"Apa? gagal? gimana bisa?"
"Akhh brengsek.." Dan laki laki itu membanting telfonnya.
"Gw harus tenang, gw harus tenang, gw pasti menemukan jalan gw harus tenang.."
Ya. Laki laki bernama Soni Kuncoro itu nampak sangat marah dan frustasi. Rencananya gagal total akibat salah perhitungan. Dia berpikir hari itu Shalu akan pulang sendiri seperti biasanya jika batal ketemuan.
Dia biasa mengajak Shalu ketemu di mall dan baru pulang bersama ke Bantul dengan mobil tapi jika gagal, Shalu akan pulang sendiri naik bis.
Tapi sayang, apa yang terjadi hari ini benar benar diluar rencana yang Soni harapkan. Apalagi dia sudah menyiapkan semuanya untuk bersiap pindah ke Bali.
Sementara di sebuah rumah sakit. Indar dikejutkan dengan keterangan dokter kalau perempuan itu kena bius. Mungkin sebelum terbius perempuan itu sempat melawan. Terbukti adanya luka cakaran di tangan dan leher. Indar yang memang sejak awal mencurigai sesuatu untuk sementara tidak ambil tindakan dulu hingga perempuan yang sedang terbaring di brangkar sadarkan diri. Sedangkan Tegar, dia tidurkan di sofa yang masih satu ruangan dengan perempuan itu. Indar meminta ruang khusus agar dirinya dan anaknya juga bisa ikut istirahat sembari menjaga perempuan bernama Shalu.
Waktu pun beranjak pagi.
"Eeuughh.." terdengar lenguhan khas orang sadarkan diri dari lelapnya.
"Mamah?" sambut bocah kecil yang sedari tadi duduk di tepi brangkar sembari menatap wajah perrempuan yang mirip dengan ibunya.
"Tegar, ini dimana?" tanya Shalu setengah sadar.
"Mamah dirumah sakit, kata papah, mamah Shalu semalam pingsan.."
"Oh iya?" shalu pun mengedarkan pandangannya. "papah kamu mana nak?"
"Lagi keluar beli sarapan, Tegar minta bubur ayam, mamah mau?"
Shalu tersenyum dan menggeleng. Matanya menyipit pandangananya masih agak buram.
"Sudah bangun?" terdengar suara bertanya dari arah pintu. Mereka berdua pun menoleh.
"Sudah pah?" Tegar yang jawab.
"Gimana keadaaanmu Shalu? apa masih pusing?"
"Sedikit pak, terima kasih telah menolong saya.."
"Tidak apa apa. untung semalam kita ikut. Maaf aku belum kasih kabar ke paman dan bibimu,.."
"Nggak apa apa pak, malah aku yang harusnya minta maaf karena sudah ngerepotin bapak, padahal baru kenal.."
"Hmm nggak apa apa. Lagian anakku juga seneng seneng aja kok kelihatannya. Ya nak ya? Tegar seneng kan menolong mamah Shalu?" dan anak itu mengangguk riang.
"Nanti kalau sudah mendingan aku antar kamu pulang, Kali aja paman dan bibimu sudah di rumah."
"Baik pak , terima kasih.."
"Apa kamu punya musuh? kenapa bisa sampai kamu di bius?" Tanya Indar dan terlihat Shalu menghela nafasnya berat.
"Perasaaan aku nggak punya musuh pak, aku juga heran. Padahal paman dan bibi juga nggak pernah pergi pergi, kalaupun pergi pasti ngga pernah sampai gelap, sedangkan kemarin pas aku mau pergi mereka baik baik saja dan tak mengatakan pesan apapun.."
"Kok aneh banget. Ya sudah, tuh aku sudah belikan bubur, tadi Tegar minta jadi aku belikan sekalian.."
"Oh baik, terimakasih pak.."
"Sini sayang makan disitu, biarkan mamah Shalu sarapan.."
"Siap pah,,"
"Anak pintar.." Indar membawa anaknya duduk di sofa. Dengan telaten dia menyuapi Tegar. Shalu tertegun dan takjub dengan kasih sayang yang Indar tunjukan.
Tak terasa waktu pun cepat berlalu. Setelah di periksa, Shalu diijinkan keluar dari rumah sakit karena memang tidak dalam kondisi yang serius dan juga fisiknya kelihatan baik baik saja untuk saat ini. Mereka pun kembali menuju rumah yang semalam mereka singgahi.
Setelah beberapa menit perjalanan, mereka pun sampai. Namun sayang keadaan rumah yang dituju sepertinya masih nampak sepi sama persis kaya semalam. Pintu pun masih tertutup.
"Tumben, padahal hari sudah siang tapi paman sama bibi kemana? kok nggak keliatan?" Gumam Shalu.
