...ENJOY...
.......
.......
.......
Pagi hari seperti biasa, Queen sudah bersiap untuk pergi ke "AQUEENA HOTEL". Hotel yang di dirikannya sendiri tanpa melibatkan nama besar seorang Hanzel.
Meskipun begitu, tetap saja pada awal pendirian hotel, kakaknya Kevin lah yang membantunya agar pembangunan hotel sesuai dengan keinginan seorang Queen.
Setelah tiga tahun berdiri, 'AQUEENA HOTEL' miliknya, sudah masuk ke dalam nominasi tiga besar hotel termewah serta sangat di minati di Singapore.
Hotel yang di bangun nya di atas tanah seluas kurang lebih 3000 Hektar tersebut, memang sangat mewah dan sangat di minati penduduk lokal maupun turis mancanegara.
Selain letaknya yang sangat strategis menghadap ke Pantai, letak hotelnya juga tidak jauh dari pusat perbelanjaan terbesar di Singapore.
Hal inilah yang membuat Ayahnya, Abraham Hanzel dan juga Kevin menyimpan kebanggaan tersendiri terhadap Queen.
Karena melihat kerja keras putrinya lah, seorang Abraham Hanzel memberikan kebebasan kepada Queen, untuk menentukan apa saja yang ingin dia lakukan pada hidupnya, kecuali tentang perjodohan.
Itu adalah hal mutlak yang tidak boleh di ganggu gugat oleh siapa pun.
Meskipun Queen seorang putri Raja di zaman modern, tapi tak lantas membuatnya hidup hanya untuk berfoya-foya dengan mengandalkan kekayaan orang tua serta keluarganya.
Queen sangat memegang prinsip. Dan ia juga begitu sadar betul jika dirinya ingin di hargai orang lain, maka ia harus membuat fondasi yang kuat untuk menjadi tempat agar ia bisa meletakan kakinya dengan kokoh.
Hidup di jaman sekarang, jika seorang wanita hanya mengandalkan kecantikan fisik saja, maka akan dengan mudahnya di injak-injak, dan di anggap bodoh.
Queen tidak ingin di anggap demikian. Sebaliknya, Ia ingin menjadi wanita yang mandiri, dan mapan. Bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk orang lain. Agar ia bisa selalu berbagi kepada orang lain yang membutuhkan dirinya.
Banyak hal yang di impikan seorang Queen, terlepas dari siapa dirinya. Queen juga memiliki rahasianya sendiri. Karena itulah, sejak ia bisa berdiri dengan kakinya sendiri, Queen mulai membangun pondasi untuk jalan masa depan nya.
Bukan sekedar fondasi yang di berikan berdasarkan nama besar Ayahnya, meskipun ia adalah sebuah rahasia, tapi tetap saja Queen ingin agar orang lain benar-benar memandang dan menghargainya karena kemampuan nya sendiri.
Karena itu jugalah ia menolak di jodohkan dengan Aorion Kingston. Tapi entah kenapa seakan semua orang terdekatnya tidak memahami keinginan Queen. Apakah tidak seorang pun yang menyadari jika Queen memiliki harga diri?
Sampai kapanpun, Queen tidak akan terima jika seorang yang di jodohkan dengan nya tidak mampu menyainginya dalam hal apapun.
Karena baginya, seorang laki-laki harus lah mampu melakukan hal yang lebih di bandingkan apa yang dapat ia lakukan. itulah standar nya.
"Dav? David...?" seru Queen,mencari keberadaan David.
David adalah salah satu orang yang dianggap penting bagi Queen.
selama ini, sahabatnya itu selalu ada baginya dalam keadaan dan kondisi apapun. Bahkan bagi Queen, David lebih mengenal dirinya di bandingkan sosok Ayahnya sendiri.
Jika kau ingin mengenal seorang Queen, mungkin Kevin atau David adalah orang yang tepat untuk bertanya. Karena hanya kedua orang inilah yang Queen percaya untuk berbagi semua keluh kesah, ataupun kebahagiaan nya. Bukan berarti sang ayah tidak di percaya.
Hanya saja, selama ini Queen memang tidak di sedekat itu dengan sang ayah, bahkan untuk berbagi perasaan.
Selain karena keberadaan nya sendiri yang di rahasiakan, Queen memang harus selalu waspada akan keberadaan dirinya agar tidak menimbulkan masalah bagi ayah nya.
Queen sangat sadar, bahwa itulah bentuk kasih sayang terbesar ayahnya, yaitu rela menganggap putrinya sendiri tiada agar keselamatan Queen selalu terjaga.
"Yes my Queen, Aku disini." Sahut David cepat saat Queen meneriakkan namanya.
