Kejanggalan..

Mereka kini duduk di salah satu sudut cafe yang berada di mall ini. Bocah kecil itu terus melekat pada perempuan yang disangkanya adalah ibunya. Tatapan mata Indar juga tak lepas dari wajah yang sama persis tanpa cela dari wanita yang telah melahirkan anaknya. Sedangkan wanita itu telihat canggung dengan tatapan dari pria tampan dihadapannya hingga dia mengalihkan fokus ke seorang bocah yang berada dalam pangkuannya.

Ada perasaan hangat di kedua orang dewasa tersebut. Indar merasakan kehangatan dan haru saat matanya menangkap pemandangan betapa anaknya sangat merindukan sosok ibunya. sedangkan perempuan itu merasakan kehangatan yang aneh, dia merasa getaran getaran aneh dan rasa yang tak bisa dia ucapkan dengan kata kata.

"Maaf, apakah bapak benar benar kenal saya? darimana anda tahu nama saya sedangkan saya tidak pernah merasa kenal dengan bapak?"

"Mungkin karena anda betul mirip dengan orang yang saya cari, bukan hanya nama, wajah kalian pun mirip.." balas Indar sembari menyeruput kopi pesenannya.

"Benarkah? dan Indar mengangguk.

"Apakah wajah saya mirip dengan ibu dari anak bapak?" tanyanya nampak penasaran.

"Iya, dia ibu dari anakku. dia menghilang setelah melahirkan." Ada gurat kesedihan yang Indar pancarkan.

"Hilang setelah melahirkan? maksudnya?"

"Ceritanya panjang, maaf saya belum bisa cerita banyak.."

"Yah, sayang sekali, padahal anak ini sangat tampan.." Jawab perempuan sambil mencubit cubit pipi anak itu sedangkan si anak hanya terkekeh.

"Apakah aku boleh memanggilmu mamah?" tanya Tegar tiba tiba sontak membuat kedua orang itu terkejut.

"Tegar?" Sela Indar sambil memberi kode dengan gelengan kepala. dan Tegar langsung cemberut. Namun sikap itu justru membuat perempuan itu tak tega menolaknya.

"Boleh dong nak, panggil aja aku mamah Shalu, oke.." ucapnya sembari tersenyum. dan si bocah seketika mengangguk senang.

"Terimakasih.." ucap Indar tulus.

"Nggak apa apa pak, anak seusia dia pasti sangat merindukan ibunya.." Ujar Shalu dan sejenak dia minum coklat hangat dihadapannya.

"Yah, begitulah, tapi susah mencari yang benar benar tulus sayang sama dia.."

"Sabar, mungkin belum jodoh. ya nak ya.." si anak mengangguk angguk seakan akan mengerti pembicaraan orang dewasa.

"Kalau boleh tahu, anda tinggal dimana nona Shalu?" Tanya Indar penasaran.

"Sebenarnya saya tinggal di Bantul pak, cuma saya kesini belanja buat keperluan toko. Dan ada janji juga bertemu dengan orang.."

"Oh ketemuan? sama temen atau?"

"Tunangan saya pak"

Indar hanya manggut mangyut, hatinya sedikit kecewa. Seandainya wanita ini belum punya pasangan, sudah pasti Indar akan mengejarnya. Apalagi melihat sikap dia kepada anaknya, meski baru beberapa menit yang lalu, nampak seperti sudah dekat cukup lama.

"Apakah tunangan anda orang sini juga?" Rasa penasaran pun menyerang diri Indar.

"Bukan, dia orang Jakarta, cuma dia sering kesini dua minggu sekali. Disana dia punya pekerjaan.."

"Oh, saya juga orang jakarta, tuh si anak lagi minta liburan kesini. Apa saya boleh tahu nama tunangan anda? maaf loh bukannya saya menyediki atau apa, soalnya saya bingung mau tanya apaan.."

Mendengar pertanyaann itu perempuan bernama Shalu pun tergelak. Indar terperangarah, bahkan gaya tertawanya pun sama persis dengan ibu dari anaknya.

"Ya tentu boleh dong pak. namanya Soni, Soni Kuncoro,"

"Soni kuncoro? ." ucap Indar sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Iya pak, apa anda kenal?" Tanya Shalu memastikan.

"Kayaknya nggak deh, emang dia kerja atau bagaimana di Jakarta?"

"Dia punya usaha katanya pak, tapi dia nggak pernah cerita usahanya apa, saya nggak tahu?"

"Apa? kamu dan dia bertunangan namun kamu nggak tahu pekerjaan dia?"

"Iya pak, tiap saya tanya malah marah, kaya ada yang disembunyiin gitu, padahal kita berhubungan sudah lima tahun.."

Indar kembali terperangah, mana mungkin berhubungan lima tahun tapi pihak perempuan tidak mengetahui tentang calon suaminya, berbagai spekulasi pun muncul dibenak pria itu.

"Kalian lima tahun berhubungan tapi nggak tahu apa apa tentang calon suami kamu? kok aneh? terus kalian pacaran berapa tahun? apa kenal langsung tunangan?"

"Aku sendiri lupa pak kapan jadiannya.."

Lagi lagi pria itu terkesiap. Apa ini? hubungan seperti apa yang sedang perempuan ini jalani? apa perempuan ini selingkuhan seseorang? Batin Indar berkecamuk.

"Maka itu pak, tadi saat anda menyebut nama saya, saya kaget, soalnya selama ini saya merasa tidak ada yang mengenali saya, saya bahkan dirumah."

"Apa? nggak ada yang mengenali kamu? masa sih? kamu bukan warga asli sini apa gimana? masa sampai nggak punya teman?"

"Iya saya pindahan, dari luar pulau.." Indar kembali tercengang.

"Kata Mas Soni, saya hanya harus bertanggung jawab atas apa yang telah saya lakukan kepadanya.."

"Memang apa yang telah kamu lakukan?"

"Katanya saya penyebab dia lumpuh, dia selalu menyalahkan saya terutama ibunya. katanya jika dulu saya nggak selingkuh mungkin kecelakaan itu tidak pernah kita alami pak."

"Tunggu dulu, kamu pernah kecelakaan sama dia? kapan?"

"Lima tahun yang lalu, itu sih kata dia, ya memang pak, sejak lima tahun ini aku berusaha patuh sama dia, karena dia juga bilang jika bukan karena dia, aku sudah meninggal karena banyak mengeluarkan darah pas kecelakaan."

Entah sudah keberapa kali Indar terperangah dengan semua fakta yang dia dengar. Lima tahun lalu juga wanita bernama Shalu menghilang entah kemana, dan sekarang dihadapan dia, ada wanita yang wajah dan tingkahnya mirip. bahkan namanya juga sama, bercerita tentang kejadian lima tahun yang lalu yang dia alami.

"Dia nggak cerita kenapa bisa sampai terjadi kecelakaan?"

"Katanya kita lagi bertengkar, aku selingkuh, maka itu, dia selalu menyalahkan aku, apa lagi ibunya. tiap aku ingin tahu siapa selingkuhanku dia malah marah marah.." Keluhnya sembari sesekali mengusap kepala bocah yang anteng dengan es coklatnya.

"Jujur sih, aku sendiri merasa ini aneh, mana ada hubungan lima tahun tapi pihak laki laki misterius begitu, jangan jangan dia sudah punya istri lagi.." celetuk Indar dan membuat perempuan itu tersenyum masam, dan sejenak mereka pun terdiam

"aku juga merasa aneh pak, kata mas Soni aku nggak sadar cukup lama, dan kehilangan ingatan masa lalu saya"

"Apa?"

Namun obrolan itu tiba tiba terpotong.

"Mamah Shalu, Tegar boleh nggak minta foto bareng?"

"boleh dong, buat anak setampan kamu, siapa yang bisa nolak sih?" lagi lagi Indar tersentuh dengan interaksi keduanya. Ada semburat penyesalan dalam hatinya. Seandainya dulu dia mau mengakui kesalahannya mungkin anaknya saat ini sedang sangat bahagia bersama dirinya dan ibunya.

"Pah fotoin kita dong? yang banyak?"

"Oke, siap yah." dan Indar pun mengambil beberapa foto dengan berbagai gaya yang sangat kompak seperti ibu dan anak. Lagi lagi hatinya menghangat.

Tanpa mereka sadari tak jauh dari sana, ada sepasang mata yang merasa sangat terkejut dengan apa yang dia lihat. Berkali kali, pria yang duduk dikursi roda itu mengucek matanya dan berharap ini tidak nyata. Namun sayang sekali, apa yang dilihatnya adalah sebuah kenyataan yang harus dia hadapi.

"Shalu? Dia..." Dan hatinya merasa tersayat.

@@@@@

...Makasih yang sudah mengikuti kisah ini. Mohon dukungannya ya Reader. Kritik dan saran juga loh. Terima kasih....

Terpopuler

Comments

Eka oktavia

Eka oktavia

yakin banget...shalu adalah mamahnya tegar...si soni cuman memanfaatin aja.

2024-12-12

0

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

jgn" mama tegar emg masih hidup tapi hilang ingatan pas kecelakaan.dan mgkn Soni yg nabrak shalu trus koma dan Soni lumpuh tapi cerita kehidupan shalu sbnrnya dimanipulasi sama Soni..

2023-03-23

0

Denok Priyanti

Denok Priyanti

sptnya shalu amnesia yaa... jd dimanfaatin sm si soni dgn ngarang cerita...

2022-12-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!