Gadis Itu?

Setelah kepergian Syafana, aku seperti tergana, sampai undangannya terlemparku keparit dekat jalan.

" Syafir! Kok buang sampah sembarangan! " tegurku pada diri sendiri

Ya Tuhan...kuketuk jidatku sampai berkali- kali. Gadis itu sudah pergi. Bahkan sudah kucaci dalam hatiku. Tapi rasanya dadaku masih berdegup tak menentu. Juga yang ini masih tegab berdiri dibawah sana.

" Busyet! Gadis itu sepertinya aku pernah melihatnya, juga merasakan sentuhan tangannya. Kulongok undangan yang sudah hanyut kehilir dibawa arus parit yang lumayan deras.

" Kenapa aku salah tingkah sekali karna cewek centil ini?. Siapa tadi ia menyebut namanya. Bagaimana bisa dadaku berdebar disentuh wanita yang beberapa hari lagi akan menikah? Bagaimana aku bisa mendandaninya dengan baik, kalau aku Salting. Ah...tidak! ini efek dari keusilan gadis itu. Masak demi untuk didandani aku saja, ia sampai ngelus- ngelus? dasar gadis zaman sekarang! Gimana ya kalau aku dapat gadis senakal

itu? Kalau sampai aku dapat gadis yang tak asli, pasti aku akan mengembalikannya pada orang tuanya. Mending menikahi wanita beranak dua seperti Lilian, jelas statusnya. Tapi jorok ah...Aduh...Syafir! kamu belum tentu juga ada yang mau, seperti kata mamamu, Ngak jelas laki atau perempuan dimata wanita, mana wanitanya mau? " Cerepet batin Syafir.

" Syafir! Syafir! Jangan mimpi disiang bolong! " Titah Syafir pada diri sendiri.

" Hey! Apa- apaan sih kamu, berdiri ( Berucap Sendiri) kayak habis kesambet hantu cantik saja! " Tegur Lilian yang baru datang dari taman belakang setelah melihat ikan dikolam bersama Raka putranya.

Puk....Sebuah tamparan keras hinggap dipunggung Syafir.

" Lilian...Sakit tau! " keluhku.

" Emang aku lagi kesambet hantu cantik, plus nakal pula! " Ujarku lagi.

" Hantu om ? mana? " tanya Rafka polos.

" Udah pergi sayang...takut Rafka ikutan kesambet." Jawabku asal.

Putra kecil Lilian manggut- manggut.

Aku tersenyum melihat ekspresi sok dewasa Balita itu.

" Siapa tadi yang datang? " tanya Lilian.

" Gadis yang akan menikah lusa! Yang nyewa pelaminan No 1." ucapku sembari memastikan kalau dadaku sudah aman atau tidak.

" Alhamdulillah....dah Aman.." Gumamku sembari duduk dibangku dibawah pohon mangga, yang diikuti oleh Lilian.

" Apanya yang aman Curut! kamu dari tadi tingkahnya aneh banget. Mencurigakan. Cerita dong sama aku! Ntar kalau kamu Gila sendiri gimana ngobatinnya kalau aku tak tahu gimana asal penyakit gilanya kamu!"

" Hey kampret! Aku tak apa- apa kok...Cuma Kuch - Kuch ho ya Hay ditempat yang salah saja!. " Ucapku asal.

" Emang ia? Sama laki atau perempuan? " tanya Lilian serius.

Kutonjok jidatnya. Hei Ning ! Becanda akunya! " Ujarku.

" Tapi itu muka ngak bercanda Syafir! aku tahu kau menyembunyikan gajah didepan

mataku. Mana bisa! " sanggahnya.

Hhum....Kuatur nafas sebelum akhirnya memutuskan untuk bicara jujur padanya.

" Itu...perempuan yang bakal menikah lusa, pesta terakhir kita bulan ini, barusan

datang kesini. Ia minta aku yang mendandaninya mulai dari malam nikah.

" Oo....Gadis itu! Polisi Perempuan! Apa tu namanya? " tanya Lilian berlagak pikun.

