu tersenyum manis, aku siap bantuin kamu setiap hari La " batin Fauzi.

" Kak Laila ke kelas dulu ya sudah ditunggu " ucap Laila sambil melangkah keluar.

Sementara Fauzi hanya tersenyum menatap kepergian Laila. Setelah itu ia kembali melangkah menuju perpustakaan tempat ia membaca untuk mencari referensi skripsinya.

Sesampainya di dalam perpustakaan Fauzi kembali sibuk membaca buku yang telah ia ambil.

Sementara Laila masuk ke dalam kelas untuk melanjutkan pelajaran kembali.

" Laila karena kamu sudah tertinggal beberapa bab jadi, silakan dipelajari di rumah jika ada kesulitan boleh tanyakan ke saya langsung atau ke teman-teman yang lain. Dan untuk membuktikan bahwa kamu telah belajar bapak akan memberikan beberapa tugas untukmu. " ucap sang guru sebelum keluar meninggalkan kelas.

" Baik pak dan terimakasih. " ucap Laila sambil menerima lembar tugasnya.

" Bete deh baru masuk sudah dapat tugas segini banyak." cebik Laila.

" Sabar kerjakan sedapatnya saja. Jangan maksa. " ucap Anggi mencoba menghibur teman barunya.

Setelah pelajaran usai dan sudah waktunya untuk pulang, semua siswa meninggalkan kelas. Namun berbeda dengan Laila yang masih santai ditempat duduknya.

" La kamu g pulang ? " ucap Anggi.

" Pulang tapi sebentar lagi, mau beresin buku dan yang lainnya. " jawab Laila.

" Maaf ya La aku duluan, soalnya aku ada perlu. Maaf tidak bisa nemenin." ucap Anggi lalu meninggalkan Laila yang masih santai duduk di bangku.

" Iya santai aja." jawab Laila sambil tersenyum menatap punggung Anggi yang melangkah keluar kelas.

Sementara Anggi berjalan menuju gerbang sekolah dia melihat Fauzi yang duduk di tempat satpam.

" Anggi mana Laila ? " ucap Fauzi sambil mencari gadis cantik yang selalu mengusik hatinya.

" Masih di kelas kak " jawab Anggi.

Kemudian Fauzi melangkah menuju kelas Laila. Dari luar nampak Laila duduk sendirian sambil menopang dagu.

" Hai ! kenapa Bete begitu ? Nanti cantiknya hilang tau. " goda Fauzi sambil mendekati Laila.

" Cantiknya Laila mah sudah bawaan orok tau, jadi g bakal hilang." jawab Laila tanpa melihat pria yang berdiri didekatnya.

" Iya percaya. " jawab Fauzi lalu duduk di bangku sebelah Laila. Namun Laila tetap tak bergeming sedikitpun.

" Ada yang bisa kakak bantu ? " ucap Fauzi lagi.

" Ni dapat tugas segini banyaknya, mana saya tau ! materi aja belum lihat, buku aja baru diambil. Eh malah suruh ngerjain tugas segini." jawab Laila.

" Jadi tambah gemes La, kakak liat kamu, ngambeknya aja bikin gemes, apalagi yang lainnya." batin Fauzi.

" Nanti kakak bantu jangan manyun gitu, nanti kesambet cowok tampan baru tau rasa. " ledek Fauzi.

" Ya mending kesambet cowok tampan dari pada dapet tugas segitu banyaknya. " Laila menimpali.

" Beneran ni ?!, sini kakak sambet, kakakkan tampan." goda Fauzi lagi.

" Kata siapa tampan ?" ucap Laila sambil menatap Fauzi.

" Kata hatimu. " jawab Fauzi dengan Pedenya.

" Ih sok tau, kapan aku bilangnya " jawab Laila.

" Tadi sewaktu sholat, kamu bilang dalam sujud mu." jawab Fauzi sambil terus menggoda Laila.

Dan Laila langsung berdiri lalu memukul - mukul Fauzi sebagai pelampiasan kekesalannya. Sementara Fauzi dengan sigap menangkis pukulan Laila dengan terus menggoda Laila ditempat duduknya. Sampai Laila lelah dan menjatuhkan tubuhnya, dengan refleks Fauzi membawa tubuh Laila dalam dekapannya.

" Sudah lebih tenang ? setelah menemukan pelampiasan ? " ucap Fauzi sambil menepuk-nepuk punggung Laila layaknya menenangkan anak kecil yang menangis.

Namun Laila bukanya tenang malah menangis. terisak-isak ia semakin merindukan mamanya yang selalu memperlakukan hal semacam itu disaat Laila sedih atau marah karena keinginannya tidak dituruti.

