Sc.3

Akhirnya hari yang sudah ditunggu sudah sampai, ming can segera pergi menuju lokasi dimana reruntuhan lima elemen akan terbuka di sebelah barat kota air hitam.

Ming can pergi dengan berjalan santai saja, sebab tidak perlu terburu-buru untuk sampai kesana. Karena hari masih sore, sedangkan portal menuju reruntuhan lima elemen akan terbuka malam hari.

Ming can sekarang ini berjalan dengan santai saja menuju lokasi portal akan terbuka, dalam perjalanan menuju kesana. Ming can dapat melihat keramaian para masyarakat kota air hitam ini.

"Kota ini ramai sekali, selain itu semua para kultivator disini memiliki ranah kultivasi tingkat bumi secara rata-rata"

Ming can juga tahu bahwa di kota ini sudah pasti memiliki keluarga-keluarga yang berkuasa, jadi ketika didalam reruntuhan lima elemen nantinya pasti akan bertemu dengan para generasi muda keluarga-keluarga tersebut.

"Aku tidak mau membuat masalah dengan para keluarga yang berkuasa dikota ini, aku masihlah lemah untuk sekarang ini"

Ming can yang sedang berjalan dengan santai tiba-tiba melihat sebuah keramaian para masyarakat yang berkumpul di sebuah titik.

"Apa yang sedang terjadi?"

Ming can mendekati titik keramaian tersebut, sampai akhirnya tahu apa yang sedang terjadi disana.

Ada seorang pemuda arogant dengan diikuti beberapa orang dibelakangnya tengah terlihat adu mulut dengan seorang pemuda lain dan kelompoknya yang tak kalah arogant.

"Lin dong, kau lebih baik berhati-hati ketika didalam reruntuhan lima elemen nantinya" ucap pemuda arogant dengan pakaian merah darah.

"Justru kau yang lebih baik berhati-hati saat didalam reruntuhan lima elemen nantinya Feng shui" ucap lin dong tak kalah arogant.

"Kita lihat, siapa yang akan mendapatkan berkah dan keberuntungan lebih besar didalam sana nantinya" ucap feng shui.

"Baiklah, aku harap kau tidak mati dengan mudah dan bisa kembali dengan selamat dari dalam sana" ucap lin dong tak kalah arogant.

Setelah itu kedua kelompok tersebut pergi bersama menuju lokasi portal reruntuhan lima elemen akan terbuka, karena memang waktu sudah menjelang malam.

Ming can sendiri yang melihat kedua orang barusan merasa akan merepotkan jika sampai bertemu dengan mereka didalan reruntuhan lima elemen nantinya.

"Aku lebih berharap tidak bertemu dengan mereka saat didalam reruntuhan lima elemen nantinya, jika sampai bertemu mereka maka akan sulit dan akan membuatku kesusahan"

Ming can sekarang berjalan menuju lokasi portal kembali, dan secara tiba-tiba ada seorang perempuan yang tiba-tiba berjalan disamping dirinya sambil berkata "bagaimana menurutmu mereka berdua?"

Ming can melirik kearah sampingnya, dan mendapati seorang perempuan yang cantik dan bertubuh bagus dengan rambut pirang kekuning emasan.

"Mereka merepotkan" jawab ming can.

"Hihihi, kau benar mereka merepotkan sekali dan keras kepala" jawab wanita tersebut.

"Kau siapa?" tanya ming can.

"Perkenalkan, aku Yun Mei" ucap wanita tersebut sambil mengulurkan lengannya.

Ming can menyambut uluran lengan yun mei dan memperkenalkan dirinya "Ming"

"Nama yang singkat dan bagus" jawab yun mei.

"Kau juga punya nama yang bagus dan sesuai orangnya" ucap ming can.

"Kau pasti ingin memasuki portal reruntuhan lima elemen kan?" tanya yun mei.

"Begitulah" jawab ming can.

"Bagaimana kalau kita masuk bersama-sama?" tanya yun mei.

"Baiklah, namun aku tidak bisa jamin bahwa kita bisa muncul dilokasi yang sama" jawab ming can.

"Benar juga ya" jawab yun mei.

"Namun, bagaimana kalau kita tetap coba masuk bersamaan?" ucap yun mei kembali.

"Baiklah" jawab ming can.

Kemudian mereka yang berjalan sambil mengobrol tak terasa sudah tiba dilokasi yang akan menjadi portal masuk reruntuhan lima elemen.

