Supreme Cultivation

Supreme Cultivation

Sc.1

Setiap waktu pada hari-hari yang dilalui oleh ming can hanyalah sebuah penderitaan saja, dirinya yang hanya orang kecil di sebuah kota besar harus hidup dibawah banyak tekanan kuat dari segala hal dan aspek kehidupan, tanpa ada kekuatan untuk melawan.

Ming can hanyalah seorang warga biasa yang terkadang terkena sebuah imbas kemarahan dan menjadi objek pelampiasan setiap orang-orang yang memiliki sebuah kekuatan dan kekuasaan dalam kota besar tempat dia tinggal.

Kegiatan yang dilakukan oleh ming can setiap hari hanyalah pergi kehutan mencari herbal dan bahan obat, serta kayu bakar untuk dijual pada para sodagar di kota atau lebih tepatnya di pasar kota.

Dari mulai pagi hingga siang hari, ming can selalu pulang pergi keluar masuk hutan untuk beraktifitas sebagaimana mestinya.

Namun sialnya, hari ini ming can harus bertemu dengan seekor harimau yang kelaparan. Harimau tersebut nampak sudah sangat tidak sabar untuk menerkam kearah dirinya.

Namun ming can tidak mau menjadi santapan sang harimau yang sedang dalam kelaparan tersebut, sehingga memilih untuk berlari sebagai bentuk penyelamatan dirinya.

Ming can terus dan terus saja berlari hingga sampai di tepi jurang, jalannya seolah berakhir disini untuk menjalani kehidupan yang menyedihkan ini.

"Satu sisi aku bisa dimakan harimau lapar ini, satu sisi lagi aku bisa mati jika melompat kedalam jurang dibelakangku sekarang ini"

"Namun, lebih baik bertaruh dengan cara melompat kedalam jurang daripada harus mati langsung diterkam binatang buas!"

Ming can melompat kedalam jurang dengan bertaruh, dia bisa mati atau bisa saja selamat karena keberuntungan dirinya.

Terus dan terus, ming can terjun ke dasar jurang hingga mencapai dasarnya yang ternyata sebuah air danau.

Byur!

Ming can merasa dirinya selamat kali ini, karena setelah lompat dari ketinggian entah berapa, dirinya masihlah hidup karena terjatuh dalam danau yang cukup dalam.

Ming can berenang ke permukaan untuk segera keluar dari dalam danau tersebut, sampai dirinya berhasil mencapai permukaan dan mengambil nafas.

"Huh....huh....huh.....aku selamat, namun dimana ini?"

Ming can berenang ketepian dari tengah danau tersebut, sampai dirinya berhasil mencapai daratan yang merupakan sebuah tempat yang berkabut cukup tebal dengan banyak pohon yang besar.

"Sigh....lolos dari maut, tersesat pula"

Ming can yang mengandalkan instingnya sebagai seorang penjelajah hutan, memilih untuk berjalan lurus kedepan tanpa berniat berhenti.

Terus dan terus berjalan hingga mencapai sebuah tempat yang bisa dibilang sebuah gua.

"Disini tidak ada kabut, dan yang anehnya adalah kabut diluar seperti tidak bisa masuk kedalam sini"

Ming can memutuskan berjalan masuk kedalam gua yang hanya memiliki satu jalan atau satu arah saja untuk dilalui sebagai jalur masuk atau keluar.

Sampai dirinya tiba pada sebuah tempat yang tidak pernah disangka-sangka akan ada disana.

Dimana terdapat sebuah bangunan seperti rumah berukuran sedang ditepi danau yang jernih dan indah, dengan kondisi persekitaran yang dipenuhi oleh tanaman obat dan herbal spritual.

"Apakah ini nyata, atau hanya sebuah ilusi semata?"

Ming can mencubit lengannya sendiri dan terasa sakit, menandakan bahwa dirinya sedang tidak mimpi dan halusinasi saat ini.

"Siapa yang membangun tempat seindah dan senyaman ini disini?"

Ming can berjalan perlahan menuju kediaman dihadapannya tersebut, hingga dirinya sampai didepan pintu kediaman.

Tok.

Tok.

Tok.

Ming can mencoba bersikap sopan dengan mengetuk pintu rumah terlebih dahulu, namun setelah menunggu beberapa saat tidak kunjung mendapatkan balasan.

