" Tanda tangan surat ini! kalau tetap mau
Syafira yang dandani kamu. Kalau kamu ngak mau tanda tangan, berati Fitri asisten terbaiknya yang bakal dandanin kamu! " Ujar Lilian menyerahkan sebuah Map pada Syaffana.
" Gilak apa? Kok pake surat segala. Emang ini surat apaan? " sanggah gadis itu bingung.
Tapi ia tetap membuka map coklat yang berisi surat perjanjian itu. Ia kembali menaikkan alisnya.
" Sombong kali ya Bos kalian itu! Pake surat beginian segala. Emang aku sudah tak sengaja menyentuhnya waktu kerumahnya, tapi ngak perlu sampe gini kali! Kayak berlian koh i noor ( berlian termahal di dunia ) aja dia... " Gerutu Syaffana.
" Mau Fitri atau Fira? Kalau mau Fira ngak usah banyak protes! Sekarang zamannya apa- apa harus dengan surat. Bukankah Anda seorang polisi? tidakkah anda tahu sekarang zamannya apa- apa
harus ada suratnya, termasuk dijalan saja
diberhentikan kalau lupa bawa surat Vaksin, sama ini itu! Emang kami tidak boleh mengajukan syarat pake surat juga? Walaupun kami bukan polisi dan dinas kesehatan ? " tantang Linlin.
" Ya deh....aku tanda tangan! Ribet amat sih bos Lho! aku sumpahin ia dapat istri galak! " Geram Syaffana setelah menandatangani surat itu.
" Gua sumpahin kamu dapat suami banci!
" Balas Linlin tak mau kalah. Kemudian menutup mulutnya yang lancang, takut dicekik sama Syaffana, iapun berjalan mundur membawa mapnya dari kamar Syaffana.
" Ih...Bos sama asisten sama aja! Bawel!
Stop! " Ujar Syaffana yang membuat jantung Linlin mau copot.
" Jangan takut...aku ngak marah kok...Lagian sumpahmu takkan berlaku, esok malam aku akan segera menikah dengan Elang Cahya Ahmad, pria terjantan dan tergagah didunia. " Ucapnya narsis.
" Emang dah dicoba? tanya Linlin keceplosan lagi, dan lagi ia menutup mulutnya.
" Kamu lucu Nona Cabi! He...he...Emang
rambutan Ama duku? dicicip dulu setengah kilo, baru beli satu kilo? Penjual rugi pembeli dosa! Ngak kali! " ujarnya tegas sembari mencubit pipi Cabi Lilian.
" Jadi belum Coba? Berarti belum tentu jantan! Sapa tahu lebih tajam pedangnya Syafira! " Tantang Lin mulai berani.
" He...He...Emang Iya? Aku juga merasa, waktu salah pegang. Itulah sebabnya ia sampai bikin surat beginian, aku keterlaluan juga waktu ngerayunya. " Kenang Syaffana.
" Cepat juga nih cewek nyadar diri! Gayanya aja yang sok tegas, mentang- mentang polwan!. " batin Linlin.
" Apa yang kamu fikirkan tentang saya? " tegur Syaffana sembari menyentil kening Linlin.
" Eh...Ng...Siapa tadi nama calon istri mu...eh...maaf
calon suamimu? " tanya Lin belepotan mengatasi kegugupannya.
" Elang Cahya Ahmad S. IP. Emang ngak baca undangan ku?
" Maaf...maklum...Mak- Mak...Undangannya terbuang sama anak sebelum sempat dibaca. " jujur Linlin.
Mata indah itu melotot, lalu kemudian menyipit lagi. " tak apa...namanya juga anak kecil. Oh ya? bukankah yang ngurus foto dan cetak undangan kalian juga, kok ngak ingat juga nama pengantinnya. " tanyanya dengan ekspresi nano- nano.
" Kalau itu bukan aku yang kelola, Itu dikelola sama Reymon! " jawab Lin gamblang.
" Baiklah...kau boleh pergi...Pulang dan mandi sana! Lihatlah kau keringatan. Oh ya, mana anakmu? " ujarnya.
" Dititip sama ayahnya! " Jawab Lin sebelum berlalu.
" Punya ayah kiranya...Kufikir ngak ada. " gumamnya, tapi masih terdengar dikuping kecil Lin.
" Anak manusia kok Fana! Bukan anak Bambu! " Geram Linlin lalu beranjak dari tempat itu.
" Dasar orang berseragam! Sok tahu sok pandai dan merasa tak pernah salah, suka merendahkan rakyat jelata! Emang dikira aku Siti Markuning, punya anak ngak ada ayah. Dasar mulut kurang asam! Kusumpahin kau nikah sama banci! " Rutuk Linlin sepanjang jalan.