"O, ya, sebelum aku lupa, selamat pagi nona Alona Queen Hanzel" David mengucapkan salam sambil setengah membungkukkan badan menatap Queen yang saat ini tengah tersenyum. Ah- manisnya,
"selamat Pagi Dav." balas Queen tak kalah ramah.
"Apa mobil sudah siap?'' Alihnya. Aku ingin kita segera pergi ke hotel, karena ada beberapa berkas penting yang harus aku tanda tangani hari ini." Queen bicara sambil berjalan ke menuju ke mobil.
''Tapi sebelum itu, kita harus pergi ke yayasan, hari ini jadwal ku berkunjung.'' wajah Queen berbinar saat membicarakan anak-anak yang selama ini sudah di sponsorinya secara pribadi.
"Yap, mobil sudah siap, tapi sebelum itu," David menghentikan bicaranya sambil menahan tangan Queen. "Tolong jangan lupakan sarapan mu nona!" David tersenyum sambil mengedipkan matanya.
"Nanti saja Dav, aku sedang tidak ingin sarapan." Tolak Queen, yang enggan untuk menyentuh makanan yang sudah tersaji di atas meja.
"Eiitss. tidak tidak! Jika kau tidak ingin sarapan, Paling tidak minum dulu coklat hangat mu. Ini akan membantu mu selalu ceria sepanjang hari." cegah David sambil memberikan segelas coklat hangat untuk Queen.
Tak ingin ada perdebatan, Queen hanya bisa menuruti permintaan David. Queen tidak bisa menolak jika sahabatnya itu sudah seperti ini. Memaksa.
Glek.. Glek.. Glek. dalam sekali angkat, isi gelas tersebut sudah tandas. Kosong tak bersisa. "Sudahkan? sekarang ayo kita berangkat." Perintahnya dengan langkah cepat.
"Ya.. Ya..Seperti permintaan mu Nona." 😊
David pun mengikuti langkah Queen tidak kalah cepat bahkan mendahuluinya untuk membukakan pintu mobil.
Didalam perjalanan, suasana terasa begitu hening. Meskipun Queen biasanya memang jarang bicara, namun saat ini terasa sangat berbeda.
"Apa kau masih memikirkan perjodohan itu Queen?" David bertanya sambil melirik kaca spion mobil untuk melihat respon Queen atas pertanyaan nya.
"Tidak!" sahut Queen cepat.
"Dav, aku ingin kau melakukan sesuatu untuk ku. Aku ingin kau mencari informasi kegiatan Aorion Kingston selama satu minggu ini, dan aku ingin laporannya siang ini. " perintah Queen tiba-tiba.
"Apa kah itu dia..?" tanya David penasaran.
Queen tidak menjawab, terlihat gadis itu sedang memikirkan sesuatu.
"Waw, ini menyenangkan." ucap David kembali dengan antusias. ''Kita akan berburu dan targetnya adalah seorang Kingston my Lady?" goda David menampakan senyumannya dari kaca.
"David..! berhenti menggangguku. Kita tidak akan berburu. Hanya saja, aku akan melakukan sesuatu untuk membatalkan perjodohan ini." Queen tersenyum evil,
Tentu saja kau harus membatalkannya Queen, karena kau seharusnya bersama ku. Aku yang lebih dulu mencintaimu. Lirih David dalam hati.
...❄️❄️...
...CARE PONDATION...
Queen sedang berada di taman, dan duduk lesehan bersama dengan anak-anak yayasan yang saat ini sangat bergembira menyambut kedatangan Queen.
Queen tidak pernah datang dengan tangan kosong. Di setiap kunjungannya, Queen akan membawakan semua kebutuhan anak-anak hingga bisa mencukupi hingga kunjungan nya yang berikut.
''Sister, boleh kah aku menikahi mu jika aku sudah dewasa nanti?" seorang anak laki-laki bernama Gabriel duduk di dekat Queen, sambil menatapnya, menunggu jawaban atas pertanyaan nya tersebut.
Queen tersenyum, lalu mengusap pelan rambut Gabriel. ''Tentu boleh. Tapi apa kau yakin? karena menurutku, saat kau dewasa nanti, aku rasa aku sudah setua suster kepala. Bagaimana menurut mu, apa kau akan tetap menikahiku?" sahut Queen dengan lembut.
Gabriel terlihat memikirkan sejenak, sambil melirik kepada teman-teman nya untuk memikirkan apa yang Queen katakan padanya.
''Aku akan tetap menikahi mu sister. Karena kau sangat baik, selama ini kau menjaga kami dan juga bermain bersama kami.'' sahut Gabriel dengan polos.
