Setelah menjelaskan kepada Hana Fauzi masuk kedalam rumah untuk meletakkan barang-barang bawaannya. Kemudian keluar kembali untuk menemani Hana.
" Ayo aku temani mau kemana ?" ajak Fauzi yang sudah siap di atas motornya.
Hana tersenyum kemudian naik di atas motor dan langsung menyandarkan tubuhnya dipunggung Fauzi.
" Temani aku untuk Beli sesuatu dan makannya." ucap Hana setelah mengatur posisinya agar lebih nyaman.
" Ok ! kita akan pergi ke mana ? "jawab Fauzi sambil tetap mengemudikan motornya.
" Ke butik langganan ku kemudian ketempat biasanya aja. " jawab Hana sambil mengeratkan pelukannya.
" La seandainya itu kamu, pasti akan aku sangat bahagia bisa merasakan hangatnya tubuhmu. " batin Fauzi.
" Ya Allah buanglah pikiran kotor ini." batinnya lagi.
Setelah selesai membeli kebutuhannya Hana dan Fauzi makan ditempat langganannya. Kemudian setelah selesai Fauzi mengantarkan Hana pulang karena ia ingin istirahat agar bisa konsentrasi dengan skripsinya.
Keesokan paginya Fauzi berencana untuk menjemput Laila, untuk mengobati rasa rindu yang ia rasakan. Sejak pertemuan itu Fauzi selalu ingin dekat dengan Laila. Sebuah perasaan yang tidak bisa ia rasakan untuk Hana.
" Hai zi ... nebeng ya, motorku mogok " tiba- Bima muncul didepan Fauzi.
" Ayo ... " jawab Fauzi.
Kemudian keduanya berangkat ke kampus bersama, setelah sampai di depan Gerbang Fauzi menghentikan motornya berencana untuk menjemput Laila.
Namun ketika hendak berbalik ia Melihat Laila sudah turun dari angkot menuju gerbang yayasan tempat mereka menuntut ilmu.
Lalu Fauzi memutar motornya menuju tempat parkir. Setelah memarkirkan motornya Fauzi berlari mengejar Laila.
" Pagi cantik !" sapa Fauzi saat sudah berjalan di samping Laila.
" Pagi juga kakak tampan." balas Laila dengan senyum manisnya.
" Nah gitu dong ke sekolah dengan semangat dan ceria, dan mengalahkan sinar matahari pagi dengan senyuman. " goda Fauzi lagi.
" Terimakasih kakak tapi sayangnya tidak punya recehan. " jawab Laila sambil mengejek Fauzi.
" Ehm ... kamu !, gimana semalam belajarnya ada kesulitan tidak ? " tanya Fauzi.
" Alhamdulillah aman, terimakasih ya kak, kakak sudah bantu Laila. Jadi pagi ini Laila bisa tunjukkan ke guru resek itu, kalau Laila bisa menaklukkan tantangannya." jawab Laila dengan bangga.
" Na itu baru Adik kakak." jawab Fauzi.
" Adik ?! " jawab Laila.
" Terus apa dong ?! " tanya Fauzi.
" Ya apa kek biar lebih mesra. ' jawab Laila dengan nada mengejek.
" Ehm ... gimana kalau Ratu " Fauzi menimpali.
" Ratu ! yang ada jadi selir !, Kakak sudah ada kak Hana. " jawab Laila santai. Namun Fauzi hanya menatap Laila dengan senyum kecut.
" Sebelum para saksi mengatakan sah di depan penghulu." tidak ada yang bisa mengklaim menjadi ratu di hati kakak. " jawab Fauzi serius.
" Cius ?! " jawab Laila.
" Ya serius, emangnya yang kakak ucapkan tadi salah ?! " tanya Fauzi.
He .. He .. He .. Laila hanya tertawa membalas ucapan Fauzi.
" Kakak mau kemana ? " ucap Laila kemudian.
" Memastikan bahwa gadis yang di sampingku ini tidak nyasar seperti kemarin." jawab Fauzi yang otomatis mendapatkan pukulan dari gadis yang ada disampingnya, kemudian mereka tertawa bersama.
Setelah mengantar Laila ke kelasnya. Fauzi menuju kelasnya dan berpapasan dengan Hana.
" Hai ! " sapa Hana dengan senyum manisnya.
" Hai juga " sapa Fauzi.
