Marry (To) Me

Marry (To) Me

Prolog

              Suasana kafe sore itu sedikit temaram diselimuti alunan musik trendi yang menguar di sekeliling gadis berambut keriting sebahu itu. sesekali ia menmyesap minuman dinginnya yang mulai mencair dan membuat tetes embun di gelas kacanya. Ia memainkan jemari, mengetuk meja menigkuti nada lagu yang terdengar sembari melirik kecil jalanan di luar sana. Ramai bebalut mendung yang menggantung di langit.

Dia sudah tamat SMA. Awalnya, ia kira semua akan indah seperti dalam novel atau film. Ia memasuki masa kuliah, bertemu teman baru tanpa melupakan teman lama. Bersama kekasihnya yang sudah bersama sejak SMA dulu. Berjalan-jalan, kuliah, bercanda dan belajar. Dia pikir semua akan indah seperti itu. Juga, bersama keluarganya yang sempurna. Tapi, ternyata tidak. Ada banyak batu kerikil tajam yang datang. Silih berganti, nyaris setiap saat membuatnya semakin rapuh. Bahkan... keluarga yang sempurna? Hah...

Gadis itu melirik kembali ke arah jalanan yang riuh namun tak bersuara. Hari ini, dia ingin mengucapkan sesuatu yang penting. Dan dia memiliki harapan cukup besar agar bisa meringankan sedikit saja kekalutannya. Rupanya, dia tidak cukup kuat merahasiakan semua.

              “Sepuluh menit. Jarang banget sih nih anak telat?” lirihnya seraya melirik jam tangannya dengan sedikit kesal namun juga menyisakan kekhawatiran. Dia mengatur napas dan mengatur tekadnya. Sudah lama ia memutuskan hal ini dan akan ia ungkapkan sebelum semakin tertekan.

              Tak lama, suara gemerincing lonceng di pintu masuk kafe membuatnya menoleh. Seulas senyum lega sekaligus kesal terulas di bibirnya. Menyambut kedatangan seorang laki-laki tinggi yang berjalan ke arahnya. Laki-laki itu terlihat sedikit terengah namun tetap menunjukkan senyum tulus yang memamerkan lesung di ujung bibirnya. Dia sangat memukau. Sejak pertama bertemu sampai detik ini, gadis itu selalu terpesona akan auranya. Kuat, dalam dan manis. Hah... pesona itu nyaris meruntuhkan niatnya.

              “Sori, tadi kudu ketemu ama dosen bentar,” ujar laki-laki itu sambil menyeret bangku di depan gadis itu dan duduk sambil meletakkan tas di lantai, “Udah lama?” rambutnya bergerak saat angin dari pendingin ruangan menerpanya. Aroma samar dari parfum bargamot berbaur mint yang menjadi ciri khas laki-laki itu, menerjang penciuman gadis itu. Benar-benar aroma yang telak yang membiusnya. Lagi.

Gadis itu memberengut, menyeruput sejenak minuman di mejanya lalu melempar tatapan kesal seraya memicingkan kedua matanya yang memanas. Yah, terlalu banyak menyimpan air mata membuat matanya nyaris buta karena panas. Meski ungkapan itu berlebihan, sih... .

              “Menurut lo?” tanya gadis itu dengan nada sedikit sarkas, mengabaikan perasaannya yang berkecamuk.

              Laki-laki itu hanya tersenyum, sedikit aroma bargamot yang berbaur dengan mint menyeruak kembali kala ia menghela napasnya. Laki-laki yang terlihat cukup manis. Dia istimewa dengan lesung pipi yang selalu hadir di ujung bibirnya. Laki-laki yang mempesonanya dalam 5 tahun terakhirnya sejak masa MOS SMA dulu. Arsean Sasongko –Sean—. Selama itu mereka bersama. Cukup lama tapi pesona Sean di mata gadis itu, tidak pudar.

              “Gue pesen minum bentar ya,” ujar Sean yang kemudian melangkah menuju meja bar untuk memesan minuman.

              Gadis berambut keriting—Marry Andrea— melihat bahu Sean yang terlihat tegap dari belakang. Ia menopang dagu dan menatap punggung Sean dengan lekat. Lagi-lagi kegundahannya kembali muncul, rasa cemas yang ia simpan sejak duduk di Kafe, kembali muncul. Ada sedikit pemikiran berkecamuk yang membuat napasnya sedikit tercekat. Sungguh ia ingin bernapas barang sejenak, namun semakin sulit setelah bertatap langsung dengan Sean. Pikirannya akbar seketika. Segala pertahanan yang ia bangun susah payah, hampir tergerus.

Cukup lama Sean memesan makanan. Marry hanya bisa menatap kosong punggung tegapnya. Marry nyaris tenggelam dalam lamunan saat ia menemukan Sean sudah mulai berbalik badan sambil menenteng kayu bertuliskan nomor pesanan. Ia melangkah ringan sambil menunjukkan seulas senyumnya lagi. Sean terlalu banyak tersenyum manis sejak tapi. Tolong, itu membuat Marry sesak napas!

