IBU DARI ANAKKU
"Pah, papah bangun.."
"Eughhh.."
"Papah bangun, katanya jalan jalan.."
Suara bocah laki laki berusia hampir lima tahun itu setia menepuk nepuk dada bidang ayahnya. Hal ini adalah kebiasaan yang dia lakukan jika tidur bersama sang ayah.
Sekilas senyum tersungging dari pria yang baru membuka matanya sedikit.
"Pagi sayang, papah kesiangan yah?" Sesalnya dalam suara khas orang bangun tidur.
"Dari tadi Tegar bangunin juga?" Rajuk anak itu sembari bangkit dan merebahkan badannya di samping sang Ayah.
Sang papah pun merengkuh anaknya dan memdekapnya dalam pelukan.
Namanya Tegar Attariq, putra dari Indar Attariq. Pengusaha di bidang jasa transportasi, dari bus pariwisita atau lintas pulau dan propinsi, kereta api, kapal pesiar, dan maskapai penerbangan.
Lalu siapakah ibunya? Sejak bayi, Tegar tumbuh hanya dengan satu orang tua yaitu ayahnya. Ibunya pergi meninggalkannya begitu dia lahir.
Anak malang tanpa dosa, yang lahir karena kesalahan ayahnya. Kesalahan seorang anak laki laki dalam menikmati masa mudanya. Anak malang yang lahir karena keisengan sang ayah dan teman temannya hanya demi ambisi dan permainan konyol yang justru menghancurkan hidup ibu dari anak itu.
Ya. Ibunya pergi menahan dendam dan kecewanya pada sang ayah. Ibunya hanya mengandungnya, namun setelah lahir ibunya menaruh anak itu ke dalam kardus dan diletakkan di depan gerbang rumahnya. Setelah itu ibunya menghilang entah kemana.
Gemparlah keluarga Indar. Dengan bukti bukti yang ada serta melakukan tes DNA, murka lah orangtua Indar. di ajukannya dua pilihan, merawat anak itu atau pergi dari rumah dan menghapus jejaknya dari nama keluarga.
Hancurlah rencana pernikahan Indar yang sudah di depan mata. Calon istrinya tak mau menerima keberadaan anaknya. Indar pun kembali di hadapkan dengan dua pilihan, anak atau calon istri. Dan karena nalurinya sebagai ayah yang kuat, dia memilih anaknya.
Meski di awal kehadiran anak itu, Indar menolaknya dengan kejam, namun saat dirinya merengkuh tubuh kecil dalam gendongannya, kehangatan dan rasa haru menelusup relung hatinya. Rasa salah pun menghampirinya.
Sementara ibu kandung Tegar menghilang entah kemana. Keluarganya pun tak ada yang mengetahuinya, berbagai cara mereka lakukan demi menemukannya. Namun sama sekali tak ada petunjuk yang mereka dapat. dan mereka menyalahkan Indar. Karena Indarlah yang menyebabkan kemalangan putri mereka. Hingga dalam waktu hampir satu tahun pencarian tak mendapatkan hasil, keluarga perempuan yang melahirkan Tegar memutuskan kalau ibunya Tegar telah meninggal dunia.
Ibu tiri mungkin memang tak pernah setulus ibu kandung. Indar beberapa kali mencoba menjalin hubungan namun harus kandas karena tak ada satupun yang tulus sayang pada putranya hingga dia memutuskan tak akan pernah menikah dan akan membesarkan putranya seorang diri meski kedua kakek dan nenek Tegar masih ada.
Anak kecil tetaplah anak kecil. Dia juga merindukan kasih sayang seorang ibu, meski dia di kelilingi orang orang yang menyayanginya namun di hati kecilnya tetap merindukan belaian dari perempuan yang melahirkannya. Hanya dari foto, dia bisa melihat wajah ibunya. Foto foto yang dia dapat dari keluarga dan sahabat ibunya.
"Hari ini acaranya kita kemana sayang?"
"Kalau ke pantai bagaimana pah?"
"Ide bagus, tapi kita cari Mall dulu yah, papah nggak bawa baju banyak.."
"Hahha, kasian papah, tapi Tegar beliin ya?"
"Yah, udah ngeledek papah malah minta di beliin.."
"Hehhee, kan uang papah, uang Tegar juga.."
"huu anak papah ini, makin pinter kalau ngeles, ya udah sekarang kita mandi, sarapan trus berangkat. ayo.."
"Siap pah.." Dan meraka pun segera beranjak.
