Setiap waktu pada hari-hari yang dilalui oleh ming can hanyalah sebuah penderitaan saja, dirinya yang hanya orang kecil di sebuah kota besar harus hidup dibawah banyak tekanan kuat dari segala hal dan aspek kehidupan, tanpa ada kekuatan untuk melawan.
Ming can hanyalah seorang warga biasa yang terkadang terkena sebuah imbas kemarahan dan menjadi objek pelampiasan setiap orang-orang yang memiliki sebuah kekuatan dan kekuasaan dalam kota besar tempat dia tinggal.
Kegiatan yang dilakukan oleh ming can setiap hari hanyalah pergi kehutan mencari herbal dan bahan obat, serta kayu bakar untuk dijual pada para sodagar di kota atau lebih tepatnya di pasar kota.
Dari mulai pagi hingga siang hari, ming can selalu pulang pergi keluar masuk hutan untuk beraktifitas sebagaimana mestinya.
Namun sialnya, hari ini ming can harus bertemu dengan seekor harimau yang kelaparan. Harimau tersebut nampak sudah sangat tidak sabar untuk menerkam kearah dirinya.
Namun ming can tidak mau menjadi santapan sang harimau yang sedang dalam kelaparan tersebut, sehingga memilih untuk berlari sebagai bentuk penyelamatan dirinya.
Ming can terus dan terus saja berlari hingga sampai di tepi jurang, jalannya seolah berakhir disini untuk menjalani kehidupan yang menyedihkan ini.
"Satu sisi aku bisa dimakan harimau lapar ini, satu sisi lagi aku bisa mati jika melompat kedalam jurang dibelakangku sekarang ini"
"Namun, lebih baik bertaruh dengan cara melompat kedalam jurang daripada harus mati langsung diterkam binatang buas!"
Ming can melompat kedalam jurang dengan bertaruh, dia bisa mati atau bisa saja selamat karena keberuntungan dirinya.
Terus dan terus, ming can terjun ke dasar jurang hingga mencapai dasarnya yang ternyata sebuah air danau.
Byur!
Ming can merasa dirinya selamat kali ini, karena setelah lompat dari ketinggian entah berapa, dirinya masihlah hidup karena terjatuh dalam danau yang cukup dalam.
Ming can berenang ke permukaan untuk segera keluar dari dalam danau tersebut, sampai dirinya berhasil mencapai permukaan dan mengambil nafas.
"Huh....huh....huh.....aku selamat, namun dimana ini?"
Ming can berenang ketepian dari tengah danau tersebut, sampai dirinya berhasil mencapai daratan yang merupakan sebuah tempat yang berkabut cukup tebal dengan banyak pohon yang besar.
"Sigh....lolos dari maut, tersesat pula"
Ming can yang mengandalkan instingnya sebagai seorang penjelajah hutan, memilih untuk berjalan lurus kedepan tanpa berniat berhenti.
Terus dan terus berjalan hingga mencapai sebuah tempat yang bisa dibilang sebuah gua.
"Disini tidak ada kabut, dan yang anehnya adalah kabut diluar seperti tidak bisa masuk kedalam sini"
Ming can memutuskan berjalan masuk kedalam gua yang hanya memiliki satu jalan atau satu arah saja untuk dilalui sebagai jalur masuk atau keluar.
Sampai dirinya tiba pada sebuah tempat yang tidak pernah disangka-sangka akan ada disana.
Dimana terdapat sebuah bangunan seperti rumah berukuran sedang ditepi danau yang jernih dan indah, dengan kondisi persekitaran yang dipenuhi oleh tanaman obat dan herbal spritual.
"Apakah ini nyata, atau hanya sebuah ilusi semata?"
Ming can mencubit lengannya sendiri dan terasa sakit, menandakan bahwa dirinya sedang tidak mimpi dan halusinasi saat ini.
"Siapa yang membangun tempat seindah dan senyaman ini disini?"
Ming can berjalan perlahan menuju kediaman dihadapannya tersebut, hingga dirinya sampai didepan pintu kediaman.
Tok.
Tok.
Tok.
Ming can mencoba bersikap sopan dengan mengetuk pintu rumah terlebih dahulu, namun setelah menunggu beberapa saat tidak kunjung mendapatkan balasan.
"Mungkin tidak ada orang disini, atau tempat ini memang sudah ditinggalkan oleh sang pemiliknya"
Ming can membuka pintu secara perlahan-lahan, hingga dirinya dapat melihat kondisi didalam ruangan yang terlihat seperti isi sebuah kediaman orang kaya di kota tempat dirinya tinggal.
"Rumah yang mewah, namun apakah benar-benar tidak ada pemiliknya?"
Ming can berjalan menjelajahi setiap ruangan-ruangan yang ada didalam rumah tersebut sampai lantai dua sekalipun, namun tetap tidak menjumpai satu orang manusia atau bahkan hewan sekalipun didalam rumah.