"Mungkin tidak ada orang disini, atau tempat ini memang sudah ditinggalkan oleh sang pemiliknya"

Ming can membuka pintu secara perlahan-lahan, hingga dirinya dapat melihat kondisi didalam ruangan yang terlihat seperti isi sebuah kediaman orang kaya di kota tempat dirinya tinggal.

"Rumah yang mewah, namun apakah benar-benar tidak ada pemiliknya?"

Ming can berjalan menjelajahi setiap ruangan-ruangan yang ada didalam rumah tersebut sampai lantai dua sekalipun, namun tetap tidak menjumpai satu orang manusia atau bahkan hewan sekalipun didalam rumah.

"Aku akan coba periksa ruangan terakhir ini"

Ming can yang berada dilantai atas, mencoba untuk membuka ruangan terakhir yang ada dilantai dua rumah.

Begitu pintu terbuka secara perlahan-lahan, ming can dapat melihat ada satu tengkorak manusia utuh yang sedang dalam posisi duduk didepan sebuah meja kerja terlihatnya.

"Pasti orang ini dulunya adalah pemilik kediaman ini"

Ming can mendekat kearah meja dan menemukan sebuah catatan pada sebuah buku tipis yang sudah terlihat usang dan lapuk termakan usia, namun tulisannya masih jelas dan dapat terbaca dengan baik.

"Aku adalah Mu Haiji, orang yang dijuluki sebagai supreme terkuat pada era kekacauan perang"

"Setelah semua kekacauan berakhir, aku mendirikan tempat ini dan tinggal menyendiri disini entah berapa lama"

"Namun aku sadar, walau aku supreme terkuat sekalipun tidak akan bisa lepas dari yang namanya takdir kematian"

"Aku mati karena memang sudah mencapai batas waktu hidupku di alam semesta ini, namun aku sudah menulis dan menyimpan semua warisanku ditempat ini untuk siapapun yang berhasil menemukan tempat yang kubangun ini"

"Selain itu, aku juga meninggalkan dua buah pill yang memiliki efek dan kualitas terbaik. Pill dengan warna merah untuk membuat seorang kultivator biasa berubah menjadi seorang kultivator jenius dan hebat sepertiku"

"Sedangkan untuk pill dengan warna hitam bercorak awan emas berguna untuk membuat orang yang memakannya bisa memahami apapun jenis teknik dan seni bertarung dalam hitungan detik saja"

"Pesan dariku yang terakhir, bagi siapapun kamu orang yang beruntung dapat sampai kesini dan menemukan warisanku. Tolong kuburkan jasadku"

Ming can yang membaca isi dari buku tipis tersebut yang rupanya adalah sebuah surat wasiat dari sang pemilik merasa beruntung dan senang sekali.

"Aku akan melakukan permohonan senior yang terakhir, sedangkan untuk semua hal yang anda tinggalkan disini, akan saya pergunakan dengan sebaik-baiknya"

Ming can segera membawa tulang kerangka tubuh manusia yang ada dihadapan dirinya sekarang ini untuk dikuburkan dihalaman belakang kediaman.

Setelah selesai proses penguburan jasad senior tersebut, ming can memberikan penghormatan sejenak dan segera kembali masuk kedalam kediaman menuju ruangan sebelumnya.

.......

Dihadapan ming can sekarang ini sudah terdapat dua pill yang sebelumnya dimaksudkan dalam catatan yang ditinggalkan oleh sang pemilik kediaman.

Ming can pertama-tama mengambil pill berwarna merah dan menelannya.

Wush!

Seketika seluruh tubuh ming can serasa dialiri sebuah energi yang secara terus menerus masuk dan menyegarkan dirinya selain memperkuat tubuh.

Ming can duduk dalam posisi bersila, kemudian mencoba menyerap khasiat dari pill yang dikonsumsi barusan dengan sebisanya dan semampu yang dia bisa.

Sampai dua batang dupa berlalu.....

Ming can membuka matanya secara perlahan-lahan, sekarang ini dirinya merasa bagaikan terlahir kembali dengan tubuh baru yang serasa segar dan bertenaga sekali.

"Apakah ini perasaan saat menjadi seorang kultivator?"

Ming can kemudian teringat akan pill hitam yang dimaksudkan dalam buku sebelumnya, segera ming can ambil dan konsumsi dengan cara seperti sebelumnya.