Terlihat sudah banyak sekali orang-orang yang berkumpul ditempat tersebut, orang-orang disini sudah dipastikan berkumpul untuk nantinya memasuki reruntuhan lima elemen yang akan segera terbuka.

"Ramai sekali" ucap yun mei.

"Ini sudah pasti" jawab ming can.

Terlihat didepan sana ada beberapa orang tua yang berkumpul dan menjadi pihak panitia dalam pembukaan portal lima elemen.

"Portal lima elemen akan segera kami buka, didalam sana begitu kalian masuk kedalam. Maka keselamatan kalian akan menjadi tanggungan diri kalian sendiri, sebab apapun bisa terjadi didalam reruntuhan lima elemen nantinya"

Begitu penyampaian pesan barusan selesai, para orang tua didepan tersebut segera membukakan portal menuju reruntuhan lima elemen.

Setelah melakukan beberapa gerakan secara bersama-sama, para orang tua tersebut telah selesai membuka portal menuju reruntuhan lima elemen.

"Sekarang kalian bisa mulai masuk" teriak orang tua sebelumnya yang berbicara.

"Ming mari kita segera masuk kedalam portal" ucap yun mei.

"Tidak perlu terburu-buru, harta didalam sana pastilah banyak" ucap ming can.

"Kau benar juga" ucap yun mei.

Mereka akhirnya berjalan dengan santai, dan akhirnya masuk kedalam portal secara bersamaan.

Wush.

Mereka berdua yang masuk secara bersamaan kedalam portal terakhir kali, tetap saja berpisah ketika sampai didalam reruntuhan lima elemen.

"Memang tidak mungkin untuk muncul di lokasi yang sama, namun bisa saja orang-orang muncul dalam posisi berdekatan"

Ming can kemudian berjalan dengan mengandalkan insting miliknya saja, dengan terus dan terus berjalan kedepan tanpa berhenti.

Sampai pada akhirnya, ming can sampai pada sebuah tempat yang terlihat seperti reruntuhan bekas pemukiman.

"Aku akan menjelajahi area ini, siapa tahu aku mendapatkan sebuah keberuntungan"

Ming can kemudian pergi menjelajahi area bekas reruntuhan tersebut, sampai dirinya mendengar sebuah bunyi gaduh dari sebuah suara pertempuran didekatnya.

Boom.

Boom.

Trang.

Tring.

"Sepertinya ada yang sedang bertempur"

Ming can dengan segera pergi dari tempatnya menuju lokasi sumber suara terdengar, yang ternyata begitu ming can lihat itu adalah pertempuran antara lin dong dengan kelompoknya melawan segerombol golem batu.

"Aku bisa gunakan kesempatan ini untuk menilai kemampuan lin dong dengan kelompoknya"

Terlihat oleh ming can bahwa lin dong dengan kelompoknya yang sedang bertarung memiliki kemampuan yang cukup hebat dengan lin dong sendiri yang memiliki kultivasi tahap langit 1, sedangkan para pengikutnya berada ditahap bumi 9.

"Layak menjadi seorang tuan muda bagi keluarga besar di kota skala menengah"

Akhirnya ming can mengetahui bahwa kelompok lin dong bisa dikatakan memiliki kemampuan, dan kelompok feng shui juga kemungkinan memiliki sebuah kemampuan yang sama.

Setelah pertempuran selesai, ming can sekarang segera pergi dari sana karena tidak mau berurusan dengan kelompok seperti mereka yang sudah pasti menyebalkan dan arogant.

Sekarang ini ming can sudah berada ditempat lain, tempat kali ini yang dikunjungi oleh ming can merupakan sebuah kuil yang berukuran besar sekali.

"Aku berharap dapat bertemu beberapa monster atau penjaga tempat ini yang bisa kuajak bertarung demi mengetes kemampuan bertarungku yang sudah kulatih selama ini"

Ming can melangkah masuk kedalam kuil dan disambut dengan sebuah serangan panah yang beruntun.

Ming can yang melihat serangan datang kearahnya menjadi tersenyum dan bergerak kesana kemari dengan zig-zag dan bahkan melakukan gerakan berputar demi menghindari serangan panah yang menyerang dirinya.

Setelah serangan panah berhenti, ming can melihat ada sosok manusia batu dengan memegang sebuah pedang besar dilengannya.

"Akhirnya"

Swush.

Trang.

Tring.

Ming can dengan manusia batu tersebut saling beradu keterampilan pedang, ming can sendiri menggunakan pedang yang diambil dari dalam cincin spatial miliknya.

