Sc.5

"Untuk menemukan teratai api, kita harus menuju tempat yang memiliki unsur panas yang kuat" ucap ming can sambil bergerak terus dengan diikuti oleh yu tianlang disamping dirinya.

"Apakah saudara ming tahu dimana ada tempat seperti itu disini?" tanya yu tianlang.

"Aku tahu, namun itu merupakan tempat yang berbahaya" ucap ming can.

"Aku akan pergi bagaimanapun berbahayanya tempat tersebut, itu demi kesembuhan ibuku" ucap yu tianlang.

"Bagus, kau punya keberanian" ucap ming can.

"Lalu dimanakah tempat itu?" tanya yu tianlang.

"Lembah negro" ucap ming can.

"Dimana tempat itu berada?" tanya yu tianlang.

"Kita sedang menuju kesana sekarang" ucap ming can.

"Kenapa aku merasa bahwa kau seperti sudah mengenal betul tempat ini?" tanya yu tianlang.

"Aku sudah pernah kemari sebelumnya" jawab ming can.

"Oh ya, berapa umurmu?" tanya yu tianlang.

"20 tahun" jawab ming can.

"Kita seumuran" ucap yu tianlang.

"Ayo kita bergerak lebih cepat lagi" ucap ming can.

Mereka bergerak lebih cepat menuju lembah negro.

Karena jarak yang cukup jauh, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai lokasi yang dituju.

Namun ditengah perjalanan mereka bertemu dengan sebuah pertarungan antara seorang perempuan dengan lima orang pria, ming can dengan yu tianlang memperhatikan dari jarak yang cukup dekat.

"Yun mei" ucap ming can.

"Temanmu?" tanya yu tianlang.

"Bisa dibilang begitu, kami bertemu saat hendak memasuki portal reruntuhan lima elemen" jawab ming can.

"Sepertinya dia dalam masalah" ucap yu tianlang.

"Lima orang itu memiliki tahap kultivasi bumi 9, sedangkan yun mei sendiri berada di tahap kultivasi langit 1" ucap ming can.

"Walau menang dalam tahap kultivasi, namun akan jadi masalah bagi wanita itu jika harus berhadapan dengan lima orang tahap bumi 9 sekaligus" ucap yu tianlang mengutarakan penilaiannya.

"Kau benar" jawab ming can setuju.

"Aku akan menolongnya terlebih dahulu" ucap ming can.

"Aku tunggu disini" jawab yu tianlang.

Swush.

Ming can bergerak cepat dari samping yu tianlang menuju kearah pertempuran yang sedang berlangsung, sambil memberikan serangan pukulan.

Buagk!

Bugk!

Bagk!

Buagk!

Bughk!

Lima pukulan kuat dan keras berhasil didaratkan dengan telak pada kelima pria tersebut oleh ming can, kelima orang tersebut langsung dibuat terlempar jauh dalam keadaan patah tulang dibagian yang terkena pukulan.

"Kau tidak apa-apa?" tanya ming can sambil membalikan badan menatap yun mei.

"Ming!" ucap yun mei bahagia sambil berlari masuk kedalam pelukan ming can.

Ming can terkaget, namun langsung kembali bersikap normal.

"Yun mei, sepertinya kau terlalu bersemangat" ucap ming can.

Yun mei tersadar dengan apa yang dirinya lakukan sekarang ini terlalu berlebihan, yun mei langsung melepaskan pelukannya pada tubuh ming can dan berkata "aku terlalu berlebihan, maaf"

"Tidak apa-apa, aku paham" jawab ming can sambil tersenyum.

Kemudian datanglah yu tianlang.

"Kau hebat saudara ming" ucapnya.

"Kamu siapa?" tanya yun mei pada yu tianlang.

"Perkenalkan, aku adalah yu tianlang" ucapnya memperkenalkan diri.

"Aku yun mei" balas yun mei memperkenalkan dirinya.

"Lebih baik mereka diapakan?" tanya ming can menunjuk kelima orang sebelumnya.

"Bunuh saja" ucap yu tianlang dengan yun mei bersamaa.

"Wih cocok nih" ucap ming can menggoda.

"Ah, apa yang kau katakan ming" ucap yun mei.

"Kau jangan menggodaku saudara ming" ucap yu tianlang.

"Baiklah, kalau begitu silahkan biar yun mei yang menyelesaikan mereka" ucap ming can.

"Kamu saja" ucap yun mei.

"Baiklah" jawab ming can.

Setelah membunuh mereka berlima yang telah tidak berdaya akibat terkena pukulan dari dirinya sebelum ini, ming can berkata "kau mau ikut dengan kami yun mei?"

"Mau, tapi kemana?" tanya yun mei.