Sean kembali duduk di kursinya dan meletakkan nomor pesanan ke atas meja. Ia berdeham sejenak lalu kembali tersenyum polos ke arah Marry. Lagi!

              “Kenapa lo senyum mulu?” tanya Marry sembari berusaha menepis kegusarannya. Ia setengah memicingkan mata seolah curiga. Ya, memang senyuman Sean sedari tadi, agaknya cukup mencurigakan. Sean tidak terlalu sering memamerkan senyuman. Dia tipikal gunung es yang judes. Setidaknya, waktu SMA, dia begitu. Dia tidak pernah tersenyum atau berkomunikasi santai dengan sembarang gadis. Walaupun, Sean akan berubah sangat manis pada Marry, sih. Dia selalu bersikap lembut hanya pada Marry. Mereka sudah saling tertarik sejak awal.

              “Lo cantik.”

              “Wah, ada apa nih... tuan muda Sean jarang-jarang mau muji gue.”

              Sean meraih tangan Marry dan mengelusnya perlahan. Mendapat perlakuan kecil itu, membuat hati Marry berdesir. Setidaknya, sedikit kekalutannya menjadi ringan saat menatap genggam tangan Sean. Tapi, kegusarannya kembali melanda. Yah, ada hal yang membuatnya cukup tidak nyaman. Ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.  Marry hanya tersenyum kecil. Ia menarik tangannya, menghela napas pendek dan menatap lekat pada Sean.

              “Gue...--“ Marry terhenti sejenak karena seorang pelayan datang menghampiri meja mereka dan meletakkan pesanan Sean di atas meja. Sebuah minuman dan sepiring kecil kue coklat. Ah, aromanya sungguh mantap.

              “Sudah lengkap pesanannya, ya mas?” tanya pelayan tersebut seraya tersenyum.

              “Iya, makasih..., “ ujar Sean.

Pelayan itu melangkah pergi saat Sean menyodorkan sepiring kecil kue coklat ke arah Marry. Kue yang menggoda. Kafe ini adalaha favorit mereka selama ini, mereka punya kue coklat menggoda yang lezat. Kue coklat dengan paduan dark chocolate yang pahit tapi terasa lumermanis di mulut. Tadi, Marry hampir memesannya, tapi urung karena dia yakin jika Sean akan mengomelinya soal ‘diet’.

              “Tumben, nih...”

              “Sedikit sogokan karena udah membuat wanita gue menunggu.”

              Marry nyaris menyuapkan sepotong kue coklat ke mulutnya namun urug setelah mendengar kalimat Sean. ‘Wanita’ itu sungguh kata perumpamaan yang jarang bagi Sean ucapkan. Oke, ini sudah sesikit aneh. Sean sedari tersenyum menawan. Terlalu menawan, bahkan. Dan sekarang dia menggunakan kalimat metafora yang agak membuat Marry merinding.

              “What do you want, mr Sean?” ujar Marry meletakkan sendok kecilnya. Melempar tatapan sedikit curiga.

              Sean tersenyum. lagi, “You know me, Marry... .”

              “Yes... and what?”

              Sean meraih sendok kecil yang tadi dipegang Marry. Ia lalu memotong kue coklat itu tepat di tengah dan menyodorkannya pada Marry. Gadis itu mengernyit kecil dan merasa konyol karena Sean justru mau menyuapinya? What? Marry mendesah dan menatap potongan kue yang disodorkan Sean. Ia termenung sejenak, jelas ia melihat sesuatu yang berkilat di sana. Kue coklat tidak akan berkilau layaknya sebuah... cincin.

              Marry tertegun, ia menatap Sean yang tengah menunggu di balik senyumnya. Mereka sama-sama tahu apa yang sedang terjadi. Sebuah momen besar yang membuat banyak jawaban masa depan mereka. Sesuatu yang layak untuk mereka setelah 5 tahun perjalanan kisah mereka. Sesuatu yang lebih luas dalam mencerna arti komitmen. Sesuatu yang besar tapi bukan sesuatu yang berakhir bahagia. Setidaknya bagi Marry, ini bukan hal yang ia tunggu saat ini. Damn!

              “Sean... ,” lirih Marry.

              “Marry me, miss Marry... ,” ujar Sean.

              Marry tertunduk sejenak lalu mengangkat kepalanya dengan mantap. Ia tersenyum... getir.

              “No, sorry.”

 

-oOo-

 

Terpopuler

Comments

Dayu Fabi

Dayu Fabi

penggunaan kata-kata yang bagus! keren! lebih bagus novel Kakak, dibandingkan aku deh kayanya...

2023-06-02

0

🍁Katrin❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁Katrin❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

Mampir ya😊

2022-04-25

0

༺❥ⁿᵃᵃ​ꨄ۵​᭄

༺❥ⁿᵃᵃ​ꨄ۵​᭄

eemm halo kak salam kenal dri aq...
yg mempir kecerita author menari...

2022-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!