"Aku akan coba periksa ruangan terakhir ini"
Ming can yang berada dilantai atas, mencoba untuk membuka ruangan terakhir yang ada dilantai dua rumah.
Begitu pintu terbuka secara perlahan-lahan, ming can dapat melihat ada satu tengkorak manusia utuh yang sedang dalam posisi duduk didepan sebuah meja kerja terlihatnya.
"Pasti orang ini dulunya adalah pemilik kediaman ini"
Ming can mendekat kearah meja dan menemukan sebuah catatan pada sebuah buku tipis yang sudah terlihat usang dan lapuk termakan usia, namun tulisannya masih jelas dan dapat terbaca dengan baik.
"Aku adalah Mu Haiji, orang yang dijuluki sebagai supreme terkuat pada era kekacauan perang"
"Setelah semua kekacauan berakhir, aku mendirikan tempat ini dan tinggal menyendiri disini entah berapa lama"
"Namun aku sadar, walau aku supreme terkuat sekalipun tidak akan bisa lepas dari yang namanya takdir kematian"
"Aku mati karena memang sudah mencapai batas waktu hidupku di alam semesta ini, namun aku sudah menulis dan menyimpan semua warisanku ditempat ini untuk siapapun yang berhasil menemukan tempat yang kubangun ini"
"Selain itu, aku juga meninggalkan dua buah pill yang memiliki efek dan kualitas terbaik. Pill dengan warna merah untuk membuat seorang kultivator biasa berubah menjadi seorang kultivator jenius dan hebat sepertiku"
"Sedangkan untuk pill dengan warna hitam bercorak awan emas berguna untuk membuat orang yang memakannya bisa memahami apapun jenis teknik dan seni bertarung dalam hitungan detik saja"
"Pesan dariku yang terakhir, bagi siapapun kamu orang yang beruntung dapat sampai kesini dan menemukan warisanku. Tolong kuburkan jasadku"
Ming can yang membaca isi dari buku tipis tersebut yang rupanya adalah sebuah surat wasiat dari sang pemilik merasa beruntung dan senang sekali.
"Aku akan melakukan permohonan senior yang terakhir, sedangkan untuk semua hal yang anda tinggalkan disini, akan saya pergunakan dengan sebaik-baiknya"
Ming can segera membawa tulang kerangka tubuh manusia yang ada dihadapan dirinya sekarang ini untuk dikuburkan dihalaman belakang kediaman.
Setelah selesai proses penguburan jasad senior tersebut, ming can memberikan penghormatan sejenak dan segera kembali masuk kedalam kediaman menuju ruangan sebelumnya.
.......
Dihadapan ming can sekarang ini sudah terdapat dua pill yang sebelumnya dimaksudkan dalam catatan yang ditinggalkan oleh sang pemilik kediaman.
Ming can pertama-tama mengambil pill berwarna merah dan menelannya.
Wush!
Seketika seluruh tubuh ming can serasa dialiri sebuah energi yang secara terus menerus masuk dan menyegarkan dirinya selain memperkuat tubuh.
Ming can duduk dalam posisi bersila, kemudian mencoba menyerap khasiat dari pill yang dikonsumsi barusan dengan sebisanya dan semampu yang dia bisa.
Sampai dua batang dupa berlalu.....
Ming can membuka matanya secara perlahan-lahan, sekarang ini dirinya merasa bagaikan terlahir kembali dengan tubuh baru yang serasa segar dan bertenaga sekali.
"Apakah ini perasaan saat menjadi seorang kultivator?"
Ming can kemudian teringat akan pill hitam yang dimaksudkan dalam buku sebelumnya, segera ming can ambil dan konsumsi dengan cara seperti sebelumnya.
Namun kali ini rasa yang dialami berbeda dengan saat mengkonsumsi pill merah sebelumnya, perasaan yang dirasakan kali ini adalah kehangatan dibagian kepala dan mata.
Satu batang dupa berlalu dengan begitu saja, namun tidak percuma.......
Ming can perlahan membuka matanya kembali, terlihat dari raut wajahnya begitu senang.
"Kepalaku serasa lebih segar dang ringan saat hendak berpikir, bahkan penglihatanku semakin terasa membaik dan lebih jelas juga tazam"
Ming can berdiri dari posisi dirinya yang sedang bersila barusan, kemudian melirik kearah sebuah rak buku yang terdapat didalam tempat tersebut dalam jumlah yang banyak.
"Kalau begitu, sebagai bentuk tes dan percobaan. Aku akan membaca salah satu buku yang ada, dan kita lihat hasilnya seperti apa"
Ming can mengambil salah satu buku dari rak tersebut secara acak, ketika dilihat pada bagian sampul tertulis sebuah judul buku 'Pengolahan Dewa Obat'
"Apakah ini buku seorang dewa pengobatan?"
