Sc.4

Ming can dengan kyubi berjalan meyusuri setiap sudut dalam ruangan kuil yang dimasuki sekarang ini oleh ming can, kuil yang begitu besar ini tidak memiliki harta lain selain kyubi saja.

"Aku lebih baik pergi kemana sekarang? Terlebih aku tidak tahu batas waktu setiap orang-orang yang masuk kedalam reruntuhan lima elemen ini"

Ming can keluar dari dalam kuil, dan tengah bingung harus pergi kemana untuk melakukan penjelajahan selanjutnya.

Boom!

Ming can dikejutkan dengan suara ledakan kuat yang terdengar tidak jauh dari lokasi keberadaan dirinya sekarang.

"Pasti da seseorang yang sedang bertarung didekat sini"

Ming can bergegas menuju lokasi sumber ledakan sebelumnya terdengar, dan benar saja ada yang sedang bertarung.

Namun mengejutkan, orang yang sedang bertarung tengah menghadapi seekor monster salamender dengan tingkat yang lebih setara kultivator tahap langit awal.

"Orang itu hanya berada ditahap bumi puncak saja, jika pertarungan ini berlangsung dengan alot. Maka hanya kematian yang menunggu orang itu diakhir pertarungan"

"Aku tolong atau tidak, kyubi?"

Ming can mengetahui tentang monster rubah dengan ciri-ciri seperti ini dari catatan yang dibaca olehnya sebelum ini, dimana monster rubah ini adalah seekor monster rubah dengan keturunan darah khusus.

Dengan itu pula monster rubah ini memiliki beberapa kemampuan diatas rata-rata, yang diantaranya adalah sebuah insting untuk menentukan sifat seorang manusia.

Kyubi nampak memperhatikan orang yang sedang bertarung dengan salamender tersebut dan setelah itu melirik kearah tuannya.

"Bagaimana?"

"Tolonglah dia tuan" jawab kyubi melalui komunikasi pikiran.

"Kau sekarang mau berbicara akhirnya"

"Sebelumnya aku hanya merasa tidak perlu terlalu banyak bicara saja tuan" jawab kyubi.

"Jadi dia orang baik?"

"Iya, walau aku tidak tahu sifat dia bagaimana secara pasti" jawab kyubi.

"Kalau begitu kau lebih baik aku kirim kesebuah tempat terlebih dahulu, disana kau bisa menyaksikan diriku lewat cermin air"

"Memangnya tempat apa yang anda maksudkan tuan?" tanya kyubi.

Ming can berpindah tempat dari reruntuhan lima elemen kedalam kubus yang dipakai sebagai tempat penyimpanan kediaman sebelumnya.

Kyubi nampak terkejut dengan yang baru saja terjadi.

"Apakah kita baru saja berpindah tempat?" tanya kyubi.

"Benar, dan sekarang kau bisa tinggal disini selagi aku berada direruntuhan lima elemen"

"Wah ada banyak bahan obat dan tanaman spritual disini" ucap kyubi.

"Aku melarangmu memakan semua itu, jika kau melanggarnya aku akan tahu"

"Anda jahat sekali, kenapa melarangku untuk memakan tanaman dan buah spritual ini?" tanya kyubi.

"Nanti akan aku berikan makanan yang lebih enak dan bermanfaat untuk perkembangan kekuatanmu"

"Baiklah, anda pokoknya harus menepati kata-kata anda ini, jangan sampai tidak" ucap kyubi menekankan kata-katanya.

"Iya, aku pergi dulu"

Wush.

Ming can menghilang dari kediaman tersebut, dan muncul kembali pada lokasi dirinya berada sebelum ini di reruntuhan lima elemen pada tempat yang sama pula.

Ming can masih dapat melihat pertarungan antara kultivator sebelumnya dengan salamender.

"Hey, kau butuh bantuan?" tanya ming can dari jauh.

Kultivator yang sedang bertarung dengan salamender melirik kearah ming can sekilas dan menjawab.

"Bantu aku, akan kubalas kebaikanmu nanti" jawab pria tersebut.

"Tebasan sepuluh arah"

Swing.

Swing.

Swing.

Swing.

Sepuluh tebasan beruntun yang tidak hanya cepat tapi kuat, langsung mengunci kearah sasaran targetnya. Salamender yang merasakan bahaya dari serangan tersebut segera bergegas menghindar, namun siapa sangka serangan yang dilepaskan ming can tidak bergerak lurus begitu saja.

Melainkan mengikuti target yang sudah ditentukan oleh sang pengguna jurus tersebut.

Hingga tubuh salamender tersebut tercincang dengan begitu mudah dan menjadi beberapa bagian.

Melihat kejadian tersebut membuat pria yang sebelumnya melawan salamender merasa kaget dan terpukau.

