"Mencintai tanpa harus memaksa itu harapanku untukmu, bersabarlah! rasaku tidak akan membohongi semuanya."
*** Mita Adelia ***
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri lihatin kakak?" tanya Mita merasa ada yang aneh dengan adiknya.
"He, he, ngak ada kok, senyum itu shdaqah kan," balas Anja masih di depan pintu kamar Mita.
"Ya udah, kenapa masih berdiri di sana? sini temenin kakak," sambung Mita mulai memperbaiki posisi duduknya, dan menghadap ke arah Anja yang masih enggan bergerak dari tempatnya.
Anja menggaruk rambutnya yang tidak gatal, karena pelayan tersebut belum juga datang.
Sedangkan Mita mulai merasakan hal yang aneh dengan kelakuan adiknya.
"Ini dia, akhirnya datang juga, cepat masuk!" perintah Anja kepada para pelayan yang akan mendandani Mita saat ini.
Mita mengerutkan keningnya, mendengar Anja memerintah seorang pelayan masuk ke kamarnya.
"Eh, siapa kalian? tanya Mita terkejut dengan aksi spontan ketiga pelayan tersebut yang mulai melakukan tugasnya masing-masing.
"Anja Adelia! mereka siapa?"
"Pelayan kak!"
"Kakak tau, kenapa mereka ada di sini?" tanya Mita membiarkan ketiga pelayan tersebut melakukan tugasnya.
"Kak Andra yang nyuruh," balas Anja memainkan jarinya dengan mengigit ujung bibirnya, takut kakaknya akan memarahinya.
"Aku bisa sendiri," cetus Mita memakai kembali bajunya yang sudah kendor akibat ulah pelayan tersebut.
"Ini perintah tuan muda, kami hanya ingin membantu nyonya."
Pelayan yang ke dua sibuk mempersiapkan segala pakaian di lemari, mencocokkannya dengan melihat wajah Mita terus menerus.
"Iya aku mengerti, aku bisa sendiri kalian tidak perlu memaksaku, cukup membantuku sedikit.
"Kak! Anja nunggu di luar ya? Anja tutup nih pintu kamarnya, biar ngak ada yang ganggu, bye bye kak Mit muach!" ucap Anja lalu pergi.
"Anja! tega banget tuh anak, ninggalin kakaknya sendirian menghadapi para pelayan yang kayak robot ini."
"Silahkan masuk nyonya muda!" ucap pelayan yang ketiga membuka pintu pintu kamar mandi yang telah siap dengan aroma bunga mawar di dalamnya.
Mita menuruti perkataan pelayan tersebut, tidak ingin menambah masalah dengan kemarahan Andra.
"Kalian bisa menungguku di luar!" perintah Mita yang sudah siap berendam.
Kedua pelayan tersebut saling pandang, tidak ingin bergerak sedikitpun, namun langsung memandikan Mita, tanpa ada kata 123.
Beberapa menit kemudian.....
"Nyonya muda sungguh anggun nan cantik, seperti putri di dunia dongeng," puji pelayan ketiga yang mendandani Mita.
"Mita mulai berdiri dan memandang ke arah cermin, betapa terkejut dirinya melihat perubahan dari semuanya setelah di dandani.
"Terima kasih!" ucap Mita tersenyum.
"Sama-sama nyonya muda," ucap ketiga pelayan tersebut menunduk sopan.
"Saya boleh bertanya kepada kalian? ucap Mita berbalik arah meninggalkan cermin.
"Ini ada acara apa? mengapa saya tidak mengetahuinya?" tanya Mita kepada ketiga pelayan tersebut yang masih diam membisu.
*****
Di lain tempat Andra sudah siap dengan balutan jas hitam, duduk santai di depan taman.
"Suruh istriku kemari!" perintah Andra santai.
"Baik tuan muda," balas Dimas mulai melangkah pergi.
Beberapa menit kemudian...
Andra tersenyum tipis melihat kedatangan bidadari cantik, di hadapnnya saat ini.
"Silahkan duduk istriku!"
"Terima kasih suamiku," itulah kata-kata yang di ajarkan Dimas beberapa menit sebelumnya.
"Ini semua, kamu yang menyiapkannya?" tanya Mita memegang tangan Andra.
Andra mengasih kode kepada anak buahnya untuk pergi meninggalkan mereka berdua di sana.
"Iya sayang, dengan bantuan adikmu juga," balas Andra membalas mengelus tangan Mita kembali.
"Maksud kamu Anja?" tanya Mita heran, di lain sisi pemusik yang di siapkan Andra berdatangan dan mulai menghibur mereka.
"Iya sayangku, cintaku, kekasih hatiku," sambung Andra tersenyum.
Para Chef terkenal berdatangan, menyiapkan hidangan makanan mereka.