Namun kali ini rasa yang dialami berbeda dengan saat mengkonsumsi pill merah sebelumnya, perasaan yang dirasakan kali ini adalah kehangatan dibagian kepala dan mata.

Satu batang dupa berlalu dengan begitu saja, namun tidak percuma.......

Ming can perlahan membuka matanya kembali, terlihat dari raut wajahnya begitu senang.

"Kepalaku serasa lebih segar dang ringan saat hendak berpikir, bahkan penglihatanku semakin terasa membaik dan lebih jelas juga tazam"

Ming can berdiri dari posisi dirinya yang sedang bersila barusan, kemudian melirik kearah sebuah rak buku yang terdapat didalam tempat tersebut dalam jumlah yang banyak.

"Kalau begitu, sebagai bentuk tes dan percobaan. Aku akan membaca salah satu buku yang ada, dan kita lihat hasilnya seperti apa"

Ming can mengambil salah satu buku dari rak tersebut secara acak, ketika dilihat pada bagian sampul tertulis sebuah judul buku 'Pengolahan Dewa Obat'

"Apakah ini buku seorang dewa pengobatan?"

Daripada rasa penasaran datang menghantui diri dan pikirannya, ming can duduk dikursi yang ada di dekat meja. Kemudian memulai kegiatan membaca buku dengan tenang.

"Untuk menjadi seorang dewa pengobatan maka harus dilakukan secara bertahap, dimulai dari pengenalan setiap bahan obat dan segala jenis penyakit, sampai cara pengobatan yang perlu dilakukan......."

Ming can terus saja membaca buku pengolahan dewa obat yang berada di tangannya, bahkan seolah waktu yang berlalu perlahan demi perlahan tidak dihiraukan oleh dirinya.

Satu batang dupa kembali berlalu......

Buku yang sebelumnya tengah dibaca, sekarang ming can tutup dan simpan kembali pada tempat sebelumnya.

"Hanya butuh waktu sebentar saja untuk menghafal semua yang tertera didalam buku dengan begitu saja sampai langsung paham dan tertera didalam kepalaku begitu saja"

Ming can kembali mengambil sebuah buku baru dengan judul 'Dewa Alkemis'

"Ini adalah buku pengolahan pill, dan sepertinya memiliki tingkatan yang sama dengan buku sebelumnya yang aku baru selesai baca barusan"

Ming can kembali duduk dikursi sebelumnya dan mulai membaca buku kembali, kegiatan itu ming can lakukan secara berulang-ulang hingga entah sudah berapa banyak buku yang telah dibaca oleh dirinya dalam waktu kurang dari satu hari saja.

.......

Satu hari tepat sudah berlalu, dan selama satu hari itu digunakan ming can untuk membaca semua buku-buku yang ada di rak.

"Semua sudah selesai aku baca, lebih baik aku makan terlebih dahulu"

Ming can keluar dari dalam ruangan tersebut dan pergi menuju ruangan yang bisa dibilang sebuah dapur, namun dirinya tidak menemukan bahan makanan apapun didalam sana.

"Jika begini aku harus mencari makan diluar"

Ming can keluar dari dalam kediaman tersebut dan pergi menuju danau, terlihat didalam danau terdapat banyak sekali ikan yang berenang dengan bebas.

"Sekalian mandi saja"

Ming can melompat kedalam danau tanpa mengenakan pakaian sehelai benangpun, selain untuk membasuh badan yang sudah tidak mandi selam satu hari penuh, juga untuk menangkap ikan didalam danau.

Bersambung.......

Novel ke-4 punya author, dan masih dengan tema Fantasi Timur.

Semoga suka, dan jangan lupa berikan dukungan kalian semua pada author di novel ini.

Dengan.

Like,komen,favorit,vote,rate 5 bintang.

Terimakasih......

Terpopuler

Comments

Nuddin Salim

Nuddin Salim

mohon Thorr... 🙏🙏🙏
ditamatkan ceritanya kyaknya keren thorr... 👍
auto like Thorr ben semangat... !

2023-12-27

0

Dewo Bumi

Dewo Bumi

lanjut jangan kedor💪💪💪💪

2022-07-02

0

Taufik Hidayat

Taufik Hidayat

dua batang dupa kalau gk salah 30mnt

2022-06-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!