"Kau baik-baik saja?" tanya ming can disamping pria tersebut yang terbengong ketika melihat tekniknya.

"Ah! Aku baik-baik saja, terimakasih atas bantuanya saudara" ucap pria tersebut.

"Baguslah, kau datang sendiri atau dengan kelompokmu?" tanya ming can.

"Sebelumnya perkenalkan diriku adalah Yu Tianlang, aku datang ke reruntuhan lima elemen ini bersama dengan dua orang anggota keluargaku" jawab tianlang.

"Aku ming, sepertinya kau bukan dari kota air hitam" tebak ming can.

"Saudara ming benar, aku berasal dari kota sebelah" jawab yu tianlang.

"Kota mana?" tanya ming can penasaran.

"Aku berasal dari kota kapur hitam" jawab yu tianlang.

"Kau datang dari kota kapur hitam sengaja datang kemari untuk bisa masuk kedalam reruntuhan lima elemen ini?" tanya ming can.

"Benar, itupun atas perintah patriak klan" jawab yu tianlang.

"Baiklah, karena kau sudah selamat. Aku akan pergi" ucap ming can sambil berbalik badan hendak pergi meninggalkan yu tianlang.

"Tunggu" panggil yu tianlang.

"Ada apa?" tanya ming can sambil berbalik badan menatap yu tianlang.

"Sebagai bentuk ucapan terimakasih telah menolong diriku sebelumnya dari cengkraman salamender, terimalah token tamu kehormatan keluarga yu kami" ucap yu tianlang sambil memberikan sebuah token hijau dengan tulisan tamu kehormatan.

Ming can menerimanya dan mengucapkan terimakasih "aku terima, dan terimakasih"

"Seharusnya aku yang mengatakan terimakasih, lalu kenapa kita tidak menjelajah bersama-sama saja? saran yu tianlang.

Ming can selesai menyimpan token pemberian dari yu tianlang kedalam cincin spatial dan kemudian menjawab usulan darinya barusan.

"Ide bagus, apakah kau ada tujuan tertentu di reruntuhan lima elemen ini?" tanya ming can.

"Ada, itu adalah hutan kaiyuan" jawab yu tianlang.

"Untuk apa kau mencari lokasi hutan itu?" tanya ming can.

"Aku memerlukan bunga krisan es yang keberadaannya ditengah danau dalam hutan kaiyuan" ucap yu tianlang.

Ming can merasa bingung, sebab dalam catatan yang ditingalkan sang senior supreme. Dalam reruntuhan lima elemen tidak ada sebuah danau yang letaknya berada di tengah hutan kaiyuan, yang ada hanyalah sebuah rawa berlumpur yang sangat-sangat dalam.

"Untuk apa bunga krisan es tersebut?" tanya ming can.

"Ibuku sakit, dan membutuhkan tanaman tersebut untuk proses penyembuhannya" jawab yu tianlang.

"Sakit apa ibumu jika aku boleh tahu" tanya ming can.

"Dia terkena racun es neraka" jawab yu tianlang.

Ming can kembali dibuat heran dengan pernyataan dari yu tianlang sekarang ini, setahu dirinya menurut buku dewa pengobatan. Untuk menyembuhkan racun es neraka dari tubuh seorang perempuan, haruslah dengan bunga teratai api yang memiliki unsur panas atau 'yang'.

"Dalam keluargamu sepertinya sedang tidak baik-baik saja" tebak ming can kembali.

"Kau benar, ada seseorang yang selalu mencoba menghancurkan keluarga kami dari dalam secara perlahan-lahan" jawab yu tianlang.

"Jika ibumu ingin sembuh dan kondisinya kembali pulih seperti semula, jangan gunakan bunga krisan es" jelas ming can.

"Kenapa kau bilang begitu? Padahal itu adalah saran pengobatan yang diberikan paman ke-3 keluarga yu kami yang terkenal akan ilmu pengobatannya" jawab yu tianlang.

"Aku akan jelaskan sekali, dengarkanlah dengan sebaik-baiknya"

"Guruku pernah berkata, untuk menyembuhkan racun es neraka dari tubuh seorang pria harus menggunakan bunga krisan es yang memiliki unsur 'yin', sedangkan untuk meyembuhkan racun es neraka dari tubuh seorang perempuan harus menggunakan bunga teratai api yang memiliki unsur 'yang'" jelas ming can pada yu tianlang barusan dengan sejelas-jelasnya, seperti apa yang dirinya ketahui dari buku dewa pengobatan sebelumnya yang dia baca.

"Apakah benar begitu?" tanya yu tianlang ragu.

"Aku tidak memaksa dirimu untuk mengikuti penjelasanku barusan, namun aku hanya ingin menyampaikan apa yang aku tahu padamu saja" ucap ming can menjelaskan.