''Kau sungguh-sungguh? Baiklah, kita akan lihat saat kau dewasa nanti. Sekarang, tumbuhlah menjadi anak yang sehat, pintar dan juga sayang kepada teman-teman mu. Dengan begitu, sister akan mempertimbangkan apakah kau seorang mempelai pria yang cocok untuk ku.'' balas Queen.
Dari tempatnya berdiri, mengawasi. David sudah memberikan kode kepada Queen, agar mereka segera melanjutkan rencana lainnya.
''Nah, anak-anak, seperti nya sister tidak bisa lebih lama berada di sini. Sister harus segera kembali untuk bekerja.'' pamit Queen.
''Sister akan datang lagikan minggu depan?'' tanya Lana, gadis kecil yang saat ini Queen yakin baru berusia sekitar lima tahun.
''Tentu saja sayang. Sister akan menemui kalian lagi, selama sister tidak ada, ingat apa yang harus kalian lakukan?"
''Mematuhi semua kata-kata suster penjaga dan juga suster kepala.'' sahut mereka beramai-ramai.
''Pintar.'' Queen memeluk mereka satu persatu, lalu berpamitan dengan para suster yang mengurus yayasan.
''Mari nona.'' ujar David bersikap formal di hadapan para penghuni yayasan. Setelah melambaikan tangan nya kepada anak-anak, mobil Queen pun pergi menuju ke Hotel miliknya.
...❄️❄️...
...Di Hotel......
Setelah melakukan rutinitas hariannya, yaitu mengecek berbagai hal, Queen pun kembali ke ruangan nya yang berada di Lantai teratas Hotel miliknya.
Selain sebagai kantor, ruangan tersebut juga memiliki ruang pribadi yang hanya dapat di akses oleh Queen. Ruang tersebut digunakannya untuk mengistirahatkan dirinya dari kesibukan pekerjaan nya selama ini.
Tidak ada seorang pun yang mengetahui keberadaan ruangan tersebut, tidak Kevin tidak pula David sahabatnya. Hanya Queen sendiri. Di sanalah tempat persembunyian nya.
Setelah beristirahat sebentar, pintu ruangan nya kembali mendapatkan ketukan.
"Masuklah.'' seru Queen. Lalu muncul lah David dari balik pintu. ''Apa kau membawa laporannya?" Queen bertanya tanpa menoleh pada orang yang mengetuk pintu.
"Yes, my Lady, aku sudah mendapatkan semuanya. Semua yang kau butuhkan ada di dalam file ini. " jelas David singkat.
"Baiklah, terima kasih atas kerja keras mu. Dan apa saja jadwalku selanjutnya?" tanya Queen, bersikap santai.
"Seperti sebelumnya, kau ada rapat pukul tiga sore, dan malamnya akan ada makan malam bersama dengan Mr.Kurz dari Turky." jelas David.
"O, ya Queen. Minggu depan kita akan menghadiri undangan untuk menerima penghargaan yang di adakan oleh pemerintah pusat, dan Aorion Kingston juga akan menghadiri kegiatan tersebut. Semua tertera di dalam file yang ada di depan mu." Tunjuk David. Ia sengaja menyebutkan nama Aorion karena ingin melihat reaksi Queen.
Mendengar nama Kingston di ucapkan, membuat Queen menghentikan kegiatan nya sejenak. "itu bagus, kalau begitu, permainan akan di mulai di sana." Queen memberikan senyuman yang memberikan artian berbeda. lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.
"Kau bisa kembali dan melanjutkan pekerjaan mu Dav. Jangan lupa ambilkan obat ku pada dr.Ritz,
Milik ku sudah habis." perintah Queen, yang ingin segera mengistirahatkan matanya sejenak.
"Apa kau sakit lagi Queen..?'' Tanya David yang tiba-tiba terlihat cemas akan kesehatan sahabatnya itu.
"Untuk sekarang tidak. Tapi beberapa hari belakangan sakitnya mulai muncul lagi." jelas Queen singkat.
"Baiklah, akan ku ambilkan."
"Terima kasih Dav, kau yang terbaik." ucap Queen tulus.
karena aku mencintaimu Alona, apa kau merasakan nya?
...❄️...
...❄️...
...❄️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
dav,klo cinta bilang atuh bang,....nyesel ga ada didepan...lonaanggap sahabat ke kamu,tp setidaknya kamu berusaha bilabg dunk....ojo meneng wae,.....hasrat terpendam...mana enak,
2021-06-25
1
💞Lia💞
like ❤❤❤
2020-12-09
1
Wiwien Dwi A
semangat thor...
2020-11-27
1