Indar, Shalu dan Tegar segera turun dadi mobil dan memasuki rumah tersebut. Tetap saja keadaan rumah begitu sunyi.
"Kok sepi?" tanya Indar.
"Iya pak, saya juga nggak tahu. Biasanya jam segini masih ada paman dan bibi.."
"Apa mereka nggak bekerja?"
"Paman yang bekerja. aku cek kamar dulu ya pak.."
"
"Oh silahkan."
Selagi Shalu masuk ke dalam kamarnya, mata Indar berkeliling ke sekitar rumah sederhana itu. Matanya mengernyit. Tak ada satupun foto keluarga Shalu di situ. Bahkan dindingnya terlihat kosong tak ada hiasan apapun. Sedangkan Tegar dia asyik dengan game yang sedang dia mainkan.
Tiba tiba Shalu keluar dengan wajah panik.
"Pak?" Indar menoleh dan dahinya mengkerut.
"Ada apa Shalu?"
"Barang barang saya sebagian nggak ada?"
"Apa?"
"Iyaa pak, barang barang saya nggak ada, bahkan baju juga.." jawabnya sembari menangis.
Indar semakin dibuat heran. Benar benar banyak keanehan. akalaupun ini pencurian tapi alat alat elektronik masih lengkap di tempatnya.
"Kamu sudah mencari ke lain tempat?"
"Sudah pak, barang barang paman dan bibi pun nggak ada. Apa mereka pergi tanpa aku? aku harus bagaimana?" ujar Shalu dengan airmata yang mulai mengalir.
Tegar yang melihat keadaan mamahnya sontak turun dari kursi dan medekat.
"Duduk mah, nangisnya jangan sambil berdiri.." Saran bocah kecil itu. dan ajaibnya Shalu menurutinya.
"Aneh, trus ponsel kamu ada?"
"Nggak ada pak hiks hiiks hiks.."
Indar pun semakin kebingungan.
"Selain paman dan bibi apa ada keluarga lain? kali aja paman dan bibi kamu sedang mengunjungi sodaranya.."
"Ngga pak, mereka katanya nggak punya sodara selain almarhumah orang tuaku."
"Kok aneh gini ya?" gumam Indar.
"Mah, mamah mau kerumah Tegar? mamah tinggal dirumah Tegar dulu." tawar Tegar tiba tiba. Shalu pun bingung jawab apa.
"Tunggu dulu nak, mamah Shalu kan disini juga punya usaha.."
tiba tiba mata Shalu membelalak.
"Oh iya pak, bisa tidak kita ke toko saya?"
"Boleh, sekarang?"
"Iya pak, sekarang saja.."
Dan mereka bertiga pun bergeas keluar rumah tanpa pikir panjang.
Lagi lagi sesampainya di toko, Shalu dibuat tercengang, toko juga masih tutup.
"Tutup juga, trus paman dan bibi kemana?"
"Apa nggak ada yang jagain lagi selain kamu?
"Biasanya bibi yang jagain..."
"Ini toko kamu sendiri apa sewa?"
"Mas soni yang sewain, .."
"Ntar dulu, ntar dulu, maaf nih ya sebelumnya, apa kamu selama tunangan dengan Soni hidup mu di atur dia?"
"Diatur bagaimana pak?"
"Maksudnya gini, soni selalu memerintah dan melarang kamu tanpa kamu berhak protes? misal kamu nggak boleh begini apa kamu boleh begitu.."
"Iya pak, kan aku tadi udah cerita, aku tuh harus slalu nurut karena aku penyebab kakinya lumpuh.."
Dahi Indar mengernyit.
"Gw yakin, ini pasti Shalu ibunya Tegar, kalau benar, gw akan cari pria bernama Soni itu." Gumam Indar dalam hati.
"Gini aja deh, mending kamu ikut aku gimana?"
"Maksud bapak?"
"Cuma buat jaga jaga aja, daripada terjadi hal hal yang tak diinginkan kaya semalam, gimana kalau kamu ikut saya dulu sambil nunggu kabar paman dan bibimu?"
Shalu sejena berpikir.
"Baiklah, saya ikut bapak dulu.."
@@@@@
...Hai reader? Gimana ceritanya? Seru nggak? komen dong dibawah? jangan lupa like nya juga...
...Sambil nunggu ini up, nih ada cerita yang lagi seru abis. Simak deh, yang pasti suami istri di dalam cerita ini nggak lemah loh ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Eka oktavia
si soni kayaknya ada dendam sama indar..makanya pake shalu buat manfaatin.
2024-12-12
0
Yuliana Purnomo
iiihh,,, penasaran thor
2023-10-16
0
Ida Lailamajenun
paman dan bibi palsu tunangan dgn Soni juga palsu jadi shalu selama 5 THN disekap dgn memanfaatkan hilang ingatannya.bgt gak kira" nih cerita
2023-03-23
0