"Kalau ucapanmu benar, lalu kenapa pamanku berkata sebaliknya dari yang kau ucapkan" tanya yu tianlang yang merasa bingung sekarang ini.

"Aku rasa paman ke-3 mu itulah penyebab semua kekacauan dalam keluargamu selama ini" jawab ming can.

"Itu tidak mungkin" jawab yu tianlang.

"Aku akan beritahu dirimu satu hal lagi, ditengah hutan kaiyuan tidak ada danau, yang ada hanyalah sebuah rawa berlumpur yang sangat dalam" jelas ming can kembali memberikan informasi yang dirinya ketahui pada yu tianlang kembali.

"Apa! Bagaimana kau bisa tahu semua itu, memangnya kau sudah pernah pergi kesana apa?" tanya yu tianlang tidak percaya.

"Iya" jawab ming can berbohong.

"Sial! Jika begini memang mungkin saja paman ke-3 ku yang ada dibelakang semua keributan yang terjadi didalam keluargaku selama ini" ucap yu tianlang geram akan perbuatan paman ke-3 nya.

Ming can secara tiba-tiba merasakan niat membunuh, dan itu datang dengan cepat kearah mereka berdua sekarang.

"Ada orang mendekat kemari dengan hawa membunuh" ucap ming can tiba-tiba.

Yu tianlang kaget dan segera ikut merasakan juga apa yang ming can maksudkan barusan.

"Siapa?" tanya yu tianlang.

"Entahlah, namun kita harus waspada" ucap ming can.

"Kenapa? Bukannya kau kuat jika dilihat dari seranganmu sebelumnya" jawab yu tianlang.

"Mereka berdua berada ditahap bumi 9" jawab ming can.

"Sialan!" ucap yu tianlang.

Tidak lama kemudian, muncullah sosok dari dua orang yang memancarkan hawa membunuh tersebut dihadapan ming can dengan yu tianlang sekarang ini.

"Ternyata itu kalian berdua" ucap yu tianlang.

"Iya, dan kami datang menemui anda untuk menyelesaikan perintah penatua ke-3" ucap salah satu diantara keduanya.

"Perintah apa yang diberikan paman ke-3?" tanya yu tianlang.

"Membunuh anda disini" jawab orang yang satu lagi menyahut.

"Apa!" ucap tak percaya bercampur kaget dari yu tianlang.

"Kau sekarang percaya perkataanku sebelumnya kan? Tuan muda Yu Tianlang" ucap ming can sambil menarik pedangnya.

"Sepertinya aku telah tertipu dalam permainan paman ke-3 selama ini, jadi aku akan segera kembali kerumah secepatnya untuk melaporkan masalah ini" ucap yu tianlang sambil mengeluarkan pedangnya juga.

"Hahahah, anda akan terkubur disini selamanya" ucap salah satu dari dua orang tersebut.

Namun secara mengejutkan, tiba-tiba ming can berada dibelakang keduanya dengan pedang yang berlumuran darah sedikit.

"Kalian yang akan terkubur mati disini" ucap ming can.

"Ap-" ucapan mereka berdua terhenti kala mereka kehilangan kesadaran dan tidak bangun lagi untuk selamanya.

"Yu tianlang, mari kita cari obat untuk ibumu terlebih dahulu sebelum kita kembali kerumahmu" ucap ming can sambil mengibaskan pedangnya untuk membersihkan darah yang menempel pada bilah pedang yang tazam.

Yu tianlang tersadar dari lamunannya dan berkata dengan semangat "kau akan membantuku?"

"Begitulah, jadi jangan hanya terbengong disitu saja" jawab ming can.

"Baik-baik, terimakasih saudara ming" jawab yu tianlang antusias.

"Sebelum itu, pungut cincin spatial mereka berdua terlebih dahulu untuk diriku" pinta zen.

"Baik" jawab yu tianlang.

Selesai mengambil dua cincin spatial tersebut, yu tianlang memberikannya pada ming can dengan begitu saja tanpa ada protes dan banyak tanya.

"Ayo pergi" ucap ming can setelah memindahkan semua isi didalam cincin spatial milik dua orang sebelumnya yang mati terbunuh kedalam cincin spatial milik dirinya.

"Baik" jawab yu tianlang.

Ming can dengan yu tianlang akhirnya menjelajahi reruntuhan lima elemen tersebut bersama-sama.

Bersambung......

Jangan lupa.

Like,Komen,Favorit,Vote,Rate 5 Bintang.

Terinakasih.

Terpopuler

Comments

Agus Enoek

Agus Enoek

mantap thor

2022-05-13

0

Adjie Maulana

Adjie Maulana

Zen itu sopo. kayanya hasil.saduran hhhhhhhjhj

2022-04-13

0

QS💖

QS💖

zen adalah preman pasar

2022-04-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!