" Kok malah nangis ? nanti dikira kakak ngapa-ngapain kamu lagi La, sudah jangan sedih kalau ada masalah bisa cerita sama kakak. Meskipun belum tentu Kakak bisa bantu tapi setidaknya hatimu akan terasa lega." ucap Fauzi mencoba menenangkan Laila.

Laila lagu duduk dan menatap Fauzi, dengan air mata yang masih menetes. Fauzi lalu menghapus air mata gadis yang ada didepannya.

" Jangan menangis lagi untuk tugas matematika nanti kakak bantu, kapan harus dikumpulkan ? tanya Fauzi sambil tangannya merapihkan jilbab Laila. Laila lalu menatap pria depannya dengan tatapan yang penuh tanya.

" Iya nanti Kakak bantu, bila perlu sekarang juga bisa kakak kerjain dan sudah selesai waktu kamu pulang. " ucap Fauzi menyakinkan Laila.

" Janji ? " ucap Laila sambil mengulurkan jari kelingkingnya.

" Iya tapi ada syaratnya. " Fauzi berkata sambil menautkan jari kelingkingnya.

" Apa syaratnya ? " jawab Laila dengan cemberut.

" Syaratnya Laila harus belajar setiap hari sampai Laila, bisa mengukir senyum kebanggaan di wajah orang tua Laila." jawab Fauzi dengan tersenyum.

Laila hanya membalas senyuman sebagai tanda menyetujui persyaratan dari Fauzi. Sementara Fauzi mengerjakan tugas Laila dan tak lupa menuliskan catatan dari mana angka angka tersebut muncul. Sementara Laila memperhatikan pria disampingnya dengan penuh kekaguman.

" Dah beres !" ucap Fauzi sambil merapikan buku-buku Laila.

" Beneran ?! " ucap Laila penasaran.

" Ya seperti yang kamu lihat. " jawab Fauzi dengan bangga.

" Ye ! " teriak Laila dengan semangatnya lalu tersenyum dan langsung memeluk Fauzi.

" La seandainya engkau Halal untukku " batin Fauzi.

" Seneng boleh tapi harus ingat, kita belum sah. " goda Fauzi.

" Maaf, habis kesambet cowok tampan." jawab Laila dengan santainya.

" Kayaknya tadi ada yang g mau mengakui, kalau aku ini tampan." Fauzi menimpali sambil tersenyum, menatap Laila.

" Iya iya kak memang tampan, baik hati, tidak sombong .. ." belum sempat Laila menyelesaikan ucapannya langsung dipotong oleh Fauzi.

" Tapi tidak pandai menjahit." dan keduanya tertawa.

" Ayo kakak antar pulang ! " Fauzi kemudian berdiri dan melangkah keluar. Dan Laila mengikuti dari belakang.

Setelah beberapa saat akhirnya mereka berdua sampai diparkiran, kemudian Fauzi mengeluarkan motornya.

" Ayo naik ! " ucap Fauzi sambil menatap Laila. Laila tanpa ragu langsung naik dibelakang Fauzi.

Mereka meninggalkan gedung yayasan tempat mereka menuntut ilmu dengan hati dan perasaan masing-masing yang tak bisa dijelaskan.

Fauzi mengendarai motornya pelan agar bisa bercakap dengan Laila. Entah mengapa dia merasa sangat bahagia saat bersama dengan Laila berbeda saat dia bersama dengan Hana yang merupakan tunangannya.

" Stop !" tiba-tiba Laila meminta berhenti dan tentu saja Fauzi menghentikan motornya. Setelah motor berhenti Laila turun kemudian ia berlari untuk membeli martabak. Fauzi hanya menggelengkan kepalanya menatap tingkah Laila.

Setelah membeli martabak Laila pun kembali naik di atas motor Fauzi. Dan mereka melewati sepanjang jalan dengan canda tawa.

" Terima kasih ya kak tapi maaf g boleh mampir takut dimarah paman ." ucap Laila saat sampai di depan Rumahnya.

" Iya ... kakak ngerti kok, lagian kakak juga masih ada urusan yang harus kakak selesaikan." jawab Fauzi dengan santainya.

" Ok hati-hati dijalan." ucap Laila lagi.

" Bye ! Sampai jumpa besok, ingat jangan terlambat lagi. " Fauzi mengingatkan dan dibalas dengan anggukan oleh Laila.

Dan Fauzi menjalankan motornya meninggalkan Laila. Kemudian Laila langsung mengetuk pintu kemudian masuk kedalam rumah.

Sementara Fauzi kembali ke perpustakaan untuk mengambil beberapa buku yang akan digunakan sebagai referensi skripsinya. Setelah dirasa cukup iapun meninggalkan yayasan tersebut menuju rumahnya.

" Baru pulang ? emang dari mana sampai g sempat mengangkat telpon. " Sebuah pertanyaan yang seolah-olah ingin mengintrogasi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!