Daripada rasa penasaran datang menghantui diri dan pikirannya, ming can duduk dikursi yang ada di dekat meja. Kemudian memulai kegiatan membaca buku dengan tenang.
"Untuk menjadi seorang dewa pengobatan maka harus dilakukan secara bertahap, dimulai dari pengenalan setiap bahan obat dan segala jenis penyakit, sampai cara pengobatan yang perlu dilakukan......."
Ming can terus saja membaca buku pengolahan dewa obat yang berada di tangannya, bahkan seolah waktu yang berlalu perlahan demi perlahan tidak dihiraukan oleh dirinya.
Satu batang dupa kembali berlalu......
Buku yang sebelumnya tengah dibaca, sekarang ming can tutup dan simpan kembali pada tempat sebelumnya.
"Hanya butuh waktu sebentar saja untuk menghafal semua yang tertera didalam buku dengan begitu saja sampai langsung paham dan tertera didalam kepalaku begitu saja"
Ming can kembali mengambil sebuah buku baru dengan judul 'Dewa Alkemis'
"Ini adalah buku pengolahan pill, dan sepertinya memiliki tingkatan yang sama dengan buku sebelumnya yang aku baru selesai baca barusan"
Ming can kembali duduk dikursi sebelumnya dan mulai membaca buku kembali, kegiatan itu ming can lakukan secara berulang-ulang hingga entah sudah berapa banyak buku yang telah dibaca oleh dirinya dalam waktu kurang dari satu hari saja.
.......
Satu hari tepat sudah berlalu, dan selama satu hari itu digunakan ming can untuk membaca semua buku-buku yang ada di rak.
"Semua sudah selesai aku baca, lebih baik aku makan terlebih dahulu"
Ming can keluar dari dalam ruangan tersebut dan pergi menuju ruangan yang bisa dibilang sebuah dapur, namun dirinya tidak menemukan bahan makanan apapun didalam sana.
"Jika begini aku harus mencari makan diluar"
Ming can keluar dari dalam kediaman tersebut dan pergi menuju danau, terlihat didalam danau terdapat banyak sekali ikan yang berenang dengan bebas.
"Sekalian mandi saja"
Ming can melompat kedalam danau tanpa mengenakan pakaian sehelai benangpun, selain untuk membasuh badan yang sudah tidak mandi selam satu hari penuh, juga untuk menangkap ikan didalam danau.
Bersambung.......
Novel ke-4 punya author, dan masih dengan tema Fantasi Timur.
Semoga suka, dan jangan lupa berikan dukungan kalian semua pada author di novel ini.
Dengan.
Like,komen,favorit,vote,rate 5 bintang.
Terimakasih......
Cukup lama ming can menyelam didalam danau, bukan maksud dirinya ingin menyelam dalam waktu lama didalam air danau. Melainkan karena dirinya tidak mendapatkan ikan satupun untuk dimasak.
Karena sudah merasa tidak akan berhasil dengan cara begitu untuk menangkap ikan satupun, ming can keluar dari dalam air danau dan menuju daratan.
Setelah mengenakan kembali pakaiannya, ming can berjalan masuk kedalam kediaman kembali dan menuju ruangan sebelumnya.
Sampai ming can menemukan sebuah cincin spatial.
"Kenapa aku tidak terpikirkan dengan benda ini sebelumnya"
Ming can mengambil cincin spatial tersebut dan kemudian meneteskan sedikit darah miliknya pada cincin spatial tersebut.
Setelah terkena satu tetes darah ming can, cincin spatial tersebut seketika bersinar terang sejenak sebelum ming can merasakan sebuah koneksi dengan cincin spatial yang ada di jari tangannya sekarang.
"Mari kita lihat isinya"
Ming can memasukan kesadaran spritualnya kedalam cincin spatial tersebut, dan menemukan banyak sekali barang dan hal-hal hebat lainnya didalam ruangan dimensi yang ada di cincin spatial tersebut.
"Benar saja, untuk orang kaya dan orang hebat pasti memiliki banyak barang berharga dan hebat juga"
Pandangan ming can terfokus pada sebuah pill dengan warna putih didalam botol kaca bening, ming can mengeluarkan botol kaca bening berisikan pill tersebut dari dalam cincin spatialnya.
Bersamaan dengan itu kesadaran spritualnya kembali ketubuh utama.
"Ini adalah pill pemberi rasa kenyang, dengan memakan ini aku serasa sudah makan sampai kenyang"
Ming can memakan satu pill tersebut, dan benar saja efeknya langsung terasa begitu pill tersebut ditelan.
Rasa kenyang memenuhi rasa lapar yang sebelumnya menyerang.