" Zi ... hari ini kita ada meeting dengan Anggota OSIS jam 9.00, jangan lupa ya. " ucap Hana lagi.
" Aku akan lupa kalau g dijemput kamu. " ucap Fauzi yang membuat wajah Hana merah seketika.
" Iya nanti aku jemput !" ucap Hana sambil tersenyum.
" Kalau aku g ada di kelas cari perpustakaan ya." ucap Fauzi dan di angguki oleh Hana. Kemudian mereka menuju kelas masing-masing.
" Sejak kapan sahabatku ini pintar merayu perempuan ?" ucap Bima yang sudah duduk duluan di samping bangku Fauzi.
" Sejak aku terpesona dengan semua tentang dia." jawab Fauzi sambil tersenyum kemudian duduk di samping Bima.
" Dia ?!, dia siapa ni ?" Tanya Bima dengan wajah serius.
" Kepo ! kayaknya ada yang penasaran. " ucap Fauzi santai.
" Serius Zi ... dari tadi pagi aku perhatikan kamu itu senyum-senyum sendiri, sudah gitu baru hari ini, aku dengan kamu ngegombali Hana " ucap Bima lagi.
Namun Fauzi hanya tersenyum menanggapi Bima yang masih penasaran.
" Kamu sudah mewarnai hariku dan menempati hatiku yang selama ini kosong La " batin Fauzi.
" Kamu beneran jatuh cinta Zi ... !? ucap Bima setelah mata kuliah selesai.
" Aku mau ke perpustakaan dulu Bim
" Fauzi mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Sementara Bima hanya mengangkat bahu mendengar ucapan dari sahabatnya.
Namun Fauzi bukannya ke perpustakaan tetapi malah berjalan menuju ke kelas Laila. Namun dari jauh Fauzi melihat Laila dan Anggi yang asik ngobrol dengan seorang lelaki.
Fauzi yang merasa cemburu langsung mendekati pria tersebut. Dengan mengepalkan tangannya.
" Pagi kak ! " sapa lelaki tersebut.
" Pagi ! sudah kau siapkan semua ? sampai kamu bisa asik ngobrol disini ! " jawab Fauzi dengan dingin.
" Sudah kak ini saya sedang memanggil anggota OSIS yang baru." ucapnya sambil menatap Fauzi.
" Kalau begitu secepatnya saya tunggu diruang rapat. " jawab Fauzi dengan membalikkan badannya meninggalkan mereka bertiga.
" Dasar es batu !" ucap pria tersebut.
" Siapa yang kak Rafik maksud ? " tanya Laila penasaran.
" Siapa lagi kalau bukan ketua BEM yang sok ganteng itu. " jawab Rafik singkat.
" Perasaan g kayak gitu deh " ucap Laila.
" Kan kemarin sudah aku jelasin ke kamu La " ucap Anggi menimpali.
" Ayo kak nanti kalau kita telat bisa gawat " ucap Anggi lagi.
" La gimana tidak berminat jadi anggota OSIS juga ? " tanya Rafik.
Laila hanya menggeleng sebagai jawaban. Fauzi yang diam-diam mendengarkan percakapan mereka tersenyum.
" Bagus ! jangan mau ikut jadi anggota OSIS la, biar kamu punya banyak waktu untuk kita." batin Fauzi.
Setelah Anggi dan Rafik meninggalkan Laila, Laila berencana masuk kembali ke kelasnya. Namun tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang.
" La ... nanti kita istirahat bareng lagi ya, terus setelah itu kakak mau tes apakah kamu sudah paham dengan materi yang kemarin kakak kerjakan. " ucap Fauzi tanpa melepaskan genggaman tangannya.
Laila hanya mengangguk sambil menatap Fauzi.
" Ok ! satu hal lagi, jangan dekat-dekat dengan Rafik. Meskipun dia ketua OSIS tapi dia orangnya playboy." ucap Fauzi lagi.
" Apakah ini sebuah gosip atau sebuah perintah ?" jawab Laila santai.
" Ini fakta dan arahan. " jawab Fauzi santai.
" Ya sudah sana sudah ditunggu sama yang lain, nanti ada gosip baru, bahwasanya ketua BEM sudah tidak disiplin lagi " ucap Laila sambil mengejek.
" Ehm ... ok, sampai ketemu nanti " jawab Fauzi sambil melangkah meninggalkan Laila. Laila pun kembali masuk kedalam kelasnya.