Gerakan pedang diantara ming can dengan manusia batu tersebut terus saja beradu, dengan masing-masing melakukan serangan dengan pola yang berbeda.

Dimulai dari tebasan horizontal sampai vertikal dan bahkan tusukan kedepan dan gerakan menebas yang cepat dilakukan keduanya.

Ming can dapat mengakui lawannya sungguh tangguh, dan terlebih karena lawannya bukanlah manusia. Membuat lawannya lebih unggul dalam hal daya tahan.

Tapi ming can memilih mengakhiri permainan ini dengan cepat.

"Tebasan sepuluh arah"

Begitu teknik tersebut dilepaskan, ming can dengan cepat melakukan tebasan dalam sepuluh arah yang berbeda dan terfokus untuk menyerang satu target.

Slash.

Slash.

Slash.

Slash.

Tebasan dari sepuluh arah tersebut bukan hanya cepat namun juga kuat, sehingga dapat mengenai manusia batu tersebut yang menjadi lawannya sambil memberikan kerusakan yang besar.

Boom.

Manusia batu tersebut yang terkena tebasan beruntun dari teknik yang ming can gunakan, langsung meledak dan menjadi sebuah butiran debu yang bertaburan.

Namun ada sebuah bola merah darah kehitaman yang menggelinding kebawah kaki ming can dari tubuh manusia batu tersebut yang sudah hancur.

Ming can menyimpan pedangnya kedalam cincin spatial dan kemudian mengambil bola merah darah kehitaman tersebut untuk dilihat benda apa itu.

"Ini adalah core pengendali, dan merupakan bahan kelas tinggi juga salah satu bahan yang diperlukan untuk membentuk tubuh seseorang yang sudah meninggal dan dalam bentuk roh"

"Aku akan simpan terlebih dahulu, semoga aku bisa menemukan bahan dan barang lainnya yang berharga dari tempat ini. Terlebih aku berharap dapat menemukan batu yang aku cari"

Ming can masuk lebih dalam lagi kedalam kuil tersebut, hingga sampai pada sebuah ruangan luas yang terlihat seperti sebuah aula. Dengan terdapat sebuah patung besar dihadapannya, namun yang menjadi fokus ming can adalah sebuah batu bersinar dengan warna pelangi dibawah patung besar tersebut.

"Jangan bilang itu adalah batu yang sedang aku cari"

Ming can segera mendekati batu yang bersinar dengan warna pelangi tersebut, kemudian mengambilnya.

"Batu ini sebenarnya memiliki kegunaan untuk apa, sampai-sampai membuat para kultivator dizaman dahulu teramat sangat ingin mendapatkannya"

Ming can yang sedang memegang batu tersebut nampak merasakan sebuah kehidupan didalam batu yang dia pegang sekarang ini.

"Apakah mungkin jika batu ini sebenarnya adalah sebuah telur?"

Ming can mengambil posisi duduk bersila diatas lantai, kemudian meletakan batu yang disangka sebuah telur tersebut dihadapan dirinya sambil dialiri energi dalam miliknya.

Sampai satu batang dupa berlalu......

Nampak ada sebuah retakan pada batu dengan cahaya pelangi tersebut, ming can menghentikan penyaluran energi dalamnya pada batu tersebut sekarang ini.

Sampai lama kelamaan retakan-retakan tersebut makin membesar dan tak lama batu tersebut hancur, memperlihatkan sebuah monster rubah dengan sembilan ekor dan memiliki sebuah tanda api dengan warna pelangi di dahinya.

Ming can segera memberikan satu tetes darahnya pada kening rubah tersebut, hingga terjalinlah sebuah kontrak antara tuan dan peliharaan hewan kontrak.

"Kamu lucu dan menggemaskan, aku beri nama kamu Kyubi"

Rubah tersebut nampak terbangun, dan segera melompat keatas kepala ming can sambil terlihat bahagia dari raut mukanya.

"Mulai sekarang kamu adalah rekanku" ucap ming can sambil mengelus kepala rubah tersebut.

Rubah tersebut nampak bahagia, dan mengangguk sebagai tanda jawaban atas perkataan ming can sebagai tuannya sekarang.

Bersambung......

Jangan lupa

Like,Komen,Favorit,Vote,Rate 5 Bintang.

Terinakasih.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

What Kyubi🥵

2025-01-30

0

Whats Shapt

Whats Shapt

iya bener kasih nama kurama

2022-09-04

0

Dewo Bumi

Dewo Bumi

ceritanya klau bisa Jangan garing thor

2022-07-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!