"Sekarang lanjutkan pada kegiatan berikutnya, berkultivasi dan latihan teknik bertarung"
Ming can menyimpan kembali botol kaca bening yang berisikan pill tersebut kedalam cincin spatialnya, dan memulai apa yang dirinya ucapkan sebelum ini soal kultivasi dan latihan teknik bertarung.
Dibawah arahan catatan peninggalan sang supreme kultivator, dan juga buku-buku teknik pernafasan serta teknik bertarung yang ada, membuat ming can bisa berkembang dengan baik.
Sampai akhirnya ming can menghabiskan waktu sekitar 1 tahun ditempat tersebut, dengan setiap harinya waktu dihabiskan untuk belajar dan berlatih segala hal.
.......
Boom!
Ledakan teredam terdengar dari tubuh ming can yang sedang dalam posisi bermeditasi, kekuatannya baru saja meningkat dan sedang distabilkan.
Satu batang dupa berlalu.....
Proses penyetabilan pondasi kultivasi telah selesai, ming can perlahan-lahan membuka matanya.
"Akhirnya aku sudah mencapai tahap Raja 1, dengan ini aku sudah bisa meninggalkan tempat ini"
Ming can sekarang berusia 20 tahun, dan dirinya bisa dikatan sebagai genius yang tiada tanding atau sebanding dengan bakat pada generasi muda keluarga hebat.
Diumurnya yang ke-20 sudah mencapai tahap Raja 1, ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa sekali untuk orang seusia dengannya.
"Sebelum pergi, aku lebih baik gunakan benda itu terlebih dahulu"
Ming can beranjak dari ruangan tersebut, dan berjalan menuju sebuah ruangan bawah tanah yang berada tepat dibawah kediaman tersebut.
Sebelumnya ming can mengetahui soal ruangan tersebut ketika dirinya membaca satu buku dengan sampul hitam tanpa judul diruangan pelatihan yang ada dikediaman tersebut.
Diruangan bawah tanah ini, ming can mengetahui ada sebuah benda berbentuk kubus yang merupakan sebuah kunci untuk menyimpan seluruh area tempat ini.
Cara penggunaannya juga ming can temukan di dalam buku hitam sebelumnya yang dia baca.
Ming can yang sekarang sudah berada diruangan bawah tanah langsung mengambil kubus tersebut, lalu berjalan keluar dari dalam ruangan bawah tanah.
Sampai dirinya tiba diruangan belajar yang ada di lantai atas, disana ming can juga menemukan sebuah kamar rahasia yang tertulis dibuku hitam sebelumnya.
Kamar rahasia tersebut berupa sebuah kamar tidur, dan didalamnya terdapat banyak pakaian milik senior pemilik tempat ini.
Ming can menyimpan beberapa pakaian untuk dia bawa, dan mengenakan satu. Pakaian tersebut pas ditubuh, dan nyaman saat digunakan.
"Waktunya keluar dari lembah ilusi"
Ming can keluar dari dalam kediaman dan menggunakan kubus sebelumnya untuk memasukan seluruh area sekitar disana kedalam kubus tersebut.
Kemudian kubus tersebut ming can masukan kedalam tubuhnya dengan metode khusus, sehingga kedepannya nanti ming can dapat keluar masuk tempat ini dengan mudah karena selalu dia bawa kemana-mana.
"Baiklah, menurut peta tinggal lurus kedepan saja sampai pada sebuah lingkaran teleportasi"
Ming can mengikuti intruksi yang dia temukan pada peta, dan benar saja dirinya menemukan sebuah lingkaran teleportasi tidak jauh dari lokasi sebelumnya.
Ming can mengalirkan energi dalam miliknya sedikit pada sebuah kristal ditengah lingkaran teleportasi.
Seketika lingkaran tersebut menyala dengan rune-rune kuno berwarna emas bersinar, sampai tiba-tiba saja ming can merasakan tubuhnya seolah dipindahkan dengan cepat.
Dan ketika melihat area sekitar, dirinya menyadari sudah tidak berada didalam lembah ilusi lagi.
"Menurut buku yang aku baca, lingkaran teleportasi bisa mengirim penggunanya secara acak ketempat manapun, itu dikarenakan lingkaran teleportasi sebelumnya tidak memiliki sambungan koneksi"
"Lalu, sekarang aku dikirim ketempat yang entah ada dimana"
Ming can kembali menggunakan persepsinya untuk memindai area sekitar, yang ternyata didekatnya ada sebuah kota skala menengah.
"Aku akan coba masuk kedalam kota itu"
Ming can hanya berjalan santai saja, sampai dirinya tiba didepan gerbang kota yang memiliki plat nama 'Kota Air Hitam'
"Ternyata ini adalah kota air hitam yang berada disebelah selatan kerajaan yu"
Ming can ikut mengantri bersama-sama dengan orang-orang lainnya yang ingin masuk kedalam kota air hitam.