" Itu aja masak kamu lupa Lin, Emang jadi singgel paren itu menderita bangat ya? Sampe polisi wanita aja kamu lupa. Itu Polwan Noni! " Ujarku dengan senyuman sarkas.

" Ya....ya...Bripka Syaffana! Bertugas di polres S4. Kemarin ia juga datang ketempatku, nanyain kamu, sekalian kasih undangan buatku. Aku juga heran, kenapa ia sibuk sekali mau didandani oleh seorang Syafira, yang sekarang udah pensiun dan mau jadi Syafir biar laku, tapi ngak laku- laku juga. Karna mau tampil gimana wajahmu tetap cantik! ngak ada macho- machonya dikitpun! He....He...." Ucapnya panjang lebar, kemudian terkikik seperti orang sinting, sampe matanya berair.

Tapi bagiku tidak lucu sedikitpun. Dahiku mengerut, dengan urat kening bertonjolan. Keringat dingin pun mulai merembes dari pori- poriku.

" Kamu kenapa Safir? tanyanya sembari mengukur suhuku dengan menempelkan punggung tangannya dijidatku.

" Om Afin Napa ma? " tanya suara kecil yang baru datang dari dalam rumah yang sedang memegang Es Cream jagungku yang ia ambil dari kulkas.

Biasanya ibunya akan marah- marah kalau putra kecilnya mencuri Es Cream, takut sikecil ingusan lagi. Tapi nampaknya perhatiannya teralihkan padaku.

" Kamu kenapa? " ulangnya lagi.

" Ga....ga...gadis itu yang menghukumku waktu kami dirazia. " Jelasku terbata.

" Jadi Gimana? kamu dendam dan mau ngacaukan pestanya? " tebaknya asal

yang langsung dapat cubitan dariku dipipi cabinya.

" Kau mau menikahiku Lin? " tanyaku yang dibalas tamparan keras dipundakku.

" Kan kau sudah benar- benar gila! Apa hubungannya Mendandani Polwan Cantik

itu dengan minta nikah denganku Syafir? Jangan sembarangan omong! Untung aku tak baperan dan ada perasaan padamu, kalau ngakkan kayak Anjli di Kuch Hota hai itu aku. Untung aku orang yang sehat walafiat, sadar diri dan sadar hati, alias tidak gila . Kalau tidakkan kamu sudah kuanggap serius .

Jadi deh lekesku ( laki ) pensiunan Banci kawe ! He....He....He...."

" Aku serius Lin...Aku takut ketemu gadis itu lagi. Dua kali ia menghidupkan pusaka

turunan kakek Adam ini! " Ujarku dengan tatapan putus asa.

" Jadi, mau juga on itunya kamu?

" Ya baru dua kali sejak aku dewasa. Dan itu pada gadis yang sama. " Ucapku lirih.

" Kacihan....Cup....cup....cup....ada juga sarung golokmu yang cocok ternyata ya fir? tapi sayang calon bini orang. Berarti nasipmu akan sama dong... Tetap ngak laku- laku juga.

" Bukan urusan laku atau ngaknya bocor! Yang kufikirkan gimana dandanin dia ntar

kalau dianya pincat - pencet sembarangan kayak waktu itu, nanti akunya Salting, mana bagus hasil make overnya? Padahal ia ingin aku yang dandani katanya biar hasilnya sempurna!

Ia ingin momen pernikahannya diabadikan dengan Gambar yang terbagus sepesta yang ada dikota ini. " jelasku.

" Soal mudah! Ntar aku datang kerumahnya, kan alat sama anggota kita sudah tiba tu dilokasi pesta. Aku akan datang padanya dan mengajukan persyaratan kalau kau mau mendandaninya dengan syarat ngak boleh pencat - pencet tau menyentuhmu sembarangan. Baiklah kau tenang saja. " Ucapnya seraya mengambil Henphone pintarnya ditas sandangnya.

" Mau nelfon siapa? " tanyaku ketika melihat dia sibuk membuat panggilan.

Ia menutup mulutku saat telfon tersambung.