"Kami mau menuju lembah negro untuk mencari taratai api" ucap yu tianlang menjawab pertanyaan yun mei.

"Untuk apa mencari teratai api?" tanya yun mei.

"Untuk kesembuhan ibuku" jawab yu tianlang.

"Jadi kau mau ikut dengan kami?" tanya ming can.

"Aku akan ikut dengan ming kemanapun itu" ucap yun mei.

"Kalau begitu mari kita lanjutkan perjalanan" ucap ming can.

Mereka kemudian pergi bertiga secara bersama-sama menuju lembah negro untuk mencari teratai api.

Dari lokasi tersebut menuju lembah negro masihlah membutuhkan beberapa waktu lagi untuk sampai kesana.

.......

Setelah melakukan perjalanan beberapa waktu secara bersama-sama, mereka bertiga sampai pada lokasi yang dituju.

"Jadi ini adalah lembah negro?" tanya yu tianlang.

"Benar, dan didalam lembah ini dihuni oleh burung gagak api yang bisa menyemburkan api dari mulutnya" jawab ming can sambil menjelaskan.

"Lalu dimanakah letak teratai api tersebut?" tanya yu tianlang.

"Didalam gua itu" tunjuk ming can pada sebuah gua yang terdapat dihadapan mereka.

"Kalau begitu mari masuk dan segera pergi dari sini" ucap yun mei.

"Tidak semudah itu, sebab ketika ada manusia atau orang asing masuk kedalam wilayah mereka tanpa izin, maka bersiaplah untuk mendapat sambutan" jelas ming can.

"Lalu apa rencana kita?" tanya yu tianlang.

"Kau masuk dan segera ambil teratai api tersebut, sedangkan aku akan mengatasi sambutan yang diberikan mereka sebagai tuan rumah" ucap ming can.

"Kalau begitu aku juga akan membantu ming" ucap yun mei.

"Baiklah, berapa yang harus aku ambil?" tanya yu tianlang.

"Kau hanya butuh satu untuk kesembuhan ibumu, namun ambilkan 5 lagi untukku" ucap ming can.

"Aku mengerti" jawab yu tianlang.

"Kalau begitu ayo mulai" ucap ming can.

Mereka bertiga kemudian bergegas masuk kedalam wilayah lembah negro, namun ada yang aneh.

Didepan mulut gua, ming can dengan yun mei menunggu diluar mulut gua. Sedangkan yu tianlang masuk kedalam gua untuk mengambil teratai api yang dibutuhkan.

"Kenapa tidak ada satu monsterpun yang terlihat?" tanya yun mei.

"Kamu benar, sepertinya bukan hanya kita yang berada ditempat ini" ucap ming can menjawab.

"Jadi ada orang lain yang berada di tempat ini?" tanya yun mei.

"Sepertinya begitu" jawab ming can.

Setelah waktu berlalu tidak lama, yu tianlang sudah kembali keluar dari dalam gua dengan membawa 6 teratai api yang dia ambil dari dalam gua.

"Sudah dapat?" tanya yun mei.

"Sudah, kalian sendiri tidak apa-apa?" tanya yu tianlang.

"Sepertinya kita beruntung, karena tuan rumah sedang menyambut tamu yang lain disarangnya sekarang ini" jawab ming can.

"Kalau begitu segera kita gunakan kesempatan ini untuk pergi" ucap yu tianlang.

"Ya" jawab yun mei dan ming can bersamaan.

Mereka bertiga bergegas meninggalkan area lembah negro dengan secepatnya, sampai pada bagian luar lembah mereka berhenti.

"Ini teratai yang kau minta" ucap yu tianlang sambil memberikan lima teratai yang diminta ming can sebelumnya.

Ming can menerima lima teratai tersebut dan kemudian menyimpannya kedalam cincin spatial.

"Kita per-" ucapan yun mei terpotong oleh akibat ming can memeluk nya dan pergi dari sana, termasuk yu tianlang yang ikut menghindar dari lokasi mereka berdiri barusan.

Boom!.

Sebuah ledakan skala besar dari serangan bola api mendarat ditempat mereka berdiri barusan, ming can dengan yun mei berada tidak jauh dari lokasi sebelumnya.

"Ming ada siapa yang barusan menyerang kita?" tanya yun mei.

Ming can melepaskan pelukannya pada tubuh yun mei dan berkata "aku juga tidak tahu siapa, namun serangan barusan berniat membunuh kita bertiga"

Tidak lama kemudian datanglah yu tianlang menghampiri mereka berdua.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya yu tianlang.

"Iya, kau sendiri?" tanya ming can.

"Aku juga baik-baik saja" ucap yu tianlang.

"Siapa mereka sebenarnya?" tanya yu tianlang.