Kekuatan kultivasinya juga sudah ditutupi dengan menggunakan sebuah kalung dilehernya, yang mana kalung tersebut berguna untuk menyembunyikan kultivasi si pemakai kalung tersebut.
.......
Setelah mengantri cukup lama dan membayar biaya masuk kota, sekarang ming can sudah berada didalam kota air hitam ini.
"Aku akan pergi makan terlebih dahulu, sudah lama aku tidak mencicipi makanan lewat mulutku"
Ming can segera berjalan mencari restoran terdekat yang terdapat dikota air hitam ini.
Karena kota air hitam ini merupakan kota skala menangah, jadi tidaklah sulit menemukan sebuah restoran makan.
Setelah duduk pada meja kosong, ming can dihampiri seorang pelayan perempuan yang cantik dan juga bersikap ramah pada setiap pelanggan.
"Permisi tuan muda, anda ingin pesan apa?" tanya sang pelayan.
"Apa saja yang ada?" tanya ming can.
"Anda pasti orang baru di kota ini, maka bagaimana jika saya yang menyarankan anda untuk memesan apa saja?" saran sang pelayan wanita tersebut.
"Itu lebih baik" jawab ming can.
"Jika begitu berapa banyak anda ingin pesan?" tanya sang pelayan.
"Kalau begitu beberapa saja" jawab ming can.
"Baik, mohon ditunggu" jawab sang pelayan.
Sambil menunggu pesanannya tiba, ming can memperhatikan area sekitar yang ramai akan pengunjung restoran.
Sampai dirinya mendengar sebuah percakapan dari para pemuda yang ada di meja belakang dirinya.
"Sebentar lagi gerbang reruntuhan lima elemen akan dibuka" ucap salah satu pemuda.
"Kau benar, banyak sekali orang-orang yang masuk kesana ketika kembali mendapat banyak barang dan hal bagus" sahut salah satu pemuda lain dimeja yang sama dengan pemuda yang berbicara pertama.
"Tapi kalian juga pasti tahu resikonya masuk kedalam sana, selain memiliki banyak keuntungan. Disana juga ada banyak sekali bahaya, selain dari penghuni reruntuhan ada juga bahaya dari orang-orang yang ikut masuk kedalam sana" ujar salah satu pemuda lain di meja yang sama.
"Itu benar" sahut pemuda yang pertama kali berbicara.
Sementara ming can sendiri yang mendengar soal reruntuhan lima elemen ini menjadi senang dan memasang senyum smirk.
"Menurut buku kuno, dalam reruntuhan lima elemen terdapat sebuah batu misterius yang menjadi objek perebutan para kultivator zaman kuno"
"Namun siapapun tidak tahu pasti apa kegunaan dari batu tersebut, walau begitu banyak sekali para kultivator zaman kuno dahulu yang ingin mendapatkan batu tersebut"
Ming can yang memikirkan semua yang dia tahu dalam catatan buku kuno itu, menjadi tertantang untuk masuk kedalam reruntuhan lima elemen yang dimaksudkan oleh pemuda-pemuda yang duduk dibelakangnya.
Tak lama datanglah pelayan cantik sebelumnya membawakan makanan dan minum untuk ming can.
"Tuan muda silahkan" ucap pelayan tersebut.
"Wah sepertinya enak, ini untukmu" ucap ming can sambil memberikan dua koin emas pada pelayan perempuan tersebut.
"Terimakasih tuan muda" ucap pelayan tersebut sangat senang.
"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya ming can.
"Silahkan, akan saya jawab setahu saya" jawab perempuan tersebut.
"Kapan lebih tepatnya reruntuhan lima elemen akan terbuka dan dimana tempatnya?" tanya ming can.
"Kalau soal itu, anda hanya perlu menunggu sampai besok malam dan lokasinya berada di sebelah barat kota ini" ucap pelayan tersebut.
"Satu hal lagi, boleh?" tanya ming can.
"Silahkan tuan muda" jawab pelayan tersebut.
"Siapa namamu?" tanya ming can.
"Saya Yuzi" jawab pelayan tersebut.
Ming can tersenyum dan kemudian memberikan dua koin emas lagi pada yuzi sebagai imbalan atas informasi yang ditanyakan barusan.
Yuzi sangat senang karena bisa mendapatkan empat koin emas dengan mudah, kemudian setelah yuzi pergi dari sana. Ming can mulai kegiatan makannya.
.......
Selesai dengan makan, ming can membayar pesanannya pada yuzi yang kembali melayani dirinya saat selesai makan.
"Terimakasih atas kunjungan anda tuan muda" ucap yuzi.
"Iya, kalau begitu aku pergi" ucap ming can.
"Hati-hati saat anda direruntuhan lima elemen" ucap yuzi.
Ming can tersenyum dan berkata "aku akan berhati-hati"
Setelah itu ming can pergi dari restoran untuk mencari sebuah penginapan, karena reruntuhan lima elemen akan dibuka ketika besok malam.
Ming can tidak butuh waktu lama untuk bisa menemukan sebuah penginapan, dan langsung memesan satu kamar untuk satu hari dia tinggali.
Selesai dengan melakukan pemesanan kamar dan pembayaran biaya sewa, ming can pergi masuk kedalam kamar untuk beristirahat.
.......
Didalam kamar sekarang ini, ming can tengah berbaring dengan nyaman diatas tempat tidur.
"Aku akan mencoba keberuntunganku untuk mencari batu yang dimaksudkan dalam buku catatan kuno yang aku baca"
Karena hari masih pagi, dan reruntuhan lima elemen akan dibuka besok malam. Ming can memutuskan untuk tidur terlebih dahulu.
Selagi menunggu terbukanya lokasi reruntuhan lima elemen.
Bersambung......
Jangan lupa
Like,Komen,Favorit,Vote,Rate 5 Bintang.
Terinakasih.
Akhirnya hari yang sudah ditunggu sudah sampai, ming can segera pergi menuju lokasi dimana reruntuhan lima elemen akan terbuka di sebelah barat kota air hitam.
Ming can pergi dengan berjalan santai saja, sebab tidak perlu terburu-buru untuk sampai kesana. Karena hari masih sore, sedangkan portal menuju reruntuhan lima elemen akan terbuka malam hari.
Ming can sekarang ini berjalan dengan santai saja menuju lokasi portal akan terbuka, dalam perjalanan menuju kesana. Ming can dapat melihat keramaian para masyarakat kota air hitam ini.
"Kota ini ramai sekali, selain itu semua para kultivator disini memiliki ranah kultivasi tingkat bumi secara rata-rata"
Ming can juga tahu bahwa di kota ini sudah pasti memiliki keluarga-keluarga yang berkuasa, jadi ketika didalam reruntuhan lima elemen nantinya pasti akan bertemu dengan para generasi muda keluarga-keluarga tersebut.
"Aku tidak mau membuat masalah dengan para keluarga yang berkuasa dikota ini, aku masihlah lemah untuk sekarang ini"
Ming can yang sedang berjalan dengan santai tiba-tiba melihat sebuah keramaian para masyarakat yang berkumpul di sebuah titik.
"Apa yang sedang terjadi?"
Ming can mendekati titik keramaian tersebut, sampai akhirnya tahu apa yang sedang terjadi disana.
Ada seorang pemuda arogant dengan diikuti beberapa orang dibelakangnya tengah terlihat adu mulut dengan seorang pemuda lain dan kelompoknya yang tak kalah arogant.
"Lin dong, kau lebih baik berhati-hati ketika didalam reruntuhan lima elemen nantinya" ucap pemuda arogant dengan pakaian merah darah.
"Justru kau yang lebih baik berhati-hati saat didalam reruntuhan lima elemen nantinya Feng shui" ucap lin dong tak kalah arogant.
"Kita lihat, siapa yang akan mendapatkan berkah dan keberuntungan lebih besar didalam sana nantinya" ucap feng shui.
"Baiklah, aku harap kau tidak mati dengan mudah dan bisa kembali dengan selamat dari dalam sana" ucap lin dong tak kalah arogant.
Setelah itu kedua kelompok tersebut pergi bersama menuju lokasi portal reruntuhan lima elemen akan terbuka, karena memang waktu sudah menjelang malam.
Ming can sendiri yang melihat kedua orang barusan merasa akan merepotkan jika sampai bertemu dengan mereka didalan reruntuhan lima elemen nantinya.
"Aku lebih berharap tidak bertemu dengan mereka saat didalam reruntuhan lima elemen nantinya, jika sampai bertemu mereka maka akan sulit dan akan membuatku kesusahan"
Ming can sekarang berjalan menuju lokasi portal kembali, dan secara tiba-tiba ada seorang perempuan yang tiba-tiba berjalan disamping dirinya sambil berkata "bagaimana menurutmu mereka berdua?"
Ming can melirik kearah sampingnya, dan mendapati seorang perempuan yang cantik dan bertubuh bagus dengan rambut pirang kekuning emasan.
"Mereka merepotkan" jawab ming can.
"Hihihi, kau benar mereka merepotkan sekali dan keras kepala" jawab wanita tersebut.
"Kau siapa?" tanya ming can.
"Perkenalkan, aku Yun Mei" ucap wanita tersebut sambil mengulurkan lengannya.
Ming can menyambut uluran lengan yun mei dan memperkenalkan dirinya "Ming"
"Nama yang singkat dan bagus" jawab yun mei.