Sedang Syaffana menghempaskan diri dikasur pengantinnya.
" Ya Tuhan...Bang Elang kok susah sekali dihubungi dari pagi ya? Padahal kemarin habis dari KUA sebelum balik kekota S Ia mesra- mesra aja. Kok sampai dikota S ngak ada berita. Udah jelas Pamali dah mau nikah masih pergi- pergi, Eh itu pak wali kota sama Bupati kok minta ia kesana ya padahal ia sudah cuti. Bingung aku...Mudah- mudahan semuanya baik- baik saja. Dan besok pagi bang Elang dah sampai lagi disini. " Batin Syaffana.
" Assalamuaikum... Kami dari WO mau permisi hias kamar ini nona! Apa boleh masuk? tanya seseorang didepan pintu, membuyarkan lamunan Syaffana.
" Eh....boleh...Silahkan masuk! Ucap Syaffana buru- buru duduk. Kemudian heboh suara Cica bermunculan dari luar.
" Ya ampun...Cantiknya Calon pengantin...Jadi Iri Kika...He...He
..Komen para banci itu.
" Udah jangan ribut! ntar ayahnya marah. Pak Ustadz Islah Lo. Nanti kalian disuruh keluar, aku aja yang kerja mana sanggup." Ucap seorang gadis yang tadinya mengucap salam.
Fana tersenyum " Iya ...jangan ribut kali ya...Ayahkan ngak suka sama orang seperti kalian. Bukan maksud nyinggung, benar kata nona sopan ini. " Ucap Syaffana.
" Namaku Fitri! Panggil saja Ipit, Upit juga tak apa." ujar Fitri seraya mengulurkan tangannya.
" Saya Syaffana. " Ucapnya pendek menjabat tangan Upit.
" Sudah tahu! Bripka Syaffana yang cantik membahana, bikin iri para Cica sejagat raya! " Seru para Cica itu lagi.
" Hust!!! Ingat apa pesannya tadi? " pelotot Fitri.
" Ya bos...Ampun..." ucap Jani lirih.
" Fit...Emang Bos kalian pelit ya? atau sombong? " tanya Syaffana tiba- tiba membuat Fitri mengernyitkan dahinya.
" Ngak kok...Ia baik...Cantik, suka bantu sesama. Hanya...." Timpal Jani menggantung ucapannya.
" Hanya apa? " kejar Syaffana.
" Hanya katanya pengen taubat, mau cari calon istri! " Ujar Fitri.
" Ya itu dik Fana! makanya ia udah pensiun jadi juru rias. Ia sekarang paling datang kepesta buat mantau sama cari makanan gratis, terus cari cewek juga kalau ada. Tapi itu tu...Sampai sekarang Ngak ada cewek yang percaya kalau ia itu serius mau jadi cowok, Secara ia pakai pakaian pria lengkap- lengkip, jalan dibaik- baikin tetap saja cantik auranya." Jelas Jani.
" Syaffana manggut- manggut. " Aku ngantuk...Bobok dulu ya...pusing ni pala. " Ucap Syaffana sembari mengambil boneka beruangnya untuk dijadikan bantal, karna tempat tidurnya bakal dirias, ia terpaksa bergolek disudut lemari.
" Nanti kalau butuh apa- apa bangunin aku ya..." Ucapnya lirih. Kemudian memejamkan mata.
" Kasihan Bripka cantik itu...kalau Ibunya masih hidup, pasti ia tidak akan memilih jadi polisi yang tugasnya berat sekali. Ia memilih jadi polisi agar jauh dari sang Ayah, takut mengundang Fitnah, ibunya meninggal pas ia tamat SMA, karna kecelakaan. Untuk membuang sedih ia iseng mengikuti tes pertama jadi Polwan.
Karna nilainya bagus, badan oke, trus bisa menjalani semua rangkaian tes berat itu, akhirnya ia pendidikan diCiputat selama tujuh bulan , kemudian ditugaskan kepolsek LB . lalu pindah Polsek S4, Jadi deh ia polwan paling cantik sekabupaten kita. " Terang Andi yang dipanggil Andin.
" Kok Hafal bangat semua tentangnya? " tanya Fitri.
" Ya hafallah...Orang kami saudari sepupu. Tapi kami jarang bersama, ayahnya melarang bergaul denganku, karna aku seperti ini, jadi ia tak kenal aku. Ibu kami beradik kakak." Jelas Andi.
" OOO......Pantas kau tahu semua, orang sedekat itu kekerabatannya. " Ujar Fitri manggut- manggut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Sama Lia
semangat... lanjut...
sukses untukmu author....
2022-01-03
2
Dina Mustica Jaya
lanjut
2022-01-03
4