"Wah, ini kan waktunya matahari tenggelam, aku suka dengan Sunset," ucap Mita mulai memandang ke arah langit lepas mendengar burung-burung berterbangan, seakan ikut ke dalam alunan musik yang terdengar indah saat ini.
Andra mendekat ke arah Mita, lalu mencium pucuk rambut Mita yang masih menutup mata, merasakan pemandangan Sunset.
"Sayang suka?" tanya Andra mulai memotong seafoot dan menyuapi ke arah bibir munggil Mita.
"Suka sayang," balas Mita mulai mengunyah makanan tersebut.
"Aku sangat menyayangimu Mita Adelia!" lirih Andra memegang tangan Mita dan mengajaknya untuk berdansa.
"Ak_aku tidak bisa berdansa sayang."
"Stt, aku yang akan mengajarimu," balas Andra mulai memegang pinggang ramping Mita, dan mulai menggerakkan kakinya perlahan, tidak lupa menempelkan wajahnya di wajah cantik Mita.
Mita tersenyum melihat tingkah laku Andra yang sangat romantis, sejak kapan Andra seromantis ini.
"Apakah kamu bahagia sayang?" tanya Andra menelusuri wajah Mita dengan hembusan nafasnya.
Mita mengangguk, merasakan hangat hembusan nafas itu, semakin dekat dengan wajahnya.
"Hem, aku mencintamu."
Andra memiringkan wajahnya, dan mulai berusaha menggapai bibir munggil Mita.
"Nikmati sayang! aku tidak akan menyakitimu," lirih Andra semakin erat memegang pinggang Mita dan mendalamkan ciumannya.
"Hem."
Andra melepaskan ciuman panasnya, lalu mencium kening, kedua pipi Mita secara bergantian.
"Maafkan aku sayang! aku telah memaksamu menikah denganku," ucap Andra lalu memeluk Mita.
Kenapa Andra begitu terpukul mengatakan semua itu? apakah ia merasa bersalah, dulu memaksaku menandatangani surat perjanjian itu.
"Tidak sayang! kaulah takdirku, selama ini aku tidak pernah menyesal menikah denganmu" balas Mita tidak ingin membuat Andra terluka.
Andra melonggarkan pelukannya, lalu memegang kedua tangan Mita.
"Aku janji Mit, aku tidak akan menyakitimu, aku akan berusaha berubah untuk masa depan kita dan anak-anak kita kelak, yang akan mengiasi hidup kita," lirih Andra mengelus perut rata Mita di balik dress hitam setengah lutut yang ia kenakan saat ini.
Apa? anak, mungkin sudah saatnya Andra merasakannya, aku akan mengatakannya.
Andra kembali memapah Mita untuk duduk, dan menyuapi makanan untuknya.
"Sayang!"
"Iya," balas Mita tersenyum.
"Apa kamu ingin mempunyai anak?"
"Iya, aku juga mengiginkannya."
Andra akan membuat Mita secepatnya hamil, karena dengan cara itu Mita tidak akan berani kabur dari rumahnya.
"Coba di lihat sayang! aku sudah memesan beberapa hotel untuk kita," ucap Andra membuka brosur semua hotel di luar negeri.
"Aku tidak ingin pergi ke sana!" ucap Mita spontan.
"Apa kamu tidak menyukainya? sayang mau yang mana? apakah ini jelek?" ucap Andra mulai resah dengan Mita yang tidak ingin melihatnya.
"Aku tidak ingin semuanya."
"Kenapa sayang?"
"Aku ingin kita berlibur di Indonesia, bukan di luar negeri."
Andra mulai bingung dengan perkataan istrinya, apa Mita tidak ingin kemana-mana, dan memilih liburan di rumah, itulah pemikiran Andra saat ini.
"Kita liburan ke Lombok, kan lebih bagus pemandangannya, percuma! liburan ke luar negeri ngabisin duit, memperkaya negara lain, mending liburan di dalam negeri ajha sayang, masih lebih bagusan juga."
"Mau ya?" tanya Mita tersenyum menggoda.
"Tapi?"
"Kalau ngak ke Lombok, aku ngak mau pergi liburan," ancam Mita cemberut.
"Iya deh, apapun maunya sayang, akan aku kabulkan, persiapkan dirimu dari sekarang, karena kita akan pergi seminggu yang akan datang."
"Terima kasih sayangku."
"Iya sama-sama sayang," mencium punggung tangan Mita lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Rokiyah Yulianti
nah mulai tenang neh alurnya, horornya jgn di munculin dulu thor hehe
2021-03-13
1
Riry Setya
nah mulai bahagia...horornya ilang...hhheee
2020-09-02
1
Bunda Nya Elma
nah aku suka ini
2020-07-26
1