"Kau juga punya nama yang bagus dan sesuai orangnya" ucap ming can.
"Kau pasti ingin memasuki portal reruntuhan lima elemen kan?" tanya yun mei.
"Begitulah" jawab ming can.
"Bagaimana kalau kita masuk bersama-sama?" tanya yun mei.
"Baiklah, namun aku tidak bisa jamin bahwa kita bisa muncul dilokasi yang sama" jawab ming can.
"Benar juga ya" jawab yun mei.
"Namun, bagaimana kalau kita tetap coba masuk bersamaan?" ucap yun mei kembali.
"Baiklah" jawab ming can.
Kemudian mereka yang berjalan sambil mengobrol tak terasa sudah tiba dilokasi yang akan menjadi portal masuk reruntuhan lima elemen.
Terlihat sudah banyak sekali orang-orang yang berkumpul ditempat tersebut, orang-orang disini sudah dipastikan berkumpul untuk nantinya memasuki reruntuhan lima elemen yang akan segera terbuka.
"Ramai sekali" ucap yun mei.
"Ini sudah pasti" jawab ming can.
Terlihat didepan sana ada beberapa orang tua yang berkumpul dan menjadi pihak panitia dalam pembukaan portal lima elemen.
"Portal lima elemen akan segera kami buka, didalam sana begitu kalian masuk kedalam. Maka keselamatan kalian akan menjadi tanggungan diri kalian sendiri, sebab apapun bisa terjadi didalam reruntuhan lima elemen nantinya"
Begitu penyampaian pesan barusan selesai, para orang tua didepan tersebut segera membukakan portal menuju reruntuhan lima elemen.
Setelah melakukan beberapa gerakan secara bersama-sama, para orang tua tersebut telah selesai membuka portal menuju reruntuhan lima elemen.
"Sekarang kalian bisa mulai masuk" teriak orang tua sebelumnya yang berbicara.
"Ming mari kita segera masuk kedalam portal" ucap yun mei.
"Tidak perlu terburu-buru, harta didalam sana pastilah banyak" ucap ming can.
"Kau benar juga" ucap yun mei.
Mereka akhirnya berjalan dengan santai, dan akhirnya masuk kedalam portal secara bersamaan.
Wush.
Mereka berdua yang masuk secara bersamaan kedalam portal terakhir kali, tetap saja berpisah ketika sampai didalam reruntuhan lima elemen.
"Memang tidak mungkin untuk muncul di lokasi yang sama, namun bisa saja orang-orang muncul dalam posisi berdekatan"
Ming can kemudian berjalan dengan mengandalkan insting miliknya saja, dengan terus dan terus berjalan kedepan tanpa berhenti.
Sampai pada akhirnya, ming can sampai pada sebuah tempat yang terlihat seperti reruntuhan bekas pemukiman.
"Aku akan menjelajahi area ini, siapa tahu aku mendapatkan sebuah keberuntungan"
Ming can kemudian pergi menjelajahi area bekas reruntuhan tersebut, sampai dirinya mendengar sebuah bunyi gaduh dari sebuah suara pertempuran didekatnya.
Boom.
Boom.
Trang.
Tring.
"Sepertinya ada yang sedang bertempur"
Ming can dengan segera pergi dari tempatnya menuju lokasi sumber suara terdengar, yang ternyata begitu ming can lihat itu adalah pertempuran antara lin dong dengan kelompoknya melawan segerombol golem batu.
"Aku bisa gunakan kesempatan ini untuk menilai kemampuan lin dong dengan kelompoknya"
Terlihat oleh ming can bahwa lin dong dengan kelompoknya yang sedang bertarung memiliki kemampuan yang cukup hebat dengan lin dong sendiri yang memiliki kultivasi tahap langit 1, sedangkan para pengikutnya berada ditahap bumi 9.
"Layak menjadi seorang tuan muda bagi keluarga besar di kota skala menengah"
Akhirnya ming can mengetahui bahwa kelompok lin dong bisa dikatakan memiliki kemampuan, dan kelompok feng shui juga kemungkinan memiliki sebuah kemampuan yang sama.
Setelah pertempuran selesai, ming can sekarang segera pergi dari sana karena tidak mau berurusan dengan kelompok seperti mereka yang sudah pasti menyebalkan dan arogant.
Sekarang ini ming can sudah berada ditempat lain, tempat kali ini yang dikunjungi oleh ming can merupakan sebuah kuil yang berukuran besar sekali.
"Aku berharap dapat bertemu beberapa monster atau penjaga tempat ini yang bisa kuajak bertarung demi mengetes kemampuan bertarungku yang sudah kulatih selama ini"
Ming can melangkah masuk kedalam kuil dan disambut dengan sebuah serangan panah yang beruntun.