Setelah beberapa lama akhirnya waktu istirahat tiba. Laila pun melangkah menuju masjid untuk shalat berjamaah.
" La kita ke kantin bareng ya, tapi aku sholat dulu dan tunggu aku " ucap Anggi yang sudah ada didepan Laila.
Laila lalu duduk di teras masjid untuk menunggu Anggi selesai sholat.
" Sudah sholat La " ucap Fauzi dan Rafik bersamaan seperti paduan suara.
" Sudah ini masih nunggu Anggi " jawab Laila.
" Ok ... tunggu kakak selesai sholat nanti kita ke kantin bareng." ucap Fauzi dan Rafik bersamaan lagi.
" Setelah meeting jadi makin kompak ya. " goda Laila.
Fauzi dan Rafik saling tatap kemudian mereka melangkah ke dalam masjid. Laila hanya menggelengkan kepalanya.
Setelah selesai sholat mereka berempat menuju kantin, untuk makan siang.
" Hai ... mau kemana ? " ucap Hana yang sudah ada di samping Fauzi.
" Mau ke kantin kak. " jawab Rafik.
" Ya sudah .lkita bareng aja sekalian " ucap Hana lagi. Dan mereka berjalan menuju kantin.
" Mau pesan apa ? Biar kakak yang pesan " ucap Rafik setelah sampai kantin.
" Aku mau mie ayam sama jus alpukat " jawab Laila.
" Ok ! kalau kamu nggi ? " tanya Rafik lagi.
" Samain aja dengan Laila Kak " Jawab Anggi.
Kemudian Rafik melangkah meninggalkan mereka untuk pesan makanan.
" Kita seperti biasa aja ya zi ... " ucap Hana.
" Ok ! " jawab Fauzi kemudian melangkah memesan makanan.
" Ayo kita tunggu di sana." ucap Hana sambil melangkah menuju bangku yang kosong dipojok ruangan.
Laila dan Anggi mengikutinya dari belakang. Setelah sampai mereka duduk kemudian tak lama Fauzi dan Rafik ikut bergabung. Sambil menunggu pesanan mereka ngobrol tentang apa yang sudah dibahas diruang meeting tadi. Sementara Laila hanya jadi pendengar yang baik.
" Pesanan sudah siap " ucap penjaga kantin kemudian menyajikan pesanan mereka.
" Ini pemesanan mu La " ucap Rafik sambil menyodorkan pesanan Laila.
" Terima kasih " ucap Laila.
Kemudian Rafik mengambil saos, kecap dan sambal, kemudian menyodorkan pada Laila. Sementara Fauzi menatap Rafik dengan tatapan penuh dengan rasa cemburu. Namun Hal itu coba ia redam agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan.
" Aku ke perpustakaan duluan ya " ucap Fauzi sambil berdiri dan meninggalkan uang dimeja. Kemudian Hana mengambil uang tersebut dan melanjutkan makan.
Sementara Laila hanya bisa menatap kepergian Fauzi dan melanjutkan makan.
" Kita ngobrol di sana yuk " ucap Anggi setelah selesai makan dan di angguki oleh Rafik.
" Kakak duluan ya soalnya tadi belum sholat " kata Hana.
" Iy kak " jawab yang lainnya kompak.
" Aku tidak bisa gabung ya Soalnya aku harus mengerjakan tugas matematika yang kemarin itu Nggi, maaf " ucap Laila.
" Iya udah deh. " jawab Anggi singkat.
Setelah itu Laila berjalan ke kelas untuk mengambil buku dan peralatannya kemudian melangkah menuju perpustakaan. Setelah sampai Laila melihat ke sekeliling mencari Fauzi. Namun sosok yang dicarinya tidak ada dalam ruangan tersebut. Kemudian ia membalikkan badannya untuk mencari ke permukaan yang lainnya.
Brukk ...
Karena kurang fokus Laila menabrak seseorang sehingga buku-buku yang ia bawa berjatuhan dilantai.
Dan Laila jongkok untuk membereskan buku-buku tersebut. Tapi bersamaan dengan itu ada tangan yang juga akan mengambil buku tersebut, sehingga tangan keduanya bersentuhan. Lalu Laila mendongak dan menatap wajah yang ada di depannya.
" Besok lagi kalau jalan hati-hati " ucap orang tersebut sambil tersenyum menatap Laila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments