Jalan Menuju Syurga Syafir
HaI... semua yang sempat baca...Ini cerita Fiktif ya...Murni khayal penulis, ngak ada Niat nyinggung siapapun. Jika ada kesamaan nama, tokoh dan tempat, itu hanya kebetulan belaka.
Bagi yang merasa ada hikmah boleh diambil, yang ngak merasa ada tak apa- apa juga.
Ini novel bertema pertualangan seseorang menemukan Cinta yang sebenarnya, bukan novel bertema Agama, walau agama tak bisa dijauhkan dari cerita ini. Karna penulisnya bukan Sekular juga!
Namaku Syafira dalam dunia Cica.
Mama dan papa memanggilku Syafir. Nama lengkapku Syafir Ahmad. Aku putra bungsu dari Tayong Chen yang berganti nama dengan Azizan Ahmad dengan Carolina Rahman.
Aku kesayangan Ayahku, dimanja dan diperlakukan bak seorang putri membuat
langkahku tidak setegap para abangku.
Abang yang pertama, seorang polisi yang bertugas di Polda Kota P. Putra sulung itu Bernama Lettu Zahran Ahmad. Ia seorang polisi yang rajin, bertubuh tegap dan memiliki suara keras, kuat dan berkarakter, bak Auman sibelang puncak Sigamai- gamai. Ditempat tugas ia sangat ditakuti, tapi dirumah ia tempat bermanja istrinya dan mama kami.
Kalau sudah dirumah, senyumnya akan secerah mentari pagi, tak akan ada yang mengira ia seorang polisi yang gagah, ia tidak akan segan membantu istri atau mama kami didapur. Bahkan cuci mencuci, sampai perkara yang kecil pun ia mau melakukannya. Membuat mama dan istrinya memujanya. Pendek katanya
ia kebanggaan mamaku.
Yang paling tengah bernama Elang Cahya Ahmad. Pria ini juga kebanggaan mama karna ia berhasil menamatkan sekolah tinggi Ilmu pemerintahan dan sekarang bekerja diSekretariat kabupaten S.
Aku selalu tersenyum pahit setiap mengingat posisiku dalam keluarga.
Aku hampir tak pernah dipandang oleh ibuku selain dengan tatapan sinis.
" Ih...Syafir...perbaiki jalanmu! jangan melenggok begitu, kau laki- laki! tirulah para abangmu, mereka gagah dan jantan.
Awas kalau kau belum bisa jalan yang tegap sampai besar dan papamu meninggal. Mama pasti akan mencoret mu dari daftar pewaris harta keluarga." Ancam mamaku hampir setiap kali melihat tingkahku yang memang agak sedikit lemah dari para abangku.
" Jangan begitu ma...ajarkan anak itu pelan- pelan...Kalau ngegas terus ntar otaknya buntu, yang ada ia malah makin salah tingkah." Nasehat Papa setiap mendapati aku yang kena semprotan mama Carolina.
" Emang dirimu yang lembut- lembut kayak Tape busuk! Lihat tuh hasilnya anak jadi lenggang- lenggok memalukan.
Aku tak suka anak lelaki berasa bak perempuan! Kalau berbagi warisan nanti tak kasih dia, soalnya dalam agama, anak
yang ngak jelas kelaminnya ngak dapat harta warisan! " Geram mama Carolina.
Aku dengan polosnya membuka celanaku, menghadapkannya pada kedua
orang tuaku.
" Ini Syafir punya jelas kok ma...Bahkan lebih besar dari punya para Abang. " Ujarku polos. Membuat mamaku kian melorotkan matanya.
Sedang papaku tertawa terpingkal- pingkal sampai mata sipitnya berair.
" Kalau kau merasa punyamu normal dan baik- baik saja, maka bertingkah layaknya anak lelaki sejati! " Tegas mama yang membuat papa menghentikan tawanya.
" Jangan suruh Syafir menunjukkan sikap lelaki sejatinya sekarang dong ma, nanti malah kita keduluan dapat cucu dari sibungsu. " Seloroh sang papa.
Mama yang kesal menghentak- hentakkan kakinya, lalu berlalu menuju dapur.
Rumah Orang tuaku besar, walau tidak semewah orang kaya dikota besar. Rumah kami termasuk paling berkelas diibu kota kabupaten ini.
Rumah besar berlantai dua, menghadap jalan raya Lintas S, memiliki lima belas ruang, 8 dibawah, tujuh diatas.
Rumah yang didesain gaya Eropa, dengan luas halaman 50x 30. Sebagian untuk taman dan separohnya parkiran mobil.
Sebagai keturunan Tiongkok berjiwa bisnis, papa termasuk pedagang terkaya
dan paling terkenal dikota ini. Mulai dari toke karet , minyak Nilam, dan berbagai hasil bumi masyarakat sini, ayah menampungnya. Untuk bisnisnya, ia punya rumah besar yang lain merangkap gudang, sebagai tempat menampung barang dagangannya, juga tempat tinggal para karyawan kepercayaannya.
Sebenarnya papa agak kecewa dengan keputusan para abangku yang memilih menjadi pegawai negri ketimbang melanjutkan bisnis papa. Tapi apa boleh baut, istrinya malah lebih bangga dengan keputusan anak- anak jeniusnya yang memang lulus dengan mudah sekolah kepolisian dan satunya Sekolah ilmu pemerintahan serta seperti keinginan mereka dengan mama.
Walau kecewa, papa orangnya murah senyum. Bahkan ia banyak mengangkat anak dan menjadikan mereka orang kepercayaan untuk mengelola usahanya.
Sejak aku kelas satu SMA, abangku kesatu menamatkan akademi kepolisiannya, setelah bertugas, ia menikahi gadis Melayu.
Sedang bang Elang baru lulus setelah mengikuti berbagai rangkaian tes, berpindah- pindah tempat dan berbagai tantangan.
*****
" Lihatlah Syafir...Abang Zahran jadi polisi, Abang Elang jadi calon PNS pemerintahan. Kau nanti mau jadi apa dengan gaya norakmu ini? " tanya Mama masih dengan seringai ejekan. Sepertinya setiap prestasi para abangku,
adalah tambahan daftar cercaan untukku. Tapi aku hanya menyambut semua perlakuan mama dengan senyuman. Begitu yang ayahku ajarkan padaku.
Aku memang anak papa...Tapi kayak tak berguna buat mama.
Setelah tersenyum aku berucap lirih pada
mama.
" Syafir akan mencari Syurga dari mama dan papa. Tak perlu menjadi pegawai. Setelah tamat SMA Syafir akan mulai usaha yang Syafir suka.
Kalau jadi pegawai, nantinya ada tugas berpindah- pindah wilayah. Kalau papa sakit siapa yang jaga, kalau mama butuh siapa yang bantu."
Mamaku terdiam, kali ini ia tak mencak- mencak lagi, entah kata- kataku sudah berhasil menghipnotisnya aku tak faham juga. Padahal selama ini ia tidak akan mudah terpengaruh dengan ucapan orang. Bahkan pernah ada dulu maling masuk rumah waktu pengamanan rumah belum seperti sekarang, ibuku cicerewet yang tak gampang dihipnotis. Ia bahkan berhasil membekuk maling tersebut dengan bantuan alat- alat dapur, disaat kami sudah pada terlena dengan perampok yang menggunakan ilmu hipnotis itu.
Menurut Dr. Dafit Sieges, orang yang susah konsentrasi seperti mama memang susah dipengaruhi ( dihipnotis).
Itulah yang membuat seorang Syafir tidak pernah mengeluhkan kelancangan bibir mamanya, serta sikap cerewetnya, karna menurut Syafir dan papanya, semua harus bisa diambil segi positifnya.
" Disenyumin aja sayang...Kalau mama ngak gitu, ya ngak rame rumah kita!" bujuk Papa setiap senyumku mulai memudar ketika banyak umpatan yang tertuju padaku dari Noni bermulut setajam silet itu..
Ya...semua harus diambil hikmahnya. Juga ketika aku diusir dari rumah oleh mama, setelah aku terkena razia bersama para banci dan buci yang kebetulan kami sedang nongkrong diwarung kafe temanku, ditahun pertama aku menyelesaikan SMA ku.
Dari kejadian yang cukup memalukan itu.
Tatkala aku harus berada diantara para tran Gender itu. Aku tersadar siapa diriku. Ketika seorang Polwan Cantik dengan seenak undelnya memenceti setiap bagian dari tubuh kami, aku jadi Sadar, kalau aku harus bisa seperti yang mamaku inginkan.
" Memalukan! anak tak tahu diri! untung abangmu berpangkat tinggi, kalau tidak wajah jelekmu itu pasti sudah jadi tontonan media seluruh dunia. Dasar anak salah pasang! Sudah jelas kau tahu anumu besar, malah berkawan dan menongkrong dengan orang hunian itu! Rutuk ibuku.
" Aku tak jelek kok ma...Aku cantik kalau jadi cewek. Kalau jadi cowok malah tampan benar. " Ucapku enteng yang malah dapat tamparan keras dari mamaku.
Tamparan sekaligus usiran aku terima hari itu.
Kuusap pipiku yang merah bekas tamparan mama. Anehnya aku tidak menangis. Malah dadaku berdebar,
senyum simpul terlukis dibibir manisku.
Aku mulai mengenal diriku sejak hari itu.
Dunia Cica ( Dunia Banci )
Gimana? Suka?
Kalau suka tinggalkan jejak ya
Like
Fote
Komen
Dan Tekan Love.
Kalau belum faham. Kita lanjutnya say...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Muhammad Fadly
Suami siaga
2022-01-22
1
Dina Mustica Jaya
semangat
2022-01-03
4
Sama Lia
semangat....
2022-01-01
3