Ming can yang melihat serangan datang kearahnya menjadi tersenyum dan bergerak kesana kemari dengan zig-zag dan bahkan melakukan gerakan berputar demi menghindari serangan panah yang menyerang dirinya.
Setelah serangan panah berhenti, ming can melihat ada sosok manusia batu dengan memegang sebuah pedang besar dilengannya.
"Akhirnya"
Swush.
Trang.
Tring.
Ming can dengan manusia batu tersebut saling beradu keterampilan pedang, ming can sendiri menggunakan pedang yang diambil dari dalam cincin spatial miliknya.
Gerakan pedang diantara ming can dengan manusia batu tersebut terus saja beradu, dengan masing-masing melakukan serangan dengan pola yang berbeda.
Dimulai dari tebasan horizontal sampai vertikal dan bahkan tusukan kedepan dan gerakan menebas yang cepat dilakukan keduanya.
Ming can dapat mengakui lawannya sungguh tangguh, dan terlebih karena lawannya bukanlah manusia. Membuat lawannya lebih unggul dalam hal daya tahan.
Tapi ming can memilih mengakhiri permainan ini dengan cepat.
"Tebasan sepuluh arah"
Begitu teknik tersebut dilepaskan, ming can dengan cepat melakukan tebasan dalam sepuluh arah yang berbeda dan terfokus untuk menyerang satu target.
Slash.
Slash.
Slash.
Slash.
Tebasan dari sepuluh arah tersebut bukan hanya cepat namun juga kuat, sehingga dapat mengenai manusia batu tersebut yang menjadi lawannya sambil memberikan kerusakan yang besar.
Boom.
Manusia batu tersebut yang terkena tebasan beruntun dari teknik yang ming can gunakan, langsung meledak dan menjadi sebuah butiran debu yang bertaburan.
Namun ada sebuah bola merah darah kehitaman yang menggelinding kebawah kaki ming can dari tubuh manusia batu tersebut yang sudah hancur.
Ming can menyimpan pedangnya kedalam cincin spatial dan kemudian mengambil bola merah darah kehitaman tersebut untuk dilihat benda apa itu.
"Ini adalah core pengendali, dan merupakan bahan kelas tinggi juga salah satu bahan yang diperlukan untuk membentuk tubuh seseorang yang sudah meninggal dan dalam bentuk roh"
"Aku akan simpan terlebih dahulu, semoga aku bisa menemukan bahan dan barang lainnya yang berharga dari tempat ini. Terlebih aku berharap dapat menemukan batu yang aku cari"
Ming can masuk lebih dalam lagi kedalam kuil tersebut, hingga sampai pada sebuah ruangan luas yang terlihat seperti sebuah aula. Dengan terdapat sebuah patung besar dihadapannya, namun yang menjadi fokus ming can adalah sebuah batu bersinar dengan warna pelangi dibawah patung besar tersebut.
"Jangan bilang itu adalah batu yang sedang aku cari"
Ming can segera mendekati batu yang bersinar dengan warna pelangi tersebut, kemudian mengambilnya.
"Batu ini sebenarnya memiliki kegunaan untuk apa, sampai-sampai membuat para kultivator dizaman dahulu teramat sangat ingin mendapatkannya"
Ming can yang sedang memegang batu tersebut nampak merasakan sebuah kehidupan didalam batu yang dia pegang sekarang ini.
"Apakah mungkin jika batu ini sebenarnya adalah sebuah telur?"
Ming can mengambil posisi duduk bersila diatas lantai, kemudian meletakan batu yang disangka sebuah telur tersebut dihadapan dirinya sambil dialiri energi dalam miliknya.
Sampai satu batang dupa berlalu......
Nampak ada sebuah retakan pada batu dengan cahaya pelangi tersebut, ming can menghentikan penyaluran energi dalamnya pada batu tersebut sekarang ini.
Sampai lama kelamaan retakan-retakan tersebut makin membesar dan tak lama batu tersebut hancur, memperlihatkan sebuah monster rubah dengan sembilan ekor dan memiliki sebuah tanda api dengan warna pelangi di dahinya.
Ming can segera memberikan satu tetes darahnya pada kening rubah tersebut, hingga terjalinlah sebuah kontrak antara tuan dan peliharaan hewan kontrak.
"Kamu lucu dan menggemaskan, aku beri nama kamu Kyubi"
Rubah tersebut nampak terbangun, dan segera melompat keatas kepala ming can sambil terlihat bahagia dari raut mukanya.
"Mulai sekarang kamu adalah rekanku" ucap ming can sambil mengelus kepala rubah tersebut.
Rubah tersebut nampak bahagia, dan mengangguk sebagai tanda jawaban atas perkataan ming can sebagai tuannya sekarang.
Bersambung......
Jangan lupa
Like,Komen,Favorit,Vote,Rate 5 Bintang.
Terinakasih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!