" Buat surat perjanjian yang harus ditanda tangani Bripka Syaffana yang isinya Syafira bersedia jadi perias pengantinnya dengan syarat ia tak boleh menyentuh Syafira didaerah berbahaya! Maksudnya dilarang menyentuh selain tangan!

" Oke! Berapa harga untuk surat ini Lin? " tanya seseorang dari seberang telfon.

" Satu kali makan malam gratis dipesta Syaffana! " Ucap Lin enteng.

" Busyet! itu sih dah jelas gratis Butet!

Dasar pelit satu klas sama Syafira! " Gerutu seseorang dari sebrang telfon.

" Kayak suara duda mu? " tanyaku curiga.

" Kalau iya kenapa? Kamu ngak cemburu kan? " Ejeknya.

" Cemburu sih mana! cuma aku ngak mau

gara- gara ketik selembar suratku kau terjebak lagi dengan pria yang sudah nyakitin kamu dan ninggalin anak- anakmu Lin! Ia juga sudah punya istri, jangan sampe kau yang pertama jadi

yang kedua pula. " Ucapku khawatir.

" Jangan pusingin aku...Biar kumanfaatkan lelaki itu selagi bisa, lagian ia sudah bercerai dipengadilan dengan wanita yang sudah merebutnya dariku itu. Biar kulihat sejauh mana ia sekarang berubah! " katanya kemudian.

" Jadi ia menduda lagi ceritanya? terserahmu deh! yang penting jaga diri didekatnya, jangan sampai habis geli karna gelitikan, yang ngandung ntar kamu juga, ngak bisa pria itu yang gantiin buncitmu! " Sindirku lumayan keras.

" Iya...iya....Sekalipun kau kemayu dan Syaffana merasa jantan , ntar kalau di coblos yang ngandung tentu ia juga! " balasnya yang membuat kami berdua akhirnya melongo, sadar Lilian sudah sembarang ngomong.

" Lin! Kan calon bini orang? kapan bisa nyoblos? jangan bilang kamu suruh aku berakhir dipenjara ya! "

" Iya....ya...aku yang linglung....He...He...Efek nelfon mantan kali...He...He ..

Ketika aku ingin membuka mulut, ia menutup bibirku dengan jemarinya.

Udah diam! Serahkan padaku. Aku akan pergi mengurus itu sekarang. Keluarkan motor terbarumu! " Titahnya kemudian.

Aku menurut saja. Mengeluarkan Beat baru dari garasi mobil. Lalu mengambil kunci dan menyerahkan padanya.

" Raka sayang....Yuk...kita tinggalkan om Syafir disini! " teriaknya memanggil Rafka.

" Ini motor metik barumu sudah dipasang langsung kursi bonceng anaknya ya Fir? Jangan - jangan ni motor kamu beli khusus buat janda cantik beranak dua ini!

He...He..."

" Enak aja! Jangan geer kamu! itu kupasang untuk jalan- jalan sama calon anakku ntar kalau dah ada. Cuma nasip kamu saja yang mujur, bisa meraningkannya.

" Dah sana, jalan hati- hati! Ingat! itu motor baru!!! " ujarku tak kalah narsis.

Leok....Linlin menjulurkan lidahnya, lalu menghidupkan starter dan berlalu dari hadapanku.

Gimana? udah ada yang baca?

Tinggalkan tanda ya yang...

Like, Komen, Fote, berbin, hadiahin juga, kalau ada kopiin boleh...He....he...

Soalnya bakal melek nih, dandanin pengantin.

Jangan lupa tekan Love untuk mendapatkan notifikasi kelenjutan cerita ini.

Makasih untuk yang kasih tanda...

Dukungan pembaca, Tondinya ( semangatnya ) penulis.