Itulah kegiatan Indar. Dia selalu meluangkan waktu lebih untuk putra tercinta. Dia sadar, anaknya sangat membutuhkan kasih sayang, terutama kasih sayang seorang ibu. Maka itu dia selalu meluangkan waktunya demi sang anak di tengah kesibukannya sebagai pengusaha.
Dan seperti hari ini, mereka ada di kota jogja, sedang liburan berdua, anaknya yang merengek ingin pergi ke tempat ini. Hanya karena ingin foto di sebuah candi, kata Tegar
Tak lama kemudian bapak dan anak itu terlihat sudah bersiap untuk memulai acara pikniknya. Ini adalah hari kedua mereka berada di kota gudeg. Setelah kemarin mereka puas menjelajah wisata candi, hari ini mereka akan menjelajah wisata laut. Sesuai rencana, mereka pun pergi kepusat perbelanjaan yang terkenal di kota ini.
Tak butuh waktu lama, mereka sudah tiba di salah satu lantai di mall besar ni dimana banyak memajang koleksi koleksi baju dari brand ternama. Tentu saja kehadiran bapak dan anak ini menjadi daya tarik tersendiri. Tampan yang rupawan serta sikap kebapakan yang ditujukan Indar benar benar menyedot mata para wanita di setiap area yang mereka tapaki.
"Pah, kita kesana yuk?" tunjuk Tegar. Sang papah mengikuti arah tangan anaknya.
"Dasar bocah, selalu mainan yang di cari.."
dengan tak sabar Tegar berlari menuju ke pusat penjualan mainan ditempat itu.
"Jangan lari lari sayang, entar jatuh!!" peringat sang papah. dan baru saja Indar mengakhiri ucapannya tiba tiba
Brraakk!!!
"Aduh" pekik seorang wanita bersaman dengan seorang yang menabrak belanjaannya.
"Tegar..!!" teriak sang papah begitu melihat anaknya terjatuh karena menabrak seorang perempuan yang tiba tiba muncul dari arah yang berlawanan.
"Kamu nggak apa apa nak?" tanya perempuan itu merasa bersalah. Dia langsung berjongkok meraih bocah yang tengkurap itu.
Indar segera meraih tubuh anaknya namun, saat bocah dan Indar menatap wajah perempuan itu, mata mereka membulat seketika.
"Shalu.!!"
"mamah.!!" ucap bapak dan anak bersamaan.
Perempuan itu pun tercengang saat mulut mereka berkata.
"Maaf pak, Bapak mengenal saya?"
Pertanyaan yang tentu saja membuat Indar syok.
"kamu nggak ingat saya shalu? Saya Indar, tentu saja saya mengenal kamu.."
"Tapi maaf pak, serius, saya tidak mengenal bapak.."
Sedangkan si anak, langsung mendekap kaki perempuan itu.
"Mamah?" perempuan itu pun tersentak. Dia kaget ada seorang anak kecil memanggilnya mamah. Meski ada perasaan aneh tapi perempuan itu tak merasa kenal dengan kedua orang dihadapannya iini.
"Kamu serius ngga kenal aku shal?" Sekali lagi Indar bertanya
"Maaf pak tapi sungguh saya tidak mengenal anda,.." Dan perempuan itu tetap menyangkalnya.
Ada raut kecewa di wajah Indar. Bagaimana perempuan ini tak mengenalnya. Bahkan wajah dan postur tubuhnya benar benar mirip dengan ibu dari anaknya.
"Maaf mungkin saya salah orang, tapi bisakah kita ngobrol sejenak, sepertinya anak saya menyukai anda karena wajah anda benar benar mirip dengan ibunya.."
"Tapi.." jawab perempuan itu ragu. perempuan itu menatap wajah iba sang bocah. Hatinya merasa tak tega.
"Baiklah, sekalian saya juga sedang menungu seseorang.."
"Terimakasih.." ucap Indar lega.
"kita duduk disebelah sana tuan, soalnya disana saya biasa menunggu seseorang." tunjuk perempuan itu Dan disetujui oleh Indar.
"Apa benar dia orang yang berbeda? Tapi kenapa nama dan wajahnya sangat mirip?"
@@@@
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
mampir lagi Thor
2023-03-23
0
Mami Sholli
semua karyanya kok blm ada audionya sih thor
2022-09-13
0
Bunda windi❤ 💚
kayak nya seru nih cerita nya,,, maraton bacanya udah ketinggalan jauh ☺☺
2022-07-10
0