Dilain sisi tidak jauh dari tempat mereka bertiga, ada lima orang tengah memandang kearah mereka dengan merendahkan.

"Ternyata kalian bisa menghindari serangan gabungan kami barusan" ucap salah satu orang dari kelompok tersebut.

"Siapa kalian?" tanya yun mei dengan geram.

"Malaikat maut kalian" ucap salah satu orang menjawab.

Namun sedetik kemudian, mereka yang sedang melayang diatas udara terjatuh keatas tanah akibat merasakan tekanan kuat yang dilepaskan oleh ming can sekarang.

Bruagk!

Mereka berlima sekarang terjatuh dengan keras dari udara secara bersama-sama, dalam posisi tengkurap diatas tanah.

"Apa yang kalian coba katakan sebelumnya?" tanya ming can sambil berdiri dihadapan mereka berlima.

"Si-al, kau akan menyesal melakukan ini!!" teriak salah satu orang di kelompok tersebut.

"Memangnya kalian siapa berani berkata begitu?" tanya ming can.

"Ka-mi dari tentara bayaran serigala!" sahut salah satu orang lainnya.

Namun sedetik kemudian mereka semua terbunuh oleh pedang ming can yang cepat.

"Aku akan datang lain hari untuk mengurus kelompok kalian" ucap ming can.

Setelah memungut cincin spatial mereka berlima, sekarang ming can dengan yun mei dan yu tianlang pergi meninggalkan lokasi tersebut.

"Kita mau kemana?" tanya yu tianlang.

"Mencari tempat aman untuk istirahat" jawab ming can.

"Oh" jawab yu tianlang singkat.

"Aku selalu penasaran semenjak kita bertemu sebelumnya sampai sekarang ini, sebenarnya kultivasimu berada ditahap apa ming?" tanya yun mei.

"....Rahasia" jawab ming can.

"Issh...gak seru" ucap yun mei cemberut.

Yu tianlang yang melihat itu menahan tawanya.

.......

Tidak lama setelah melakukan perjalanan dari lokasi sebelumnya, sekarang mereka bertiga sudah sampai di sebuah reruntuhan seperti sebuah kediaman.

"Kita bisa istirahat disini" ucap yu tianlang.

"Sekalian makan" ucap yun mei.

"Rampasan dari kelima orang sebelumnya aku akan bagi rata dengan kalian" ucap ming can.

"Tidak perlu ming, lagipula kamu yang sudah mengalahkan mereka dan membunuhnya juga" ucap yun mei.

"Aku tetap akan membagikannya pada kalian berdua secara rata, karena bagaimanapun kita dalam tim yang sama" ucap ming can menjelaskan.

Akhirnya rampasan yang didapat dari dalam cincin spatial kelima orang sebelumnya dibagikan secara rata oleh ming can untuk mereka bertiga.

Selesai melakukan pembagian rampasan barusan, ming can kemudian bertanya "berapa lama waktu kita didalam reruntuhan lima elemen ini?"

"Hanya tiga hari" jawab yun mei.

"Dengan begitu kita akan segera pergi kerumahmu tianlang" ucap ming can.

"Baiklah" jawab tianlang.

Yun mei sendiri mengeluarkan beberapa bumbu masak dan daging mentah dari dalam cincin spatial miliknya dan kemudian menyalakan api untuk memanggang daging tersebut.

Sambil menunggu daging matang, yun mei terus menatap kearah ming can seolah ada yang ingin disampaikan.

"Apakah kamu ingin mengatakan sesuatu padaku yun mei?" tanya ming can yang sadar arti dari tatapan yun mei sedari tadi yang memandangi dirinya.

"Aku hanya ingin bilang, apakah kamu bersedia datang kerumahku terlebih dahulu setelah dari tempat ini" tanya yun mei berharap.

Ming can menatap kearah yu tianlang, yu tianlang paham akan arti tatapan dari ming can.

"Aku tidak keberatan jika harus mampir terlebih dahulu sebelum pergi kerumahku" ucap yu tianlang.

"Kalau begitu aku akan mampir kerumahmu terlebih dahulu" ucap ming can.

"Benarkah?" seru yun mei senang.

"Iya" jawab ming can.

"Makasih" jawab yun mei.

Bersambung......

Jangan lupa.

Like,Komen,Favorit,Vote,Rate 5 Bintang.

Terinakasih.

Terpopuler

Comments

Exe

Exe

8

2022-06-29

0

Taufik Hidayat

Taufik Hidayat

hahahah so lu🤣🤣

2022-06-14

0

Mr. GR

Mr. GR

Masih nunggu Tingkatan Kultivasi nya ?
Masi gua pelototin nih dibaca gak coment gw hahaha

2022-02-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!