Episodes
1 Mengenal diri
2 Hari Keberuntunganku.
3 Rencana Pesta yang Mendebarkan.
4 Gadis Itu?
5 Syaffana.
6 Malam Pernikahan
7 Malam Pernikahan 2
8 Flash Back On
9 Jeritan hati Elang.
10 Lafas Yang Sulit.
11 Pagi- pagi ke Kuburan?
12 Wedding Party Boss Wedding
13 Menggemaskan dan Menggeramkan.
14 Ya Tuhan
15 Alah Mak...
16 Lebih beresiko bagi seorang Wanita Cantik.
17 Benar- benar meleset!
18 Kekasih Cadangan.
19 Tidak Mudah.
20 Pendekatan Misi.
21 Lupa
22 Guru Cinta?
23 Menapak Ngak?
24 Semua di Caloin?
25 Hari Sudah Senja!
26 Gelisah.
27 Ingin Menginap
28 Terjebak 3 Ahmad
29 Apa bedanya?
30 Panggilan Amin.
31 Kenapa dia Melupakanku?
32 Demam Malarin.
33 Geram
34 Pantang pertama jadi Cinta!
35 Menghabiskan Waktu Semalaman.
36 Tepuk Jidat Lagi
37 Kasar dan Halus
38 Kejutan dalam Sehari.
39 Gawat!
40 Kabar Baiknya.
41 Cemas.
42 Mabuk Lagi
43 Ka-kamu masih?
44 Berbakti dan Berjaya.
45 Rahasia
46 Yes!!!
47 Tidak Jadi!
48 Jangan Sedih
49 Pasangan sekarang memang aneh- aneh.
50 Kemudahan.
51 Seru jadi pemenang.
52 Tamu istimewa Sahur kita.
53 Dalam diam.
54 Saatnya Bangun
55 Mereka Sudah Datang.
56 Ayah Siaga.
57 Semangat!!!
58 Usaha Keras Dulu.
59 Hah!!!
60 Tak Mungkin Melihat Mama.
61 Selamat Jalan Mama.
62 Aku Minta Anak.
63 Kejutan.
64 Malam paling Bahagia.
65 Salah Tempat Cari Mangsa.
66 Tidak Berani Lagi.
67 Syukuran
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Mengenal diri
2
Hari Keberuntunganku.
3
Rencana Pesta yang Mendebarkan.
4
Gadis Itu?
5
Syaffana.
6
Malam Pernikahan
7
Malam Pernikahan 2
8
Flash Back On
9
Jeritan hati Elang.
10
Lafas Yang Sulit.
11
Pagi- pagi ke Kuburan?
12
Wedding Party Boss Wedding
13
Menggemaskan dan Menggeramkan.
14
Ya Tuhan
15
Alah Mak...
16
Lebih beresiko bagi seorang Wanita Cantik.
17
Benar- benar meleset!
18
Kekasih Cadangan.
19
Tidak Mudah.
20
Pendekatan Misi.
21
Lupa
22
Guru Cinta?
23
Menapak Ngak?
24
Semua di Caloin?
25
Hari Sudah Senja!
26
Gelisah.
27
Ingin Menginap
28
Terjebak 3 Ahmad
29
Apa bedanya?
30
Panggilan Amin.
31
Kenapa dia Melupakanku?
32
Demam Malarin.
33
Geram
34
Pantang pertama jadi Cinta!
35
Menghabiskan Waktu Semalaman.
36
Tepuk Jidat Lagi
37
Kasar dan Halus
38
Kejutan dalam Sehari.
39
Gawat!
40
Kabar Baiknya.
41
Cemas.
42
Mabuk Lagi
43
Ka-kamu masih?
44
Berbakti dan Berjaya.
45
Rahasia
46
Yes!!!
47
Tidak Jadi!
48
Jangan Sedih
49
Pasangan sekarang memang aneh- aneh.
50
Kemudahan.
51
Seru jadi pemenang.
52
Tamu istimewa Sahur kita.
53
Dalam diam.
54
Saatnya Bangun
55
Mereka Sudah Datang.
56
Ayah Siaga.
57
Semangat!!!
58
Usaha Keras Dulu.
59
Hah!!!
60
Tak Mungkin Melihat Mama.
61
Selamat Jalan Mama.
62
Aku Minta Anak.
63
Kejutan.
64
Malam paling Bahagia.
65
Salah Tempat Cari Mangsa.
66
Tidak Berani Lagi.
67
Syukuran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!